Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Dosen :

Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Ak., Ca.

Disusun oleh :

Joshua Adrian W 0115101018

Anselmus M S Sadipun 0115101107

Hafi Ulya Aldin 0115101495

Muhammad Adhitya Nugraha 0115101392

Ryan Adam 0115101477

Muhammad Alfi Syahrin 0115101495

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama Bandung


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah kami dapat menyalesaikan makalah “Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik. Untuk itu kami selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya
kembali lebih baik dari sebelumnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku
penyusun

Penyusun,

Bandung, 16 Maret 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2
1.3 TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................... 3
1.4 MANFAAT PENULISAN ...................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 PENGERTIAN SAPP ............................................................................................................. 4
1.2 RUANG LINGKUP SAPP ..................................................................................................... 4
2.3 TUJUAN DARI SAPP ............................................................................................................ 4
2.4 KARAKTERISTIK SAPP ...................................................................................................... 5
2.5 KERANGKA UMUM SAPP .................................................................................................. 6
2.6 JENIS LAPORAN KEUANGAN ........................................................................................... 7
2.7 SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN ................................................................................ 10
2.8 SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA ........................................................ 11
2.9 PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESENTRALISASI,
DEKONSENTRASI DAN TUGAS PERBANTUAN ...................................................................... 12
2.10 PROSES AKUNTANSI PADA SISTEM AKUNTANSI PUSAT ....................................... 13
2.11 MEKANISME PELAPORAN SISTEM AKUNTANSI PUSAT (SiAP) ............................. 15
BAB III ................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur,
baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat.

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga
tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari
APBN (terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.

Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi


pada Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber
dari APBN serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.Sistem
akuntansi pemerintah pusat memiliki tujuan dan karakteristik untuk mencapai
tujuanya.

Kemudian, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan


kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.

Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi


Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan

1
Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus
akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdapat 2 sub sistem yaitu,


Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP). Dan juga, Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.Dalam pelaksanaan SAI,
Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit
akuntansi barang.

Dalam menjelaskan tentang Sistem akuntansi dan Laporan Keuangan


Pemerintah Pusat, Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan PMK 171 tahun
2007 yang telah diubah dengan PMK 233 tahun 2011 demi penyempurnaan
peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam penulisan ini, kami akan menjelaskan tentang :
1. Pengertian SAPP
2. Ruang Lingkup SAPP
3. Tujuan SAPP
4. Karakteristik SAPP
5. Kerangka Umum SAPP
6. Jenis Laporan Keuangan
7. Sistem Akuntansi Keuangan
8. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
9. Pelaporan dan Pertanggungjawaban dan Desentralisasi,
Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan
10. Proses Akuntansi Pada Sistem Akuntansi Pusat
11. Mekanisme Pelaporan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

2
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini, antara lain :
1. Untuk dapat memahami apa itu SAPP
2. Untuk dapat mengetahui ruang lingkup SAPP
3. Untuk dapat mengetahui tujuan dari SAPP
4. Untuk dapat mengetahui karakteristik SAPP
5. Untuk dapat mengetahui kerangka umum SAPP
6. Untuk dapat mengetahui jenis laporan keuangan dalam SAPP
7. Untuk dapat mengetahui sistem akuntansi keuangan dalam SAPP
8. Untuk dapat mengetahui sistem akuntansi barang milik negara
dalam SAPP
9. Untuk dapat mengetahui pelaporan dan pertanggungjawaban dan
desentralisasi, dekonsesntrasi dan tugas perbantuan dalam SAPP
10. Untuk dapat mengetahui proses akuntansi pada sistem akuntansi
pusat
11. Untuk dapat mengetahui mekanisme pelaporan sistem akuntansi
pusat (SiAP)

1.4 MANFAAT PENULISAN


Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memahami lebih dalam
tentang SAPP, baik itu pengertiannya, ruang lingkup, karakteristiknya, dll.
Semoga makalah ini, bisa bermanfaat bagi pembaca untuk lebih
memahami tentang SAPP.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SAPP


Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur,
baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat.

1.2 RUANG LINGKUP SAPP


Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga
tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari
APBN (terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.

Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi


pada Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber
dari APBN serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.

Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri Keuangan ini adalah:

a. Pemerintah Daerah yang sumber dananya berasal dari APBD


b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:
1) Perusahaan Perseroan; dan
2) Perusahaan Umum.

2.3 TUJUAN DARI SAPP


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) bertujuan untuk:

a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui


pencatatan,pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang

4
konsisten sesuai dengan standar dan praktik akuntansi yang
diterima secara umum;
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang
anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara
nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian
kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran
dan untuk tujuan akuntabilitas;
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi
keuangan suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan
keuangan pemerintah secara efisien

2.4 KARAKTERISTIK SAPP


Untuk mencapai tujuan tersebut, SAPP memiliki karakteristik sebagai
berikut :

a. Basis Akuntansi

Cash Toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan


keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis
akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.

b. Sistem Pembukuan Berpasangan

Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar


akuntasi yaitu Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi
dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit
perkiraan yang terkait.

c. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi

5
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan
secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi
maupun di daerah.

d. Bagan Akun Standar

SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri


Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun
akuntansi.

e. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam


melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan
pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, akuntansi,
dan pelaporan keuangan.

2.5 KERANGKA UMUM SAPP


SAPP terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu :

a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara

Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)


dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN dan
Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan (BAPP).SA-BUN terdiri dari beberapa subsistem,
yaitu:

1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP), terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN);

b. Sistem Akuntansi Umum (SAU)

2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-


UP&H);

6
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP);

4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP);

5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD);

6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan


Perhitungan (SA-BAPP)

7. Sistem Akuntansi transaksi khusus;

8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)

b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian


Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga melakukan
pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan.

Dalam pelaksanaan SAI, Kementerian Negara/Lembaga


membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

2.6 JENIS LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan merupakan output yang dihasilkan dari suatu system
akuntansi. Untuk pemerintah pusat, laporan keuangan yang dihasilkan
merupakan laporan keuangan konsolidasi dari laporan keuangan dua
subsistemnya, yaitu: Laporan keuangan yang dihasilkan SiAP dan SAI

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR


sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh
pihak BPK.

Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

7
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan
dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu


komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya
keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam suatu periode tertentu.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)


menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan hanya
disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas
pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasi.

c. Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan


posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

d. Laporan Operasional

8
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi
pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual
accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan
dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional
dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan
dengan periode sebelumnya.

e. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan


finansial yang menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Tujuan LAK untuk memberikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan. LAK wajib disusun dan
disajikan hanya oleh unit organisasi yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum. Dan semuanya yang dilakukan
hanyalah ilusi belaka,dan kita semua di tipu-tipu.

f. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi


kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE menyediakan
informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan

9
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian


yang tak terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh
karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk
menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
CaLK bertujuan untuk meningkatkan transparansi laporan
keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik atas
informasi keuangan pemerintah

2.7 SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN


SAK seperti halnya SAU, menghasilkan LRA, Neraca, dan Catatan
atas Laporan keuangan, namun laporan keuangan yang dihasilkan tersebut
merupakan laporan keuangan pada tingkat kementrian / lembaga.

Dikarenakan dalam struktur organisasi kementrian / lembaga


sangat berjenjang dimulai dari kementrian/ lembaga sampai dengan kantor
/ satuan kerja, maka dalam pelaksanaannya, dibentuk unit akuntansi
keuangan pada jenjang-jenjang tersebut. Proses akuntansi diawali dari unit
terendah, yaitu unit akuntansi pada level kantor. Laporan keuangan yang

10
dihasilkan kemudian akan diberikan kepada unit akuntansi diatasnya untuk
digabung. Demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya akan diperoleh
laporan keuangan pada tingkat kementrian / lembaga.

Unit akuntansi keuangan yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya


adalah:

a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), yang berada pada


level Kementrian/ Lembaga
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1
(UAPPA-E1), yang berada pada level eselon 1.
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah
(UAPPA-W) yang berada pada tingkat wilayah.
d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang
berada pada level Kuasa Pengguna Anggaran (Kantor).

2.8 SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA


Secara umum, barang adalah bagian dari kekayaan yang
merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai / dihitung / diukur /
ditimbang, tidak termasuk uang dan surat berharga.

Menurut UU Nomor 1 Tahun 2004, Barang Milik Negara adalah


semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah. Contoh perolehan lainnya yang sah
adalah hibah atau rampasan / sitaan.

Tidak termasuk dalam pengertian Barang Milik Negara adalah barang-


barang yang dikuasai atau dimiliki oleh:

a. Pemda (bersumber dari APBD)


b. BUMN/ BUMD
c. Bank pemerintah dan lembaga keuangan milik pemerintah

11
Dalam akuntansi pemerintah pusat, SABMN sebagai subsistem dari
Sistem Informasi Akuntansi bertujuan menghasilkan neraca dan laporan
barang milik daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementrian / Lembaga membentuk Unit


Akuntansi Barang sebagai berikut:

a. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB), berada pada level


Kementrian / Lembaga. Penanggungjawabnya adalh menteri /
pimpinan lembaga.
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-
E1), yang berada pada level eselon 1. Penanggungjawabnya
adalahpejabat eselon 1.
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-
W) yang berada pada tingkat wilayah. Penanggungjawabnya
adalah kepala kantor wilayah atau kepala unit kerja yang
ditetapkan sebagai UAPPB-W.
d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) yang berada
pada level Kuasa Pengguna Anggaran (kantor).
Penanggungjawabnya adalh kepala kantor / satuan kerja.
Unit Akuntansi Barang, selain melakukan proses terhadap dokumen
sumber untuk menghasilkan laporan barang milik negara, juga wajib
berkoordinasi dengan Unit Akuntansi Keuangan untuk penyusunan nerac
serta dalam pembuatan catatan atas laporan keuangan khususnya catatan
mengenai barang milik negara.

2.9 PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA


DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PERBANTUAN
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menggunakan asas:
1. Desentralisasi

12
Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepadadaerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dalam sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dekosentrasi
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepadaGubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi
vertical di wilayahtertentu.
3. Tugas pembantuan
Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemkab/pemkot kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Dana yang terkait dengan desentralisasi merupakan dana yang
bersumber dari APBN dan dalam pelaksanaannya ditransfer
langsung ke Kas Umum Daerah. Dana ini berupa dana
pertimbangan (dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan
danabagi hasil). Terhadap dana ini, pelaporan dan
pertanggungjawaban dilakukan dimasing-masing daerah.
Namun untuk dana dekonsentrasi dan dana tugas perbantuan,
satuan kerja yang menerima melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut K/L teknis
yang terkait. Pertanggungjawaban dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan ini akan digabung dengan laporan keuangan dan
laporan barang milikNegara (yang telah dijelaskan SAI) sehingga
menjadi laporan keuanganKementerian/Lembaga dan laporan
barang milik Negara kementerian/lembaga

2.10 PROSES AKUNTANSI PADA SISTEM AKUNTANSI PUSAT


Prosedur pemrosesan data akuntansi dilakukan secara berjenjang, dimulai
dari:
a. KPPN selaku UAKBUN-D KPPN memproses dokumen sumber
untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus

13
Kas, Neraca KUN, dan Laporan Realisasi Anggaran termasuk
penerimaan dan pengeluaran non anggaran yang melalui
rekening KPPN. KPPN selaku UAKBUN-D KPPN melakukan
rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU
beserta data transaksi dengan seluruh satuan kerja di wilayah
kerjanya. KPPN menyusun Laporan Keuangan tingkat KPPN
dan menyampaikannya beserta data akuntansi berupa ADK ke
Kanwil Ditjen PBN selaku UAKBUN-Kanwil. Khusus KPPN
yang memproses data pengeluaran Bantuan Luar Negeri (BLN)
yang membebani Rekening Khusus menyampaikan Laporan
Keuangan beserta ADK-nya ke Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan (Dit. APK)
b. Kanwil Ditjen PBN selaku UAKKBUN-Kanwil melakukan
penyusunan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas,
Neraca KUN, Laporan Realisasi Anggaran, dan Neraca SAU
berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan dari seluruh KPPN
di wilayah kerjanya dan data dari unit khusus. Kanwil Ditjen
PBN selaku UAKKBUN-KPPN melakukan rekonsiliasi Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca SAU beserta data transaksi
dengan UAPPA-W di wilayah kerjanya. Kanwil Ditjen PBN
mengirimkan Laporan Keuangan tingkat Kanwil beserta
ADKnya ke Dit. APK.
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) selaku
UAKBUN-P DPKN memproses transaksi penerimaan dan
pengeluaran BUN melalui Kantor Pusat termasuk penerimaan
dan pengeluaran non anggaran yang melalui rekening KUN,
serta menyampaikan laporan beserta ADK kepada Dit. APK
d. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Dit. APK)
selaku UAPBUN memproses data APBN, data dari Unit Khusus
serta menerima data dari unit-unit terkait dalam rangka
menyusun laporan keuangan pemerintah pusat.

14
2.11 MEKANISME PELAPORAN SISTEM AKUNTANSI PUSAT (SiAP)
Mekanisme Pelaporan SiAP:
1. UAKPA mengirimkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
disertai ADK ke KPPN setiap bulan sebagai bahan rekonsiliasi;
2. KPPN selaku UAKBUN-D KPPN melakukan rekonsiliasi dengan
UAKPA setiap bulan;
3. KPPN mengirim semua file data setiap hari dan laporan keuangan
setiap bulan ke Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP;
4. KPPN yang khusus memproses data BLN mengirim semua file
data setiap hari ke DAPK;
5. UAPPA-W/Koordinator Wilayah menyampaikan file data dan
laporan keuangan wilayah secara bulanan ke Kanwil DJPBN c.q.
Bidang AKLAP sebagai bahan rekonsiliasi;
6. Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP selaku UAKKBUN-Kanwil
melaksanakan rekonsiliasi untuk tingkat wilayah dengan UAPPA-
W/Koordinator Wilayah setiap triwulan;
7. Kanwil DJPBN menyampaikan file data dan laporan keuangan
setiap bulan ke DAPK sebagai bahan penyusunan laporan
keuangan pemerintah pusat;
8. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan ADK dan laporan
keuangan secara triwulanan ke DAPK sebagai bahan rekonsiliasi;
9. Apabila diperlukan DAPK dapat melakukan rekonsiliasi laporan
keuangan tingkat eselon I setiap semester;
10. UAPA melakukan rekonsiliasi data dengan DAPK;
11. Dit. PKN dan unit terkait lainnya menyampaikan data berupa
laporan dan ADK ke DAPK selaku UAPBUN dalam rangka
penyusunan laporan keuangan Pemerintah Pusat;
12. Presiden c.q. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat kepada BPK tiap semester dan tahunan;

15
13. BPK melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat yang disampaikan presiden.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur
baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data pencatatan
pengikhtisaran samao dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat.

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga
tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari
APBN (terkait dana dekonesentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.

SAPP terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu :

 Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) terdiri atas :


1. SAKUN, yaitu subsitem SiAP yang menghasilkan laporan arus
kas dan neraca KUN.
2. SAU, yaitu subsistem SiAP yang akan menghasilkan LRA
pemerintah pusat
 Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri atas dua subsistem, yaitu :
1. SAK; subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi
mengenai LRA, neraca, dan catatan atas laporan keuangan
milik kementrian / instansi
2. SABMN; subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian
prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen
sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk menyusun
neraca dan laporan Barang Milik Negara serta laporan
manajerial lainnya menurut ketentuan yang berlaku.

17

Anda mungkin juga menyukai