Anda di halaman 1dari 10

MOTIV DAN MOTIVASI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Pemahaman
Tingkah Laku

oleh

Dhika Indahsari Kurnia (1301415070)


Elisa Iwansyah Fitri (1301417002)
Bella Rosalia Wangi (1301417018)
Faricha Rhosyada Ramadhani (1301417066)
Muhammad Faris Ardhan (1301417068)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT karena berkat karunia dan hidayahNyalah
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Dalam penyusunan makalah ini
kami mengalami berbagai kesulitan dan hambatan,tetapi dengan niat yang ikhlas serta tujuan
untuk membangun diri,maka makalah ini dapat kami selesaikan.Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini,masih banyak terdapat kekurangan.Oleh karena itu,kami
mengharapkan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penusunan makalah
ini,khusunya Dosen Pembimbing Mata Kuliah.Harapan penyusunan semoga makalh ini dapat
bermanfaar bagi kita semua.

Amin Ya Robbal Alamin.......

Semarang,10 November 2017

Penyusun

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca,
1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism
yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku kearah tujuan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :

1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena


kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena
keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian motif, motivasi


2. Untuk mengetahui lingkaran motivasi
3. Untuk mengetahui teori-teori motivasi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis motif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian motif

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motif. Motif, atau dalam bahasa
Inggris “motive” berasal dari kata movere atau motion, yang berarti gerakan atau
sesuatu yang bergerak. dalam psikologis menurut Sarlito (2009: 137) istilah motif
erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
disebut juga perbuatan atau perilaku.

Menurut Sherif & Sherif (dalam Sobur 2003) menyebut “motif sebagai suatu
istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis
perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang
berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera
sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut”. Selain itu pendapat lain juga
dikatakan oleh Giddens (dalam Sobur: 2003) yang mengartikan motif sebagai impuls
atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan
kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens (dalam Sobur: 2003)
motif tidak harus dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan suatu “keadaan
perasaan”.

R. S. Woodworth (dalam Sobur: 2003) mengartikan motif sebagai suatu set


yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan
tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motif itu adalah dorongan
yang menyebabkan individu untuk melakukan suatu gerakan atau tingkah laku
tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

a. JENIS-JENIS MOTIF
1. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani
misal dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,dorongan seksual,
dorongan untuk mendapatkan udara segar.Dorongan-dorongan tersebut adalah
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya
sebagai makhluk hidup.
2. Motif Sosial
Merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku
atau perbuatan manusia.Dikatakan sosial seperti telah dipaparkan didepan
karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial,walaupun menurut Kunkel
dalam diri manusia adanya dorongan alami untuk mengadakan kontak dengan
orang lain.Karena motif ini dipelajari,maka kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain satu dengan yang lain itu dapat berbeda-beda.
3. Teori kebutuhan dari Murray
Teori ini disebut teori motif. Murray mengemukakan suatu daftar dari 20
kebutuhan yang pada umumnya mendorong manusia untuk bertindak atau
berperilaku. Daftar yang berisi kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat bervariasi
yaitu merendah atau merendahkan diri, berprestasi, afiliasi, agresi, otonomi,
counteraction, pertahanan, hormat, dominasi, ekshibisi atau pamer, penolakan
kerusakan, infavoidance, memberi bantuan, teratur, bermain, menolak,
sentience, seks, bantuan atau pertolongan, mengerti.
4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi
a. Motif eksplorasi dari Woodworth dan Marquis
Motif eksplorasi ini ialah motif ingin tahu. Pada dasarnya manusia
terdorong ingin mengetahui segala sesuatu yang da disekitarnya,
disamping itu juga adanya motif untuk medapatkan perubahan dari
stimulasi sensoris. Penelitian menunjukan individu membutuhkan adanya
perubahan stimulus sensoris tersebut
b. Motif kompetensi
Dapat dikatakan bahwa motif ini merupakan motif yang dasar. Motif
kompetensi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsik yaitu kebutuhan
seseorang untuk kompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan
lingkunggannya
c. Motif aktualisasi diri dari Maslow
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkiatan dengan kebutuhan
atau dorongan mengaktualisasi potensi yang ada pada diri individu.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan yang tertinggi
dalam hirarkhi kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Apabila
keutuhan rasa aman telah dipenuhi, maka muncu kebutuhan yang ada
diatasnya, yaitu kebutuhan belonging dan kasih sayang, demikian
seterusnya.

Self actualization
Esteem needs
belongingness and love needs
safety needs
Physiological needs
B. Pengertian Motivasi

Sebenarnya, motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk


pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam
diri individu, tingkah laku yang menimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan
atau perbuatan. Karena itu, Sobur (2003: 267) mengatakan bahwa motivasi berarti
membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau mengerakkan seseorang atau
diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.

Menurut M. Utsman Najati (dalam Shaleh: 2009) , motivasi adalah kekuatan


penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan
tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Pendapat yang sama juga
dikatan oleh Hoy dan Miskel (dalam Shaleh: 2009), dimana motivasi adalah
kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan- dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
pernyataan-pernyataan, ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah
pencapaian tujuan-tujuan personal.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah
keadaan psikologis dan fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya melakukan suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
(kebutuhan).

a. Teori-Teori Motivasi

Menurut Abdur Rahman Shaleh (2009: 187) teori-teori motivasi ada tujuh. Adapun
teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teori hedonisme

Dalam bahasa Yunani hedonisme berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan.


Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.
Pada abad ke-17, Hobbes menyatakan bahwa apapun alasannya yang diberikan
seseorang untuk perilakunya, sebab-sebab terpendam dari semua perilaku itu
adalah kecenderungan untuk mencari kesenangan dan menghindari kesusahan.

Oleh karenanya, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia


cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan
daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, dan penderitaan. Implikasi dari
teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-
hal yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan perbuatan yang
mendatangkan kesenangan.

2. Teori naluri (psikoanalisis)


Teori naluri ini merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme terhadap
manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi
anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga
semua pemikiran dan perilaku menusia merupakan hasil dari naluri yang
diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal.

Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi
dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukantujuan dan perbuatan
yang akan dilakukan. Freud juga percaya bahwa dalam diri manusia ada sesuatu
yang tanpa disadari menentukan sikap dan perilaku manusia.

3. Teori reaksi yang dipelajari

Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari
dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari
lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori
ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,
pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang
kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

4. Drive theory

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori interaksi yang
dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya
pendorong pada lawan jenis.Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai
daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berbeda-beda
bagi setiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-masing

5. Teori Arousal

Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurutnya, organisme tidak selalu
berusaha menghilangkan ketegangan tetapi justru tidak sebaliknya, di mana
organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Homeostatis adalah
ketegangan optimum yang sifatnya subjektif.

6. Teori Atribusi

Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaiman dia menafsirkan atau berusaha


mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya.
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang
berusaha menggambarkan secara sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa
seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas. Ini dijelaskan melalui
pendekatan atribusi. Atribusi ialah suatu hal atau keadaan yang dikaitkan dengan
(dijadikan alas an terhadap) kesuksesan atau kegagalan dalam suatu aktivitas.
Misalnya guru yang tidak enak mengajar, kesehatan yang tidak optimal, pelajaran
tidak menarik, ketidak beruntungan, kurang usaha, kurangnya kemampuan,
pekerjaan terlalu sulit, salah strategi dan lain-lain.

7. Teori kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan
yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital,
menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperi kebutuhan akan pangan, sandang, dan
papan, kesehatan, dan kebutuhan seks.

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti


perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan
tidak adil.

c. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai,


diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia
kawan, dan kerja sama.

d. Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi,


kemampun, status, pangkat.

e. kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti antara lain kebutuhan mempertinggi


potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas,
dan ekspresi diri.

Dari beberapa penjelasan tentang teori-teori motivasi di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa teori motivasi yang sesuai adalah teori kebutuhan. Hal ini
dikarenakan bahwa dalam teori ini sudah mencakup dari keseluruhan teori yang
ada.

b. Macam-Macam Motivasi

Menurut Chaplin (dalam Shaleh: 2004), motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
psychological drive dan social motives. Psychological drive adalah dorongan-
dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan social motives adalah dorongan-dorongan yang berhubungan
dengan orang lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.

Selain itu, Wood Worth dan Marquis (dalam Shaleh dan Muhbib: 2004),
menggolongkan motivasi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan
dengan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat/tidur, dan
sebagainya.

b. Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan


untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar, dan
sebagainya. Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat
dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini, motivasi timbul tidak atas keinginan
seseorang, tetapi karena perangsang dari luar.

c. Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu
di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh
minat. Motivasi ini tibul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.

c. Lingkaran Motivasi

Menurut Dirgagunarsa (dalam Sobur: 2011) mengatakan motif dalam


psikologi mempunyaai arti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi
terjadinya suatu tingkah laku. Karena dilatar belakangi adanya motif, tingkah laku
tersebut disebut “tingkah laku bermotivasi”. Tingkah laku bermotivasi itu sendiri
dapat dirumuskan sebagai “tingkah laku yang dilator belakangi oleh adanya
kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan
terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan”. Dalam perumusan tersebut, dapat kita
ketahui beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi
(motivational cycle), seperti pada gambar berikut ini

Lingkaran Motivasi

Kebutuhan

Tujuan Tingkah laku

1. Kebutuhan

Rosengren (dalam Sobur: 2011) mendefinisikan kebutuhan sebagai “infrastruktur


biologis dan psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku sosial manusia”
dan bahwa “sejumlah besar kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita
beraksi dan bereaksi”. Dari segi arti psikologis, Musthafa fahmi (dalam Sobur: 2011)
menjelaskan kata “kebutuhan” sebagai suatu istilah yang digunakan secara sederhana
untuk menunjukkan suatu pikiran atau konsep yang menunjuk pada tingkah laku
makhluk hidup dalam perubahan dan perbaikan yang tergantung atas tunduk dan
dihadapkannya pada proses pemilihan. Batasan ini menurut Fahmi dikenal dengan
batasan pragmatis.

Istilah “kebutuhan” juga mengimplikasikan suatu keadaan kekurangan seperti


lapar, dan haus atau akan hal-hal esensial seperti tempat berlindung, keamanan
pribadi, serta stabilitas kognitif dan sosial. Jelas bahwa kebutuhan- kebutuhan ini
mendasar bagi kesejahteraan individu. Pada umumnya, para ahli psikologi
berpendapat bahwa manusia juga tergerak untuk menemukan, menumbuhkan,
mentransendensikan, dan saling berbagi. Sobur (2011: 273) berpendapat bahwa
Kebutuhan- kebutuhan tingkat tinggi ini dibahas, misalnya dalam hierarki kebutuhan
Maslow yang terkenal itu. Kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih tinggi menjadi
menonjol ketika kebutuhan biologis dan rasa aman sudah terpenuhi.

2. Tingkah Laku

Unsur kedua dari lingkaran motivasi ialah tingkah laku yang dipergunakan
sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Jadi, tingkah laku pada dasarnya
ditujukan untuk mencapai tujuan. Menurut Psikologi memandang tingkah laku
manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun
bersifat kompleks.

Menurut Sobur (2011: 290) yang mengutip dari Syaifuddin Azwar, bahwa salah
satu karakteristik perilaku manusia yang menarik adalah sifat deferensialnya.
Maksudnya, satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda,
dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.

3. Tujuan

Unsur ketiga dari lingkaran motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk
memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga
ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif
dalam bertingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai