Anda di halaman 1dari 4

1. A.

Secara umum, wujud partisipasi politik masyarakat yang bersifat positif adalah turut aktif
dalam pemilu, baik di tingkat daerah/lokal maupun nasional. Pemilu di tingkat daerah/lokal
dapat diwujudkan melalui pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada). Adapun pemilu di
tingkat nasional dapat diwujudkan melalui pemilihan kepala dan wakil kepala negara (presiden
dan wakil presiden). Sejalan dengan pemaparan di atas, menurut Prof. Dr. Miriam Budiardjo
(1998: 183), bahwa partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik.
Partisipasi politik mencakup semua kegiatan suka rela seseorang untuk turut serta
dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tidak
langsung dalam pembentukan kebijaksanaan umum.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam partisipasi politik antara lain sebagai berikut:
a. Ikut memilih wakil rakyat melalui pemilihan umum, seperti hal-hal berikut:
1) Mengajukan beberapa alternatif calon pemimpin.
2) Mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu.
3) Mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan kebijakan umum.
4) Mengajukan tuntutan-tuntutan kepada penguasa pusat maupun daerah.
5) Melaksanakan keputusan-keputusan pemerintah yang telah ditetapkan.
6) Membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

b. Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekan (pressure group), maupun
kelompok kepentingan tertentu.
c. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, DPR, presiden, atau menteri.
d. Mengadakan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat.
e. Berkampanye atau menghadiri kelompok diskusi.

B. mobilisasi politik ialah merupakan sebuah cara untuk merekrut individu atau kelompok agar
supaya bisa ikut berpartisipasi dalam proses politik, salah satu langkah memobilisasi politik
dilakukan melalui partai politik yang mana merupakan salah satu wadah yang dibangun oleh
masyarakat untuk kemajuan dalam berbangsa dan bernegara dalam sistem demokratis.
Sedangkan, partisipasi politik yaitu yang berkaitan dengan keikutsertaan dan memberikan
sumbangan baik berupa gagasan maupun tenaga dalam proses politik hal ini tidak lepas dari
individu atau pun berkelompok dalam proses politik.
Perlu diketahui, partisipasi politik sangat berpengaruh positive terhadap negara maju seperti
Amerika namun sulit untuk negara berkembang seperti negara Indonesia.
2. A. pendekatan struktural-fungsional ternyata belum cukup lengkap dalam menjelaskan
fenomena perubahan politik yang ada. Faktor budaya politik (political culture) sebagai bagian
penting dari sistem politik yang sangat berkaitan erat dengan sejarah perjalanan suatu bangsa.
Terpisah dari siapa yang memaknai dan mendominasi bahasa sejarah, tetap nilai-nilai historis
akan berperan penting sebagai pertanda lahirnya suatu peradaban ataupun budaya masyarakat
tertentu. Oleh karena itu penggabungan antara pendekatan analisa sistem, pendekatan
struktural-fungsional dengan sejarah akan melengkapi pemahaman kita akan sistem politik
Indonesia yang sedang dipelajari. Sehingga struktur dan fungsi terkandung dalam sistem politik
sekarang: partai politik; kelompok kepentingan; lembaga eksekutif, lembaga legislatif; jajaran
birokrasi; dan lembaga pengadilan dapat kita prediksi kecenderungannya di masa mendatang.

3. A. Kepala Negara adalah jabatan yang dilaksanakan secara individu maupun kolektif, namun
tetap memiliki peranan sebagai ketua atau pemimpin tertinggi dari sebuah Negara. Negara yang
dimaksud adalah Negara Republik, Negara Monarki, Negara Federasi, Negara Persekutuan, serta
bentuk-bentuk negara lainnya. Tanggung jawab Kepala Negara antara lain yaitu memiliki hak
politis yang ditetapkan sesuai dengan konstitusi sebuah Negara. Oleh sebab itu, Kepala Negara
dapat dibedakan berdasarkan konstitusi yang berbeda-beda di tiap-tiap Negara tertentu di
seluruh duniaKepala Pemerintahan adalah pemimpin kabinet atau pemerintah, yang mana
harus memastikan berjalannya suatu pemerintahan suatu Negara. Di dalam sistem Presidensiil
maupun Monarki, Kepala Pemerintahan biasanya juga menjabat sebagai Kepala Negara yang
disebut sebagai Presiden atau Raja. Dalam sistem Parlementer, yang menjabat sebagai Kepala
Pemerintahan adalah Perdana Menteri. Dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Pemerintahan,
Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam kabinet untuk melakukan tugas pemerintahan
serta memegang tampu kekuasaan legislative.

B. KEPALA NEGARA
 UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
 UUD 1945 Pasal 13 ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul.
 UUD 1945 Pasal 13 ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
 UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
 UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
 UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
 UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
 UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
 UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
 UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3: Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak

KEPALA PEMERINTAHAN

 UUD 1945 Pasal 4 ayat 1: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.
 UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya.
 UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
 UUD 1945 Pasal 18B Ayat 1: Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
 UUD 1945 Pasal 18B Ayat 2: Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
 UUD 1945 Pasal 20 Ayat 4: Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
 UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2: Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
 UUD 1945 Pasal 23F Ayat 1: Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
 UUD 1945 Pasal 24A Ayat 3: Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden
 UUD 1945 Pasal 24B Ayat 3: Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
 UUD 1945 Pasal 24C Ayat 3: Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
 UUD 1945 Pasal 28I Ayat 4: Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
 UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya
 UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
 UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

4. A. Lembaga Legislatif di Indonesia ini meliputi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR merupakan
lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal
dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR
berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi
dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.

Fungsi Lembaga DPR


Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif mempunyai fungsi berikut ini :
 Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang.
 Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
 Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai