Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN

PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : Pencegahan dan Pengendalian Penyaklit (P2P)

Pemegang Program : Adhy Suardhana Saputra

I. Deskripsi Program
Program P2P termasuk kedalam program dasar puskesmas yang bertujuan
untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan tidak menular.
Tujuan program P2P adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas program P2M
Puskesmas meliputi :

Penyakit yang menular langsung (TB, Malaria, DBD, Kuata,


Pneumonia, Diare, HIV/AIDS)

Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (polio, difteri, campak,


pertusis)

Penyakit yang tidak menular (hipertensi, jantung, kanker, diabetes


mellitus)
II. Input Program
a. Staf
Staf program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di UPT
Kesmas Blahbatuh I terdiri dari masing-masing pemegang program yaitu
koordinator program TBC, Kusta, DBD, diare, surveilen, penyehatan
lingkungan, dan HIV/AIDS. Pemegang program P2P adalah Adhy
Suardhana Saputra dimana beliau juga merangkap sebagai pemegang
program penyakit diare dan surveilen.
b. Prasarana dan Sarana
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada program
P2P di UPT Kesmas Blahbatuh I.
1. Poster diare
2. Leaflet penyuluhan
3. Bubuk abate
4. Senter
5. Posbindu dasar kit
6. Oralit
7. Masker
c. Dana
Dana dalam kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
d. Sasaran
Sasaran program P2P adalah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I yaitu bayi, anak balita, siswa SD, siswa SMP, siswa SMA,
penderita TB, penderita kusta, penderita HIV, dan rumah tangga.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program P2P di UPT Kesmas Blahbatuh
I tahun 2016.
Tabel1. Analisis Kegiatan Program P2P
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
. Capaian (%) (%)
A. Program Diare
1. Penyuluhan Masyarakat 1.736 Masyarakat 100 100 2 kali/
di lima desa dapat tahun
mengetahui
tentang
penyakit
diare
2. Penemuan kasus Penderita 223 Meningkat 2,14 37,32 Setiap ada
diare yang nya cakupan kasus
berkunjung penemuan
ke penderita
posyandu, diare
pustu, dan
puskesmas
3. Penatalaksanaan Penderita 223 Terpantaunya 100 100 Saat ada
kasus diare yang penyebab, kasus
mengalami pencegahan,
diare di dan kondisi
puskesmas, penderita
pustu, dan diare
posyandu
B. Imunisasi
1. BIAS (bulan Anak SD 532 Semua anak 100 100 1 kali/
imunisasi anak kelas I, II, SD kelas I, II, tahun
sekolah) dan III dan III
mendapatkan
imunisasi
2. Imunisasi di Bayi usia 465 Semua bayi 100 96,3 Pustu hari
puskesmas dan kurang dari usia kurang rabu atau
pustu satu tahun dari satu tanggal 20.
tahun Imunisassi
mendapat di
imunisasi puskesmas
setiap hari
kamis,
khusus
BCG dan
campak
pada
minggu ke
3 dan 4.
3. Pekan imunisasi Anak usia 1.668 Semua anak 97 100 1 kali/
nasional (PIN) 0-59 bulan usia 0-59 tahun
bulan
medapatkan
PIN polio
4. Sweeping Bayi usia 1.668 Semua bayi 100 100 4 kali/
imunisasi kurang dari usia kurang tahun
satu tahun dari satu
yang tidak tahun yang
mendapat tidak
kan mendapatkan
imunisasi imunisasi

C. Kusta
1. Penemuan dini Masyarakat 2.736 Kasus kusta 0,01 0 12 kali/
kasus kusta dapat tahun
ditemukan
2. Pengobatan Penduduk 1 Semua kasus 100 100 12 kali/
penderita kusta kusta kusta terobati tahun
3. Pemeriksaan Semua 5 Tidak ada 100 100 12 kali/
kontak anggota penularan di tahun
keluarga keluarga
kusta

D. TB Paru
1. Penemuan kasus Masyarakat 736 Ditemukan 70 100 12 kali/
TB kasus baru tahun
TB paru
2. Pengobatan/ Semua 7 Kasus pasien 100 100 12 kali/
tatalaksana TB penderita TB Paru tahun
kasus TB menurun
paru

3. Penyuluhan Masyarakat 336 Pengetahuan 100 100 5 kali/


dan pasien masyarakat tahun
TB tentang TB
meningkat

E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan Masyarakat, 4.327 Terlaksana 100 100 12 kali/
STT, ibu nya tahun
PKK, siswa penyuluhan
SMP yang dihadiri
sebanyak 50
orang setiap
penyuluhan

2. Deteksi dini Ibu hamil, 553 Dilakukan 100 100 5 kali/


penderita 1 nya deteksi tahun
TBC, dini terhadap
pelayan 30 HIV
café,
pasien yang 7
berisiko
F. DBD
1. Penyelidikan Penderita 327 Pemeriksaan 100 100 Saat ada
epidemiologi dan jentik kasus
(PE) lingkungan nyamuk
disekitar disekitar
DBD tempat
tinggal
penderita,
rumah/bangu
nan disekitar,
dan tempat
umum dalam
radius 100
meter

2. Pemeriksaan Tempat 459 Pemeriksaan 100 100 1 kali/


jentik berkala penampung tempat bulan
(PJB) an air penampung
an air di
dalam/ di luar
rumah
3. Pemberantasan Tempat 459 Pemberantas 100 100 1 kali/
sarang nyamuk perkembang an jentik di minggu
(PSN) biakan tempat
nyamuk perkembang
biakan
nyamuk,
abatisasi, dan
memelihara
ikan

A. Diare
1. Penyuluhan
Perencanaan (P1)
Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit diare di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I. Penyuluhan dilakukan di Desa Medahan, Desa Bona,
Desa Pering, Desa Blega, dan Desa Keramas. Materi disampaikan
oleh dokter atau bidan mengenai penyebab diare, pencegahan diare,
dan penanganan diare. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1.736 orang
dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program, dokter, dan bidan
desa. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini mengikuti jadwal
posyandu di masing-masing banjar. Penyuluhan yang diberikan
berupa informasi mengenai penyebab diare, gejala diare, penganan
awal diare, dan tempat pengobatan diare. Kegiatan penyuluhan ini
juga dilakukan dengan kunjungan rumah untuk memberikan
informasi mengenai diare serta mencari faktor penybab diare pada
penderita diare dan keluarga pasien. Kegiatan penyuluhan ini
lengkapi dengan penggunaan poster dan pamflet untuk
mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program, dokter, dan bidan desa. Evaluasi
kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada
akhir tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada penanggung
jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini sebesar 100%.
Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal.
Kegiatan penyuluhan diare dilaksanakan dua kali dalam setahun dan
kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan sebanyak lima kali dalam
sebulan.
2. Penemuan kasus
Perencanaan (P1)
Kegiatan penemuan kasus bertujuan untuk mengetahui jumlah kasus
diare yang terjadi di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I.
Kegiatan ini dilakukan dengan mendata pasien yang terdiagnosis
diare di posyandu, pustu, dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 223 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penemuan kasus diare dilakukan oleh pemegang program
dan bidan desa setiap adanya kasus diare dimasyarakat. Pelaksanaan
kegiatan ini meliputi pendata kasus diare pada posyandu yang
kemudian dilaporkan kepada staf program. Selain itu data juga
berasal dari diagnosis oleh dokter puskesmas, puskesmas keliling,
dan praktek dokter swasta yang berada di wilayah UPT Kesmas
Blahbatuh I.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh bidan desa dan disampaikan kepada penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, tercatat sebanyak 223 kasus diare serta
tidak terjadi kematian karena kasus diare. Capaian kegiatan
penemuan kasus diare sebesar 100%.
3. Penatalaksanaan kasus diare
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan diare ini adalah Adhy Suardhana
Saputra. Kegiatan penatalaksanaan diare bertujuan untuk memantau
kondisi penderita, menemukan penyebab diare, dan mencegah
penyebar luasan kasus. Kegiatan ini ditujukan bagi pasien yang
mengalami diare di wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I. Sasaran dari
kegiatan ini adalah 223 orang dengan target dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penatalaksanaan diare dialaksanakan oleh pemegang
program yang diabntu oleh dokter, bidan desa, dan kader posyandu.
Penatalaksanaan diare dilaksanakan di puskesmas, pustu, dan
posyandu oleh petugas kesehatan terkait. Pasien yang didiagnosis
diare akan dilakukan pengobatan untuk mencegah dehidrasi dengan
pemberian oralit serta pengobatan untuk mencegah kesakitan dan
kematian.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program, dokter, bidan desa, dan kader
posyandu. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh bidan desa dan
disampaikan kepada penanggung jawab program. Pada tahun 2016,
capaian kegiatan ini sebesar 100%. Kegiatan ini sudah berjalan
dengan baik dan tidak terjadi kematian pasien karena diare.

B. Imunisasi
1. Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan imunisasi ini adalah Gst Ayu Nym.
Astarani, A.Md Kep yang dibantu oleh beberapa orang staf yang
terdiri dari bidan, perawat, dan bagian management. Bulan Imunisasi
Anak Sekolah atau disingkat BIAS adalah bentuk kegiatan
operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang
dilakukan pada bulan tertentu setiap tahunnya. Kagiatan bulan
imunisasi anak sekolah bertujuan untuk meberikan imunisasi
campak ke-2 dan DT kepada siswa kelas 1 SD dan imunisasi Td pada
siswa kelas 2 dan 3 SD. Sasaran dari kegiatan ini adalah 532 orang
anak SD kelas 1, 2, dan 3 dengan target dan capaian sebesar 100%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan imunisasi dilakukan oleh pemegang program, perawat, dan
tenaga administrasi. Imunisasi anak sekolah langsung dilakukan di
sekolah masing-masing. Imunisasi campak ke 2 kepada siswa kelas
1 SD dilakukan pada bulan September sedangkan imunisasi difteri
tetanus (DT) dilakukan pada bulan November. Imunisasi toksoid
difteri (Td) pada siswa kelas 2 dan 3 SD dilaksanakan pada bulan
November. Pemberian vaksin DT dan Td merupakan salah satu
upaya preventif untuk pencegahan dan menciptakan kekebalan
secara terus menerus untuk penyakit difteri dan tetanus.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini
sebesar 100%. Kegiatan imunisasi untuk anak sekolah telah
terlaksana dan sebanyak 532 anak mendaptkan imunisasi.
2. Pelayanan imunisasi
Perencanaan (P1)
Kegiatan pelayanan imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan penyakit serta meningkatkan angka cakupan imunisasi
bagi bayi dan anak balita. Kegiatan imunisasi dilakukan di
puskesmas setiap hari kamis serta minggu ke 3 dan 4 oleh bidan dan
perawat. Pelaksanaan imunisasi di pustu setiap tanggal 20 oleh bidan
desa. Sasaran dari kegiatan ini adalah 462 bayi serta 1.668 balita
dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Tenaga
kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak enam bidan dan
sembilan perawat di puskemsas serta enam bidan dan tiga perawat
di pustu. Jenis imunisasi yang diberikan yaitu bagi bayi diberikan
BCG, Hepatitis B, Pentabio (DPT-HB), campak, dan polio.
Pemberian imunisasi BCG dan campak diberikan pada minggu ke 3
dan 4 setiap bulannya sedangkan imunisasi lainnya dilaksanakan
setiap minggu di puskesmas. Orang tua sang anak diberikan
konseling sebelum imunisasi oleh bidan mengenai jenis imunisasi,
manfaat, dan kejadian pasca imunisasi yang dapat timbul pada anak.
Setelah bayi atau balita diimunisasi maka petugas kesehatan
melengkapi data imunisasi pada buku kesehatan ibu dan anak (KIA).
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan
imunisasi lengkap pada bayi sebesar 96,3% dengan cakupan masing-
masing imunisasi yaitu HB0 sebesar 91,9%, BCG sebesar 91,9%,
Polio 1 sebesar 91,9%, DPT/HB-Hib (1) sebesar 91%, Polio 2
sebesar 91%, DPT/HB-Hib (2) sebesar 92,5%, Polio 3 sebesar
92,5%, DPT/HB Hib (3) sebesar 90,3%, polio 4 sebesar
90,3%, dan campak sebesar 96,3%. Pada batita cakupan imunisasi
DPT/HB Hib sebesar 95,9% dan campak sebesar 86,2%.
3. Pekan imunisasi nasional (PIN)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pekan imunisasi nasional bertujuan untuk memberikan
imunisasi polio kepada seluruh anak usia 0 sampai 59 bulan di
seluruh Indonesia. Perencanaan awal dari kegiatan ini yaitu
menentukan jumlah sasaran anak usia 0-59 bulan yang tercatat di
puskesmas dan pustu. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung
jawab program yang dibantu oleh perawat. PIN dilaksanakan satu
kali dalam satu tahun tepatnya bulan Maret. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 1.668 orang dengan target 97% dan capaian sebesar 100%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK). Pada tahun 2017, UPT Kesmas Blahbatuh I memiliki jadwal
imunisasi Japanese Encephalitis yang dilaksanakan pada bulan
September hingga November.
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Kegiatan
ini dilakukan dengan pemberian tetesan imunisasi oleh petugas yang
berjumlah dua orang. Pekan imunisasi nasional ini dilaksanakan
pada bulan Maret dengan pemberian imunisasi polio.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pekan imunisasi nasional (PIN)
dilakukan oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap tahun. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan ini telah
terlaksana dengan baik dan sudah memenuhi target pusat data dan
informasi (Pusdatin) sebesar 97%. Capaian kegiatan PIN pada UPT
Kesmas Blahbatuh I sebesar 113%.
4. Sweeping imunisasi
Perencanaan (P1)
Sweeping imunisasi dilakkan untuk melacak sasaran yang belum
mendapatkan imunisasi untuk segera dapat diberikan imunisasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mecari alasan mengapa tidak
melakukan imunisasi serta mendata bayi dan balita yang telah
mendapatakan imunisasi ditempat lain tetapi belum dilaporkan ke
staf pemegang program. Kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penanggung jawab dan bidan desa. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 1.668 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program yang dibantu oleh bidan desa datang
mengunjungi balita yang belum mendapatkan imunisasi dengan
lengkap. Kegiatan ini diawali dengan pelacakan sasaran yang sudah
terdata sebelumnya yang belum mendapat imunisasi. Pelacakan
dilakukan di setiap rumah saaran dan selanjutnya diberikan
konseling untuk segera melakukan imunisasi di puskesmas atau
pustu. Sweeping imunisasi ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program yang diabntu oleh bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, kegiatan ini telah terlaksana dengan baik
dan sudah memenuhi target 100%. Sehingga semua bayi dan balita
yang belum mendapat imunisasi sudah disarankan untuk datang ke
puskesmas atau pustu untuk mendapat imunisasi.
C. Kusta
1. Penemuan dini kasus kusta
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan kuata ini adalah Ketut Sukreni.
Kegiatan penemuan dini kasus kusta bertujuan untuk menemukan
pasien positif kusta sehingga dapat mencegah penularan penyakit ini
dimasyarakat. Penemuan dini kasus kusta dilakukan pada pasien
yang melakukan rawat jalan di puskesmas dan pustu serta screning
di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab
program yang dibantu oleh dokter di puskesma dan di luar
puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 2.736 orang dengan
target 0,01% dan capaian sebesar 0%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pasien yang dicurigai terkena kusta yang memiliki gejala khas
seperti terapat bercak kusta keputihan atau kemerahan disertai
dengan mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas. Pasien yang
dicurigai dengan kusta akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya dan
jika ditemukan hasil pemeriksaan bakteri M. Leprae positif, maka
orang tersebut dapat dinyatakan menderita kusta. Setelah itu, akan
dilakukan pencatatan dari kasus tersebut.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan dini kasus kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
bidan desa. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Selama tahun 2016 terdapat 2 orang yang menderita
kusta dengan tipe Multi basiler, tetapi 1 orang penderita pindah ke
Kabupaten Singaraja.
2. Pengobatan penderita kusta
Perencanaan (P1)
Kagiatan pengobatan penderita kusta bertujuan untuk
menyembuhkan dan meminimalisir terjadinya komplikasi pada
penderita. Pada tahun 2016 terdapat 1 pasien kusta yang sedang
melakukan pengobatan. Kegiatan ini dilakukan di puskesmas,
dimana penderita akan datang ke puskesmas setiap bulannya untuk
mengambil blister MDT. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1 orang
dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program
ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penanggung jawab program yang bekerja sama dengan dokter
puskesmas memeriksa penderita setiap bulannya. Pasien yang
didiagnosis kusta akan dilakukan pengobatan yaitu dengan Multi
Drugs Treatment (MDT). Untuk mencegah terjadinya kecacatan
dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui jika terdapat
komplikasi yang dialami pasien seperti kelumpuhan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan penderita kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik dan 1 orang pasien sudah menjalani
pengobatan. Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini.
3. Pemeriksaan kontak
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan kontak bertujuan untuk mencegah penularan
dan kecacatan pada penderita kusta beserta keluarga penderita.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemegang program yang dibantu
oleh dokter puskesmas melalui kunjungan rumah dan pemeriksaan
di tempat pelayanan kesehatan seperti di puskesmas serta scering di
bale banjar. Pemeriksaan kontak kusta ini dilakukan setiap bulan
dengan sasaran anggota keluarga penderita kusta yang kontak setiap
harinya dengan penderita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 5 orang
dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program
ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan kontak ini dilakukan pada seluruh anggota
keluarga penderita kusta yang dilaksanakan di puskesmas dan pustu.
Kegiatan ini juga diisi dengan pemberian informasi mengenai gejala,
tanda dan cara penularan kusta serta informasi lainnya. Penyuluhan
dan pemeriksaan kusta dilakukan oleh dokter puskesmas.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan kontak kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program.Kegiatan ini sudah terlaksana dengan
baik, dimana semua penderita kusta beserta keluarganya sudah
dilakukan pemeriksaan. Tidak ada hambatan yang dialami dalam
kegiatan ini.

D. TB paru
1. Penemuan kasus TB
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan TB paru ini adalah Ketut Sukreni.
Penemuan kasus TB bertujuan untuk mencegah penularan penyakit
di masyarakat dengan cara memastikan diagnosis secara cepat pada
pasien suspek TB. Penemukan kasus baru TB paru dapat dilakukan
melalui pemeriksaan lebih lanjut pada orang dengan suspek TB paru.
Kegiatan ini dilakuakan oleh pemegang program, dokter puskesmas,
dan petugas laboratorium. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 140 orang dengan target 100% dan capaian sebesar 100%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh dokter puskesmas seperti anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada pasien.Setelah dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik pasien suspek TB akan dilakukan pemeriksaan
sputum untuk mendiagnosis TB paru. Pengambilan sputum pada
pasien dilakukan oleh pasien saat pagi hari, sebelum makan, dan
setelah makan. Selanjutnya sputum akan diperiksa oleh petugas
laboratorium puskesmas. Jika pasien didapatkan positif akan
dilakukan pencatatan sebagai penemuan kasus baru dan pasien
diberikan pengobatan agar tidak menularkan ke orang disekitarnya.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan kasus TB Paru
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan ini sudah
dilakukan dengan baik dan didapatkan sebanyak 7 orang denga BTA
+. Sebaran terbanyak terdapat di Desa Bona 4 orang dan di Desa
Keramas, Desa Pering, serta Desa Belege masing-masing terdapat 1
orang. Tidak ada hambatan dalam melaksanakan kegiatan ini.
2. Pengobatan/ tatalaksana TB
Perencanaan (P1)
Pengobatan atau tatalaksana TB bertujuan untuk menurunkan
tingkat penularan, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan
kesembuhan penderita. Pengobatan TB ditunjukan bagi pasien yang
positif menderita TB serta keluarga penderita. Kegiatan ini
dilakukan oleh pemegang program yang dibantu oleh dokter
puseksmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 7 orang dengan BTA +
serta 35 orang keluarga penderita dengan target dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pengobatan ditunjukan bagi pasien yang positif menderita
TB. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pemberian kartu
pengobatan TB, pemeriksaan oleh dokter sebelum pengambilan obat
serta pemberian obat yang diperoleh dari apotek. Pasien juga
diberikan KIE mengenai penyakitnya dan pengobatan dari peyakit
tersebut. Pengobatan dilakukan secara intensif dengan memberikan
obat untuk 2 bulan pertama selanjutnya diberian obat sesuai dengan
kebutuhan selama 6 bulan.

Kegiatan konseling ditunjukkan kepada keluarga pasien dengan


memberikan informasi berupa cara etika batuk, gejala dan tanda
penyakit TB, bagaimana kontak dengan pasien TB serta informasi
lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan di puskesmas, pustu, dan
pusling. Penyuluhan juga dilakukan secara berkelompok yang
biasanya dilakukan di posyandu.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan atau penatalaksanaan
TB Paru dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik dimana semua pasien sudah mendapat
pengobatan. Tetapi terdapat beberapa pasien yang kurang
mengonsumsi obat.
3. Penyuluhan TB Paru
Perencanaan (P1)
Penyuluhan mengenai TB Paru bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai penyakit TB paru yaitu mengenai
pencegahan, gejala, penularan, dan cara kontak dengan penderita TB.
Penyuluhan dilakukan dengan bekerja sama dengan staf program
promosi kesehatan (Promkes). Sasaran dari kegiatan ini adalah 336
orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program
ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyuluhan mengenai TB Paru dilakukan melalui bekerja sama
dengan program promosi kesehatan serta dokter puskesmas.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh dokter puskesmas dengan
memberikan informasi mengenai gejala, pencegahan, penularan, dan
cara kontak dengan penderita TB paru. Untuk tempat dan waktu
dipersiapkan oleh staf pemegang program Promkes. Kegiatan ini
dilakukan satu kali dalam satu bulan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan TB Paru dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian 100% dan telah dilaksanakan di desa wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh I sebanyak lima kali dalam setahun.

E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan HIV
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan HIV/AIDS ini adalah Luh Putu
Sumartini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai kesehatan HIV/AIDS yaitu mengenai pencegahan, gejala,
dan agar siswa tidak mendiskriminasi ODHA. Sasaran dari kegiatan
ini adalah masyarakat, STT, ibu PKK, siswa SMP.
Penyuluhan dilakukan dengan bekerjasama dengan staf program
Promkes. Sasaran dari kegiatan ini adalah 4.327 orang dengan target
dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari
biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program HIV/AIDS bekerja sama dengan dokter
puskesmas dan penanggung jawab program promosi kesehatan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi berupa
kesehatan reproduksi remaja, penyakit IMS dan HIV/AIDS oleh
dokter puskesams. Untuk tempat dan waktu dipersiapkan oleh staf
pemegang Promkes. Penyuluhan ini dilakukan satu kali dalam
sebulan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan HIV/AIDS
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas serta penanggung jawab program promosi
kesehatan. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan dengan baik
dengan jumlah peserta penyuluhan yang hadir lebih dari 50 orang
setiap kali penyuluhan.
2. Screening HIV/AIDS
Perencanaan (P1)
Screening HIV/AIDS bertujuan untuk deteksi secara dini seseorang
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kegiatan ini
dilakukan oleh pemegang program HIV, dokter puskesmas, bidan,
dan petugas laboratorium. Sasaran kegiatan screening HIV/AIDS
adalah ibu hamil sebanyak 553 orang, penderita TB sebanyak 1
orang, dan orang yang berisiko tinggi seperti pelayan kafe sebanyak
30 orang. Target dan capaian kegiatan ini sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini diawali dengan konseling kepda pasien yang datang ke
puskesmas. Pasien lalu diberikan lembar persetujuan untuk
dilakukan tindakan pemeriksaan HIV. Screening HIV yang
dilakukan kepada ibu hamil dapat dilakukan di puskesmas saat
kunjungan ANC serta saat pelaksanaan kelas ibu hamil. Screening
HIV pada pelayan kafe dan penderita TB Paru dilakukan di
puskesmas oleh petugas laboratorium. Hasil tes HIV akan
disampaikan oleh konselor kepada pasien diruangan khusus karena
hasil ini bersifat rahasia. Jika pasien memiliki hasil positif HIV maka
akan dilakukan pengobatan, mencari informasi awal penularannya
serta pencarian patner seksualnya untuk dilakukan pemeriksaan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan screening HIV/ AIDS dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan lancar serta diperoleh
satu orang positif HIV. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.

F. DBD
1. Penyelidikan epidemiologi (PE) DBD
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan DBD ini adalah Ni Ketut Suartini yang
dibantu oleh tiga orang staf. Penyelidikan epidemiologi DBD adalah
penyelidikan yang dilakukan dengan memperhatikan beberapa
aspek seperti kronologis penyakit, memantau keadaan jentik nyamuk
di rumah atau di sekitar rumah penderita serta untuk menentukan
tindak lanjut penanganan dan pencegahan penularan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah penderita DBD dan
lingkungan sekitar rumah penderita. Sasaran dari kegiatan ini adalah
327 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mencari penderita DBD
atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaaan jentik nyamuk
penular DBD ditempat tinggal penderita dan rumah sekitar.
Pelaksanaan program DBD menggunakan peralatan survei
(tensimeter, termometer, senter, dan formulir PE) dan kemudian
memberitahukan kepada kepala desa atau lurah bahwa di wilayahnya
terdapat penderita DBD. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut
1. Melakukan wawancara dengan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat perindukan
nyamuk.
3. Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas,
dilakukan pemeriksaan kulit dan uji torniquet.
4. Hasil pemeriksaan adanya penderita DBD dan hasil
pemeriksaan terhadap penderita demam serta pemeriksaan
jentik dicatat dalam formulir PE.
5. Hasil PE kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
DBD dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dua orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian sebesar 100%. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.
2. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk bertujuan untuk memeriksa
tempat penampungan air (TPA) di dalam dan di luar rumah/
bangunan serta benda-benda lain yang dapat menampung air hujan
di halaman. Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program yang
dibantu oleh petugas kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai
dengan jadwal. Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala
dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 459 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan jentik berkala meliputi pengumpulan dan
pengolahan data secara langsung setelah kegiatan posyandu didaerah
binaan. Petugas akan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada
keluarga yang dikunjungi. Keluarga beserta petugas melakukan
pemeriksaan pada tempat penampungan air yang ada di luar dan di
halaman rumah, baik yang dipakai ataupun tidak. Pemeriksaan pada
tempat yang gelap akan dilakukan dengan bantuan senter. Bila
terlihat ada jentik maka petugas meminta keluarga juga melihatnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan dengan anjuran
3M yang meliputi menguras, menutup, dan mengubur.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan jentik berkala (PJB)
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dua
orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dan diperoleh
angka bebas jentik (ABJ) sebesar 87%, dimana capaian ABJ masih
dibawah target yaitu 95% .
3. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan untuk
memberikan informasi mengenai manfaat PSN sehingga masyarakat
memiliki niat untuk melaksanakannya. Kegiatan PSN yang biasanya
dilakukan adalah 3M (menguras, menutup dan mengubur). Selain itu
dapat juga dilakukan dengan mengguakan bubuk abate. Kegiatan ini
dilakukan satu kali dalam satu minggu oleh pemegang program yang
dibantu dengan petugas kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat. Sasaran dari kegiatan ini adalah 459 orang dengan target dan
capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya
operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilaksanakan setiap hari
jumat pagi. Kegiatan yang dilakukan diantaranya memeriksa jentik
pada tempat penampungan air yang kemudian dicatat dalam blangko
PSN. Petugas PSN dengan bantuan senter akan melihat tempat
penampungan air masyarakat seperti tempat penampungan air di
kamar mandi, di dapur, dan tempat lainnya. Selain itu, dilakukan
pula pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air yang
tidak dapat dikuras. Setelah itu, warga akan diberikan KIE mengenai
pentingnya PSN dan bagaimana cara yang benar untuk
melakukannya.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh tenaga kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai dengan
jadwal. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Tetapi
terkadang saat melakukan kunjungan rumah, tidak ada anggota
keluarga yang berada di rumah. Selain itu berdasarkan data tahun
2016 didapatkan ABJ sebesar 87,8% dimana belum mencapai target
yaitu 95%.

IV. Kesimpulan
Hasil Positif
Pada tahun 2016, seluruh indikator program TB paru, program kusta,
program HIV/AIDS, dan program DBD.
Masalah yang tersisa
Masalah kesehatan yang masih tersisa diantaranya penemuan kasus
diare, pelayanan imunisasi pada bayi belum mencapai target, dan saat
kegiatan PSN masih terdapat anggota keluarga yang tidak hadir serta
ABJ yang berlum sesuai dengan target.

V. Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu:

Sebaiknya orang tua bayi diberikan komunikasi, informasi, dan edukasi


(KIE) mengenai pentingnya imunisasi sehingga mereka dapat aktif
berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi.

Sebaiknya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk lebih ditingkatkan


lagi agar angka bebas jentik sesuai dengan target.

Anda mungkin juga menyukai