DAN PENANGANANNYA
Abstrak
Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% individu lebih dari 65 tahun.
Penderita gagal jantung sering mengalami hipersomnia di siang hari, tetapi kurang tidur atau sering terbangun dari tidur
di malam hari karena sesak. Gangguan tidur ini dapat berupa SDB (sleep disordered breathing), DMS (difficulties
maintaining sleep) dan EDS (excessive daytime sleepiness) lebih sering terjadi pada lansia dengan gagal jantung.
Literature review ini bertujuan untuk menemukan bukti-bukti (evidence) kualitas tidur pada pasien gagal jantung serta
penanganannya. Studi literatur dari beberapa jurnal yang bersumber dari medline, dengan kata kunci Sleep Quality dan
Heart Failure, sebanyak 5 jurnal dipilih untuk direview. Hasilnya adalah kekurangan tidur pada penderita gagal jantung
berdampak terhadap kualitas hidupnya, cenderung menderita depresi yang berdampak terhadap peningkatan kematian,
sudden cardiac death dan ventrikuler aritmia. Penanganan berupa terapi farmakologis dan non farmakologis. Implikasi
terhadap ilmu keperawatan dari masalah kualitas tidur pasien gagal jantung, diupayakan mengembangkan model terapi
regimen non farmakologi, dengan mempertimbangkan aspek psikososial dan spiritual.
Kata kunci : kualitas tidur, kualitas hidup, regimen terapi non farmakologis
Abstract
The prevalence of heart failure increases with age and affects 6-10% of individuals over 65 years. Patient with heart
failure often experience hypersomnia during the day, but lack of sleep or frequent walking from sleep at night because
of shortness of sleep . SDB (Sleep Disordered Breathing), DMS (Difficulties Maintaining Sleep) and EDS (Excessive
Daytime Sleepiness) is more common in the elderly with heart failure. Literature review aims to find evidence based the
quality of sleep in patients with heart failure and the treatment. Study of literature of several journals sourced from
MEDLINE, the keyword Sleep Quality and Heart Failure, as much as 5 journals selected for review. Lack of sleep in
patients with heart failure have an impact on quality of life, tend to suffer from depression which resulted in increased
mortality, sudden cardiac death and ventricular arrhythmia. The treatment included the form of pharmacological and
non-pharmacological therapies. Implications for nursing science of sleep quality problem of heart failure patients,
strived to develop models of non-pharmacological treatment regimens, taking into account the psychosocial and
spiritual aspects.
18
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 3 No. 1, Januari 2017: 18-24
Tabel 1.
Berbagai Hasil Penelitian tentang Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung
19
Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan Penanganannya (Inggriane Puspita Dewi)
failure. J Adv Nurs., aktivitas sehari-hari sistolik stabil. Penanganan yang efektif
66(8), 1730-1740. selama 3 hari di rumah, dari masalah tidur ini dapat
dan mengisi kuisioner menyebabkan peningkatan kualitas
Sleep Indeks Kualitas hidup
Pittsburgh .
3 Liu, Ju-Chi, Hung, 88 pasien dengan cross-sectional study Temuan dari studi ini menambah bukti
Hsiang-Lien, Shyu, penyakit jantung bahwa pada orang dengan gagal jantung
Yuh-Kae, . . . Pei- yang stabil yang stabil memiliki kualitas tidur yang
Shan. (2011 ). The buruk, dan mempengaruhi persepsi diri
impact of sleep serta kualitas hidup, khususnya domain
quality and daytime fisik dan psikologis.
sleepiness on global
quality of life in
community-dwelling
patients with heart
failure. Journal of
Cardiovascular
Nursing 26(2), 99-
105.
4 Herrscher, Akre, 115 pasien dengan dilakukan pengambilan BMI ≥ 30 kg / m2 dikaitkan dengan
Overland, Sandvik, & teknik konsekutif data di rumah pasien sedang sampai berat SDB (sleep
Westheim. (2014). meliputi data kebiasaan disordered breathing), sleep apnea
Clinical predictors of tidur di rumah, atau DMS (difficulties maintaining
sleep apnoea in heart karakteristik klinis, sleep ). Dengan demikian, BMI dapat
failure outpatients. sampel darah, kebiasaan digunakan sebagai salah satu kriteria
International Journal mengantuk di siang seleksi untuk rujukan pasien gagal
Of Clinical Practice, hari dan kualitas hidup jantung ke spesialis tidur.
68(6), 728-730. lainnya.
5 Suna, Mudge, Uji eksperimen n= Responden adalah 45% dari peserta melaporkan tidur yang
Stewart, Marquart, 54 pasien dengan sakit buruk (PSQI≥5). PSQI skor global
O'Rourke, & A;, S. gagal jantung, dipilih meningkat secara signifikan lebih pada
(2015). The effect of a secara acak dalam kelompok yang melakukan olahraga
supervised exercise waktu 12 minggu untuk daripada kelompok kontrol (-1.5 ± 3,7
training programme latihan olahraga atau vs 0,4 ± 3,8, p = 0,03). Peningkatan
on sleep quality in program yang sama kualitas tidur berkorelasi dengan
recently discharged dengan dua kali kapasitas latihan yang ditingkatkan dan
heart failure patients. seminggu secara mengurangi gejala depresi, tetapi tidak
European Journal Of terstruktur (n = 54). berpengaruh dengan perubahan indeks
Cardiovascular Olahraga terdiri dari massa tubuh atau denyut jantung.
Nursing, 14 (3), 198- dua sesi pelatihan Kesimpulan: waktu training selama 12
205 aerobik dan latihan minggu, dengan frekuensi latihan dua
resistensi diawasi satu kali seminggu dapat meningkatkan
jam, oleh seorang kualitas tidur pasien dengan gagal
spesialis olahraga. Hasil jantung .
utama adalah perubahan
Pittsburgh Sleep
Kualitas Index (PSQI)
digunakan untuk
kuisioner kualitas tidur
20
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 3 No. 1, Januari 2017: 18-24
Gambar 1.
Hubungan Gagal jantung, Kualitas tidur dan Kualitas hidup
21
Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan Penanganannya (Inggriane Puspita Dewi)
Penurunan kualitas tidur pada pasien gagal signifikan, hal ini menunjukkan bahwa
jantung berdampak terhadap kualitas hidup gangguan tidur pada pasien gagal jantung
pasien, baik secara lingkungan, fisik, sosial lebih merasakan manfaat ASV daripada
dan spiritualnya. Temuan memberikan bukti dengan CPAP (Philippe et al., 2005 ).
bahwa selain status fungsional dan kelelahan Selain ASV, hal lain yang perlu diupayakan
terus-menerus, kualitas hidup pasien gagal pada pasien gagal jantung dengan gangguan
jantung berhubungan dengan tingkat tidur adalah pendidikan kesehatan tentang
keparahan SDB (Mills PJ et al., 2009). cara meningkatkan kegiatan diwaktu
Penderita sering mengalami gejala emosi dan senggang, manajemen diri (koping
somatik depresi. Pikiran negatif sering
mekanisme), dan keterampilan penyesuaian
dirasakan memperkuat perasaan depresi emosional untuk meningkatkan kualitas tidur
mereka ( Dekker, et al., 2009).
mereka (Wang T, 2010). Pengobatan dan
Dalam studinya Liu et al., 2011 perawatan yang efektif dapat mengatasi
menambahkan dukungan untuk bukti bahwa masalah tidur sehingga dapat berkontribusi
pasien dengan gagal jantung yang stabil, untuk peningkatan kualitas hidup (Redeker
kualitas tidur yang buruk mempengaruhi NS, Hilkert R., 2010). Dalam penelitiannya,
kualitas hidup (Quol WHO Brief), khususnya Suna menyebutkan bahwa olahraga yang
dalam domain fisik dan psikologis, sedangkan teratur selama selama 12 minggu, dengan
kantuk di siang hari mempengaruhi kualitas frekuensi latihan dua kali seminggu dapat
hidup pasien pada dimensi lingkungan. Gagal meningkatkan kualitas tidur pasien dengan
jantung mengakibatkan penurunan kualitas gagal jantung (Suna et al., 2015).
hidup, intoleransi terhadap aktivitas,
seringnya keluar masuk rumah sakit, dan
peningkatan angka mortalitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi
dampak yang ditimbulkan dari penyakit gagal Kesimpulan
jantung ini baik bersifat farmakologis maupun Penyakit gagal jantung biasanya disertai
non farmakologis. Implikasi terhadap ilmu gangguan tidur yang dapat terjadi pada siang
keperawatan, diupayakan mengembangkan hari (tidur berkepanjangan) atau malam hari
model terapi regimen non farmakologi, (sering terbangun) karena sesak. Hal ini
dengan mempertimbangkan aspek berdampak terhadap penurunan kualitas hidup
psikososial-spiritual (Thomas et al., 2008). pasien baik dimensi fisik, psikologis, sosial
Philippe C. et al., 2005 dalam studinya dan spiritual. Perlu diupayakan penanganan
menyebutkan ada peningkatan gelombang baik bersifat farmakologis maupun non
lambat dan gerakan mata cepat tidur (REM) farmakologis. Penanganan tersebut dapat
pada pasien gagal jantung dengan penggunaan berupa :
ASV (adaptive servo-ventilation), jika 1. Aspek farmakologis
dibandingkan dengan dengan pemberian Penggunaan ASV (adaptive servo-
oksigen atau CPAP. Penggunaan ASV ini ventilation). ASV meningkatkan LVEF
juga akan berdampak terhadap peningkatan secara signifikan, hal ini menunjukkan
kualitas hidup menjadi lebih tinggi pada bahwa gangguan tidur pada pasien gagal
pasien gagal jantung dengan penggunaan jantung lebih merasakan manfaat dengan
ASV karena ASV meningkatkan LVEF secara penggunaan alat ini.
22
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 3 No. 1, Januari 2017: 18-24
23
Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung dan Penanganannya (Inggriane Puspita Dewi)
24