Anda di halaman 1dari 9

DISKRIMINASI

Oleh :
Kelompok 13
Nama Anggota Kelompok: Nim/No Absen:
Clara Yunneke Tanadi 1607532037 / 33
Kadek Gita Amdika Putri 1607532038 / 34
I Gede Prabandhana Ariantaka 1607532048 / 35

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
PENDAHULUAN

Diskriminasi lebih merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap


individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili
oleh individu. Diskriminasi adalah suatu peristiwa yang biasanya ditemukan dalam
masyarakat manusia, itu karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan
orang lain.

Sebuah sambutan berjudul “Mend it, Don’t End It”, mantan Presiden Bill
Clinton mengatakan: Negara kita serangkaiain keyakinan; “Kita mengganggap
keyakinan ini sebagai hal yang nyata, bahwa semua manusia diciptakan sama; bahwa
kita semua oleh tuhan dianugrahi hak yang tidak dapat diambil oleh orang lain; bahwa
diantara hak-hak tersebut adalah hak untuk memperoleh kehidupan, kebebasan, dan
mencari kebahagian”.

Tujuan tindakan afirmatif adalah untuk memberikan suatu cara bagi Negara
kita guna mengatasi diskriminasi gender dan ras agar semua orang memperoleh
kesempatan yang sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai dam
memberikan sumbangan. Tindakan afirmatif merupakan usaha untuk
mengembangkan suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang
pendidikan, ketenaga kerjaan, dan pengembanagan peluang bisnis bagi individu-
individu yang berpotensidan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang
telah lama mengalami diskriminasi.

Namun, faktanya di dunia ini masih ada perlakuan diskriminasi antar satu
kelompok dengan kelompok lain, antar gender satu dengan yang lainnya, antara
kelompok mayoritas dengan kelompok minoritas. Tentu hal ini akan sangat
merugikan bagi orang-orang yang mengalami diskriminasi. Tak hanya dalam lingkup
kualifikasi pekerjaan yang tak sesuai dengan keahliannya, namun juga dalam
kenaikan pangkat ataupun gaji. Maka dari itu, pembahsan ini akan dibahas dengan
topik berikut:

1. Sifat diskriminasi pekerjaan;


2. Tingkat diskriminasi;
3. Diskriminasi, utilitas, hak, dan keadilan; dan
4. Tindakan afirmatif.
Sifat Diskriminasi Tenaga Kerja

Istilah diskriminasi kerja berasal dari bahasa latin discernere yang berarti
membedakan, memilah, atau memisahkan (Bertens,2000: 186). Diskriminasi adalah
“membedakan satu objek dari objek lainnya”. Dalam pengertian ini diskriminasi
merupakan suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
Diskriminasi terjadi dalam semua sector kehidupan masyarakat, termasuk bisnis.
Sebagai contoh diskriminasi rasial dan seksual telah lama ada dalam sejarah bisnis.
Meskipun saat ini banyak kaum minoritas dan perempuan memasuki dunia kerja,
namun berbagai masalah diskriminasi masih menyelimuti para pekerja.
Melakukan diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan yang
merugikan pegawai yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya
prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut. Dalam hal
ini, diskriminasi melibatkan 3 elemen dasar :
1. Keputusan yang merugikan pegawai, karena tidak berdasarkan pada
kemampuan yang dimiliki.
2. Keputusan yang merugikan pegawai karena diambil berdasarkan prasangka
(misalnya, rasial, seksual, dan agama) stereotype yang salah, atau sikap lain
yang secara moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu di mana
pegawai tersebut berasal.
3. Keputusan yang memiliki pengaruh negative atau merugikan kepentingan-
kepentingan pegawai yang dapat mengakibatkan mereka kehilangan
pekerjaan.
Dalam suatu organisasi tindakan diskriminatif dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, yaitu, :
1. Sengaja
Diskriminasi dilakukan secara sengaja dan sadar karena :
Perilaku individu yang ada dalam organisasi dan bukan merupakan
praktek yang dikehendaki organisasi. Misalnya, suatu perusahaan tidak
bermaksud melakukan diskriminasi, tetapi petugas pewawancara yang
ditunjuk saat rekrutmen secara sengaja dan sadar melakukan diskriminasi
karena prasangka pribadi.
Perilaku rutin organisasi yang secara historis (turun-temurun) melakukan
praktek diskriminasi karena prasangka pribadi para anggotanyasehingga
praktek tersebut akhirnya melembaga. Misalnya, suatu perusahaan dari
dulu sampai sekarang hanya menerima pria sebagai tenaga keamanan,
karena beranggapan wanita tidak cocok sebagai tenaga kerja keamanan.
Tindakan ini akhirnya melembaga dan dilakukan terus-menerus.
2. Tidak Sengaja
Suatu organisasi mungkin saja tidak pernah bermaksud melakukan diskriminasi,
tetapi secara tidak sengaja dan tidak sadar telah melakukannya, karena :
Menerima praktek stereotip tradisional dari masyarakat sekitarnya.
Misalnya, di suatu lingkungan masyarakat terdapat anggapan bahwa
wanita todak pantas menjadi pemimpin, sehingga wanita tidak lumrah
menduduki posisi atau jabatan penting.
Menjalankan prosedur formal perusahaan. Misalnya, suatu perusahaan
wajib mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam melakukan
rekrutmen. Tetapi prosedur tersebut ternyata mengakibatkan adanya
kelompok tertentu menjadi terdiskriminasi.
Kebetulan. Misalnya, jumlah pekerjaan yang diterima bekerja dalam suatu
perusahaan mayoritas pria, karena kebetulan yang melamar pekerjaan dan
berhasil memenuhi standar kelulusan sebagian besar pria.
Tingkat Diskriminasi
Menurut Velasques (2003 : 373) dengan melihat indicator statistic tentang
ditribusi anggota kelompok dalam organisasi yang bersangkutan dapat diperkirakan
tentang terjadinya diskriminasi pada kelompok tertentu dalam suatu organisasi.
Indicator bahwa diskriminasi telah terjadi apabila terdapat proporsi yang tidak
seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang
diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi atau pun
kemampuan mereka. Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi
semacam itu :
1. Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada
kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang
diberikan pada kelompok lain dalam pekerjaan yang sama.
2. Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam
tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam
tingkat yang sama.
3. Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang
jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam
habatan yang sama.
Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan
Argumentasi yang menolak diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu argumen utilitarian, argumen hak, dan argumen keadilan.

Utilitas
Argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual
didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan
diberiakn berdasarkan kompetensi (kebaikan).
Namun, argumen ini dihadapkan pada dua keberatan. Pertama, jika argumen
ini benar, pekerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi yang berkaitan
dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kedua, argumen utilitarian harus menjawab tuntutan penentangnya yang
menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari
keberadaan bentuk diskriminasi seksual tertentu.
Kaum utilitarian menanggapi berbagai kritik dengan menyatakan bahwa
menggunakan faktor selain kualifikasi pekerjaan tidak akan memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan kualifikasi pekerjaan.

Hak
Teori Kant menyatakan bahwa ”manusia haruslah diperlakukan sebagai tujuan
dan tidak boleh hanya sebagai sarana.” Argumen ini menyatakan bahwa masing-
masing individu memiliki hak moral untuk diperlakukan sebagai seorang yang
merdeka dan sejajar dengan semua orang lain, dan bahwa semua individu memiliki
kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang
merdeka dan sederajat. Diskriminasi melanggar hak prinsip ini dalam dua cara.
Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan suatu kelompok dianggap terlau
rendah dibanding kelompok lain. Kedua, diskriminasi menempatkan kelompok yang
terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.
Keadilan
John Rawls menyatakan bahwa diantara argumen mengenai prinsip-prinsip
keadilan yang menjelaskan posisi asal, yang paling penting adalah prinsip kesamaan
hak untuk memperoleh kesempatan. Prinsip keadilan menganggap bahwa diskriminasi
melanggar prinsip keadilan dengan cara menutup kesempatan bagi kaum minoritas
untuk menduduki posisi-posisi tertentu dalam sebuah lembaga sehingga otomatis
berarti mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama seperti orang lain.

Praktik Diskriminasi
Apapun argument yang menentang tindakan diskriminasi, tetap jelas bahwa
diskriminasi merupakan sesuatu yang salah. Berikut ini beberapa tindakan-tindakan
dianggap diskriminatif:
a) Rekrutmen, Perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi verbal
para pegawai saat ini dalam merekrut karyawan baru cenderung merekrut
karyawan dari kelompok ras dan seksual yang sama yang terdapat dalam
perusahaan.
b) Seleksi, kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c) Kenaikan pangkat, dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan
evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari
kelompok minoritas.
d) Kondisi pekerjaan, pemberian gaji akan diskriminatif jika dalam jumlah yang
tidak sama untuk orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya
sama
e) PHK, memecat berdasarkan pertimbangan ras, dan jenis kelamin merupakan
diskriminasi.
Contoh :
Dalam suatu pekerjaan banyak terjadi masalah atau kasus-kasus tentang
diskriminasi pekerjaan , salah satunya yang saya bahas tentang diskriminasi pekerjaan
terhadap perempuan, memang banyak terjadi diskriminasi terhadap perempuan di
Indonesia. Di berbagai bidang pekerjaan banyak terjadi diskriminasi pekerjaan
terhadap perempuan serperti diskriminasi ras, agama,suku gender dan lain-lain. Di
Bali juga banyak terjadi diskriminasi contohnya disekitar lingkungan kita seperti
perusahaan rokok malboro, untuk mempromosikan produknya, biasanya dijalan-jalan
atau di sebuah event ini dibutuhkan spg (salles promotion girl), maka dalam
pemilihan spg akan terjadi diskriminasi karena perusahaan akan mencari perempuan
yang cantik dan berpenampilan menarik , sedangkan perempuan yang kurang cantik
tidak akan diterima oleh perusahaan.Dan sebuah perusahaan juga dalam penerimaan
upah pekerjaan biasanya juga terjadi diskriminasi terhadap perempuan, dimana
karyawan laki-laki biasanya mendapatkan gaji lebih besar dbandingkan perempuan
dan jabatan laki-laki dalam suatu perusahaan biasanya lebih tinggi dari perempuan
karena laki-laki diberi peluang lebih untuk berkembang naik jabatan, sedangkan
perempuan susah untuk naik jabatan.

Tindakan Afirmatif
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak yang
melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk
mencapai distribusi yang lebih repesentatatif dalam perusahaan dengan memberikan
preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti dari program tindakan
afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail (”analisis utilisasi”) atas semua
klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan. Keputusan-keputusan Pengadilan tinggi
masih belum konsisten sehubungan dengan legalitas program-program afirmatif.
Sejumlah besar keputusan pengadilan federal menyetujui bahwa penggunaan program
tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan dari
diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Meskipun
program-program tindakan afirmatif yang memberikan prefensi pada pegawai
perempuan dan minoritas tidak dinyatakan ilegal, namun pengaruhnya akan hilang
begitu saja pada saat perusahaan menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai,
karena efek sistem senioritas akan berpengaruh paling besar pada pegawai perempuan
dan minoritas yang direkrut melalui program tersebut.
James R. Houghton Corning Glass Works, mengatakan:
“ menilai dan menangani tenaga kerja yang beragam adalah lebih dari tindakan yang
benar secara etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk dekade selanjutnya
menunjukkan dengan jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan
tugas merekrut, melatih, dan mempromosikan kaum perempuan dan minoritas tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.”
Kesimpulan :
1. Diskriminasi adalah “membedakan satu objek dari objek lainnya”. Dalam
pengertian ini diskriminasi merupakan suatu tindakan yang secara moral
adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
2. Diskriminasi telah terjadi apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas
anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati
dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi atau pun
kemampuan mereka. Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi
semacam itu : perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi
pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang
diberikan pada kelompok lain dalam pekerjaan yang sama; perbandingan atas
proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan
paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama, dan
perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang
jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam habatan
yang sama.
3. Diskriminasi melanggar hak prinsip ini dalam dua cara. Pertama, diskriminasi
didasarkan pada keyakinan suatu kelompok dianggap terlau rendah dibanding
kelompok lain. Kedua, diskriminasi menempatkan kelompok yang
terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.
4. Tindakan alternatif dimaksud untuk mencapai distribusi yang lebih
respresenive dalam perusahaan dengan memberikan prefensi pada kaum
perempuan dan kelompok minoritas dan inti dari tindakan alternatif ini adalah
sebuah penyelidikan yang mendetail atas semua klasifikasi pekerjaan dalam
perusahaan.
REFRENSI

Muadz Abdul Aziz,”Diskriminasi Pekerjaan Etika Bisnis.”

https://www.scribd.com/document/359713285/Diskriminasi-Pekerjaan-Etika-Bisnis-
docx (diakses pada hari Selasa, 14 November 2017)

Ageng Bagus,” Pengertian dari Diskriminasi dan Contohnya.”

http://tugaskuliahageng.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-diskriminasi.html (diakses
pada hari Selasa, 14 November 2017)

Rizkilah,”Makalah Etika Bisnis.”

http://rizkilah.blogspot.co.id/2011/11/makalah-etika-bisnis.html (diakses pada hari


Selasa, 14 November 2017)

I Gede Guna Wijaya,”Contoh Kasus Diskriminasi Pekerjaan Dibuat.”

https://igedegunawijaya.wordpress.com/2012/12/14/contoh-kasus-diskriminasi-
pekerjaan-dibuat-oleh-igede-guna-wijaya/ (diakses pada hari Selasa, 14 November
2017)

Anda mungkin juga menyukai