Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN BREAKTROUGH I

(TALKING OWNERSHIP)
PROYEK PERUBAHAN

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan pemenuhan hak-hak
kebutuhan dasar dari negara kepada masyarakatnya. Dalam pelayanan publik,
pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang baik bagi
masyarakat. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang
berkualitas, prosedur jelas, waktu ringkas, dan biaya pantas terus meningkat dari
waktu ke waktu. Tuntutan itu terus berkembang sesuai dengan kesadaran bahwa
warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan, dan pemerintah berkewajiban
untuk melayani. Pelayanan yang prima terhadap masyarakat merupakan tuntutan
utama yang harus dipenuhi birokrasi dalam aministrasi publik. Sudah semestinya
aparat birokrasi mengetahui kebutuhan publik, sehingga kinerja dapat disesuaikan
dengan prioritas kebutuhan publik untuk memaksimalkan pelayanan dan lebih
publicness. Dewasa ini, timbul stigma negatif terhadap organisasi publik karena
ketidakpuasan masyarakat (citizen) terhadap kualitas layanan yang
diselenggarakan oleh organisasi publik. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan oleh organisasi publik bisa digunakan sebagai ukuran bagi
kinerja birokrasi, dan untuk mengetahui informasi kepuasan masyarakat sangat
mudah, bisa melalui media massa maupun diskusi publik (Tangkilisan, 2007:
177).
Soeprapto (2005) mengemukakan bahwa pemerintah tidak dibangun untuk
melayani kebutuhan dirinya sendiri, tetapi bertujuan untuk melayani kebutuhan
dan kepentingan masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya
demi mencapai tujuan bersama. Public service oleh birokrasi publik merupakan
salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat
disamping sebagai abdi negara.

1
Titik balik dari pelayanan publik yang baik di Indonesia adalah adanya
gaung tentang good govenance. Dalam good governance pada dasarnya berkaitan
dengan upaya perbaikan kinerja sektor publik yang dilakukan melalui
pengembangan dan penguatan hubungan yang harmonis antara kekuatan negara
(state), swasta, dan masyarakat sipil yang didukung adanya penataan kembali
keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga kekuatan sentral dalam pendayagunaan
aneka sumberdaya ekonomi dan sosial bagi pembangunan. UNDP (Dalam
Mindarty 2005:202), selanjutnya memformulasikan bahwa good governance,
dapat terwujud melalui :
1. Participation, keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan
2. Rule of law, Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang
bulu.
3. Transparancy, Adanya keterbukaan yang dibagun diatas dasar kebebasan
memperoleh informasi.
4. Responsivenness, lembaga-lembagapublik harus cepat dan tanggapdalam
melayani stakeholder.
5. Consensus Orientation, berorientasi pada kepentingan masyarkat yang luas.
6. Equity, setiap masyrakat memiliki kesempatan yang sama.
7. Efficiency and Effectiveness, pengelolaan publik dilakukan secara daya guna
dan hasil guna
8. Accountability, pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang
dilakukan.
9. Strategic vision, penyelenggaraan pemerintah harus harus mempunyai visi
misi ke depan.
Paradigma penyelenggaraan pemerintahan kini telah bergeser dari
government menuju governance. Kepemerintahan yang baik (good governance)
diperlukan agar paradigma baru tersebut dapat berjalan dengan baik untuk
mencapai tujuannya, yakni kesejahteraan dan keadilan. Urgensinya paradigma
”Good Governance” dalam merespon hal-hal di atas adalah untuk tetap
mempertahankan fungsi ”serving” dari pelayanan publik melalui akuntabilitas,
walaupun dalam kondisi beberapa sektor pelayanan tersebut telah diberikan

2
kepada sektor privat/bisnis. Rakyat dispesifikasikan menjadi masyarakat yang
berhak menerima layanan publik perlu diberikan akses untuk memonitor dan
mengevaluasi kinerja pelayanan publik.
Secara empirik, ada beberapa daerah di Indonesia menjadi rujukan best
practice dalam penerapan inovasi dalam pelayanan publik diantaranya; P3KP
Kabupaten Pirang, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Sragen, Luwu Timur, dan
Gorontalo melakukan inovasi kelembagaan melalui capacity building dan
perubahan mindset birokratik ke mindset entrepreneur. Bahkan Prasojo (2005)
dalam kajiannya mengemukakan bahwa daerah yang berhasil melakukan inovasi
mampu meningkatkan kualiatas pelayanan dan kepuasan masyara-kat sehingga
mendorong meningkatkanya penerimaan daerah setiap tahunnya. Bentuk inovasi
yang dilakukan antara lain: inovasi pelayanan perizinan, pelayanan kesehatan,
inovasi pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Oleh karena itu penerapan inovasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi pemerintah terkait dengan pelayanan publik bukan mustahil untuk
dilakukan mengingat daerah lain mampu berinovasi dan mem-berikan hasil yang
signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah dan kesejahteraan
masyarakat. Inovasi pelayanan berbasis teknologi salah satu alat yang digunakan
untuk mewujudkan pelayanan yang akuntabel dan transparan sebagai pilar dasar
paradigma Good Governance. Komponen utama untuk mensukseskan
akuntabilitas publik adalah adanya sistem transparansi informasi. Transparansi
infor masi ini merupakan modal dasar yang dapat dimanfaatkan untuk menilai
kinerja pelayanan sektor publik dan untuk mengevaluasi pertanggungjawaban
pelaksana sektor publik atas segala keputusan dan tindakannya.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Manggarai Timur adalah salah satu penyelenggara
pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kabupatan Manggarai
TImur yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
hal pengurusan izin dan non izin yang diperlukan masyarakat
untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
dokumen perizinan dan non perizinan. Untuk menyelenggarakan

3
pelayanan publik di bidang perizinan sebagaimana ketentuan
dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan
Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2012. Pada Undang-undang
RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pasal 4
menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik didasari
12 azas yaitu: (1) kepentingan umum; (2) kepastian hukum; (3)
kesamaan hak; (4) keseimbangan hak dan kewajiban; (5)
keprofesionalan; (6) partisipatif; (7) persamaan perlakuan/ tidak
diskriminatif; (8) keterbukaan; (9) akuntabilitas; (10) fasilitas dan
perlakuan khusus bagi kelompok rentan; (11) ketepatan waktu;
dan (12) kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Selanjutnya pasal 12 Peraturan Pemerintah RI Nomor 96 Tahun
2012 yang mengatur secara lebih jelas tentang Pelaksanaan
UU.No. 25 Tahun 2009 menyebutkan bahwa sistem pelayanan
terpadu diselenggarakan dengan tujuan: (1) memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada Masyarakat; (2)
mendekatkan pelayanan kepada Masyarakat; (3) memperpendek
proses pelayanan; (4) mewujudkan proses pelayanan yang cepat,
mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan (5)
memberikan akses yang lebih luas kepada Masyarakat untuk
memperoleh pelayanan. Maka proses dan terbitnya izin dan non
izin dapat dilakukan dengan waktu yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti, dan terjangkau.
Peringkat kemudahan berinvestasi (easy of doing business)
Indonesia mengalami peningkatan dari ranking 91 ke 72, artinya
ada kemudahan berinvestasi dari segi perizinan di Indonesia
(detikfinance: 01-11-2017). Ini artinya geliat masuknya investor
ke Indonesia harus disikapi secara cerdas yaitu dengan
melakukan pembenahan di berbagai sector yang berhubungan
langsung dengan investasi. Tidak dapat disangkal bahwa proses

4
perizinan, terutama yang berkaitan dengan investasi, di daerah
masih menjadi persoalan serius karena kerumitan dalam
pelaksanaannya. Hal ini jelas dari realitas bahwa sepanjang
tahun 2017, investasi di Indonesia hanya bertumbuh 10% jauh
tertinggal dari India (30%), Filipina (38%), dan Malaysia (51%).
Masalah waktu pelayanan dan prosedur yang berbelit-belit
yang pada gilirannya akan menghambat peningkatan iklim
investasi adalah credo yang ditemui hampir di seluruh wilayah
Indonesia termasuk Kabupaten Manggarai Timur. Padahal
pemberlakuan otonomi daerah memiliki marwah perubahan sistem
pemerintahan yang bersanding dengan tuntutan perubahan kualitas pelayanan
yang diharapkan oleh masyarakat. Untuk itu maka dibutuhkan inovasi dalam
proses perizinan. Bahkan Wawan Sobari (2004:3) mengatakan bahwa ukuran
paling nyata dari otonomi daerah dalam kerangka kemajuan berkebebasan dan
kebebasan berkemajuan adalah inovasi. Oleh karena itu penerapan inovasi dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemerintah terkait dengan pelayanan publik
bukan mustahil untuk dilakukan mengingat daerah lain mampu berinovasi dan
memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah
dan kesejahteraan masyarakat.
Menyikapi persoalan rumitnya memperoleh perizinan di daerah, maka
Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2016 membentuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP. Dinas ini diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang
berkualitas. Aparatur Sipil Negara yang adasebagai abdi masyarakat harus mampu
dan mau merespon perkembangan kebutuhan masyarakat.Dalam UU Nomor 32
tahun 2004 menunjukkan luasnya peranan Pemerintah Daerah dalam bidang
pelayanan publik, sebagai bentuk perwujudan penerapan prinsip otonomi daerah
yang luas. Berlandaskan UU tersebut perhatian birokrasi publik pada masa
otonomi daerah yang nyata, luas dan bertanggungjawab terhadap pelayanan yang
memuaskan bagi masyarakat.

5
1.2. Profil Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan daerah, Perencanaan merupakan awal dari proses kebijakan, yang
nantinya akan langsung dirasakan oleh masyarakat. Seiring dengan telah
berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perangkat Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka
seluruh Kabupaten/Kota harus menyusun kembali organisasi perangkat daerahnya
masing-masing. Menjawabi tuntutan tersebut, Kabupaten Manggarai Timur
mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Timur Nomor 6 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai
Timur. Dalam peraturan tersebut lembaga Badan Penanaman Modal Daerah dan
Pelayanan Perizinan Terpadu berubah nomenklaturnya menjadi Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dalam tugas pokok dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Bupati
Nomor 50 Tahun 2016, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang berpedoman pada RPJMD Pemerintah Kabupaten
Manggarai Timur. Mengingat RPJMD Kabupaten Manggarai Timur periode 2014-
2019 telah berjalan, maka dengan struktur organisasi yang baru perlu dibuat revisi
Renstra SKPD.
Sebagai unsur pemerintah dan sebagai salah satu dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Manggarai Timur, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Manggarai Timur setiap 5 (lima) tahun menetapkan Rencana Strategis yang akan
dijadikan pedoman dan dasar pelaksanaan Program dan Kegiatan pokok maupun
penunjang di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan. Rencana
Strategis yang dimaksudkan dalam dokumen ini memuat keputusan-keputusan
strategis sesuai dengan mandat dan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi
organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Manggarai Timur yang akan dijadikan dasar bagi pelaksanaan kegiatan dalam
rangka pencapaian tujuan sesuai dengan tupoksinya.

6
Strategi untuk menarik investasi domestik dan luar negeri menjadi pilihan
utama bagi daerah ketika adanya kecenderungan keterbatasan dana dari pusat
dalam upaya pengembangan ekonomi daerah. Untuk menarik investasi, maka
daerah dituntut untuk melakukan dua hal penting, yaitu memperbaiki tata kelola
pengelolaan unit yang bertanggung jawab terhadap keberadaan, kehadiran, dan
keberlanjutan investasi di daerah dan melakukan inventarisasi akan potensi lokal
yang bersifat unggul, yang dapat menjadi peluang untuk ‘dijual´ kepada investor
dalam negeri atau luar negeri. Dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats), pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia harus dapat bersinergi untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Hal
ini tentunya memerlukan perencanaan yang sistematis ,terarah, terukur dan
terpadu
Hal ini sejalan dengan konteks reformasi birokrasi, yang salah satu
permasalahan bagi perkembangan usaha di Indonesia adalah birokrasi perizinan.
Kondisi pelayanan perizinan masih dihadapkan pada sistem yang belum efektif
dan efisien serta belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, terlihat
dari banyaknya keluhan dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung mengenai kinerja aparatur. Banyaknya peraturan yang tumpang tindih,
prosedur yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian,
tingginya biaya yang harus dikeluarkan, banyaknya persyaratan yang harus
dipenuhi, sikap petugas yang kurang responsif, sarana yang kurang menunjang
yang menimbulkan citra kurang baik terhadap kinerja Pemerintah Daerah.
Dalam rangka tuntutan tersebut maka dibuat kebijakan pengembangan dan
penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu, yang pada hakekatnya merupakan
salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perizinan untuk memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Pelayanan prima tersebut terwujud melalui
kesinambungan pelayanan perizinan, dengan melakukan pembenahan sistem
pelayanan perizinan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan strategi maupun
kebijakan nasional.

1.3. Visi dan Misi

7
Visi yang diemban oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini adalah:
“Menjadikan Manggarai Timur sebagai Daerah Potensial Investasi dengan
Didukung Sistem Pelayanan Perizinan yang Berkualitas serta Bebas dari
KKN demi Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera”. Sedangkan misi yang
diturunkan dari pernyataan visi di atas adalah:
a. Mendorong terciptanya iklim investasi yang aman;
b. Menciptakan mekanisme pelayanan penanaman modal dan perizinan yang
cepat, tepat, dan transparan serta bebas dari KKN;
c. Melakukan funsi konsultasi, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplifikasi sesuai kewenangan;
d. Meningkatkan kualitras sumber daya manusia aparatur yang profesional.

1.4. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi DPMPTSP


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kabupaten Manggarai Timur dibentuk dengan Perda Kabupaten Manggarai Timur
Nomor 06 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Manggarai Timur. Turunan dari regulasi tersebut adalah Peraturan
Bupati Manggarai Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam Peraturan Bupati tersebut, Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Kabupaten Manggarai Timur
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan Bidang Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dengan eksistensinya, lembaga ini diharapkan tingkat pertumbuhan
ekonomi (tingkat usaha yang semakin berkembang) akan semakin baik. Dengan
demikian DPMPTSP telah menterjemahkan serta mendukung Visi Bupati
Manggarai Timur yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Manggarai Timur
2014-2019.

1.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi


1.4.1.1. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 50 tahun 2016
Pasal 4: “DPMPTSP yang dipimpin oleh Kepala Dinas mempunyai tugas

8
membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan Bidang
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan tugas
pembantua yang diberikan Bupati.”
1.4.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan Tugas Pokok tersebut, maka fungsi yang diemban
DPMPTSP Kabupaten Manggarai Timur adalah :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Penanaman Modal dan
Pelayanan terpadu satu pintu;
b. Pelaksanaan kebijakan Bidang Penanaman Modal dan pelayanan
terpadu satu pintu;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
d. Pelaksanaan administrasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu; dan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugas pokok yang diemban Kepala DPMPTSP dibantu
oleh Sekretariat dan bidang-bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Sekretariat
Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris mempunyai tugas:
“Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan,
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi
di lingkungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu”
Berdasarkan Tugas tersebut, fungsi yang diemban:
a. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
b. Penyusunan rencana program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan;
c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian,
kearsipan, administrasi umum dan dokumentasi;
d. Penyelenggaraan urusan keuangan, perbendaharaan, akuntansi, verifikasi dan
pengelolaan sarana dan prasarana;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya;

9
1.1. Sub Bagian Perencanaan
a. Menyusun rencana dan anggaran;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan menyusun rencana program di bidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
c. Menyiapkan bahan koordinasi dan menyusun anggaran di bidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
d. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kegiatan
tahunan di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
e. Menyiapkan bahan penyusunan satuan biaya, Dokumen Pelaksanaan
Anggaran, petunjuk operasional kegiatan dan revisi anggaran;
f. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan statistic di bidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
h. Menyusun laporan kinerja di bidang penanaman modal dan pelayanan
terpadu satu pintu;
i. Menyusun laporan dan pendokumentasian kegiatan Sub Bagian
Perencanaan; dan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
1.2. Sub Bagian Tata Usaha
a. Menyusun rencana dan anggaran Sub Bagian Tata Usaha;
b. Melaksanakan urusan rencana kebutuhan dan usulan pengembangan
pegawai;
c. Melaksanakan urusan mutasi, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan
jabatan, pemberhentian dan pensiun pegawai;
d. Melaksanakan urusan tata usaha kepegawaianm disiplin pegawai dan
evaluasi kinerja pegawai;
e. Melaksanakan urusan tata usaha dan kearsipan;
f. Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan dan kebersihan;
g. Melaksanakan urusan kerja sama kelembagaan;
h. Melaksanakan evaluasi kelembagaan dan ketatalaksanaan;

10
i. Menelaah dan menyiapkan bahan penyusunan peraturan perundang-
undangan;
j. Menyusun laporan dan mendokumentasikan kegiatan Sub Bagian Tata
Usaha; dan
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
1.3. Sub Bagian Keuangan dan Sarana
a. Mengumpulkan bahan dan pedoman/petunjuk teknis bidang keuangan dan
sarana;
b. Menyusun rencana dan anggaran Sub Bagian Keuangan dan Sarana;
c. Melaksanakan urusan akuntansi dan verifikasi keuangan;
d. Melaksanakan urusan perbendaharaan, pengelolaan penerimaan daerah
bukan pajak, pengujian dan penerbitan Surat Perintah Membayar;
e. Mengurus gaji pegawai;
f. Melaksanakan administrasi keuangan;
g. Menyiapkan pertanggungjawaban dan pengelolaan dokumen keuangan;
h. Menyusun laporan keuangan;
i. Menyiapkan bahan pemantauan tindak lanjut laporan hasil pengawasan
dan penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi;
j. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana
Pemeliharaan Barang Unit (RPBU);
k. Menyiapkan bahan penatausahaan dan inventarisasi barang;
l. Menyiapkan bahan administrasi pengadaan penyaluran, penghapusan dan
pemindahtanganan sarana milik dinas;
m. Menyiapkan penyusunan laporan dan administrasi penggunaan peralatan
dan perlengkapan kantor;
n. Menyusun laporan dan mendokumentasikan kegiatan Sub Bagian
Keuangan dan Sarana; dan
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal

11
Mempunyai tugas: “Merencanakan operasional, mengendalikan dan
mengevaluasi kegiatan perencanaan dan pengembangan penanaman modal”
Fungsi yang diselenggarakan:
a. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan operasional
kegiatan perencanaan dan pengembangan penanaman modal;
b. Penyusunan rencana umum penanaman modal;
c. Penyusunan strategi dan kebijakan penanaman modal daerah;
d. Penyusunan regulasi yang berkaitan dengan peningkatan iklim investasi
daerah;
e. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan penanaman modal;
f. Pelaksanaan koordinasi dengan dinas terkait berkaitan dengan
pengembangan penanaman modal daerah;
g. Pendataan profil-profil usaha dalam rangka pengembangan usaha;
h. Pelaksanaan pemantauan perkembangan investasi; dan
i. Pelaksanaan tuga lainnya yang diberikan oleh atasan.

2.1. Seksi Perencanaan Penanaman Modal


a. Mengumpulkan vahan dan pengolahan data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis seksi perencanaan penanaman modal;
b. Mengumpulkan data dalam penyusunan strategi dan kebijakan penanaman
modal daerah;
c. Mengumpulkan data dalam penyusunan rencana umum penanaman modal
daerah;
d. Mengumpulkan data berkaitan dengan penyusunan kajian dan regulasi
penanaman modal daerah; dan
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
2.2. Seksi Pengembangan Penanaman Modal
a. Mengumpulkan vahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis Seksi pengembangan penanaman modal;
b. Melaksanakan kegiatan kajian pengembangan potensi dan peluang
investasi;
c. Melaksanakan konsultasi dengan dinas terkait dalam rangka
pengembangan iklim investasi;
d. Menetapkan pemberian fasilitas/insentif dalam pengembangan penanaman
modal;
e. Melaksanakan pembuatan peta potensi investasi kabupaten;
f. Mengumpulkan vahan penyusunan profil dunia usaha; dan

12
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan
2.3. Seksi Regulasi Penanaman Modal
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis seksi regulasi penanaman modal;
b. Melaksanakan konsultasi dengan dinas terkait regulasi penanaman modal;
dan
c. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
2.4. Sub Bidang Promosi dan Kerja Sama
a. Mengumpulkan bahan dan mengolah data penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis bidang promosi dan kerja sama;
b. Melaksanakan promosi dan kerja sama investasi;
c. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

3. Bidang Promosi dan Kerja Sama


Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, promosi dan kerja sama
dalam rangka mengoptimalkan pengolahan potensi dan peluang investasi daerah.
Fungsi yang dijalankan:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana kerjasama peningkatan kemampuan sumber
daya manusia dalam menunjang pelaksanaan kegiatan penanaman modal;
b. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal;
c. Pelaksanaan promosi potensi unggulan dengan mitra usaha untuk
meningkatkan investasi;
d. Pelaksanaan kebijakan pengembangan promosi dan sumber daya perusahaan
untuk mencapai hasil yang maksimal;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan promosi dan
pembinaan perusahaan di bidang penanaman modal;
f. Pelaksanaan kerja sama asosiasi dunia usaha;
g. Pelaksanaan penyusunan rencana bimbingan teknis penanaman modal terhadap
para pengusaha; dan
h. Pelaksanaan tugas dians lainnya yang diberikan oleh atasan.
3.1. Seksi Pelaksanaan Promosi dan Pameran
a. Menyiapkan vahan penyusunan petunjuk teknsi promosi dan pameran
investasi;

13
b. Menyiapkan vahan dan pelaksanaan operasional kegiatan promosi dan
pameran investasi;
c. Melaksanakan promosi penanaman modal daerah pada tingkat local dan
nasional; dan
d. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.
3.2. Seksi Fasilitasi dan Kerja Sama Dunia Usaha
a. Mengajukan usulan materi dan fasilitasi kerja sama investasi;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data persetujuan dan realisasi
kerja sama;
c. Melaksanakan pemutakhiran data kerja sama investasi;
d. Melaksanakan fórum temu usaha dalam rangka kemitraan; dan
e. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
3.2. Seksi Sarana dan Prasaran Penanaman Modal
a. Menyiapkan vahan penyusunan petunjuk teknis sarana dan prasarana
promosi dan pameran;
b. Menyiapkan vahan dan pelaksanaan operasional kegiatan promosi dan
pameran penanaman modal;
c. Memantau, mengevaluasi pelaksanaan tugas kegiatan di seksi sarana dan
prasarana penanaman modal; dan
d. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

4. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Pelayanan Data


Informasi
Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Pelayanan Data
Informasi mempunyai tugas melaksanakan operasional, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan pengendalian penanaman modal dan pelayanan data
informasi.
Fungsi yang diselenggarakan:
a. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
penanaman modal dan pelayanan data informasi;
b. Pelaksanaan koordinasi dengan SKPD terkait dalam kegiatan pengawasan
dan pengendalian serta penanganan pengaduan yang berkaitan dengan bidang
penanaman modal dan perizinan;
c. Penyusunan sistem informasi penanaman modal daerah;

14
d. Pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian di bidang penanaman modal;
e. Pengendalian PMDN/PMA yang surat persetujuannya diterbitkan oleh
BKPM/BKPMD provinsi;
f. Penyusunan laporan perkembangan kegiatan penanaman modal secara
berkala;
g. Pelaksanaan evaluasi dan penilaian laporan kegiatan penanaman modal; dan
h. Pelaksanaan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

4.1. Seksi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal


a. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan perizinan;
b. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan bidang penanaman modal dan
perizinan;
c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pengendalian
pelaksanaan di bidang penanaman modal dan perizinan; dan
d. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
4.2. Seksi Pengawasan Penanaman Modal
a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja tahunan dan bulanan seksi
pengawasan penanaman modal dan pelayanan data informasi;
b. Melakukan pengawsan tentang penggunaan fasilitas (mesin dan peralatan)
yang telah dimanfaatkan bagi penanaman modal;
c. Melakukan pengawasan terjadinya penemaran/limbah industria
PMDN/PMA;
d. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja asing/tenaga
kerja indonesia bagi PMDN/PMA;
e. Menyusun laporan hasil pelaksnaaan tugas seksi pengawasan;
f. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
4.3. Seksi Pengolahan Data Penanaman Modal
a. Menyusun data PMDN/PMA
b. Melaksanakan updating data yang berhubungan dengan penanaman
modal;
c. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengelolaan data;
d. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perizinan dan non perizinan
dalam daerah;

15
e. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
f. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data persetujuan dan realisasi
kerja sama;
g. Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana promosi dan pameran; dan
h. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

5. Bidang Analisis dan Pelayanan Terpadu


Bidang Analisis Perizinan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di
bidang análisis dan pelayanan terpadu yang meliputi informasi, análisis dan
pelayanan perizinan.
Fungsi yang diselenggarakan:
a. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis dalam melaksanakan
operasional kegiatan pelayanan perizinan;
b. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan operasional
kegiatan analisis, pelayanan terpadu, pengaduan dan informasi.
c. Pelaksanaan tugas di bidang pelayanan perizinan dan verifikasi yang
meliputi pendaftaran perizinan, pengolahan serta menentukan layak atau tidak
untuk melakukan penerbitan dokumen perizinan;
d. Pelaksanaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas tim teknis;
e. Pelaksanaan koordinasi, kerja sama dan kemitraan dengan perangkat daerah
terkait atau pihak ketiga di bidang pelayanan perizinan; dan
f. Pelaksanaan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
5.1. Seksi Pelayanan Perizinan
a. Menyiapkan vahan penyusunan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan
non perizinan;
b. Mengumpulkan dan menghimpun daftar perizinan yang diajukan
pemohon;
c. Melaksanakan penelitian adminsitrasi perizinan dan penelitian teknis serta
penyiapan bahan penetapan perizinan;
d. Melaksanakan pemrosesan administrasi perizinan;
e. Memroses penetapan perizinan dan penerbitan surat izin;
f. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

16
5.2. Seksi Verifikasi, Analisis dan Penerbitan Izin
a. Melaksanakan penelitian administrasi perizinan dan kajian teknis lapangan
serta penyiapan vahan penetapan perizinan;
b. Melaksanakan validasi terhadap proses dan mekanisme pemberian
pelayanan perizinan;
c. Melaksanakan koordinasi tim teknis berkaitan dengan kegiatan pelayanan
perizinan;
d. Melaksanakan survey/peninjauan lapangan dengan tim teknis;
e. Melaksanakan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat;
f. Melaksanakan penanganan pengaduan;
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
5.3. Seksi Pengaduan dan Pelayanan Informasi
a. Menyusun pedoman petunjuk teknsi pada seksi pengaduan dan pelayanan
informasi perizinan dan non perizinan;
b. Memberikan layanan informasi sesuai prosedur dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku ke masyarakat, lembaga terkait dan media masa
untuk diketahui dan dipublikasikan;
c. Melaksanakan pengkoordinasian tim teknis berkaitan dengan pelayanan
perizinan;
d. Melaksanakan penerimaan dan penanganan pengaduan masyarakat
berkaitan dengan perizinan;
e. Melaksanakan pemeriksaan dan pemilahan berkas pengaduan sesuai
laporan dari pengadu;
f. Melaksanakan penelitian lapangan atas pengaduan masyarakat/pelapor
terhadap penerima perizinan;
g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan DPMPTSP, mempunyai
tugas: ”Melaksanakan sebagian tugas DPMPTSP sesuai keahlian dan kebutuhan.”
Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior yang diangkat oleh Bupati atas usul Kepala Dinas.

17
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU
(Berdasarkan Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 50 Tahun 2016)

Kepala Dinas

Sekretariat
Sekretariat

Kelompok Jabatan
Fungsional Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Perencanaan Tata Usaha Keuangan
dan Sarana

18
Bidang Bidang Bidang Bidang Analisis
Perencanaan Promosi dan Pengendalian dan Pelayanan
dan Kerja Sama Pelaksanaan Terpadu
Pengembanga PM dan
n Penanaman Pelayanan

Seksi Seksi Seksi Seksi


Perencanaan Pelaksanaan Pengendalia Pelayanan
PM Promosi dan n Perizinan
Pameran Pelaksanaan dan Non

Seksi Seksi Fasilitasi Seksi Seksi


Pengemba dan Kerja Pengawasan Verifikasi,
ngan PM Sama Dunia PM Analisis dan
Penerbitan Izin
Seksi
Seksi Seksi Sarana Seksi
Pengaduan
Regulasi dan Prasarana Pengolahan
dan Pelayanan
PM PM Data PM
Informasi
Sampai saat ini tercatat ada 142 izin yang diproses melalui DPMPTSP
Kabupaten Manggarai Timur.

19

Anda mungkin juga menyukai