Akuntansi SPKD PPKD
Akuntansi SPKD PPKD
PAPER
oleh:
Dhenni Aditia 1101103010004
Dimas Aldrian D 1101103010039
Afwa Setiawan Jodi 1101103010047
B. DESKRIPSI KEGIATAN
Dr RK-Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Penerimaan Xxx
Contoh :
Debet Kredit
Kas di Bend Nomor Uraian Ref Jumlah
Tanggal
Penerimaan Bukti
5 Jan 09 Pendapatan
63.120.000 35/10/STS/ yg 63.120.000
Ditangguhkan-Sewa
Alat Berat
Pendapatan
8 Jan 09 5.000.000 yg 5.000.000
Ditangguhkan-Sewa
Laboratorium
Kredi
Tanggal Debet t
Kas di Bend-Penerimaan
5 Jan 09 Kas di
63.120.000 35/10/STS/ Bend- Penerimaan 63.120.000
Debet Kredit
Pendapatan yg Nomor Uraian Ref Jumlah
Tanggal
Ditangguhkan Bukti
Pendapatan Sewa
5 Jan 09 63.120.000 35/10/STS/ Alat Berat 63.120.000
Pendapatan Sewa
8 Jan 09 5.000.000 Laboratorium 5.000.000
Dr RK-Pusat Xxx
Contoh:
Debet Kredi
Tanggal Pendapatan t
Pajak RK/Pusat
Hiburan Nomor Uraian Ref Jumlah
4 Des 09 5.000.000 35/10/STS/ 5.000.000
1. AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-
langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan
pada level Pemerintah Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Dokumen Sumber yang digunakan
Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan Dana Perimbangan dan
Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Jurnal Standar
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang Akuntansi di DPPK) menerima
Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini yang dilampiri salah satunya oleh
tembusan Nota Kredit akan menjadi dokumen sumber untuk penjurnalan akuntansi
pendapatan. Dari Laporan Posisi Kas Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD dapat
mengidentifikasi sumber penerimaan kas berasal.
Jurnal penerimaan pendapatan
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp500jt
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp500jt
2) Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima transfer dari
Departemen Kesehatan pemerintah pusat untuk asuransi jaminan kesehatan sebesar
Rp600jt. Pada tanggal 15 Desember 2009 dilakukan pengembalian sebesar Rp100jt
karena tidak terserap.
Jurnalnya :
a. Pada saat kas diterima di kas daerah
SKPD PPKD
20 Juni 2009
Dr. Kas di Kasda Rp600jt
Tidak ada jurnal
Cr. Pendapatan Lain-lainyg sah Rp600jt
b. Pada saat kas dikembalikan
SKPD PPKD
15 Desember 2009
Dr. Pendapatan lain-lain yg Rp100jt sah
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100jt
Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan terjadi pada tahun anggaran,
apabila pengembalian untuk kelebihan pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang
didebet adalah SiLPA.
2. AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja PPKD yaitu langkah-
langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk Belanja Bunga,
Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak
Terduga.
2.1 Dokumen Sumber yang digunakan
Jurnal Standar
Transaksi belanja selaku PPKD dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini
dicatat harian pada saat kas dibayarkan kepada bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Akuntansi belanja dilaksanakan
berdasarkan asas bruto.
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang dilakukan langsung
ke fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan SP2D kepada SKPD dijelaskan di
bagian G (Akuntansi RK-Pusat di SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Dr Bunga xxx
Dr Belanja Subsidi xxx
Dr Belanja Hibah xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial xxx
Dr Belanja Bagi Hasil xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan xxx
Dr Belanja Tidak Terduga xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Contoh:
Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan
pembayaran untuk bantuan keuangan sebesar Rp90.000.000 dengan menggunakan
SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
8 Mei 2009
Tidak ada jurnal Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90jt
Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009 dengan SP2D LS
sebesar Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari jumlah tersebut terdapat potongan
PPh Rp1jt, IWP Rp400rb, dan Taperum Rp600rb.
Jurnalnya :
a. Untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80jt
Cr RK PUSAT Rp80jt
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80jt
c. Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2jt
Cr. Utang PFK-Pot PPh Rp1jt
Cr. Utang PFK-Iuran Wjb Rp400jt
PN Cr. Utang PFK- Rp600jt
Taperum
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan
pajak), namun Fungsi Akuntansi PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah
bruto. Fungsi Akuntansi PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang,
dengan jurnal sebagai berikut:
Pada saat pelunasan atau penyetoran dana pihak ketiga (PFK) maka dilakukan
jurnal sebagai berikut:
Contoh :
Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di setor ke Kas
Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
10 April 2009
Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1jt
Tidak ada jurnal Dr Utang PFK-IWP PN Rp400rb
Dr Utang PFK-Taperum Rp600rb
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2jt
Contoh
Pada tanggal 11 Mei 2009 diterima kembali belanja perjalanan dinas luar daerah
bulan April 2010 sejumlah Rp5jt.
Jurnal pada SKPD:
a. Mencatat pengembalian belanja pada periode yang sama
b. Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode yang sama
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya
Contoh :
Kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada tahun yang sama di SKPD,
kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada bulan Maret 2009 diketahui dan
diakui pada tanggal 10 April tahun yang sama.
SKPD PPKD
Dr. RK PPKD Rp5jt Dr. Kas di Kas Daerah Rp5jt
Cr. Tunjangan Gaji Rp5jt Cr. RK/SKPD Rp5jt
Jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi pengeluaran kas maka
dibuatlah Buku Jurnal Kas Keluar (JKM) - PPKD.
3. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang mempunyai
dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran pemerintah pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sedangkan
tujuan dari transaksi ini adalah untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan
surplus anggaran.
Contoh :
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga perbankan sebesar
Rp2 miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun ke depan.
Jurnalnya :
Contoh :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan membangun jalan tol,
direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar untuk pembebasan tanahnya,
untuk hal tersebut maka Pemda Kab. Bandung membentuk dana cadangan yang
diisi tiap tahun Rp10 miliar untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
1) Untuk mencatat pengeluaran pembiayaan
PPKD
Rp50m
Dr. Pengeluaran Pembiayaan
–
Cr. Pembentukan Dana Cadangan
Kas di Kas Daerah Rp50m
Akuntansi RK-SKPD merupakan akuntansi Aset Lancar di tingkat PPKD. Akun “RK-
SKPD” akan bertambah bila PPKD mentransfer aset (seperti menerbitkan SP2D- UP,
SP2D-GU dan SP2D-LS, atau menerima aset tetap dari Pemda), dan akan berkurang bila
PPKD menerima pendapatan dari SKPD atau penyetoran uang (pengembalian sisa Uang
Persediaan)
Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah Debet (Dr.). Akun-akun RK-PPKD dan
RK-SKPD ini akan dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis Pembiayaan, sedangkan Buku Besar
Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan Rincian Objek Pembiayaan.
5. Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada SKPKD merupakan pencatatan atas pengakuan aset yang
muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, misalnya
pengakuan atas investasi jangka panjang.
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau dimiliki
untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Standar Jurnal untuk akuntansi aset dilakukan melalui jurnal (jurnal ikutan) yang proses
pencatatannya dilakukan bersamaan dengan jurnal yang berkaitan dengan rekening
realisasi anggaran. Berikut disajikan kembali jurnal-jurnal yang dilakukan untuk
pengakuan aset:
Dari keseluruhan akun yang termasuk ke dalam ekuitas dana tersebut, dua di
antaranya merupakan contra account, yaitu:
Dikarenakan kedua akun tersebut merupakan contra account dari ekuitas dana,
maka saldo normalnya berlawanan dengan saldo normal ekuitas dana. Saldo normal
ekuitas dana adalah kredit (Cr), sedangkan kedua akun tersebut bersaldo normal debet
(Dr).
Akun-akun ekuitas dana seperti di atas, hanya ada di dalam neraca PPKD sebagai
Pemda, sedangkan untuk neraca SKPD tidak ada akun- akun tersebut diatas. Karena
SKPD merupakan bagian dari Pemda, dan SKPD tidak memiliki kekayaan bersih
sendiri. Hubungan antara Pemda dengan SKPD adalah hubungan Pusat – Cabang,
dengan seluruh aset dan utang SKPD adalah aset dan utang Pemda. Di neraca tingkat
SKPD, menggunakan akun RK-Pusat. Akun ini merupakan reciprocal account
dengan akun RK-SKPD yang dicatat di tingkat Pemda pada kelompok aset.
6.1 Dokumen Sumber yang digunakan
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang jangka pendek, karena utang yang dibayar adalah bagian yang jatuh
temponya saja, yaitu yang sudah menjadi utang jangka pendek.
k. Jurnal – Pembentukan Dana Cadangan
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas transaksi Utang
Jangka Panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening yang terkait. Setiap
akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.