1.
2.
3.
4.
5.
Disusun Oleh ,
Nama : Anna Sutrianah
NIM : 90514001
Tanggal Percobaan : 4 Nopember 2014
Nama Asisten : Hikmat
1. Tujuan :
2. Teori Dasar :
Syarat utama penerapan turbidimetri adalah: terjadinya reaksi sempurna antara zat yg
akan dianalisa dan pereaksinya dan kelarutan zat yang terbentuk sangat kecil. Analisa
turbidimetri yang terkenal antara lain penentuan kadar SO42- dengan penambahan
BaCl2 dengan pembentukan BaSO4. menurut reaksi ;
Penambahan zat lain seperti natrium kolrida dan asam klorida, diperlukan untuk
mencegah pertumbuhan mikrokristal barium sulfat yang terbentuk. Selain itu kedalam
suspense tersebut ditambahkan larutan gliserol-etanol yang berfungsi untuk
menstabilkan suspense yang terbentuk. Suspense yang dihasilkan kemudian diukur
dengan menggunakan spektrofotometer pada 530 nm.
Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya
yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi
lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga
golongan yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana
cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. instrumen pengukur
perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas
diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur deagan den-
an larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan.
Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas
tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding
dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat
empat panjang gelombangnya Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada
turbidimeter dan nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang
tersuspensi diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh suspensilah yang
diukur. Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis,
sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap
instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter, sedangkan
nefelometer kurang sering digunakan pada analisis anorganik.
ALAT BAHAN
Spektronik -20
Larutan standar SO42- 1000 ppm
Kuvet
Larutan NaCl-HCl
Buret mikro
BaCl2
Labu takar 100 mL
Larutan gliserol-etanol (1:2)
Pipet seukuran 10 mL
Sampel tawas
Gelas kimia 100 mL
4, Cara Kerja :
Bagian 1 : Penyiapan larutan reagen
Berikut larutan-larutan reagen yang harus disiapkan;
a. Larutan standar SO42- 1000 ppm dalam buret.
b.Larutan NaCl-HCl sebanyak 100 mL (12gr NaCl + 1mL HCl pekat, diencerkan
sampai 100 mL).
c. Larutan gliserol-etanol (1:2) sebanyak 150 mL.
Bagian 2 : Penyiapan larutan sulfat untuk pembuatan kurva standar
a. Dimasukkan larutan baku sulfat 1000 ppm dalam buret.
b. Larutan baku sulfat 1000 ppm sebanyak 6 mL dituangkan kedalam labu takar
100 mL.
c. Ditambahkan 10 mL larutan natrium klorida-asam klorida, 20 mL larutan gliserol-
etanol dan 0,3 gr Kristal barium klorida kedalam larutan diatas.
d. Campuran tersebut diaduk sampai padatan BaCl2 larut.
e. Diencerkan larutan diatas dengan aqua dm sampai tanda batas.
f. Larutan dibiarkan selama 5 menit, kemudian diukur turbidansnya pada = גּ530 nm.
g. Larutan blanko mengandung semua reagen kecuali larutan standar sulfat 1000 ppm.
h. Dilakukan tahap a-e, untuk larutan baku sulfat 1000 ppm sebanyak 4, 6, 8; 10,
dan12
i. Digambarkan grafik kurva standar larutan SO42-, dengan mengalurkan turbidans
terhadap konsentrasi SO42-.
j. Tahap a-i dilakukan kembali penyiapan larutan sulfat untuk pembuatan kurva
standar dengan larutan baku dari garam Mohr dan CuSO4.5 H2O.
- K2SO4 berupa serbuk padat berwarna putih, pada saat dilarutkan dalam air menjadi
larutan yang berwarna bening tidak berwarna (Larutan standar SO42- ).
- NaCl berupa serbuk padat putih, HCl pekat berupa larutan bening. Larutan NaCl-
HCl berwarna bening
- Gliserol berupa cairan kental bening, alcohol berupa larutan bening. Larutan
gliserol-etanol berwarna bening tidak berwarna.
- BaCl2 padat berupa serbuk putih
- Larutan standar setelah dicampur dengan reagen-reagen lain berwarna putih seperti
susu (berupa suspensi).
- Tawas (sampel) berupa padatan putih bening dan setelah pelarutan berupa larutan
bening. Larutan sampel setelah dicampur dengan reagen - reagen menjadi putih
susu (suspensi).
- Garam Mohr berupa kristal berwarna hijau transparan, yang larut dalam air
- Tembaga Sulfat berupa kristal berwarna biru yang larut dalam air
A. Tabel.1 Pengukuran Turbidans Sulfat pada Tawas dengan גּmaks = 530 nm
2. 20 0,085
3. 40 0,130
4 60 0,173
5. 80 0,215
6. 100 0,251
120 0,265
7
8 Sampel 0,230
0.35
y = 0.0025x
0.3
R² = 0.9257
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
B. Tabel 2 Pengukuran Turbidans Sulfat pada Garam Mohr dengan גּmaks = 530 nm
2. 20 0,178
3. 40 0,237
4 60 0262
5. 80 0,315
6. 100 0,336
120 0,357
7
8 Sampel 0,269
0.5
0.45 y = 0.0036x
R² = 0.6803
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
C. Tabel 3 Pengukuran Turbidans pada Tembaga Sulfat dengan גּmaks = 530 nm
2. 20 0,160
3. 40 0,173
4 60 0,278
5. 80 0,408
6. 100 0,522
120 0650
7
8 Sampel 0,202
0.7
y = 0.0052x
0.6 R² = 0.9797
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
6. Pengolahan Data :
- Pembuatan larutan standar SO42- 1000 ppm sebanyak 100 mL dari padatan K2SO4.
Mr K2SO4 = 174,25 gr/mol, Mr SO42- = 96,01 gr/mol
Larutan 1000 ppm = 1000 mg dalam 1 L larutan
= 100 mg dalam 100 mL larutan
Massa K2SO4 = ( Mr K2SO4 ) x 100 mg
(Mr SO42-)
= 174,25 gr/mol x 100 mg.
96,01 gr/mol
= 181,5 mg
= 0,1815 gr
- Pengenceran larutan standar,
1. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (2 mL x 1000 ppm)/100 mL = 20 ppm
2. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (4 mL x 1000 ppm)/100 mL = 40 ppm
3. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (6 mL x 1000 ppm)/100 mL = 60 ppm
4. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (8 mL x 1000 ppm)/100 mL = 80 ppm
5. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (10 mLx1000 ppm)/100 mL = 100 ppm
6. Konsentrasi larutan ( SO42-) = (12 mLx 1000 ppm)/100 mL = 120 ppm
- Penghitungan :
1. Kadar SO42- dalam tawas
- Massa sampel tawas 150,5 mgr = 0,1505 gr dalam 100 mL
Massa SO42- secara toeritis
Massa SO42- = 2 x Mr SO42- x Massa Tawas
Mr KAl(SO4)2.12H2O
y = 0,0025x x = 92 ppm
0,230 = 0,0025 x
y = 0,0036 x
0,269 = 0,0036 x
x = 74,722 ppm
y = 0,0052 x
0,202 = 0,0052 x
x = 38.84 ppm
7. Pembahasan :
9. Daftar Pustaka :
1. Catherine E, housecroft and Alan G. Sharpe, Inorganic Chemistry 3th ed.,
Pearson Prentise-Hall, 2008
2. Shevla G. Vogel, Buku Teks Analisi Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Kalman Media Pustaka, Jakarta 1990
3. Day, RA dan Underwood, A.L, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi keenam,
Erlangga, Jakarta 1987.