MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Pemahaman
Tingkah Laku
oleh
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT karena berkat karunia dan hidayahNyalah
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Dalam penyusunan makalah ini
kami mengalami berbagai kesulitan dan hambatan,tetapi dengan niat yang ikhlas serta tujuan
untuk membangun diri,maka makalah ini dapat kami selesaikan.Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini,masih banyak terdapat kekurangan.Oleh karena itu,kami
mengharapkan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penusunan makalah
ini,khusunya Dosen Pembimbing Mata Kuliah.Harapan penyusunan semoga makalh ini dapat
bermanfaar bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca,
1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism
yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong
perilaku kearah tujuan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian motif
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motif. Motif, atau dalam bahasa
Inggris “motive” berasal dari kata movere atau motion, yang berarti gerakan atau
sesuatu yang bergerak. dalam psikologis menurut Sarlito (2009: 137) istilah motif
erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
disebut juga perbuatan atau perilaku.
Menurut Sherif & Sherif (dalam Sobur 2003) menyebut “motif sebagai suatu
istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis
perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang
berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera
sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut”. Selain itu pendapat lain juga
dikatakan oleh Giddens (dalam Sobur: 2003) yang mengartikan motif sebagai impuls
atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan
kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens (dalam Sobur: 2003)
motif tidak harus dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan suatu “keadaan
perasaan”.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motif itu adalah dorongan
yang menyebabkan individu untuk melakukan suatu gerakan atau tingkah laku
tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
a. JENIS-JENIS MOTIF
1. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani
misal dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,dorongan seksual,
dorongan untuk mendapatkan udara segar.Dorongan-dorongan tersebut adalah
berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya
sebagai makhluk hidup.
2. Motif Sosial
Merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku
atau perbuatan manusia.Dikatakan sosial seperti telah dipaparkan didepan
karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial,walaupun menurut Kunkel
dalam diri manusia adanya dorongan alami untuk mengadakan kontak dengan
orang lain.Karena motif ini dipelajari,maka kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain satu dengan yang lain itu dapat berbeda-beda.
3. Teori kebutuhan dari Murray
Teori ini disebut teori motif. Murray mengemukakan suatu daftar dari 20
kebutuhan yang pada umumnya mendorong manusia untuk bertindak atau
berperilaku. Daftar yang berisi kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat bervariasi
yaitu merendah atau merendahkan diri, berprestasi, afiliasi, agresi, otonomi,
counteraction, pertahanan, hormat, dominasi, ekshibisi atau pamer, penolakan
kerusakan, infavoidance, memberi bantuan, teratur, bermain, menolak,
sentience, seks, bantuan atau pertolongan, mengerti.
4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi
a. Motif eksplorasi dari Woodworth dan Marquis
Motif eksplorasi ini ialah motif ingin tahu. Pada dasarnya manusia
terdorong ingin mengetahui segala sesuatu yang da disekitarnya,
disamping itu juga adanya motif untuk medapatkan perubahan dari
stimulasi sensoris. Penelitian menunjukan individu membutuhkan adanya
perubahan stimulus sensoris tersebut
b. Motif kompetensi
Dapat dikatakan bahwa motif ini merupakan motif yang dasar. Motif
kompetensi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsik yaitu kebutuhan
seseorang untuk kompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan
lingkunggannya
c. Motif aktualisasi diri dari Maslow
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkiatan dengan kebutuhan
atau dorongan mengaktualisasi potensi yang ada pada diri individu.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan yang tertinggi
dalam hirarkhi kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Apabila
keutuhan rasa aman telah dipenuhi, maka muncu kebutuhan yang ada
diatasnya, yaitu kebutuhan belonging dan kasih sayang, demikian
seterusnya.
Self actualization
Esteem needs
belongingness and love needs
safety needs
Physiological needs
B. Pengertian Motivasi
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah
keadaan psikologis dan fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya melakukan suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
(kebutuhan).
a. Teori-Teori Motivasi
Menurut Abdur Rahman Shaleh (2009: 187) teori-teori motivasi ada tujuh. Adapun
teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori hedonisme
Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi
dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukantujuan dan perbuatan
yang akan dilakukan. Freud juga percaya bahwa dalam diri manusia ada sesuatu
yang tanpa disadari menentukan sikap dan perilaku manusia.
Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari
dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari
lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori
ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,
pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang
kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
4. Drive theory
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori interaksi yang
dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya
pendorong pada lawan jenis.Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai
daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berbeda-beda
bagi setiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-masing
5. Teori Arousal
Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Menurutnya, organisme tidak selalu
berusaha menghilangkan ketegangan tetapi justru tidak sebaliknya, di mana
organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Homeostatis adalah
ketegangan optimum yang sifatnya subjektif.
6. Teori Atribusi
7. Teori kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan
yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital,
menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperi kebutuhan akan pangan, sandang, dan
papan, kesehatan, dan kebutuhan seks.
b. Macam-Macam Motivasi
Menurut Chaplin (dalam Shaleh: 2004), motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
psychological drive dan social motives. Psychological drive adalah dorongan-
dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan social motives adalah dorongan-dorongan yang berhubungan
dengan orang lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.
Selain itu, Wood Worth dan Marquis (dalam Shaleh dan Muhbib: 2004),
menggolongkan motivasi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan
dengan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat/tidur, dan
sebagainya.
c. Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu
di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh
minat. Motivasi ini tibul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.
c. Lingkaran Motivasi
Lingkaran Motivasi
Kebutuhan
1. Kebutuhan
2. Tingkah Laku
Unsur kedua dari lingkaran motivasi ialah tingkah laku yang dipergunakan
sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Jadi, tingkah laku pada dasarnya
ditujukan untuk mencapai tujuan. Menurut Psikologi memandang tingkah laku
manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun
bersifat kompleks.
Menurut Sobur (2011: 290) yang mengutip dari Syaifuddin Azwar, bahwa salah
satu karakteristik perilaku manusia yang menarik adalah sifat deferensialnya.
Maksudnya, satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda,
dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.
3. Tujuan
Unsur ketiga dari lingkaran motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk
memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga
ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif
dalam bertingkah laku.