Contoh Tugas Nilai Hasil
Contoh Tugas Nilai Hasil
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
ii
2.3 Konsep Biaya dan Jadwal .................................................. II - 8
iii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Grafik “ S ”. .............................................................. II – 21
vi
GAMBAR IV.8 Grafik Budgeted Variances (BV) – Kumulatif.......... IV –22
– Mingguan ................................................................ IV – 26
– Kumulatif ................................................................ IV – 26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
antara lain adalah biaya tidak terkendali , waktu tidak sesuai jadwal , serta mutu
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masalah – masalah tersebut disebabkan oleh
terhadap ketiga hal tersebut saling terkait sehingga harus dilakukan pada saat yang
bersamaan.
memberikan hasil yang lebih efisien untuk mengatasi masalah – masalah yang
efektif apabila proyek yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat waktu dan peka
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengendalian biaya dan
waktu adalah Metode Konsep Nilai Hasil. Metode ini merupakan metode yang
1
Dari uraian di atas , penulis mencoba untuk mengkaji dan membahas lebih
Bajo – Arasoe – Sinjai dengan metode Konsep Nilai Hasil untuk memperkirakan
apabila terjadi hal – hal yang tidak sesuai dengan perencanaan biaya dan waktu
optimal.
proyek seringkali dilakukan pemisahan antara waktu dan biaya saat dilakukan
2
penjadwalan yang telah direncanakan tetapi menggunakan anggaran yang lebih
Oleh karena itu, penulis menggunakan metode Konsep Nilai Hasil untuk
( Scheduled Varians ).
Index ).
3
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam kerangka bab per bab, dan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan
penulisan.
Pada bab ini diuraikan teori dasar penganalisaan dan metode – metode
diuraikan.
Bab ini menyajikan kondisi umum proyek, proses dan hasil analisis
4
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didasarkan pada hasil
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manajemen yang baik. Hal ini dilakukan untuk mencegah masalah – masalah yang
seringkali timbul dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi. Masalah ini antara lain
dengan menggunakan cara seefektif mungkin. Pihak – pihak yang terlibat untuk
yaitu :
1. Perencanaan ( planning )
2. Pengorganisiran ( organizing )
3. Pengarahan ( directing )
4. Pengkoordinasian ( coordinating )
5. Pengendalian ( controlling )
6
sehingga keterlambatan dalam menyelesaikan proyek dapat dihindari. Selain itu
dengan perencanaan yang baik dapat membuat biaya yang digunakan sesuai
memerlukan usaha yang sungguh – sungguh dan sangat tergantung pada sistem
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan
7
a. Lingkup Kegiatan
lapangan.
8
Laporan dapat berupa laporan bulanan yang dibuat berdasarkan
laporan harian.
penyimpangan.
9
2.2.1 Pengendalian Biaya
dalam pengerjaan suatu proyek tidak melampaui rencana anggaran biaya yang
Pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik apabila orang yang bertugas
dapat menguasai masalah teknis, serta tersedia prosedur dan perangkat penunjang.
Selain itu diperlukan sikap sadar anggaran ( semua pihak penyelenggara proyek
menyadari dampak kegiatan yang dilakukan terhadap biaya ) serta selalu mencari
Apabila dirinci lebih jauh elemen – elemen biaya untuk pelaksanaan aktivitas
tersebut, maka akan terlihat suatu pola yang jelas dari hubungan antara biaya yang
dikeluarkan dengan durasi pelaksanaan. Secara garis besar faktor – faktor yang
10
b) Biaya Penyewaan atau Pembelian Peralatan Konstruksi
digunakan sebagai alat bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian
Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar
d) Biaya Subkontraktor
e) Biaya Tranportasi
11
2.2.2 Pengendalian Waktu
waktu yang baik karena apabila hal ini terabaikan, maka akan terjadi
kompensasi karena proyek yang dikerjakan tidak selesai sesuai dengan waktu
lain.
12
penyesuaian. Sesuatu yang telah disusun bukanlah hal yang terbaik apabila
dalam hal ini dalam penetapan jangka waktu pelaksanaan proyek sangat
batasan – batasan atau titik kontrol dan jadwal rencana anggaran biaya.
Gantt chart merupakan suatu diagram yang terdiri dari sekumpulan garis
yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai yang direncanakan untuk item-item
pemahaman umum yang relatif sangat mudah. Gantt chart juga merupakan alat
13
perencana yang penjadwalannya cukup luas sifatnya, sehingga hanya sedikit
memerlukan revisi dan pembaharuan data dibandingkan dengan sistem yang lebih
canggih.
berikut ini merupakan beberapa keterbatasan yang ada pada penggunaan gantt
chart :
1. Karena sifat perencanaan yang luas maka diagram ini menjadi sangat tidak
praktis bila jumlah jalur kegiatannya atau balok semakin meningkat. Bila
dibutuhkan beberapa lembar, maka antar hubungan yang logis itu akan
berbagai aktivitas proyek ini, namun logika ini tidak dapat dinyatakan
dalam program ini. Karena itu, alasan tersebut akan menjadi sangat sulit
3. Walaupun diagram ini merupakan suatu alat perencana yang baik namun
maka bagan ini hanya terbatas sebagai alat untuk pengendalian saja.
14
Gambar 2.1 Gantt Chart
balok dan Hannum Curve. Dimana diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap
yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Kurva “S” sangat tepat untuk
digunakan sebagai laporan bulanan untuk pimpinan proyek karena kurva ini dapat
kemajuan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu di sumbu mendatar.
Kriteria ataupun ukuran kemajuan dapat berupa persentase bobot pelaksanaan atau
produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan,
15
penggunaan berbagai sumber daya, jam-orang atau tenaga kerja yang digunakan,
Pada jalur bagian bawah terdapat persentase rencana untuk tiap satuan
waktu dan persentase komulatif dari rencana tersebut. Di samping itu, terdapat
persentase realisasi untuk tiap satuan waktu dan persentase komulatif dari realisasi
Persentase komulatif realisasi adalah hasil nyata di lapangan. Hasil realisasi dari
pekerjaan pada satu waktu dapat dibandingkan dengan rencana. Jika hasil realisasi
berada di atas kurva “S” maka terjadi prestasi, namun jika berada di bawah kurva
“S” maka tidak mencapai prestasi. Untuk itu diperlukan evaluasi secara
16
2.3.3 Net Cash Flow
seperti yang tertera dalam dokumen kontrak uangnya telah tersedia. Pemborong
disini dibayar bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan.
Oleh karena itu, hal ini diatur dalam rencana kerja pembiayaan. Maka jelas bahwa
nilai atau harga sebenarnya yang telah dikeluarkan oleh pemborong. Ini penting
untuk menjaga resiko seandainya terjadi selisih antara bouwheer lewat direksi
tentang arus kas pembiayaan suatu proyek konstruksi. Hal tersebut dimungkinkan
Prestasi pekerjaan sesuai dengan kurva harus diakui secara objektif dan disahkan
17
penagihan pembayaran prestasinya. Kemudian dengan melalui proses birokrasi,
dilakukan realisasi pembayaran pada kontraktor. Arus kas (Cash Flow) dapat
pengeluaran ada grafik yang sama dengan kurva yang kedua untuk pendapatan.
Saat kurva ketida yang dibutuhkan atau sirplus kas pada suatu wadah dapatlah
ditarik dengan cara mengurangi ordinat pendapatan pada setiap titik menurut
waktu.
Pada gambar 2.3 di atas, dapat dilihat bahwa garis cash flow yang berada
di bawah garis menunjukkan minus (-) yang berarti bahwa proyek ini
menggunakan biaya sendiri pada pelaksanaannya, dan terdapat garis cash flow
18
yang berada di atas garis nol yang artinya proyek mendapat keuntungan ( biaya
berikut :
kembali.
terjadi sebaliknya.
menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang
Asumsi yang digunakan konsep nilai hasil adalah bahwa kecenderungan yang ada
dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung. Dengan menggunakan
metode konsep nilai hasil maka dapat dikembangkan untuk membuat perkiraan
19
atau proyeksi keadaan proyek pada masa depan yang merupakan masukan yang
sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik, karena dengan demikian mereka
apakah dana sisa cukup untuk menyelesaikan proyek. Secara lebih detail akan
manfaat dari metode dengan menggunakan Konsep Nilai Hasil adalah sebagai
berikut :
Ditinjau dari pekerjaan yang telah diselesaikan, metode konsep nilai hasil
dapat mengukur besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan. Pada suatu
waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan
dikeluarkan.
20
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada salah satu contoh untuk pekerjaan
1. Jumlah pekerjaan
Anggaran
juta) = Rp.20 juta. Jadi nilai hasil adalah Rp.20 juta. Dalam hal ini pengeluaran
yang telah dikerjakan dapat lebih kecil dari Rp. 20 juta atau mungkin lebih besar
dari Rp.20 juta atau sama dengan Rp.20 juta, tergantung dari efisiensi pelaksanaan
pekerjaan. Bila pekerjaan dilakukan dengan amat efisien dari yang diperkirakan
dalam anggaran sehingga pengeluaran misalnya hanya Rp.15 juta, maka dikatakan
nilai hasil (Rp.20 juta) lebih besar dari pengeluaran. Dan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, maka nilai hasil lebih kecil dari pengeluaran (Rp.35 juta). Dari contoh
21
Nilai Hasil = ( % Penyelesaian ) x ( Anggaran )
22
Gambar 2.5 : Satu paket kegiatan yang terdiri dari 3 jenis pekerjaan dengan
kemajuan yang berbeda.
Metode konsep nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisis kinerja dan
membuat perkiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator, yaitu
dan anggaran atau tidak. Biaya ini diperoleh dari data-data bidang
23
perhitungan “overhead”. Sehingga ACWP merupakan jumlah nyata
penyelesaian pekerjaan.
24
Dengan adanya ketiga indikator yang terdiri dari ACWP, BCWP, dan
BCWS, dalam suatu perhitungan pelaksanaan suatu proyek maka kita dapat
sederhana dianggap kurang akurat, hal ini disebabkan metode tersebut tidak
metode konsep nilai hasil dengan indokator ACWP, BCWP, dan BCWS.
apakah proyek yang sedang dijalankan masih sesuai jadwal rencana atau tidak.
Selisih jadwal adalah selisih antara BCWP dan BCWS. Sedangkan varians biaya
dalam batas anggaran atau melebihi anggaran rencananya. Selisih biaya adalah
selisih antara BCWP dan ACWP. Sebagai contoh terlihat pada tabel 2.1 berikut :
25
Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8
Ketiga indikator Konsep Nilai Hasil yang meliputi ACWP, BCWP, dan
BCWS dapat digambarkan dalam bentuk grafik secara bersama – sama dengan
26
Menurut Soeharto 1995, rumus varian biaya dan jadwal adalah sebagai berikut :
Angka negatif pada varians biaya menunjukkan situasi dimana biaya yang
diperlihatkan lebih tinggi dari yang dianggarkan disebut overrun, angka nol
menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya, dan angka positif berarti
pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran disebut cost underrun.
Demikian juga halnya dengan jadwal. Angka negatif berarti terlambat, angka nol
berarti tepat dan angka positif berarti lebih cepat dari rencana.
sumber dana. Ini dinyatakan sebagai indeks produktifitas atau indeks kinerja.
27
Cost Performance Index ( CPI ) digunakan untuk menentukan status dari
proyek. Dimana jika nilai CPI < 1, berarti proyek akan mengalami kerugian jika
bobot pekerjaan di lapangan dan dalam perencanaan. Jika nilai SPI < 1, maka
Bila angka indeks kinerja ditinjau lebih lanjut, maka akan terlihat hal – hal
sebagai berikut :
dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang
pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari
rencana.
28
Untuk menentukan kapan suatu kegiatan harus mendapat perhatian khusus,
a. Jika CR berada antara 0.9 sampai 1.2 maka kegiatan dalam keadaan baik.
b. Jika CR berada antara 0.8 sampai 0.9 atau 1.2 sampai 1.3 maka kegiatan perlu
c. Jika CR berada di bawah 0.8 atau di atas 1.3 maka kegiatan dalam keadaan
kritis.
29
VARIANS VARIANS
JADWAL BIAYA KETERANGAN
( SV ) ( CV )
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan
biaya lebih kecil dari anggaran.
Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesual jadwal dengan
biaya lebih rendah dari anggaran.
Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai
lebih cepat dari jadwal.
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran.
Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya lebih
tinggi dari anggaran.
Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan menelan
biaya di atas anggaran.
Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai
anggaran.
Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana dengan
menelan biaya di atas anggaran.
30
2.4.6 Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir dari proyek yang dikerjakan
perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir sangat diperlukan dengan tujuan
Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetap seperti pada saat
sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi indeks kinerja biaya,
atau :
CPI
31
Jadi perkiraan total biaya proyek ( EAC ) adalah sama dengan jumlah
terhadap biaya penyelesaian proyek diperlihatkan oleh gambar 2.7. Dimana garis
32
Gambar 2.7 Perkiraan ( Forecast ) jadwal dan biaya 9 ( EAC ) pada akhir proyek
sampai saat ini. Total biaya proyek didapat dari menjumlahkan semua
sesuai anggaran untuk bagian pekerjaan tersis. Cara ini dianggap baik
33
b. Kinerja Sama Besar Sampai Akhir Proyek
Analisis dengan cara ini branggapan bahwa angka kinerja pada saat
proyeksi total jam – orang atau biaya adalah ekstrapolasi dan angka
pada saat pelaporan ke masa akhir proyek. Cara ini dianggap wajar
apabila pada saat pelaporan, proyek telah selesai lebih dari separuh
50%.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Program kerja yang akan dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini, disajikan
dalam flowchart di bawah ini :
Mulai
Studi Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Batasan Masalah
Tinjauan Pustaka
Data Lapangan Studi Literatur
RAB Buku Penuntun
Kurva “S” Karya Ilmiah
Laporan Mingguan Bahan – Bahan Kuliah
Referensi yang relevan
Penyajian Data
Pengolahan Data
Selesai
35
3.1.1 Studi Pendahuluan
a. Latar Belakang
baik.
dalam penyelesaiannya.
unsur yang sangat penting. Setiap orang yang terlibat dalam proses
36
yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara pengendalian dari masalah
tersebut adalah dengan menggunakan metode konsep nilai hasil. Dengan konsep
nilai hasil, kemajuan dari suatu proyek dapat diukur dengan membandingkan
rencana kerja yang telah disusun sajak awal proyek dengan realisasi pelaksanaan
proyek.
Dari uraian di atas , penulis mencoba untuk mengkaji dan membahas lebih
b.Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
37
3. Untuk meramalkan jadwal dan biaya akhir penyelesaian proyek.
d. Batasan Masalah
1. Data – data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari
proyek atau perusahaan PT. Karya Subur Teknik Utama sebagai pihak
kontraktor.
Performed ).
e. Tinjauan Pustaka
permasalahan dalam tugas akhir ini. Untuk lebih jelasnya kajian pustaka dapat
38
1. RAB
2. Kurva “ S ”
3. Laporan mingguan
Lokasi yang menjadi lokasi penelitian adalah Proyek Pelebaran Jalan Bajo
– Arasoe – Sinjai.
Data yang digunakan adalah data dari awal pekerjaan sampai waktu pelaporan (
minggu ke – 12), dimana pekerjaan ini berlangsung selama 28 minggu atau 210
hari kalender.
3. Metode pengumpulan data
proyek tersebut.
39
Aplikasi metode Konsep Nilai Hasil pada proyek ini membandingkan dua
metode yaitu :
cara :
a. Secara komulatif.
cara :
indikator.
penyimpangan yang terjadi pada proyek Pelebaran Jalan Bajo – Arasoe – Sinjai,
40
BAB IV
Jalan raya merupakan salah satu transportasi darat yang penting untuk
pemukiman serta sebagai sarana distribusi barang dan jasa untuk menunjang
perekonomian. Jalan juga berfungsi sebagai pembatas antar lokasi seperti wilayah
administrasi.
jumlah penduduk, serta mobilitas ekonomi dan sosial masyarakat yang diiringi
transportasi menjadi padat. Pelebaran jalan Bajo- Arasoe - Sinjai ini diharapkan
Proyek ini dikerjakan oleh PT. Karya Subur Teknik Utama sebagai
kontraktor pelaksana dan PT. Eskapindo Matra sebagai konsultan. Sumber dana
dari proyek ini berasal dari APBN, dengan waktu pelaksanaan proyek sesuai
dengan dokumen kontrak yaitu ( 210 hari kalender ), terhitung mulai tanggal 19
Maret 2012 dengan anggaran biaya pelaksanaan sebesar Rp. 5.940.485.896 ( Lima
Milyar Sembilan Ratus Empat Puluh Juta Empat Ratus Delapan Puluh Lima Ribu
41
4.2 Data Proyek
pada tanggal 19 Maret 2012 dengan waktu pelaksanaan ( 210 hari kalender ),
Minor
TOTAL 5,287,573,748.12
42
4.2.2 Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek
Sinjai ini sebesar Rp. 5.940.485.896,00 ( Lima Milyar Sembilan Ratus Empat
Puluh Juta Empat Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh
43
4.2.3 Rencana Pekerjaan dan Laporan Mingguan Pelaksanaan Proyek
minggu ke – 10 sesuai dengan anggaran dan biaya yang terdapat dalam dokumen
kontrak. Anggaran pekerjaan dapat dirinci sesuai dengan bobot pekerjaan per
Bobot Biaya
No. Periode
(%) Mingguan Komulatif
1 Minggu III Maret 0.37 19,775,525.82 19,775,525.82
2 Minggu IV Maret 0.68 35,691,122.80 55,466,648.62
3 Minggu I April 0.44 23,423,951.70 78,890,600.32
4 Minggu II April 0.96 50,866,459.46 129,757,059.78
5 Minggu III April 0.95 50,073,323.39 179,830,383.17
6 Minggu IV April 0.88 46,477,773.25 226,308,156.42
7 Minggu I Mei 0.36 19,035,265.49 245,343,421.91
8 Minggu II Mei 3.11 164,443,543.57 409,786,965.48
9 Minggu III Mei 4.73 250,049,362.55 659,836,328.03
10 Minggu IV Mei 4.73 250,049,362.55 909,885,690.58
11 Minggu I Juni 5.93 313,553,123.26 1,223,438,813.84
12 Minggu II Juni 6.69 353,738,683.75 1,577,177,497.59
13 Minggu III Juni 5.33 281,827,680.77 1,859,005,178.36
14 Minggu IV Juni 3.36 177,503,850.72 2,036,509,029.09
15 Minggu I Juli 5.20 275,112,462.11 2,311,621,491.20
16 Minggu II Juli 4.43 234,028,014.09 2,545,649,505.29
17 Minggu III Juli 5.18 273,896,320.15 2,819,545,825.45
18 Minggu IV Juli 4.72 249,520,605.17 3,069,066,430.62
19 Minggu I Agustus 4.72 249,520,605.17 3,318,587,035.80
20 Minggu II Agustus 4.72 249,520,605.17 3,568,107,640.97
21 Minggu III Agustus 2.87 151,859,118.05 3,719,966,759.01
22 Minggu IV Agustus 4.65 245,925,055.03 3,965,891,814.04
23 Minggu I September 4.65 245,872,179.29 4,211,763,993.33
24 Minggu II September 5.73 302,925,100.03 4,514,689,093.36
25 Minggu III September 5.73 302,925,100.03 4,817,614,193.39
26 Minggu IV September 5.35 282,779,444.05 5,100,393,637.44
27 Minggu I Oktober 1.77 93,590,055.34 5,193,983,692.78
28 Minggu II Oktober 1.77 93,590,055.34 5,287,573,748.12
100.00
44
Tabel 4.4. Laporan Mingguan Pelaksanaan Proyek
45
4.3 Perhitungan Penyimpangan
Bobot Bobot
BCWS (Rp.)
No. Periode (%) Kumulatif
BCWS Mingguan Komulatif (%)
1 Minggu III Maret 0.37 19,775,525.82 19,775,525.82 0.37
2 Minggu IV Maret 0.68 35,691,122.80 55,466,648.62 1.05
3 Minggu I April 0.44 23,423,951.70 78,890,600.32 1.49
4 Minggu II April 0.96 50,866,459.46 129,757,059.78 2.45
5 Minggu III April 0.95 50,073,323.39 179,830,383.17 3.40
6 Minggu IV April 0.88 46,477,773.25 226,308,156.42 4.28
7 Minggu I Mei 0.36 19,035,265.49 245,343,421.91 4.64
8 Minggu II Mei 3.11 164,443,543.57 409,786,965.48 7.75
9 Minggu III Mei 4.73 250,049,362.55 659,836,328.03 12.48
10 Minggu IV Mei 4.73 250,049,362.55 909,885,690.58 17.21
11 Minggu I Juni 5.93 313,553,123.26 1,223,438,813.84 23.14
12 Minggu II Juni 6.69 353,738,683.75 1,577,177,497.59 29.83
13 Minggu III Juni 5.33 281,827,680.77 1,859,005,178.36 35.16
14 Minggu IV Juni 3.36 177,503,850.72 2,036,509,029.09 38.52
15 Minggu I Juli 5.20 275,112,462.11 2,311,621,491.20 43.72
16 Minggu II Juli 4.43 234,028,014.09 2,545,649,505.29 48.14
17 Minggu III Juli 5.18 273,896,320.15 2,819,545,825.45 53.32
18 Minggu IV Juli 4.72 249,520,605.17 3,069,066,430.62 58.04
19 Minggu I Agustus 4.72 249,520,605.17 3,318,587,035.80 62.76
20 Minggu II Agustus 4.72 249,520,605.17 3,568,107,640.97 67.48
21 Minggu III Agustus 2.87 151,859,118.05 3,719,966,759.01 70.35
22 Minggu IV Agustus 4.65 245,925,055.03 3,965,891,814.04 75.00
23 Minggu I September 4.65 245,872,179.29 4,211,763,993.33 79.65
24 Minggu II September 5.73 302,925,100.03 4,514,689,093.36 85.38
25 Minggu III September 5.73 302,925,100.03 4,817,614,193.39 91.11
26 Minggu IV September 5.35 282,779,444.05 5,100,393,637.44 96.46
27 Minggu I Oktober 1.77 93,590,055.34 5,193,983,692.78 98.23
28 Minggu II Oktober 1.77 93,590,055.34 5,287,573,748.12 100.00
46
47
48
4.3.2 Varians Jadwal dan Biaya
SV = BCWP - BCWS
sebagai berikut :
SV 10 = BCWP 10 - BCWS 10
= Rp. (185,540,962.82)
= (3.51) %
2012)
= Rp. (71,276,494.12)
= ( 1.35 ) %
49
Untuk perhitungan penyimpangan jadwal (SV) per minggu dengan cara yang
sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.9 dan grafik penyimpangan jadwal
50
51
Gambar 4.1. Grafik Schedule Variances ( SV ) – Mingguan
3
Persentse (%)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
Waktu ( Minggu)
12
10
8
Persentse (%)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2
Waktu ( Minggu)
52
53
B. Penyimpangan Biaya (CV)
CV = BCWP - ACWP
sebagai berikut :
CV 10 = BCWP 10 - ACWP 10
= Rp. (5,816,331.12)
= (0.11) %
= Rp. (41,243,075.24)
= (0.78)%
54
Untuk perhitungan penyimpangan biaya (CV) per minggu dengan cara
yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.10 dan grafik penyimpangan
55
56
Gambar 4.4 Grafik Cost Variances (CV) – Mingguan
3
Persentse (%)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
Waktu ( Minggu)
12
10
8
Persentse (%)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2
Waktu ( Minggu)
57
58
C. Penyimpangan Anggaran (BV)
BV = BCWS - ACWP
sebagai berikut :
BV 10 = BCWS 10 - ACWP 10
= Rp. 179,724,631.70
= 3.40 %
2012)
= Rp. 30,033,418.89
= 0.57 %
59
bahwa anggaran yang digunakan lebih kecil daripada anggaran yang sebelumnya
telah direncanakan.
yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.11 dan grafik penyimpangan
60
61
Gambar 4.7. Grafik Budgeted Variances (BV) – Mingguan
5.00
4.00
3.00
2.00
Persentase (%)
1.00
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
Waktu ( Minggu)
2.00
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2.00
Persentase (%)
-4.00
-6.00
-8.00
-10.00
-12.00
Waktu ( Kumulatif)
62
63
4.3.3 Produktivitas dan Kinerja Proyek
SPI = BCWP
BCWS
BCWS10 = Rp 250,049,362.55
= 0.26
( Nilai ini menunjukkan bahwa nilai SPI < 1, artinya penyelenggaraan proyek
lebih lambat dari perencanaan ). Untuk perhitungan SPI per minggu dengan cara
yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.12 dan grafik indeks kinerja
64
65
Gambar 4.10 Grafik Schedule Performance Index (SPI) – Mingguan
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
Indeks
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Minggu)
26.00
24.00
22.00
20.00
18.00
16.00
14.00
Indeks
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Kumulatif)
66
B. Indeks Kinerja Biaya (CPI)
CPI = BCWP
ACWP
ACWP10 = Rp 70,324,730.85
= 0.92
(Nilai ini menunjukkan bahwa nilai CPI < 1, artinya pengeluaran lebih
besar dari anggaran yang direncanakan). Untuk perhitungan CPI per minggu
dengan cara yang sama seperti di atas, dapat dilihat pada tabel 4.13 dan grafik
67
68
Gambar 4.12. Grafik Cost Performance Index (CPI) – Mingguan
5.00
4.00
3.00
2.00
Indeks
1.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(1.00)
(2.00)
Waktu ( Minggu)
14.00
12.00
10.00
8.00
Indeks
6.00
4.00
2.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Kumulatif)
69
1.3.4 Perkiraan Penyelesaian Proyek
Dari data – data proyek dan hasil perhitungan sebelumnya, diperoleh data
sebagai berikut :
SV = BCWP - BCWS
= Rp. (71,276,494.12)
CV = BCWP - ACWP
= Rp. (41,243,075.24)
direncanakan ).
70
c. Penyimpangan terhadap anggaran
BV = BCWS - ACWP
= Rp 30,033,418.89
direncanakan ) .
f. Critical Ratio ( CR )
CR = SPI x CPI
= 0.92 x 0.95
= 0.87
( Karena nilai CR berada antara 0.8 sampai 0.9 atau 1.2 sampai 1.3 maka
71
g. Estimated At Compleation Date ( Prakiraan Waktu Penyelesaian
Proyek)
= ( 18 / 0.92 ) + 10
= 30 Minggu
= Rp. 4,667,766,087.00
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang sama
= Rp. 5,547,618,358.68
72
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang
CPI x SPI
( 0.95 x 0.92 )
= Rp. 5,944,349,045.02
= Rp. 8,574,797,744.66
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang sama
= Rp. ( 260,044,610.56 )
73
Dengan menganggap kinerja biaya pada masa yang akan datang
= Rp. (656,775,296.56)
= Rp. (3,287,223,996.54)
yang terjadi pada proyek Pelebaran Jalan Bajo – Arasoe – Sinjai dapat diuraikan
sebagai berikut :
tersebut.
74
2. Grafik perkiraan biaya diperlihatkan pada gambar 4.14, sedangkan detail
3. Pada gambar 4.15 ditunjukkan nilai BCWS, BCWP, dan ACWP pada
biaya yang dikeluarkan lebih besar dari biaya yang dirancanakan, dan nilai
minggu ke-10 nilai BCWP berada di bawah nilai BCWS sehingga dapat
overrun). Pada minggu ke-7 sampai minggu ke-10 nilai ACWP berada di
75
76
77
78
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data pada proyek Pelebaran Jalan Bajo – Arasoe –
a. Indeks Kinerja Biaya ( CPI ) diperoleh sebesar 0.95 < 1, hal ini
a. Indeks Kinerja Waktu ( SPI ) diperoleh sebesar 0.92 < 1, hal ini
80
b. Perkiraan waktu penyelesaian proyek ( ECD ) selama 30 minggu, hal
3. Metode Konsep Nilai Hasil merupakan salah satu metode yang dapat
informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan
81
DAFTAR PUSTAKA
Kansius, 1996.
Jakarta,1987.
5. Lewis, James. The Project Manager’s Desk Reference, 2d ed. New York:
82