Anda di halaman 1dari 11

Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE 131

EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE


Rosevicka Dwi Oktora1}, Aylianawati2}, Yohanes Sudaryanto2}

ABSTRAK

Jahe adalah salah satu tanaman rempah yang digunakan sebagai bumbu masakan dan obat-obatan. Selama
penyimpanan, jahe dapat mengalami pengeriputan, perkecambahan, dan pencemaran oleh berbagai mikroba.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka jahe diolah dalam bentuk oleoresin.
Dalam penelitian ini, oleoresin jahe dibuat dari jahe putih besar dengan ekstraksi solven organik. Variabel
yang diteliti adalah variasi jenis solvent dan waktu perendaman jahe. Solvent yang digunakan adalah etanol dan
n-heksana, dan waktu perendamannya divariasi selama berkisar 0-30 jam. Ekstraksi dilakukan pada jahe putih
besar berukuran cmxcmxcm, sebanyak 50 g. Perbandingan massa jahe terhadap volume solvent yaitu 1:4.
Ekstraksi dilakukan selama 6 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Hasil ekstraksi merupakan campuran
antara fixed oil dan minyak atsiri yang mudah menguap. Oleorein jahe berwarna kuning cerah, kuning sampai
coklat gelap.
Oleoresin yang dihasilkan masih mengandung sisa solvent. Pemurnian oleoresin jahe menggunakan alat
rotary evaporator, di mana oleoresin dapat dipisahkan dari sisa solvent. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
ekstraksi menggunakan etanol menghasilkan yield yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi menggunakan n-
heksana. Untuk semua jenis solvent yang digunakan dalam ekstraksi, semakin lama waktu perendaman potongan
jahe maka oleoresin yang terekstrak semakin banyak. Kondisi optimum diperoleh pada ekstraksi jahe
menggunakan etanol dan perendaman 30 jam dengan yield 85,40%.

Kata kunci: jahe, oleoresin, solvent, waktu, ekstraksi, pemurnian

PENDAHULUAN
Indonesia terkenal sebagai negara tumbuh-tumbuhan, yaitu steam distilation,
produsen rempah-rempah, terutama di kawasan organic solvent extraction, dan near critical
Bangka, Belitung dan Lampung, karenanya juga (liquid or supercritical) extraction[2]. Oleoresin
memperoleh julukan “Spice Island Country”. dari rempah-rempah banyak digunakan dalam
Tanaman rempah tersebar hampir di seluruh industri makanan, minuman, farmasi, flavor,
wilayah Indonesia terdiri atas 40 jenis dari 100 parfum, pewarna dan lain-lain. Dalam industri
jenis tanaman rempah yang ada di dunia[1]. pangan oleoresin banyak digunakan untuk
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan
beraroma atau berasa kuat yang digunakan daging (misalnya: sosis dan ham), ikan dan hasil
dalam jumlah kecil dalam makanan sebagai laut lainnya, roti, kue, puding, sirup, saus, dan
pengawet atau penambah rasa dalam masakan. lain-lain[3].
Sifat tersebut disebabkan kandungan zat aktif Jahe (Zingiber officiale Roscoe) merupakan
aromatis di dalamnya. Jika zat atau komponen salah satu temu-temuan dari suku
aktif tersebut dipisahkan dengan cara diekstrak, Zingiberaceae. Jahe secara luas digunakan
baik dengan pelarut tertentu (misalnya etanol) sebagai bumbu untuk bermacam-macam
maupun penyulingan (destilasi) hasilnya masakan seperti roti, acar, kue dan kembang
masing-masing dikenal dengan nama oleoresin gula. Selain itu jahe juga digunakan untuk
atau minyak atsiri. memberi cita rasa pada minuman seperti soft
Essential oils adalah komponen yang drink serta banyak digunakan sebagai obat.
mudah menguap (volatile) dari tumbuh- Penggunaan jahe tersebut disebabkan karena
tumbuhan, dan digunakan dalam aplikasi sifat jahe yang dapat memberikan rasa pedas
pembuatan parfum dan kosmetik. Oleoresin hangat dan bau harum yang disebabkan oleh
adalah ekstrak yang mengandung essential oil oleoresin yang terdapat dalam jahe.
dan fixed oil yang mempunyai karakteristik rasa Jahe yang diekspor sering mengalami
dari tumbuh-tumbuhan, biasanya digunakan kerusakan-kerusakan dalam arti tidak lagi
dalam food flavoring applications. Terdapat tiga memenuhi syarat-syarat jahe sehingga seringkali
teknik ekstraksi utama yang digunakan untuk jahe tersebut ditolak setibanya di negara
memperoleh essential oils dan oleoresins dari

1)
Mahasiswi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2}
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (131-141)

pengimpor. Kerusakan tersebut antara lain TINJAUAN PUSTAKA


disebabkan karena terjadi[4]. Jahe
a. pengeriputan selama pengangkutan; Halia atau jahe (Zingiber officnale Roscoe)
b. perkecambahan; yang terhimpun di dalam famili Zingiberaceae
c. pencemaran oleh berbagai mikroba merupakan herba perasa makanan yang telah
(kontaminasi jamur) karena kurang dikenal di seluruh pelosok dunia. Tanaman ini
memperhatikan sanitasi pada waktu tumbuh di wilayah tropis maupun sub-tropis.
pengeringan dan pengepakan yang kurang Tanaman halia memiliki rizoma yang tumbuh
sempurna sehingga menyebabkan kadar air secara horizontal. Rizoma ini memberikan
berubah selama pengangkutan. aroma khas dan terasa pedas[5]. Jahe merupakan
Pengolahan jahe ke dalam bentuk salah satu tanaman rempah. Tanaman ini
oleoresin (barang setengah jadi) akan mencegah membutuhkan curah hujan yang tinggi dan tanah
hal-hal yang tidak diinginkan dan juga akan subur untuk pertumbuhannya. Tanaman ini
memberikan beberapa keuntungan sebagai banyak diusahakan di daerah yang berketinggian
berikut: berkisar 500-1000 m di atas permukaan laut.
a. dapat menanggulangi masalah pencemaran Jahe diolah menjadi berbagai produk,
oleh mikroba (kontaminasi jamur); diantaranya adalah jahe kering, bubuk jahe,
b. volume dan berat (bulk) akan dikurangi karena minyak atsiri jahe, pikel jahe, jahe kristal, dan
oleoresin yang diperoleh berkisar 10-15% dari manisan jahe. Rimpang jahe disajikan pada
berat jahe kering; Gambar 1.
c. meningkatkan nilai ekonomi jahe;
d. dalam bentuk oleoresin akan mudah larut dan
lebih mudah didispersikan serta lebih mudah
diolah;
e. keawetan dan kelezatan oleoresin yang
dihasilkan lebih seragam;
f. mengurangi atau menghindari pemalsuan yang Gambar 1. Rimpang jahe
sering terjadi pada rempah-rempah (dengan
penambahan kayu, daun dan lain-lain) yang Jenisjenis Jahe
akan mempengaruhi pengolahan. Selain itu Didasarkan pada bentuk, warna dan aroma
akan menambah lapangan kerja bagi orang rimpang serta komposisi kimiawinya, di
Indonesia karena dengan adanya industri Indonesia dikenal 3 tipe jahe, yaitu jahe putih
oleoresin tentu akan terbuka lapangan kerja besar, jahe putih kecil dan jahe merah, dengan
baru dan meningkatkan teknologi dalam karakteristik sebagai berikut[6].
negeri[4]. Jahe putih besar (Z. officinale var.
Oleh karena pengolahan jahe dalam officinarum) mempunyai rimpang besar
bentuk oleoresin lebih menguntungkan, maka berbuku, berwarna putih kekuningan dengan
dalam penelitian ini akan dilakukan ekstraksi diameter berkisar 8,47-8,50 cm, aroma kurang
oleoresin jahe dengan teknik organic solvent tajam, tinggi dan panjang rimpang berkisar 6,20-
extraction. Ekstraksi oleoresin jahe dilakukan 11,30 dan berkisar 15,83-32,75 cm, warna daun
dengan menggunakan alat labu leher tiga dengan hijau muda, batang hijau muda dengan kadar
variasi solvent (etanol dan n-heksana), dan minyak atsiri di dalam rimpang berkisar 0,82–
dilakukan variasi waktu perendaman potongan 2,8%;
jahe (0, 6, 12, 18, 24, dan 30 jam perendaman). 1. Jahe putih kecil (Z. officinale var. amarum)
Dengan demikian, dalam penelitian ini dapat mempunyai rimpang kecil berlapislapis,
dipelajari pengaruh jenis solvent dan waktu aroma tajam, berwarna putih kekuningan
perendaman potongan jahe terhadap yield dengan diameter berkisar 3,27-4,05 cm,
oleoresin yang dihasilkan serta dapat dicari tinggi dan panjang rimpang 6,38-11,10 dan
kondisi optimum ekstraksi oleoresin jahe. 6,13-31,70 cm, warna daun hijau muda,
batang hijau muda dengan kadar minyak
atsiri berkisar 1,50-3,50%;

132
Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE

2. Jahe merah (Z. officanale var. rubrum) rimpang jahe segar, jahe kering, atau tepung
mempunyai rimpang kecil berlapis, aroma jahe. Oleoresin mengandung total rasa dan
sangat tajam, berwarna jingga muda sampai aroma khas bahan asalnya[8].
merah dengan diameter berkisar 4,20-4,26 Sifat fisik oleoresin yaitu memiliki bentuk
cm, tinggi dan panjang rimpang 5,26-10,40 seperti minyak kental sampai bentuk pasta. Sifat
dan 12,33-12,60 cm, warna daun hijau ini membuat oleoresin sulit bercampur dengan
muda, batang hijau kemerahan dengan kadar makanan, sehingga untuk membantu
minyak atsiri berkisar 2,58-3,90%. pencampuran sering ditambahkan pelarut yang
diijinkan seperti propylene glycol atau minyak
Standar mutu jahe disajikan pada Tabel 1. sayur. Keseimbangan minyak yang mudah
menguap maupun bahan-bahan lain mirip
Tabel 1. Standar mutu jahe dengan bahan asli[9].
Karakteristik Nilai Jahe mengandung resin yang cukup tinggi
Kadar air, maksimum 12% sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin.
Kadar minyak atsiri, maksimum 1,5% Keuntungan dari oleoresin adalah lebih higienis,
Kadar abu, maksimum 8,0%
dan mempunyai kekuatan lebih bila
Berjamur/berserangga Tidak ada
Benda asing, maksimum 2,05% dibandingkan dengan bahan asalnya.
Penggunaan oleoresin dalam industri lebih
Dua hal utama dalam ekstraksi rempah-rempah disukai, karena aromanya lebih tajam dan dapat
adalah essential oil dan oleoresin. menghemat biaya pengolahan. Sifat-sifat fisis
A. Essential oil oleoresin disajikan pada Tabel 2. dan
Essential oil adalah senyawa volatile, dan karakteristik mutu oleoresin jahe disajikan pada
merupakan komponen aromatik dari suatu Tabel 3.
rempah-rempah, biasanya diekstrak dengan cara
Tabel 2. Sifat fisis oleoresin jahe
distilasi uap. Essential oil berbeda dari fixed oils Sifat Fisik Nilai
karena sangat mudah menguap pada suhu kamar. Berat jenis 1,026 - 1,045
Pada kebanyakan rempah-rempah, essential oils Indeks bias 1,515 - 1,525
merupakan komponen utama dari rasa. Selain Titik didih (oC) 235 – 240
itu, produk seperti paprika, kunyit, dan cabe Warna Kuning cerah, kuning sampai
memiliki sedikit atau bahkan tidak mempunyai coklat gelap
minyak aromatik yang mudah menguap. Sifat
warna dan pedasnya berasal dari konstituen non- Tabel 3. Karakteristik mutu oleoresin jahe
volatil. Parameter Kualitas
B. Oleoresin Warna dan Coklat tua, kental sekali, dengan
Oleoresin merupakan campuran fixed oil dan bau aroma dan bau seperti jahe
minyak atsiri yang diperoleh dengan Kadar 18-35 ml/100 gr
minyak atsiri
menggunakan pelarut organik. Oleoresin
Indeks bias 1,488 - 1,497
merupakan suatu produk olahan dari rempah
minyak
yang biasanya berbentuk pasta pada suhu Kelarutan - Alkohol - larut dengan endapan
ruangan dan pada suhu yang lebih tinggi - Benzyl benzoat – larut dalam
berbentuk minyak kental. Oleoresin diperoleh semua perbandingan
dengan cara mengekstrak rempah kering yang - Glyserin – tidak larut
bermutu baik dengan pelarut organik yang - Minyak mineral – tidak larut
mudah menguap. Bahan pelarut kemudian - Propilen glikol – tidak larut
dipisahkan dari oleoresin yang dihasilkan[7]. - Fixed oil – sedikit larut
Oleoresin jahe merupakan cairan berwarna
coklat gelap, dan mempunyai kandungan minyak Komponen yang menyebabkan bau harum
atsiri berkisar 15-35%, dan senyawa pembentuk adalah minyak atsiri, sedangkan rasa pedas
rasa yaitu gingerol, shogaol, zingeron, bersifat disebabkan oleh fixed oil atau non volatile oil
agak kental dengan aroma dan rasa jahe. yang terdapat dalam kelenjar-kelenjar yang
Oleoresin jahe yang digunakan dalam tersebar di seluruh rhizoma; tetapi yang
pengolahan pangan didapat dari ekstraksi terbanyak adalah di bawah jaringan epidermis.

133
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (131-141)

Minyak atsiri dapat diekstrak


bersamasama dengan fixed oil atau senyawa
lainnya dengan menggunakan pelarut organik.
Hasil ekstraksi jahe disebut oleoresin. Oleoresin
terdiri dari campuran fixed oil dan minyak atsiri.
A. Fixed oil
Jahe kering mengandung fixed oil berkisar
3-4%. Senyawa ini menyebabkan rasa pedas.
Fixed oil terdiri dari gingerol, shogaol, resin,
gingediol, gingediacetate, gingerdione, dan Gambar 3. Struktur 6-shogaol
gingerenone.
B. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah
menguap yang terdiri atas campuran zat yang
mudah menguap dengan komposisi dan titik
didih yang berbeda.
Minyak atsiri dalam jahe kering berkisar
13%. Minyak ini dapat dipisahkan dengan cara
distilasi uap. Minyak atsiri dalam jahe terdiri Gambar 4. Struktur zingerone
dari zingiberol, zingiberan, - phellandren,
methyl heptenon, cineol, citral, borneol, linalool,
asetat, dan haprilat, selain itu juga mengandung
phenol mungkin chavicol, seskuiterpen,
zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, sineol,
sitral, dan felandren[4]. Di samping itu terdapat
juga pati, damar, asam-asam organik seperti
asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan
C, serta senyawa-senyawa flavonoid dan
Gambar 5. Struktur zingiberene
polifenol.
Dari semua senyawa yang terkandung di yang berasal dari rempah digunakan sebagai
dalam jahe, terdapat empat konstituent utama flavoring agent makanan. Bahkan dewasa ini
yaitu 6-gingerol (C17H26O4), 6-shogaol sedang dikembangkan penyembuhan penyakit
(C17H24O3), zingerone (C11H14O3) dan α- dengan aromaterapi, yaitu dengan menggunakan
zingiberene(C15H24). Struktur dari minyak atsiri yang berasal dari tanaman. Minyak
masingmasing senyawa dapat dilihat pada atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening
Gambar 2 sampai Gambar 5 berikut[5]. sampai kuning tua. Lama penyulingan dapat
Dewasa ini, minyak atsiri banyak berlangsung berkisar 10-15 jam, agar minyak
digunakan dalam berbagai industri, seperti dapat tersuling semua. Kadar minyak dari jahe
industri parfum, kosmetik, essence, farmasi, dan berkisar 1,5-3%. Standar mutu minyak jahe
flavoring agent. Biasanya, minyak atsiri seperti terlihat pada Tabel 4 yang mengacu pada
ketentuan EOA (Essential Oil Association) dapat
menghemat biaya pengolahan.

Tabel 4. Standar mutu minyak atsiri jahe


Spesifikasi Persyaratan
Warna Kuning
Bobot jenis 25/25oC 0,877 – 0,882
Indeks bias 1,486 – 1,492
Gambar 2. Struktur 6-gingerol Putaran optik (-28o) – (-45o)
Bilangan penyabunan, 20
maksimum

134
Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE

Ekstraksi Oleoresin Solvent harus dipilih yang cukup baik, tidak


Ekstraksi adalah suatu metode atau cara merusak solut atau residu. Solvent yang
untuk memindahkan atau mengeluarkan sebuah digunakan adalah solvent yang viskositasnya
senyawa atau zat dari suatu medium (fase) ke rendah agar sirkulasi bebas dapat terjadi. Solvent
medium (fase) yang lain atau suatu proses untuk yang digunakan sebagai food extraction
mendapatkan suatu zat dengan menggunakan biasanya harus memiliki prasyarat tertentu.
solvent dari zat tersebut[10]. Syarat solvent yang perlu diperhatikan dalam
Ekstraksi dalam penelitian ini termasuk ekstraksi oleoresin adalah faktor keamanan dan
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat-cair dapat faktor ekonominya, diantaranya adalah sebagai
dilakukan dari suatu padatan dengan solvent berikut[4, 14, 15]:
yang tepat, biasanya disebut washing. Biasanya - solvent mempunyai kelarutan yang tinggi pada
komponen yang diinginkan larut dan sisanya suhu tinggi, dan kelarutan yang rendah pada
tidak larut, kemudian zat terlarut akan suhu ruang, karena untuk evaporasi harus
didapatkan kembali dari larutan pengekstrak[11]. terjadi pemisahan antara minyak dan solvent;
Perlakuan pendahuluan terhadap bahan - toksisitas (tidak beracun ketika diproses);
yang mengandung minyak umumnya dapat - selektivitas yaitu keefektifan pelarut dalam
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan melarutkan zat yang dikehendaki dengan cepat
cara pengecilan ukuran bahan, perendaman, dan dan baik;
pengeringan. Bahan-bahan yang mengandung - mudah menguap;
minyak yang bersifat permeable (mudah - bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan
ditembus zat cair atau uap), misalnya bahan komponen minyak;
berupa daun, ranting, akar, rumput-rumputan, - tidak bereaksi dengan peralatan;
bunga-bungaan, dan tunas kadang-kadang - low flammability (tidak mudah meledak);
dilakukan pengecilan ukuran bahan dan - harganya murah.
pengeringan, dengan tujuan agar minyak dapat Solvent yang dapat digunakan dalam
diekstraksi dalam waktu yang lebih singkat. ekstraksi oleoresin dari jahe adalah etanol, n-
Perlakuan pendahuluan dengan cara heksana, etilen dikhlorida, petroleum eter, dan
pengeringan bahan akan mempercepat proses aseton[4]. Namun dalam penelitian ini solvent
ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak, tetapi yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol
selama pengeringan kemungkinan sebagian dan n-heksana yang mempunyai titik didih,
minyak akan hilang karena penguapan dan sebagai berikut:
oksidasi oleh oksigen dalam udara[12]. - Etanol (C2H5OH) :78,4oC
- n-heksana (C6H14) : 69oC[16].
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Pelarutan suatu bahan dipengaruhi oleh
ekstraksi kepolaran bahan. Bahan yang cenderung lebih
larut dalam air disebut memiliki sifat yang polar
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan sebaliknya bahan yang cenderung lebih larut
efisiensi dari ekstraksi adalah pengadukan, jenis dalam pelarut organik disebut non-polar. Tingkat
solvent, waktu perendaman, ukuran partikel, polaritas ini dapat ditunjukkan dengan lebih
lama ekstraksi[13]. pasti melalui pengukuran konstanta dielektrikum
A. Pengadukan suatu bahan solvent. Semakin besar nilai
Dengan pengadukan yang makin kuat, difusi konstanta dielektrikum yang dimiliki oleh suatu
dan kecepatan perpindahan massa dari solvent, maka solvent disebut semakin polar.
permukaan partikel ke dalam larutan akan Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut
semakin meningkat, dengan adanya pengadukan tergantung pada sifat polaritas senyawa dan
akan mencegah terjadinya endapan; solvent tersebut. Bahan-bahan dan senyawa
B. Jenis solvent kimia akan mudah larut dalam bahan solvent
Dalam industri makanan, solvent extraction yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan
digunakan untuk memisahkan konsentrat dari dilarutkan[17]. Sifat kelarutan solvent dalam air
komponen yang diinginkan dan menghilangkan untuk beberapa bahan pelarut disajikan pada
atau mengurangi konsentrat dari komponen yang Tabel 5.
tidak diinginkan.

135
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (131-141)

Tabel 5. Sifat kelarutan solvent dalam air[17] menjadi luas dan oleh karena itu dapat bergerak
Bahan pelarut Konstanta Dielektrikum (D) cepat dan kemudian terevaporasi.
n-heksana 1,89 Rotary evaporator sangat efektif untuk
petroleum eter 1,90 memisahkan sebagian besar pelarut organik
etanol 24,30 selama proses ekstraksi. Rotary evaporator biasa
digunakan dalam skala besar (20 L dan 50 L)
C. Waktu perendaman dengan pilot plant dalam perusahaan farmasi
Dengan adanya perlakuan pendahuluan seperti yang besar.
perendaman, akan mempercepat waktu
ekstraksi[11]. Semakin lama waktu perendaman, METODE PENELITIIAN
maka semakin banyak pula bahan yang Bahan
terekstrak oleh solvent[18]. Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian Ini adalah:
D. Ukuran partikel 1. Jahe (Zingiber officiale Roscoe) jenis jahe
Kehalusan dari partikel yang sesuai akan putih besar;
menghasilkan ekstraksi yang efektif dalam 2. Etanol p.a (C2H5OH, BM = 46,07 g/mol, ρ =
waktu singkat. Tetapi bila terlalu halus maka 0,79.10-3 g/mL);
volatile oil akan hilang pada waktu 3. N-heksana p.a (C6H14, BM = 86,18 g/mol, ρ =
penggilingan. Selain itu serbuk jahe akan 0,66 g/mL);
melewati lubang saringan dan bercampur dengan 4. Petroleum ether p.a (ρ = 0,654.10-3 g/mL);
hasil saringan[4]. 5. Kertas saring Whatman no. 42;
6. Aquades.
E. Lama Ekstraksi
Untuk ekstraksi oleoresin selama 2 jam, Prosedur penelitian
oleoresin jahe yang dihasilkan hanya Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh
mengandung senyawa monoterpenes, perendaman potongan jahe (Zingiber officiale
sesquiterpenes, dan fatty acid. Sedangkan Roscoe) terhadap yield oleoresin yang dihasilkan
senyawa gingerol yang merupakan senyawa serta dicari kondisi optimum ekstraksi oleoresin.
aktif yang paling utama dalam jahe, Tahapan-tahapan proses yang dilakukan yaitu:
teridentifikasi dalam oleoresin yang diperoleh 1. Pengecilan ukuran jahe;
dari ekstraksi solvent dengan waktu 6 jam 2. Ekstraksi oleoresin;
ekstraksi[19]. 3. Penyaringan dan pemurnian oleoresin.

Pemisahan oleoresin dari pelarut Ekstraksi dilakukan dalam labu leher tiga.
Rotary evaporator atau rotavapor, adalah Jahe dipotong-potong dengan ukuran cm
alat yang digunakan dalam laboratorium kimia x cm x cm, dengan pengecilan ukuran bahan
dan biokimia untuk menguapkan solvent. diharapkan minyak dapat diekstraksi dalam
Komponen utama dalam rotary evaporator waktu yang lebih singkat. Potongan jahe tersebut
adalah vacuum system, yang terdiri dari vacuum direndam dalam labu leher tiga dengan dua jenis
pump dan controller, labu evaporasi yang solvent, yaitu solvent etanol dan solvent n-
berputar dapat dipanaskan dalam pemanas fluid heksana. Perbandingan massa jahe terhadap
bath dan condenser dengan labu penampung volume solvent yang digunakan yaitu 1:4. Untuk
kondensat. Sistem dapat bekerja karena tekanan masing-masing solvent, dilakukan perendaman
rendah dan titik didih dari cairan yang rendah, selama 0, 6, 12, 18, 24 dan 30 jam dengan tujuan
termasuk solvent. Alat ini berguna dalam untuk mempersingkat waktu ekstraksi.
memisahkan solvent tanpa pemanasan berlebih. Selanjutnya jahe diekstraksi selama 6 jam pada
Evaporasi dalam keadaan vakum dapat suhu kamar yaitu sekitar 31oC. Campuran
dilakukan dalam alat distilasi standar. Rotary solvent dan oleoresin hasil ekstraksi disaring,
evaporator sangat menguntungkan. Dengan labu kemudian dilakukan pemurnian untuk
evaporasi yang berputar, cairan akan keluar dari memisahkan minyak dari solvent dengan
labu dengan gerakan sentrifugal. Hal tersebut menggunakan alat Rotary evaporator. Setelah itu
akan menciptakan area permukaan dari cairan ditentukan massa oleoresin sesaat, mt.

136
Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE

Untuk menghitung yield oleoresin, perlu Keterangan Gambar:


ditentukan massa oleoresin maksimum, mmaks 1. Statif dan klem
dengan ekstraksi menggunakan soxhlet. Jahe 2. Bulb condenser
yang telah dikecilkan ukurannya diekstraksi 3.Air masuk
dengan soxhlet menggunakan tiga jenis solvent, 4. Air keluar
yaitu etanol, n-heksana, dan petroleum eter 5. Soxhlet
untuk menentukan massa oleoresin maksimum, 6. Potongan jahe
mmaks. Dari tiga jenis solvent dipilih massa dalam thimble
oleoresin yang terbanyak, massa tersebut 7. Sumbat karet
8. Jaket pemanas
dianggap sebagai mmaks. Diagram proses
ekstraksi oleoresin dalam jahe disajikan pada
Gambar 6. Rangkaian alat ekstraksi labu leher
tiga disajikan pada Gambar 7. Rangkaian alat
ekstraksi soxhlet disajikan pada Gambar 8.
Rangkaian evaporator disajikan pada Gambar 9
dan Rangkaian alat penyaringan disajikan pada Gambar 8. Rangkaian alat ekstraksi soxhlet
Gambar 10.

Rimpang jahe

Pemotongan

Perendaman

Ekstraksi labu leher tiga

Penyaringan

Penguapan solvent Keterangan Gambar:


1. Condenser
2. Tombol pemutar
Oleoresin 3. Labu evaporasi
4. Controller
Gambar 6. Diagram alir proses ekstraksi oleoresin 5. Air masuk
6. Air keluar
Keterangan Gambar: 7. Labu penampung kondensat
8. Water bath
1. motor pengaduk 9. Pengatur suhu
2. batang pengaduk 10. Tombol pemanas
3. statif + klem
11. Vacuum pump
4. ground sleeve
gland with screw Gambar 9. Rangkaian alat Rotavapor
cap
5.jaket pemanas

Gambar 7. Rangkaian alat ekstraksi labu leher tiga

137
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (131-141)

Dari hasil penelitian didapatkan harga mt


dan mmaks , di mana mt adalah massa oleoresin
jahe dari ekstraksi dengan alat labu leher tiga,
sedangkan mmaks adalah massa oleoresin jahe
terbanyak yang diperoleh dari ekstraksi dengan
alat soxhlet. Dalam penelitian ini, massa
oleoresin terbanyak adalah massa oleoresin hasil
ekstraksi dengan alat soxhlet menggunakan
solvent etanol. Dari harga mt dan mmaks, dapat
dihitung % yield oleoresin yang dihasilkan yaitu
Keterangan Gambar : dengan persamaan:
1. Corong Buchner m (1)
%Yield  t 100%
2. Sumbat karet mmaks
3. Filtering flask Untuk masing-masing variasi perendaman (0, 6,
4. Vacuum pump 12, 18, 24, dan 30 jam) potongan jahe dapat
Gambar 10. Rangkaian alat penyaringan dihitung yield oleoresin yang dihasilkan.
Dari hasil penelitian, dapat diperoleh data
HASIL PENELITIAN DAN sebagaimana disajikan pada Tabel 8 berikut:
PEMBAHASAN
Pengukuran kadar air jahe dilakukan Tabel 8. Persentase yield oleoresin untuk variasi jenis
dengan menggunakan moisture determination solvent dan waktu perendaman, mmaks = 1,0469 gram
balance. Kadar air dan kadar padatan dalam jahe
Jenis Variasi Massa Yield
untuk ekstraksi dengan alat labu leher tiga dan solvent perendaman oleoresin oleoresin
ekstraksi dengan alat soxhlet sebagaimana (jam) (gr) (%)
disajikan pada Tabel 6 dan 7 berikut:
Etanol - 0,5629 53,77
Tabel 6. Kadar air dan kadar padatan jahe untuk 6 0,6787 64,83
ekstraksi dengan alat labu leher tiga 12 0,7461 71,27
Jenis Variasi Kadar Kadar 18 0,7956 76,00
solvent perendaman air padatan 24 0,8734 83,43
(jam) (%) (%) n- - 0,0069 0,66
heksana 6 0,0749 7,15
etanol 0 63,2 36,8 12 0,1386 13,24
6 61,2 38,8 18 0,1773 16,94
12 61,0 39,0 24 0,1782 17,02
18 56,5 43,5
24 65,0 35,0
Pengaruh jenis solvent terhadap massa
30 66,1 33,9
n-heksana 0 61,7 38,3
oleoresin
6 63,2 36,8 Pada ekstraksi dengan soxhlet digunakan
12 61,0 39,0 tiga jenis solvent, yaitu etanol, n-heksana dan
18 56,5 43,5 petroleum eter. Dari ketiga jenis solvent tersebut,
24 65,0 35,0 akan dibandingkan massa oleoresin yang
30 66,1 33,9 diperoleh dari proses ekstraksi, seperti terlihat
pada Tabel 9.
Tabel 7. Kadar air dan kadar padatan jahe untuk Untuk ekstraksi dengan soxhlet
ekstraksi dengan alat soxhlet menggunakan tiga variasi solvent yaitu solvent
Jenis solvent Kadar air Kadar padatan etanol, n-heksane dan petroleum eter didapatkan
(%) (%) data sebagaimana disajikan pada Tabel 9
etanol 64,1 35,9 berikut:
n-heksana 61,7 38,3
petroleum eter 62,3 37,7

138
Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE

Tabel 9. Perbandingan massa oleoresin jahe dengan berbagai variasi waktu perendaman dan jenis
variasi jenis solvent solvent dapat dilihat pada Gambar 11.
Jenis Massa Keterangan
solvent oleoresin 100

(gram)
Etanol 1,0469 cairan encer, kuning 80

agak kecoklatan

Yield oleoresin (%)


60

Heksana 0,0171 cairan kental


berwarna kuning
40
jernih
Petroleum 0,0572 cairan encer
eter berwarna kuning 20

muda
0

Dari Tabel 9. dapat dilihat bahwa massa 0 5 10 15 20 25 30 35

oleoresin jahe hasil ekstraksi dengan solvent Waktu perendaman, t (jam)

etanol hasilnya lebih banyak jika dibandingkan yield oleoresin dengan solvent etanol
yield oleoresin dengan solvent n-heksana

dengan massa oleoresin, hasil ekstraksi dengan


solvent n-heksana dan solvent petroleum eter. Gambar 11. Hubungan antara waktu
Polaritas suatu solvent berpengaruh terhadap perendaman terhadap yield oleoresin untuk solvent
massa oleoresin yang dihasilkan. Kelarutan etanol dan n-haksana
suatu senyawa dalam solvent tergantung pada
sifat polaritas senyawa dan pelarut tersebut. Hubungan antara waktu perendaman
Sebagian besar senyawa yang berada dalam jahe terhadap yield oleoresin untuk berbagai variasi
dapat terdispersi dalam air karena jahe bersifat jenis solvent, yaitu solvent etanol dan solvent n-
polar, maka jahe lebih mudah terekstrak oleh heksana pada Gambar 11 menunjukkan bahwa
solvent yang bersifat polar juga. Sudarmadji[17], secara umum yield untuk kedua jenis solvent
menuliskan bahwa bahan-bahan dan senyawa memiliki trend yang sama untuk variasi
kimia akan mudah larut dalam bahan pelarut perendaman selama 0, 6, 12, 18, 24, dan 30 jam.
yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan Semakin lama waktu perendaman potongan jahe,
dilarutkan, sehingga dapat diasumsikan suatu maka yield oleoresin yang dihasilkan akan
senyawa akan lebih mudah larut dalam pelarut semakin meningkat.
yang memiliki beda polaritas yang terlalu besar. Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa yield
Seperti solvent etanol dengan oleoresin yang oleoresin yang dihasilkan sebanding dengan
memiliki beda polaritas yang lebih kecil waktu perendaman kedua solvent (etanol dan n-
dibandingkan solvent heksana ataupun heksana). Yield oleoresin semakin meningkat
petroleum eter dengan oleoresin. Oleh karena itu dengan bertambahnya waktu perendaman
oleoresin lebih mudah terekstrak (lebih mudah potongan jahe baik ekstraksi yang menggunakan
larut) dalam etanol, sehingga dari penelitian ini solvent etanol maupun solvent n-heksana. Hal ini
dapat disimpulkan massa oleoresin maksimum, dikarenakan semakin lama waktu perendaman
mmaks dipilih untuk ekstraksi dengan solvent potongan jahe, maka semakin banyak pula
etanol. minyak jahe yang terekstrak.
Pori-pori potongan jahe akan terbuka
Pengaruh waktu perendaman terhadap dengan adanya perendaman potongan jahe
massa oleoresin dengan solvent yang dilakukan sebelum proses
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh ekstraksi. Perendaman potongan jahe akan
waktu perendaman terhadap yield oleoresin. memperpendek jarak solvent dengan jahe,
Dari data hasil penelitian, maka dapat dibuat dengan demikian solvent lebih mudah
gambar hubungan antara waktu perendaman menembus jaringan jahe dan minyak jahe akan
terhadap yield oleoresin dengan menggunakan lebih mudah terekstrak oleh solvent.
variasi dua solvent, yaitu solvent etanol dan
solvent n-heksana. Hasil penelitian untuk

139
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (131-141)

Penentuan kondisi optimum ekstraksi KESIMPULAN DAN SARAN


oleoresin Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan,
Dari data penelitian ini, solvent etanol lebih dapat disimpulkan bahwa:
baik daripada n-heksana dan petroleum eter, 1. Ekstraksi menggunakan solvent etanol
karena dapat dilihat dari Gambar 11 bahwa yield menghasilkan yield yang lebih banyak
oleoresin terbanyak pada saat ekstraksi dibandingkan dengan ekstraksi
menggunakan solvent etanol. Etanol menggunakan solvent n-heksana;
menghasilkan oleoresin lebih banyak dari 2. Untuk semua jenis solvent yang digunakan
solvent n-heksana dan petroleum eter. dalam ekstraksi, semakin lama waktu
Djubaedah[4] dan Johnson[19] menuliskan bahwa perendaman potongan jahe, maka oleoresin
dalam pemilihan jenis pelarut harus diperhatikan yang terekstrak semakin banyak;
faktor keamanan dan nilai ekonominya, 3. Kondisi optimum diperoleh pada saat
diantaranya toksisitas, low flammability, dan ekstraksi menggunakan solvent etanol dan
pengaruhnya terhadap peralatan ekstraksi. 30 jam perendaman potongan jahe. Yield
Ditinjau dari segi ekonomi, etanol relatif lebih yang diperoleh pada kondisi ini adalah
murah dan karena sifatnya yang tidak mudah 85,40%.
terbakar dan tidak beracun ketika diproses
dibandingkan solvent n-heksana dan petroleum Saran
eter, maka solvent etanol memenuhi syarat Untuk penelitian ekstraksi oleoresin jahe
sebagai solvent yang baik untuk ekstraksi yang dilakukan dengan labu leher tiga,
oleoresin. Oleh karena itu, dalam penelitian sebaiknya dilakukan dengan memvariasikan
ekstraksi oleoresin jahe ini lebih baik suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi sehingga
menggunakan solvent etanol. dapat dibuat persamaan kinetika reaksinya.
Baik ekstraksi yang menggunakan solvent
etanol maupun solvent n-heksana, untuk variasi DAFTAR PUSTAKA
waktu perendaman berkisar 0-30 jam [1] Husodo, S.Y., Rempah Indonesia: Dulu,
perendaman, yield terbanyak diperoleh pada saat Kini dan Kedepan, Gathering Rempah
ekstraksi dilakukan selama 30 jam perendaman. Indonesia, Available from:
Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa pada http://ditjenbun.deptan.go.id/web/images/sto
variasi perendaman 30 jam diperoleh yield yang ries/food/rempah%20indonesia%20doc.pdf,
tertinggi jika dibandingkan yield oleoresin 2007, diakses 4 Juli 2007
dengan variasi perendaman potongan jahe [2] Catchpole, O. J., Grey, J. B., Smallfield, B.
sebelumya (0, 6, 12, 18, 24 jam perendaman). M., “Near-Critical Extraction of Sage,
Sehingga kondisi optimum ekstraksi oleoresin Celery, and Coriander Seed”, Journal of
jahe adalah saat di mana ekstraksi dilakukan Supercritical Fluids, Vol. 9, Hlm.273-279,
dengan perendaman potongan jahe terlebih 1996
dahulu selama 30 jam. [3] Koswara, S., Teknologi Enkapsulasi Flavor
Yield oleoresin jahe pada variasi 18 jam Rempah-Rempah, Available from:
perendaman dengan menggunakan solvent n- http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/T
heksana, dan 24 jam perendaman dengan EKNOLOGI%20ENKAPSULASI%20FLA
menggunakan solvent etanol pada Gambar 11 VOR%20REMPAH.pdf, 2007, diakses 31
menunjukkan bahwa yield oleoresin jahe mulai Mei 2007
konstan. Hal ini disebabkan karena kedua jenis [4] Djubaedah, E., “Ekstraksi Oleoresin dari
solvent sudah mulai jenuh terhadap potongan Jahe”, Media Teknologi Pangan, Vol. 2, No.
jahe (solvent sudah mulai tidak dapat 2, hlm.10-19, 1986
mengekstrak lagi minyak yang terkandung [5] Aziz, M. and Morad, N., High Sensitivity
dalam jahe). Differential Scanning Calorimeter (HSDSC)
Technique for Assaying Ginger Oleoresin.
Universiti Teknologi Malaysia, Kuala
Lumpur, 2006

140
-5

Oktora: EKSTRAKSI OLEORESIN DARI JAHE

[6] Rostiana, O., Bermawie, N., Rahardjo, M., [14] U.S. Food C Drug Administration,
Budidaya Tanaman Jahe, Badan Penelitian Solvents, Lubricants, Release Agents and
dan Pengembangan Pertanian, Related Substances, 21 CFR 172.210-
Available from: 173.290, 1987 (FDA, 1987)
http://www.balittro.go.id/includes/Jahe.pdf, [15] Treyball. R.E., Mass Transfer Operations,
2007, diakses 5 Juli 2007 Edisi Ketiga, hlm. 488-489, Mc Graw-Hill
[7] Considine, D.M., and G. D. Considine, Book Company, Singapore, 1981
Foods and Food Encyclopedia, Van [16] Perry, R. H. and Green, D. W, Perry’s
Nastrand Reinhold Company, New York, Chemical Engineer’s Handbook, Edisi 7,
1982 Mc Graw-Hill Co., Singapore, 1997
[8]. Koswara, S. Jahe dan Hasil Olahannya. [17] Sudarmadji, S., Haryono, B., Analisa
Pusat Sinar Harapan, Jakarta, 1995 Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
[9] Heath, Source Book of Flavors, An Avi Liberty, Yogyakarta, 1996
Book Published by Van Nastrand Reinhold, [18] Nobrega, L. P., Monteiro, A. R., Meireles,
New York, 1981 M. A. A., Marques, M. O. M, Comparison
[10] Day, Jr., R. A. dan Underwood, A. L., of Ginger (Zingiber Officiale Roscoe)
Analisis Kimia Kuantitatif, Penerbit Oleoresin Obtained With Ethanol and
Erlangga, Jakarta, 1996 Isopropanol with That Obtained with
[11] Geankoplis, C.J., Transport Processes and Pressurized CO2, Vol. 17, 1996
Separation Process Principles (Include [19] Johnson, L. A., and Lusas, E. W.,
Unit Operations), Edisi Keempat, Comparison of Alternative Solvent for Oils
Prentice Hall, New Jersey, 2003 Extraction, Vol 60, A&M University,
[12] Ketaren, Harolt, dkk, Pengantar Teknologi Texas, 1983
Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta,
Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2003
[13] Rosenthal, A., Pyle, D.L., and Niranjan,
K., Aqueous and Enzymatic Processes for
Edible Oil Extraction. University of
Reading, New York, 1996

141

Anda mungkin juga menyukai