DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Nurafiffuddin (E1E015082)
2. Rizalul Muttaqin (E1E015096)
3. Siti Hafsah Intan Sari (E1E015101)
4. Widia Asmawati (E1E015112)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas curahan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perangkat Mengajar Efektif” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Kami menyadari bahaw makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan guna perbaikan pada
masa mendatang. Kami mengharapakan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
atau pihak lain yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep Psikologi Pendidikan?
2. Apa latar belakang Psikologi Pendidikan?
3. Apa tujuan Psikologi Pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan mengajar efektif?
5. Apa saja karakteristik mengajar secara efektif?
6. Apa tujuan mengajar secara efektif?
7. Apa saja penelitian dalam Psikologi Pendidikan?
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Semakin anda menjadi guru yang lebih baik, semakin pekerjaan akan
anda lebih berharga. Dan lebih banyak rasa hormat dan keberhasilan yang
anda capai dimata siswa anda, semakin baik anda akan merasa tentang
komitmen anda untuk mengajar. Dengan merenungkan hal tersebut,
berhenti sejenak dan bayangkan mantan guru anda sendiri. Beberapa guru
anda kemungkinan yang luar biasa dan meningglkan anda dengan
bayangan yang positif. Dalam sebuah survey nasional hamper seribu siswa
13 hingga 17 tahun siswa menuliskan daftar karakter guru yang paling
penting adalah : memiliki rasa humor yang baik, membuat kelas yang
menarik, dan memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran (NAASP,
1997). Karakteristik guru dianggap buruk oleh siswa sekolah menengah
adalah : yang membuat kelas membosankan, tidak menjelaskan hal – hal
yang jelas, dan menunjukkan pilih kasih siswa.
1. Pentingnya Penelitian
Terkadang, dikatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.
Pengalaman guru sendiri dan pengalaman para guru lainnya,
administrator, dan para ahli yang dibagikan akan membuat guru menjadi
guru yang lebih baik. Namun, dengan diberikan informasi yang valid
mengenai cara terbaik untuk mengajar anak-anak, penelitian juga dapat
membuat guru menjadi guru yang lebih baik (McMillan & Schumacher,
2010).
Ada beberapa alasan mengapa penelitian pendidikan dianggap
penting, yaitu :
a. Pendidik akhirnya dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah
pendidikan secara kontinu dan dapat membuat keputusan secara
professional.
b. Kelompok pembuat kebijakan di luar lembaga pendidikan, seperti
lembaga legislatif telah mengamanatkan perangkat perundang-
undangan untuk melakukan perubahan sistem pendidikan sebagai
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Ulasan tentang hasil penelitian pendidikan tentu akan banyak
memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan di masa depan.
2. Metode Penelitian
Mengumpulkan informasi (atau data) merupakan aspek penelitian
yang penting. Ketika peneliti psikologi pendidikan ingin mengetahui,
misalnya, apakah bermain video permainan terus-menerus akan
mengurangi belajar siswa, makan sarapan bergizi meningkatkan
kewaspadaan di kelas, atau waktu istirahat lebih banyak menurunkan
absensi, terdapat banyak pilihan metode untuk mengumpulkan informasi
penelitian (Clark Plano & Creswell, 2010).
Tiga metode dasar yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
dalam psikologi pendidikan adalah deskriptif, korelasional, dan
eksperimental.
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan mengamati dan merekam perilaku.
Sebagai contoh, seorang psikolog pendidikan dapat mengamati sejauh
mana anak-anak yang agresif dalam kelas atau wawancara guru
mengenai sikap mereka terhadap jenis strategi pengajaran tertentu.
Dengan sendirinya, penelitian deskriptif tidak dapat membuktikan apa
yang menyebabkan fenomena tertentu, tetapi dapat mengungkapkan
informasi penting tentang perilaku dan sikap masyarakat (Stake, 2010).
1) Observasi
Kita melihat sepanjang waktu. Namun, menyaksikan secara
santai dua siswa berinteraksi tidak sama dengan jenis observasi yang
digunakan dalam penelitian ilmiah. Pengamatan ilmiah sangat
sistematis. Anda butuh tahu apa yang Anda cari, melakukan
pengamatan Anda secara efektif (Langston, 2011; McBurney &
White, 2010).
Cara yang umum untuk mendokumentasikan pengamatan
adalah dengan menuliskannya, menggunakan tulisan singkat atau
simbol. Selain itu, tape recorder, kamera video, lembar pengodean
khusus, cermin satu arah, dan komputer semakin sering digunakan
untuk membuat pengamatan yang lebih akurat, andal, juga efisien.
Observasi juga dapat dilakukan di laboratorium atau dalam
keadaan alamiah (Babbie, 2011). Laboratorium adalah keadaan di
mana pengaturan dikontrol dari mana banyak faktor dunia nyata
yang kompleks dihilangkan (Graziano & Raulin, 2010). Beberapa
psikolog pendidikan melakukan penelitian di laboratorium sering
membantu peneliti mendapatkan kontrol lebih dalam studi mereka,
kritik menyebutkan laboratorium bersifat artifisial.
Dalam pengamatan naturaistik, perilaku diamati di dunia
nyata. Psikolog pendidikan melakukan observasi naturalistik
terhadap anak-anak dalam ruang kelas, di museum, di taman
bermain, di rumah, di lingkungan, dan pengaturan lainnya.
Observasi naturalistik digunakan dalam satu studi yang berfokus
pada percakapan di anak-anak ketika mengunjungi ilmu museum
(Crowley & lain, 2001). Orang tua tiga kali lebih mungkin untuk
menjelaskan anak lakiilaki dibandingkan perempuan saat
mengunjungi museum ilmu pengetahuan (lihat Gambar 1.2).
Observasi partisipan terjadi ketika pengamat-peneliti terlibat
secara aktif sebagai peserta dalam kegiatan atau keadaan (McMillan
& Wergin, 2010). Pengamat partisipan sering berpartisipasi dalam
konteks dan mengamati beberapa saat, kemudian mencatat apa yang
ia lihat. Si pengamat biasanya mengamati dan menuliskan catatan
selama beberapa hari, mingguu, atau bula untuk mencari pola dalam
pengamatan. Misalnya, untuk mempelajari seorang siswa yang
berprestasi buruk di kelas tanpa alasan yang jelas, guru dapat
mengembangkan rencana untuk mengamati siswa dari waktu ke
waktu dan mencatat perilaku siswa dan apa yang terjadi di kelas pada
saat itu.
3) Tes Standar
Dalam tes standar, prosedur seragam digunakan untuk
administrasi dan memberi skor. Mereka menilai bakat atau
keterampilan siswa dalam area yang berbeda. Banyak tes standar
yang dapat membandingkan prestasi siswa dengan prestasi siswa
lain pada usia yang atau tingkat kelas sama, dalam banyak kasus
secara nasional (Drummond & Jones, 2010). Siswa mungkin
mengikuti sejumlah tes standar, termasuk tes yang menilai
kecerdasan, prestasi, kepribadian, minat karier, dan keterampilan
mereka lainnya (Bart & Peterson, 2008). Tes ini dapat memberikan
hasil terukur untuk studi penelitian, informasi yang membantu
psikologi dan pendidik membuat keputusan untuk siswa, dan
perbandingan prestasi siswa di sekolah, provinsi, dan negara.
Tes standar juga memainkan peran penting dalam isu
kontemporer psikologi pendidikan utama-akuntabilitas, yang
mengharus guru dan siswa bertanggung jawab atas prestasi siswa.
Seperti yang kita sebutkan sebelumnya, baik siswa dan pengajar
semakin sering diberikan tes standar dalam upaya akuntabilitas.
Undang-undang NCLB Pemerintah A.S. adalah pusat akuntabilitas;
pada tahun 2005 undang-undang ini mengamanatkan bahwa setiap
Negara bagian harus memberikan tes standar untuk siswa kelas 3
hingga 8 di mata pelajaran seni bahasa dan matematika dengan
penambahan pengujian untuk pencapaian ilmu sains pada tahun
2007.
4) Studi Kasus
Studi Kasus merupakan pengamatan mendalam pada seorang
individu. Studi kasus sering digunakan jika situasi yang unik dalam
kehidupan seseorang tidak dapat diduplikasi, baik untuk alas an
praktis atau etika. Sebagai contoh, bayangkan studi kasus Brandi
Binder (Nash, 1997). Ia menderita epilepsi parah, sehingga dokter
bedah harus mengangkat sisi kanan korteks serebral otaknya ketika
ia berusia 6 tahun. Brandi kehilangan hampir semua kendali atas otot
di sisi kiri tubuhkan, sisi yang dikendalikan oleh belahan kanan
otaknya. Namun pada usia 17, setelah terapi bertahun-tahun mulai
dari mengangkat kaki sampai matematika dan pelatihan musik,
Brandi adalah seorang siswa teratas. Menariknya, ia suka music dan
seni, yang 100 persen (misalnya, ia tidak dapat menggunakan lengan
kirinya), namun studi kasusnya menunjukkan bahwa jika ada cara
untuk mengompensasi, otak manusia akan menemukannya.
pemulihan yang luar biasa pada Brandi juga memberikan bukti untuk
melawan stereotip bahwa jika ada cara untuk mengompensasi, otak
manusia akan menemukannya. Pemulihan yang luar biasa pada
Brandi juga memberikan bukti untuk melawan stereotip bahwa
belajar (hemisfer) kiri otak semata-mata adalah sumber pemikiran
logis dan belahan kanan eksklusif sebagai sumber kreativitas. Otak
tidak hanya dibagi dalam hal fungsi, seperti yang digambarkan
dalam kasus Brandi.
Meskipun studi kasus memberikan penggambaran kehidupan
seseorang secara dramatis dan mendalam, kita perlu berhati-hati
dalam menafsirkan mereka (Leary, 2008). Subjek studi kasus
bersifat unik, dengan setelan genetik dan seperangkat pengalaman
yang tidak dimiliki orang lain. Untuk alasan ini, temuan tidak selalu
berguna untuk analisis statistik dan tidak mungkin digeneralisasi ke
orang lain.
5) Studi Etnografi
Studi etnografi terdiri atas deskripsi dan interpretasi mendalam
terhadap perilaku dalam etnis atas kelompok budaya yang mencakup
keterlibatan langsung dengan para peserta (Piano Clark &
Creswell, 2010). Jenis penelitian dapat mencakup pengamatan
dalam keadaan naturalistik dan juga wawancara Banyak studi
etnografi merupakan projek jangka panjang.
Studi etnografi bertujuan untuk menguji sejauh mana sekolah
memberlakukan reformasi pendidikan bagi siswa berbahasa
minoritas (Dinas Pendidikan A.S., 1998). Pengamatan mendalam
dan wawancara dilakukan di sejumlah sekolah untuk mengetahui
apakah mereka menetapkan standar yang tinggi dan restrukturisasi
pendidikan tersampaikan. Beberapa sekolah dipilih untuk evaluasi
intensif, termasuk Sekolah Dasar Las Palmas di San Clemente,
California. Studi ini menyimpulkan bahwa sekolah ini, setidaknya,
telah melakukan reformasi yang diperlukan untuk meningkatkan
pendidikan siswa berbahasa minoritas.
6) Grup Fokus
Dalam grup fokus orang diwawancarai secara berkelompok,
biasanya untuk mendapatkan informasi mengenai topik atau masalah
tertentu (Given, 2008). Kelompok-kelompok ini biasanya terdiri dari
lima sampai semblian orang di mana seorang fasilitator kelompok
mengajukan serangkaian pertanyaan terbuka. Kelompok fokus dapat
digunakan untuk menilai produk, layanan, atau program, seperti
situs sekolah baru dikembangkan atau manfaat program
ekstrakurikuler baru bagi siswa sekolah menengah.
c. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental membuat psikolog pendidikan dapat
menjawab penyebab perilaku. Psikolog pendidikan mencapai hal ini
dengan melakukan eksperimen, prosedur yang diatur secara hati-hati di
mana dilakukan manipulasi terhadap satu atau lebih faktor yang
diyakini memengaruhi perilaku yang dipelajari dan semua faktor lain
tetap konstan. Jika tingkah laku yang dipelajari berubah ketika faktor
dimanipulasi, kita dapat mengatakan bahwa faktro yang dimanipulasi
adalah penyebab perubahan perilaku. Efek adalah perilaku yang
berubah karena manipulasi, Penelitian eksperimental adalah satu-
satunya metode yang benar-benar dapat diandalkan untuk menetapkan
sebab dan akibat (Jackson, 2011). Karena tidak melibatkan manipulasi
faktor, maka penelitian korelasional bukan variabel diandalkan untuk
mengisolasi penyebab (Mitchell & Jolley, 2010).
Eksperimen melibatkan setidaknya satu variabel independen dan
satu variabel dependen. Variabel independen adalah faktor
eksperimental dan berpengaruh yang dimanipulasi. Kata independen
menunjukkan bahwa variabel ini dapat berubah secara independen dari
faktor-faktor lain. Misalnya, jumlah dan jenis tutor sebaya dapat
menjadi variabel independen.
Variabel dependen adalah faktor yang diukur dalam eksperimen.
Variabel ini dapat berubah jika variabel independen dimanipulasi. Kata
dependen digunakan karena nilai dari variabel ini tergantung pada apa
yang terjadi kepada partisipan di dalam eksperimen ketika variabel
independen dimanipulasi. Dalam kelompok tutor teman sebaya,
prestasi adalah variabel dependen. Hal ini mungkin dapat dinilai dengan
beberapa cara. Anggap saja pembelajaran ini diukur dari nilai tes
prestasi standar Negara.
Dalam percobaan, variabel independen terdiri atas pengalaman
berbeda yang diberikan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental
adalah penugasan acak, di mana peneliti memasukkan peserta untuk
kelompok eksperimen dan kontrol. Praktik ini mengurangi
kemungkinan bahwa hasil percobaan ini dikarenakan perbedaan yang
sudah ada sebelumnya antara kelompok (Stangor, 2011). Dalam
penelitian kita meaning totor sebaya, penugasan acak sangat
mengurangi kemungkinan perbedaan dua kelompok pada faktor-faktor,
seperti usia, status keluarga, prestasi awal, kecerdasan, kepribadian,
kesehatan, dan kewaspadaan.
Untuk merangkum studi ekperimental tutor rekan sebaya dan
prestasi siswa: (1) setiap siswa secara dimasukkan secara acak ke salah
satu dari dua kelompok, (2) satu kelompok (satu kelompok eksperimen)
diberikan tutor teman sebaya dan lainnya (kelompok kontrol) tidak, (3)
variabel independen terdiri atas pengalaman yang berbeda (ikut tutor
atau tidak) yang diterima kelompok eksperimen dan kontrol, dan (4)
setelah tutor sebaya selesai, para siswa diberi tes prestasi berstandar
nasional (variabel dependen).
b. Penelitian Tindakan
1) Pengertian Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan Merupakan penelitian yang digunakan untuk
memecahkan masalah kelas atau sekolah tertentu, meningkatkan
strategi pengajaran dan pendidikan lainnya, atau membuat keputusan di
tempat tertentu (Johnson, Mims-Cox, & Doyle-Nichols, 2010; Mills,
2011).
a. Penelitian Kuantitatif
1) Definisi Penelitian Kuantitatif
Kasiram (2008: 149) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif, mendifinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.
b. Penelitian Kualitatif
1) Definisi Penelitian Kualitatif
Moleong setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi
penelitian kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis
dari pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong
(2005: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. secara holistic, dan
dengan caradeskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Jhon Dewey merupakan tokoh utama dalam psikologi pendidikan terutama
dalam pembelajaran di kelas. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan
bahwa anak harus belajar aktif atau terlibat dalam pembelajaran, dimna
sebelumnya anak belajar secara pasif di kelas dengan datang, duduk dan diam
di kelas selama pembelajaran berlangasung. Oleh karena hal itu, jhon
mengemukakan pembelajaran atau mengajar aktif di kelas, untuk dapat
mencapai pembelajaran aktif, guru harus mengajar dengan efektif. Mengajar
efektif merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses
belajar.yang memungkin peserta didik terlibat dalam pembelajaran sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA