Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A. DEFINISI

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Nugroho, 2012)

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau

tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang

mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu

kecacatan.

Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh

dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian,

memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi

kaum lanjut usia.

B. KARAKTERISTIK

Menurut Anna Budi Keliat (2010), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Berusia lebih dari 60 tahun ( sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang

kesehatan)

 Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari

kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga

kondisi maladaptif.

 Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.


C. TEORI PROSES PENUAAN

1. Teori Biologik

a. Teori Genetik dan Mutasi

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram

oleh molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi

b. Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

c. Autoimune

Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.

Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut

sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.

d. teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan

stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.

e. Teori radikal bebas

Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan

bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan

sel-sel tidak dapat regenerasi.

2. Teori Sosial

a. Teori aktifitas

Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak

dalam kegiatan sosial

b. Teori pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan

interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun

kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :

a) Kehilangan peran

b) Hambatan kontrol sosial

c) Berkurangnya komitmen

d) Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan

lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat

merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.

Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :

a. lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif

dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada

pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus

dipertahankan atau dihilangkan

b. Peran lansia yang hilang tak perlu diganti

c. Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi

3. Teori Psikologi

a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,

kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow

11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda.

Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha


menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling

tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.

b. Teori individual jung

Carl Jung (2009) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian

dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa

muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia.

Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan

ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan

terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman

dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat

dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting

bagi kesehatan mental

D. BATASAN LANJUT USIA

MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA

 Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

 Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun

 Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun

 Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

MENURUT Prof. Dr. Ny. SUMIATI AHMAD MOHAMMAD

 0-1 tahun = masa bayi

 1-6 tahun = masa prasekolah

 6-10 tahun = masa sekolah

 10-20 tahun = masa pubertas

 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)


 65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)

MENURUT Dra. Ny. JOS MASDANI (psikolog UI)

 Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun

 Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun

 Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun

 Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia

MENURUT Prof. Dr. KOESMANTO SETYONEGORO

 Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.

 Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65

tahun

 Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun

o 70-75 tahun (yaoung old)

o 75-80 tahun (old)

o Lebih dari 80 (very old)

MENURUT UU No. 4 Tahun 1965

Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai

jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun,

tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan

hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain

E. PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

Perubahan fisik

1. Sel

 Lebih sedikit jumlahnya

 Lebih besar ukurannya


 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler

 Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.

 Jumlah sel otak menurun.

 Terganggunya mekanisme perbaikan sel

 Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem persarafan

 Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam

setiap harinya)

 Cepatnyan menurun hubungan persarafan

 Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stres.

 Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif

terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap

dingin.

 Kurang sensitif terhadap sentuhan

3. Sistem pendengaran

 Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan

(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara

atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti

kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun

 Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

 Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya

keratin.
 Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketegangan jiwa/stres.

4. Sistem penglihatan

 Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.

 Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

 Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan.

 Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap

 Hilangny daya akomodasi

 Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.

 Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5. Sistem kardiovaskuler

 Elastisitas dinding aorta menurun

 Katup jantung menebal dan menjadi kaku

 Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun

sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi

dan volumenya.

 Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk

(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi

65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)


 Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari

pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90

mmHg.

6. Sistem pengtaturan temperatur tubuh

Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai

faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;

a. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  35oini

akibat metabolisme yang menurun

b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

7. Sistem respirasi

a) Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

b) Menurunnya aktivitas dari silia

c) Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik

nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan

kedalaman bernafas menurun

d) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

f) CO2 pada arteri tidak berganti

g) Kemampuan untuk batuk berkurang

h) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan

menurun seiring degan bertambahnya usia

8. Sistem gastrointestinal
a) Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa

terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi

yang buruk dan gizi yang buruk.

b) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir,

atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap

di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.

c) Eofagus melebar

d) Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung

menurun, waktu mengosongkan menurun.

e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

f) Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)

g) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah.

9. Sistem reproduksi

a) Menciutnya ovari dan uterus

b) Atrofi payudara

c) Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun

adanya penurunan secara beransur-ansur

d) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi

keksehatan baik), yaitu;

1. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia

2. Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan

kemampuan seksual

3. Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami


e) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-

perubahan warna.

10. Sistem genito urinaria

a) Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,

melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit

terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia

mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan

mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.

b) Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah,

kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang

air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga

meningkatkan retensi urine.

c) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65

tahun

d) Atrofi vulva

11. Sistem endokrin

a) Produksi hampir semua hormon menurun

b) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

c) Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan

hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH,

FSH, LH.

d) Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.


12. Sistem kulit

a) Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak

b) Kulit kasar dan bersisik,

c) Mekanisme proteksi kulit menurun

1. Produksi serum menurun

2. Gangguan pigmentasi kulit

d) Kulit kepala dan rambut menipis

e) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya

13. Sistem muskuloskeletal

a) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh

b) Persendian membesar dan menjadi pendek

c) Tendon mengerut dan mengalami skelrosis

Perubahan mental

Faktor-faktyor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b. Kehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan

e. Lingkungan

Kenangan (memori) ada 2 :

a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu

b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk

Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal

b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi

perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor

waktu.

F. PATOFISIOLOGI

Proses menua : Akibat :


a. Penurunan/kehilangan indra a. Anorexia
pengecap dan penciuman b. Kesulitan makan
b. Penyakit periodental dan c. Mengganggu
kehilangan gigi penyerapan Ca, Fe,
c. Penurunan sekresi asam lambung Protein, lemak, dan
dan enzim pencernaan Vitamin
d. Gangguan kemampuan motorik d. Susah BAB, wasir
e. Tulang kehilangan e. Nafsu kaman menurun
densitasnyadan rapuh f. Kerusakan kartilago
f. Tendon mengkerut dan atropi dan tulang
serabut otot g. Inflamasi sendi
g. Penurunan mobilitas saluran sinovial
pencernaanl/peristaltik melemah

Penyakit infeksi
Keganasan
Mekanisme Inflamasi

Asupan makan
kurang
Osteoporosis
Subluksasi/dislokasi

Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
b. Resiko tinggi infeksi
c. Kerusakan mobilitas fisik
d. Nyeri
e. Resiko cedera
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi yang tidak adekuat

akibat anoreksia

2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan asupan kalori dan protein

3. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skleletal,, nyeri, intoleransi aktifitas

4 Nyeri b. d proses inflamasi, destruksi sendi

5 Resiko cedera (dislokasi sendi) b.d otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi

H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrisi kurang

adekuat akibat anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

Kriteria :

 Meningkatkan masukan oral

 Menunjukkan peningkatan BB

Intervensi :

a. Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat

R/ Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi

c. Timbang setiap hari , pantau hasil pemeriksaan laborat

R/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi

d. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan

nutrinya

e. Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)

R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makan


f. Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain

R/ Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatakan selera makan

g. Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah

mengunyah makanan

R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan .

i. Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering

R/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung

j. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :

1. Makan-makan kering saat bangun tidur

2. Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak

3. Minum sedikit-sdikit melalui sedotan

4. Makan kapan saja bila dapat toleransi

5. Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering

R/ Meningkatkan asupan makanan

2. Resiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan protein

Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda

infeksi

Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri,

merah,gangguan fungsi

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur

R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang

b. Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan

R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang


kurang sehat

c. Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP

R/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga meningkatkan

kemampuan kekbalan dalam tubuh

d. Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan

imunosupresi

R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi

3. Kerusakan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri

Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat

Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan

aktifitas

Intervensi :

a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit

R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasi

b. bantu dengan rentang gerak aktif/pasif

R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot

c. ubah posisi dengan sering dengan personal cukup

R/ Menhilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi

d. Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantu

R/ menghindari cedera

4. Nyeri ( akut/kronis) b.d proses inflamasi, destruksi sendi

Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang

Kriteria : terlihat rileks , dapat tidur dan berpartisipasi dala aktifitas

Intervensi :
a. kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang

mempercepat tanda- tanda nyeri

R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri

b. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat ataupun

tidur

R/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri

c. Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendi

R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan

kekakuan sendi.

d. berikan masase lembut

R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot

e. kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin,

piroksikam, fenoprofen

R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan.

5. Resiko cedera b.d hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri

Tujuan : klien terhindar dari cedera

Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyaman

Intervensi :

a. kaji tingkat kekuatan otot


R / mengatur tindakan selanjutnyab
b.. Kaji tingkat pergerakan pasif
c Beri alat bantu sesui kebutuhan
d. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e.Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara
mandi
DAFTAR PUSTAKA

Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih
Bahasa Yasmin Asih EGC jakarta

http://subhankadir.wordpress.com

Partricia Gonce Morton et.al. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan


Keperawatan Holistik ed.8; alih bahasa, Nike Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Psychologymania. 2012. Pengertian-Lansia-Lanjut-Usia.

Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta

Anda mungkin juga menyukai