Efektivitas Dan Efisiensi Metode Terapi
Efektivitas Dan Efisiensi Metode Terapi
Oleh
ADISTY AYU HAFIZAH
X MIPA 1
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang bertujuan untuk
mengubah pola fikir masyarakat dalam berkendara khususnya bagi para pelajar.
Karya Tulis Ilmiah ini saya ajukan guna merubah pola berfikir masyarakat dalam
berkendara dan untuk membentuk Indonesia yang tertib berlalu lintas serta
untuk ikut menyukseskan program Indonesia maju. Dalam membuat Karya Tulis
Ilmiah ini saya berharap dapat merubah kebiasaan masyarakat agar lebih tepat waktu
sehingga tidak menyebabkan kemacetan di jalan raya, dimana salah satu
penyebabnya dikarenakan oleh masyarakat yang tidak disiplin.
Tak ada gading yang tak retak tak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga
dengan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan masukan dari pembaca
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi serta manfaat bagi
masyarakat dan untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak …………………………….........................................……………………………………………....
3.5 Metode-metode Mengajar Guru untuk Mendukung Keselamatan Lalu Lintas ..........
Manusia adalah sesosok makhluk yang memiliki beragam jenis kebutuhan hidup
yang harus terpenuhi baik primer maupun sekunder serta tersier. Keberagaman
kebutuhan yang dialami manusia tersebut selau diiringi dan dibarengi ddengan adanya
pengaruh dan dorongan luar terhadap perkembangan era zaman yang semakin pesat
seperti adanya pengaruh globalisasi, gaya modern, dll. Salah satu kebutuhan penting
dan utama saat ini banyak mengambil peranan serangkaian aktivitas manusia adalah
dunia transportasi dan lalu lintas yang menjadi motor penggerak utama dalam
menunjang kelancaran dan keharmonisan mobilitas dan kebutuhan penduduk. Hal
tersebut dikarenakan karena lalu lintas dapat diartikan sebagai suatu sarana yang
mampu menjembatani manusia untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain yang
menjadi tujuannnya. Dengan kata lain, lalu lintas dan transportasi merupakan salah
satu faktor utama yang sangat penting dalam memenuhi kebtuhan hidup manusia
dengan benar dan sesuai dengan tata tertib yang berlaku.
Namun, konsep lalu lintas di atas sangat menyimpang jauh dan berbanding
terbalik dengan kondisi dan pemandangan yang terjadi saat ini tampaknya
menggambarkan bahwa telah terjadinya penyalahgunaan dan pemanfaatan awal lalu
lintas yang tidak sesuai dengan aturan yang semestinya, sehingga wajar saja dampak
negatif dalam berlalu lintas. Padahal jika sarana lalu lintas dan moda transportasi yang
tersedia saat ini mampu digunakan dan dipergunakan sesuai jalur yang ditentukan,
maka akan menghasilkan suatu hal yang positif.
Kebutuhan masyarakat akan keberlangsungan dunia transportasi dan lalu lintas
yang terjadi di Indonesia saat ini selalu mengalami peningkatan dan kenaikan yang
sangat signifikan dari tahun ke tahunnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat,
jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun 2013
mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang hanya
94,299 juta unit. Dengan adanya data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
transportasi dan lalu lintas kendaraan sudah menjadi hal yang wajar bagi
perkembangan taraf kehidupan.
Namun ironisnya lalu lintas yang sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat
Indonesia saat ini, tidak mampu berkoordinasi dan berkerja sama dalam menciptakan
suasana dan kenyaman berlalu lintas yang sesuai dengan standar logika dan pemikiran
manusia. Sebab secara tidak langsung dapat dilihat dari sudut pandang bahwa pada
saat ini faktor penyumbang terbesar kematian seseorang adalah kecelakaan dalam
berlalu lintas di jalan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa di
tahun 2020 penyebab terbesar ketiga kematian adalah kecelakaan jalan raya, tepat
dibawah penyakit jantung dan depresi. WHO mencatat bahwa 1 juta orang di seluruh
dunia meninggal setiap tahunnya di jalan raya akibat kecelakaan, dimana 40%
diantaranya berusia 25 tahun. Sementara itu, jutaan orang lainnya mengalami luka
parah dan cacat fisik akibat kecelakaan. Hal tersebut tentunya mengisyaratkan bahwa
sampai saat ini kenyamanan dan suasana kondusif dalam kegiatan berlalu lintas masih
dilanda dengan berbagai kekacauan dan buruknya sistem tata lalu lintas yang sedang
berjalan. Padahal seharusnya secara konsep logika, bahwa dalam keberlangsungan
hubungan kerja sama yang baik dapat dikatakan jika antara dua pihak terkait
seharusnya mampu memberikan dampak dan hasil dukungan yang baik pula antar
keduanya. Begitu pula dengan konsep berlalu lintas, seharusnya dengan adanya
kebutuhan manusia yang terus meningkat akan dunia lalu lintas, lalu lintas seharusnya
mampu memberikan dukungan dan hasil yang baik pula terhadap masyarakat dengan
cara memberikan kenyaman dan keselamatan dalam berlalu lintas di jalan.
“ Aturan dibuat untuk dilanggar “ adalah doktrin salah penafsiran yang terus
beredar luas dan menjadi hal yang wajar bagi masyarakat saat ini. Hal tersebut
dikarenakan banyak tindakan dan bentuk serta sikap masyarakat yang terus
mengabaikan sikap taat dan patuh terhadap peraturan berlalu lintas padahal telah
jelas tertuliskan beragam peratutan perundang – undangan yang mengatur hal
tersebut. Tentunya semua hal dan problematika tersebut, sudah menjadi perhatian
dan prioritas utama bagi seluruh elemen terkait baik pemerintah maupun penegak
hukum serta adanya bantuan dan dorongan khusus masyarakat tersendiri, sebab
langkah awal dalam terciptanya suasana kondusif berlalu lintas ialah bermula dari
tingkat kesadaran dan kepekaan pengemudi dalam berlalu lintas.
Berbicara pelanggaran lalu lintas, salah satu penyumbang dan pengekspor
terbesar dalam kekacauan dan permasalahan berlalu lintas adalah remaja khususnya
para pelajar, hal tersebut didukung dengan adanya Data Badan Pusat Statistik yang
menyatakan bahwa hampir 50% penyebab kecelakaan ialah remaja dan pelajar baik
dibawah usia 17 tahun maupun di atas usia 17 tahun. Bahkan dapat dilihat pula di
Provinsi Aceh angka pelanggaran lalu lintas yang disebabkan oleh pelajar juga masih
sangat tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya data Ditlantas Polda Aceh,
jumlah kasus pelanggran lalu lintas yang terjadi di kalangan pelajar Aceh dari Periode
Januari hingga Agustus 2015 sebanyak 2997 kasus. Sedangkan jumlah pelajar Aceh
yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas dari Periode Januari hingga Agustus 2015
sebanyak 596 korban.
Dalam teorinya, Aristoteles mengungkapkan hukum hanya sebagai kumpulan
peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim. Undang-undang
adalah sesuatu yang berbeda dari bentuk dan isi konstitusi; karena kedudukan itulah
undang-undang mengawasi hakim dalam melaksanakan jabatannya dalam
menghukum orang-orang yang bersalah. Berdasarkan teori tersebut, hukum
merupakan sebuah alat yang mengambil peranan yang cukup penting dalam
kehidupan bermasyarakat agar arus arus norma dapat terlaksana. Salahsatunya dalam
berlalu lintas, hukum juga merupakan hal yang sangat dominan dan harus di perhatika
oleh setiap pengguna lalu lintas dan transportasi umum. Namun sangat disayangkan
hukum berlalu lintas hanya tertulis diatas kertas saja, tidak di indahkan oleh para
pengguna lalu lintas dan transportasi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan fakta yang
terjadi masih banyaknya pengendara yang mengacuhkan hukum berlalu lintas. Secara
logika dan pandangan sosial, sekarang hukum ibaratkan sebuah benteng yang tak
berfungsi dan dapat di lewati oleh siapa saja.
Secara jelas dan terperinci negara telah mengamanahkan sebuah undang
undang yang khusus mengatur lalu lintas dan angkutan jalan yaitu UU Nomor 22 tahun
2009. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa saat ini hukum dalam berlalu
lintas tidak dapat berdiri dengan kokoh, sehingga setiap harinya angka pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas terus meningkat. Sebagai contoh, seseorang tidak berani
merokok di Singapura, hal tersebut dikarenakan sanksi yang diberlakukan bagi
perokok cukup tinggi.
Pejabat yang berwenang dalam hal ini seperti Kementrian Perhubungan RI,
Satlantas, dan jajaran terkait telah mengupayakan dan mengambil langkah dalam
meminimalisirkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang semin harinya
semakin meningkat tajam melalui progra dan perencanaan yang beragam, namun
secara pandangan sosiologi bahwa adanya sebuah pelanggaran yang terjadi tidak
hanya cukup diatasi dengan langkah preventif dan persuasif, namun juga diperlukan
adanya langkah koersif agar menimbulkan efek jera bagi pelanggar hukum tersebut.
Selama ini penegak hukum lalu lintas masih mengandalkan metode preventif dan
persuasif dan tidak menekanakan metode koersif, sehingga pelanggar lalu lintas tidak
ada rasa takut untuk melanggar peraturan yang telah di tetapkan UU.
Dengan adanya pokok permasalahan diatas, pada saat ini masih banyak
pengguna sarana lalu lintas khusunya kalangan pelajar masih menganggap hukum
sebagai suatu hal yang kecil dikarenakan tidak adanya efek jera terhadap pelanggar
lalu lintas akibat tidak adanya penekanan langkah pada penggunaan metode koersif
dalam menciptakan ketertiban dan kelancaran berlalu lintas. oleh karena itu,
terjadinya kesenjangan ( gap ) antara harapan dengan kenyataan, oleh karena itu
bertolak dari fenomena yang telah dipaparkan, maka perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai permasalahan tersebut sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
sebuah penulisan yang dikemas dalam judul Efektivitas dan Efisiensi Metode Terapi
Sebulan Dalam Menciptakan dan Menghadirkan Efek Kesadaran Akan Pentingnya
Ketertiban Berlalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kalangan Remaja.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka yang
menjadi tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah :
BAB III
PEMBAHASAN
Lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain,
apabila lalu lintas terganggu maka mobilitas penduduk juga akan mengalami
gangguan. Contohnya sering kita jumpai pada daerah kita dimana pengguna jalan
tidak menggunakan alat pengaman dalam berkendara seperti helm pada kendaraan
beroda dua, akibatanya pengguna jalan dapat di tahan oleh polisi lalu lintas
(POLANTAS) karena melanggar aturan berlalu lintas dan dapat membahayakan diri
sendiri seperti terjadi kecelakaan tanpa menggunakan alat pengaman. Hal ini
disebabkan, kebanyakan masyarakat tidak terlalu memperdulikan sebab atau akibat
jika melanggar aturan lalu lintas dan biasanya pengguna jalan kabur jika ditemukan
oleh petugas lalu lintas karena pelanggaran yang dilakukan.
Salah satu solusi yang tepat agar pengguna jalan tidak melakukan
pelanggaran lagi adalah dengan berjalannya pihak yang berwajib untuk mengawasi
atau memantau masyarakat pengguna jalan pada setiap harinya jika terdapat
pengguna jalan yang melanggar aturan yang ada maka pihak yang berwajib akan
memberi sanksi sesuai aturan yang telah di tetapkan, biasanya sanksi yang di berikan
adalah dengan di kenakan denda atas pelanggaran yang di lakukan oleh masyarakat.
Di samping itu dengan adanya peraturan pemberlakuan sanksi denda terhadap
masyarakat hal lain biasa terjadi pada petugas yang tidak bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas. Oleh karena itu, perlu lagi pengkajian kembali atas masalah lalu
lintas di Indonesia.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari
permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program
keselamatan yang telah dan sedang dilaksanakan. Jumlah kasus kecelakaan yang
terjadi sangat tinggi, mengacu data yang dihimpun kepolisian yang menunjukkan
bahwa sekitar 20.000 warga Indonesia kehilangan nyawanya akibat kecelakaan di
jalan tiap tahun. Jika tidak ada tindakan, kasus kecelakaan ini akan terus meningkat.
Ironinya, usaha penanganan kecelakaan lalu lintas yang telah dilakukan oleh berbagai
pihak khususnya pemerintah selama ini ternyata tidak mampu mengatasi masalah
tersebut. Pada dasarnya, masalah keselamatan jalan berakar dari gabungan sejumlah
faktor, human error, kendaraan, serta jalan itu sendiri.
Namun sampai saat ini, sikap acuh tak acuh dan sikap ketidakpedulian dari para
remaja menjadi masalah besar yang sampai saat ini tidak teratasi. Berdasarkan UU
No. 22/2009, terdapat beberapa peraturan dalam menggunakan kendaraan bermotor
yakni : motor hanya untuk dua orang, Helm harus standar nasional, suara knalpot
yang netral, belok kiri tidak boleh langsung, motor lajur kiri, lampu motor wajib nyala
siang hari.
Dewasa ini ketertiban lalu lintas semakin longgar, terutama pada pengemudi
pelajar. Banyak diantara mereka yang melanggar aturan lalu lintas seperti ugal-
ugalan, mengemudi tanpa SIM dan tidak menggunakan perlengkapan berkendaraan.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut yang menjadi dasar terjadinya kecelakaan.
Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit
jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Data WHO tahun 2011 menyebutkan,
sebanyak 67 persen korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif , yakni
22 – 50 tahun. Terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang
meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan
remaja setiap harinya. Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama
kematian anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun.
Titik tolak atau sentral segala upaya dalam meningkatkan keselamatan jalan,
harus dilakukan melalui proses pendidikan di sekolah. Memberikan pendidikan berlalu
lintas pada siswa merupakan solusi cerdas dan langkah yang strategis dalam upaya
peningkatan keselamatan jalan, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa memberikan
pendidikan berlalu lintas melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif diantara
upaya-upaya yang lain, khususnya upaya dalam meningkatan keselamatan jalan,
karena:
Mekanisme yang dapat ditempuh agar materi pendidikan berlalu lintas di atas
dapat diimplementasikan pada murid-murid sekolah adalah sebagai berikut:
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
1. https://id.wikipedia.org/wiki/kesadaran.
2. http://bolaytomboy.blogspot.co.id/2011/07/peraturan-uu-lalu-lintas-terbaru-
sangsi.html.