Dosen Pengampu
Dra. Sorta Simanjuntak, M.S.
Di Susun Oleh:
Kelompok 6
Juna Sari Berutu 7151142017
Lidia Lavenia 7153142014
Febrianti Aritonang 7153342013
Iis Sundari 7153142010
Sri Devi Marta Sirait 7151142021
Yovita Sugiasti 7143342042
Kelas : B
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Etik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Ethicos’ yang berarti ‘moral’
dan ‘ethos’ yang berarti ‘karakter, kebiasaan’. Etika merupakan falsafah moral yang
mengukur norma atau nilai yang benar dan baik dari perilaku dan perikehidupan yang
harus berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Etika Kedokteran Gigi adalah: falsafah
moral yang mengukur norma dan nilai yang baik dan benar dari prilaku menjalankan
profesi kedokteran gigi dan hasil karya keilmuan kedokteran gigi sebagai mana
tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik kedokteran gigi yang telah disusun oleh
organisasni profesi dengan pemerintah.
Dalam menjalankan profesinya atau melaksanakan tugasnya maka, dokter gigi
haarus memperhatikan aturan-aturan ataupun kode etik yang terdapat pada profesi
yang diembannya. Profesi dokter gigi ini juga memiliki organisasi yang menaunginya
yaitu PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), organisasi ini mempunyai peran
pentng untuk melindungi ataupun menghukum anggotanya apabila terjadi suatu
tindakan mal praktek. Ada beberapa prinsip yang terdapat dalam kedokteran dalam
membuat suatu kode etik profesinya.
Prinsip-prinsip etika kedokteran dalam kaidah dasar bioetika, antara lain:
1. Prinsip Beneficence (berbuat baik).
2. Prinsip Non-maleficence (melarang untuk tidak berbuat buruk).
3. Prinsip Otonomi (menghormati hak pasien).
4. Justice (moral, keadilan).
5. Fairness (tidak boleh membedakan status).
Dunia Kedokteran Gigi bersifat sosial. Para dokter gigi mutlak harus
mengutamakan kepentingan masyarakat yang membutuhkan pertolongan, terutama
saat mereka menghadapi persoalan gigi ataupun rongga mulut. Sifat sosial dunia
kedokteran gigi juga diatur dalam Kode Etik Kedokteran Gigi.