Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Pembuatan Senyawa Alkana


1.2 Tanggal Praktikum : 03 mei 2017
1.3 Tujuan Percobaan : Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti
tentang:
1. Cara pembuatan ssenyawa hidrokarbon
alifatis jenuh (alkohol).
2. Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang
digunakan.
3. Menuliskan reaksi dan mekanismenya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Senyawa Alkana


Senyawa alkana merupakan hodrokarbon jenuh yang paling sederhana
merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum : CnH2n+2 yang
dinamakan alkana.
Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua iiatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Komponen utama minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi
terbesar, termasuk golongan hidroksida. Seperti tersirat pada namanya,
hidrokarbon banyak mengandung karbon dan hidrogen, ada tiga kelompok
hidrokarbon: jenuh, tak jenuh dan aromatik, pembagian ini berdasarkan pada jenis
ikatan karbon-karbon ganda, ganda dua atau tiga atau keduanya. Hidrokarbon
jenuh dapat berupa asiklik dan dinamakan berturut-turut alkana dan sikloalkana.
Istilah ini untuk alkana kadang-kadang digunakan juga yakni parafin.
Tabel 2.1 penamaan senyawa alkana
Suhu ke N Rumus molekul nama

1. 1. CH4 Metana
2. 2. C2H6 Etana
3. 3. C3H8 Propana

4. 4. C4H10 Butana
5. 5. C6H12 Pentana
6. 6. C6H14 Heksana
7. 7. C7H16 Heptana

8. 8. C8H18 Oksana
9. 9. C9H20 Nonana
10. 10. C10H22 Dekana
2.2 Sifat-Sifat Senyawa Alkana
2.2.1 Sifat fisik
Sifat-sifat fisik senyawa alkana antara lain sebagai berikut :
1. Senyawa alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya ester.
Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada diatas. Sebab
massa jenisnya lebih kecil dari pada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke-5 hingga
suku ke-16 berwujud cair dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak). Semakin banyak cabang, titik
didih semakin kecil.

2.2.2 Sifat Kimia


Sifat-sifat kimia senyawa alkana antara lain sebagai berikut:
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon
dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur hologen (f2,Cl2,Br2,l2) atom.
Atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.

2.3 Kelarutan Alkana


Apabila sebuah zat molekul larut dalam air maka terjadi hal-hal seperti
berikut:
1. Gaya tarik antar molekul-molekul zat menjadi hilang. Untuk alkana gaya
tarik tersebut adalah gaya disperse vanderwalls.
2. Karena menghilang gaya tarik menarik maka zat bisa bercampur dengan
molekul-molekul.
2.3.1 Kelarutan Alkana Dalam Senyawa Organik
Pada kebanyakan pelarut organik gaya tarik utama antara molekul-
molekul. Pelarut adalah gaya Vanderwalls, baik gaya dispersi maupun gaya tarik
polar, ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organik
maka gaya tarik Vanderwalls terputus dan diganti dengan gaya Vanderwalls yang
baru (Petrucci, 1999).

2.4 Ciri-Ciri Alkana


Ciri-ciri senyawa alkana antara lain sebagai berikut:
1. Merupakan hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus siklo alkana)
2. Disebut golongan paraffin.
3. Sukar bereaksi.
4. Jumlah atom C sama terhadap penambahan atom C
5. C18 pada T dan P normal adalah padat
6. Mudah larut dalam pelarut non polar.
7. Sumber utama gas alam (Marwati,2007)

2.5 Tatanama Alkana


Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik)
1. Nama cabang terdiri dari 2 bagian
a. Bagian pertama (dibagian depan) merupakan nama cabang.
b. Bagian kedua (dibagian belakang) merupakan nama rantai induk.
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul, jika terdapat 2 atau
lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang rantai
terbanyak. Induk diberi nama alkanasesuai dengan ranjang rantai.
3. Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan
menggantikan akhiran-ana menjadi-il. Gugus alkil mempunyai rumus
umum: CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R.
4. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Maka dari itu rantai perlu
dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk
sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan
awalan di,tri,tetra,penta dan seterusnya.
6. Cabang-cabang yang berbeda sesuai dengan urutan abjad dari nama
cabang tersebut normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan cetak
miring.
7. Jika penomoran diekivalen dari kedua ujung rantai, maka harus dipillih
sehingga cabang yang harus ditulis terlebihdahulu mendapat nomor
terkecil.

Berdasarkan aturan-aturan diatas, penamaan alkana bercabang dapat


dilakukan dengan 3 langkah berikut:
1. Memilih rantai induk yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang
terbanyak.
2. Penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat
nomor terkecil.
3. Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai dengan urutan abjad
kemudian diakhiri dengan rantai induk. Posisi cabang digunakan dengan
awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda
koma(,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-) atau
lebih singkatnya adalah
1. Jika rantai lurus, nama sesuai dengan jumlah alkana dengan awalan n
(alkana).
2. Jika rantai cabang
a. Tentukan rantai terpanjang (sebagai nama alkana)
b. Tentukan nama cabangnya (alkil)
c. Pemberian nomor dimulai dari atom C yang paling dekat dengan cabang
d. Alkil-alkil sejenis ditulis dengan awalan di,(2), tri(3) dan seterusnya.
e. Alkil tak sejenis ditulis berdasarkan abjad (butil, etil dan seterusnya) atau
yabg paling sederhana (metil,etil,propil)
f. Gugus alkil alkana yang telah kehilangan 1 atom H CnH2n+1

2.6 Sumber Kegunaan Alkana


2.6.1 Sumber Alkana
Sumber alkana adalah yang paling banyak adalah minyak bumi dan gas
alam. Alkana diperoleh dari minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh disebut parafin yang
mempunyai arti daya gabung kecil, rantai karbon pada alkana dapat lurus
bercabang, alisiklik.

2.6.2 Kegunaan Alkana


Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Bahan bakar
2. Sumber hidrogen
3. Pelumas
4. Bahan baku untuk senyawa organik lain.
5. Bahan baku industri (fessenden, 1989)

2.7 Reaksi-reaksi Alkana


Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkana antara lain sebagai berikut:
2.7.1 Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran sempurna gas atau senyawa hidrokarbon akan
menghasilkan gas karbondioksida dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna
akan menghasilkan manoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna atau
tidak sempurna tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa
hidrokarbon dengan konsentrasi (kadar oksigen). Reaksinya
CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + 2H2O(g)
2.7.2 Reaksi subtitusi
Reaksi penggantian satu atau beberapa atom H dengan atom atau gugus
atom lain. Reaksinya
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

2.7.3 Reaksi Cracking


Reaksi pemecahan alkana yang dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi
tanpa oksigen. Reaksi ini menyebabkan terjadinya pemutusan rantai karbon pada
alkana atau reaksi pembentukan senyawa tidak jenuh. Reaksinya:
C16H34(ℓ)C8H18(ℓ) + C8H16(ℓ)

2.7.4 Reaksi Adisi


Reaksi penambahan atau penjenuhan ikatan rangkap.
1. Reaksi hidrogen
2. Adisi hologen
3. Adisi asam halogenida kaidah markonikoff

2.7.5 Reaksi Eliminasi


Reaksi eliminasi merupakan suatu reaksi penghilangan atau penyingkiran
beberapa atom gugus atom dari senyawa karbon yang lebih tinggi untuk
memperoleh senyawa karbon yang lebih sederhana.

2.7.6 Reaksi Polimerisasi


Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul besar
(polimer) (Respati, 1986).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1 Alat-alat
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung
3. Mortal stemper
4. Lampu spirtus
5. Spatula
6. Stopwatch
7. Kapas
8. Kaki tiga
9. Kawat kasa

3.1.2 Bahan-bahan
1. Natrium benzoat
2. NaOH

3.2 ProsedurKerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Ditimbang erlenmeyer kosong
2. Dimasukkan minyak kelapa sawit kedalam erlenmeyer sebanyak 20 gram
3. Erlenmeyer yang berisi minyak kelapa sawit ditambahkan larutan alkohol
absolute sebanyak 30 ml
4. Dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih
5. Ditambah 3 tetes PP, lalu dititrasikan dengan larutan standar NaOH
(0,02N) sampai warna merah dan dicatat beberapa larutan standar yang
dipakai dengan menggunakan rumusnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil percobaan pembuatan senyawa alkana :
No Cara kerja Waktu terjadi Waktu Warna Bau yang
Gelembung terbentuk cairan dihasilkan
Pertama cairan baru baru
1. 1 gr NaOH dan 49,35 detik 5,32 menit Bening Tajam
Natrium benzoat
ditambah 4 ml
H2O
2. 1 gr NaOH dan 47,89 detik 5,56 menit bening Tajam
Natrium benzoat
ditambah 4 ml
H2O

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini yang dilakukan adalah tentang bagaimana cara
pembuatan senyawa alkana dan pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah
Natrium benzoat dan NaOH serta dilakukan percobaan sebanyak 3 kali.
Pada percobaan ini natrium benzoat 2 gram dan NaOH 2 gram digerus,
lalu diambil campuran tersebut sebanyak 3 gram, kemudian ditambah 4 ml H2O.
Campuran tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi serta tutup dengan kapas
yang rapat. Penutupan dengan kapas bertujuan agar bau yang dihasilkan pada
proses pemasakan tidak terlalu menyengat. Kemudian dipanaskan diatas tungku
kakitiga dengan menggunakan lampu spirtus. Pada saat campuran dipanaskan
terdapat gelembung kecil didalam tabung dan endapan pada campuran terangkai
keatas dan lama kelamaan bercampur atau larut dalam air. Pada proses pemanasan
menghasilkan bau yang menyengat. Pada percobaan1 dan 2 setelah dipanaskan
larutan menjadi bening dan menghasilkan cairan baru yang berupa seperti minyak.
Pada percobaan 1 dan 2 ini tidak membentuk senyawa alkana tetapi terbentuk
senyawa benzena. Reaksi yang terbentuk adalah:
CH3COONa+ NaOH  Na2CO3 + C6H6
Dilihat dari reaksi. Reaksi antara CH3COONa dengan NaOH menghasilkan
C6H6 yang merupakan turunan dari benzena.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ciri-ciri alkana yaitu tidak larut dalam air, massa jenis alkana lebih rendah
dari pada air.
2. Rumus molekul alkana adalah CnH2n12
3. Abapila larutan CH3COONa dengan NaOH dipanaskan maka
menimbulkan bau menyengat.
4. Alkana dinamakan dengan parafin karena sukar bereaksi dengan senyawa
senyawa lain.
5. Reaksi antara CH3COONa dan NaOH :
CH3COONa + NaOH  Na2CO3 + C6H6
Reaksi ini tidak menghasilkan alkana tetapi menghasilkan senyawa
benzena. Hal ini terbukti dan hasil reaksi yang menghasilkan C6H6 (benzena).
Bukan senyawa alkana karena tidak memenuhi rumus molekul alkana CnH2n12.

5.2 Saran
Agar reaksi menghasilkan senyawa alkana, bahan yang digunakan yaitu
asam asetat (CH3COOH) dan NaOH. Reaksi ini menghasilkan senyawa alkana
yaitu metana.
DAFTAR PUSTAKA

A.Hadyana Pudjuatinadja, ph,d. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid I. Jakarta :


Erlangga.
Fassenden .1989. kimia organik. Jakarta : Erlangga
Hart. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Petrucci,R. 1990. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Respati.1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta : Aksan Baru
LAMPIRAN B
GAMBAR ALAT

Tabung reaksi Penjepit tabung

kaki tiga Spatula

Mortal Lampu spirtus

Kapas Stopwatch
Kawat kasa

Anda mungkin juga menyukai