PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai masyarakat yang gemar mengonsumsi mie, salah satunya yaitu
mie basah. Mie seperti sudah menjadi makanan pokok selain nasi. Kandungan gizi di dalam
mie tidak kalah dibandingkan nasi karena bahan baku pembuatan mie adalah tepung terigu.
Agar asupan gizi di dalam mie tercukupi maka diperlukan tambahan bahan lain yang kaya akan
vitamin dan mineral. Buah naga merupakan salah satu contoh tanaman yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme. Buah naga super merah
berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah risiko penyakit jantung
pada pasien diabetes (Marhazlina, 2008). Buah naga yang paling diminati konsumen dewasa
ini adalah jenis buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) karena buah naga super
merah memiliki rasa lebih manis tanpa rasa langu dibanding jenis lainnya (Anonymous, 2009)
Buah naga super merah selain dikonsumsi dalam bentuk segar juga diolah menjadi
beberapa produk olahan untuk mempermudah mengkonsumsi. Produk olahan yang paling
diminati adalah sirup buah naga super merah. Sedangkan kulitnya yang mempunyai berat 30%
- 35% dari berat buah belum dimanfaatkan dan hanya dibuang sebagai sampah sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal ini sangat disayangkan karena kulit buah naga
mempunyai beberapa keunggulan.
Kulit buah naga merah adalah lebih kuat inhibitor pertumbuhan sel-sel kanker daripada
dagingnya dan tidak mengandung toksik (Li Chen Wu, 2005). Kandungan serat kulit buah naga
mencapai 0,7-0,9 gram per 100 gram daging buah dan sangat baik untuk menurunkan kadar
kolesterol. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir
kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi
konsumsi serat, semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh
(Wahyuni, 2011). Pemilihan sampel kulit buah naga merah ini dikarenakan pada kulit buah
naga merah mengandung pigmen betalain dan antosianin yang dapat menimbulkan warna
sehingga bisa dijadikan sebagai zat warna alami (Wiguna, 2007). Oleh karena itu diharapkan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat membantu masyarakat sekitar melalui
penyuluhan dan pelatihan guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat itu
sendiri, sehingga dapat menghasilkan masyarakat yang kreatif dan inovatif mengembangkan
potensi daerah agar berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada dasarnya tidak lepas dari
ruang lingkup permasalahan di atas, yaitu :
1. Bagaimana memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan kulit buah
naga sebagai pewarna alami mie basah ?
2. Bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya
inovasi dan kreativitas potensi lokal ?
3. Bagaimana cara untuk mengaktifkan masyarakat untuk berinovasi pada potensi lokal
untuk meningkatkan kesejahteraan ?
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran
Kondisi masyarakat di daerah Rt 05 Rw 02 Desa Bagorejo, Srono Banyuwangi meskipun tidak
di bawah ambang kemiskinan tetapi dalam kehidupan sehari-hari masih mengandalkan aspek
pertanian. Dimana diketahui aspek pertanian tidak selalu menjanjikan hasil yang baik, ada saat
dimana hasil pertanian tidak bisa diandalkan.
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sekitar yang bermukim di daerah Bagorejo yang
memiliki ladang buah naga tetapi belum memanfaatkan buah naga dengan baik. Melalui
pengabdian masyarakat ini diharapkan masyarakat sekitar akan terbantu sehingga program ini
akan disambut baik oleh masyarakat setempat.
1.4 Kondisi dan Potensi Wilayah
Potensi di daerah Rt 05 Rw 02 Desa Bagorejo, Srono Banyuwangi untuk dijadikan tempat
kegiatan ini sangat baik karena setidaknya setiap rumah memiliki ladang buah naga meskipun
hanya beberapa tanaman. Sehingga hanya perlu membuat pengembangan seperti penyuluhan
dan pelatihan masyarakat sekitar sehingga dapat menjadikan masyarakat lebih kreatif dan dapat
memanfaatkan potensi lokal daerah untuk kesejahteraan masyarakat tersebut.
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari PKM ini adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pemanfaatan buah naga sebagai
pewarna alami mie basah.
2. Memberikan bantuan peralatan untuk memaksimalkan kegiatan pelatihan kerja
masyarakat.
3. Mampu mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut
4. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang berbagai inovasi buah naga selain
hanya dijual kepada pengepul
5. Memberikan pelatihan tentang pemanfaatan buah naga sebagai pewarna alami mie
basah
1.6 Luaran
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah meningkatkan keterampilan dan
kreatifitas masyarakat sekitar, dengan adanya kesadaran masyarakat terhadap potensi lokal
yaitu pemanfaatan buah naga sebagai pewarna alami mie basah dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat sekitar.
Hasil akhirnya diharapkan masyarakat sekitar tidak hanya menjual buah naga kepada pengepul,
tetapi dapat memanfaatkan buah naga sebagai pewarna alami mie basah sehingga dapat
meningkatkan pendapatan sekaligus mengurangi angka pengangguran masyarakat sekitar.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kondisi perekonomian di daerah Bagorejo secara umum sudah baik, tetapi masyarakat
hanya menyandarkan perekonomiannya hanya pada sektor pertanian. Masyarakat banyak yang
bekerja sebagai freelance.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan berjalan :