Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia
kasih sayangnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Walaupun belum
sempurna, karena saya sendiri juga masih dalam tahap pembelajaran.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian.
Tertib berlalu lintas adalah budaya yang harus diterapkan sejak dini. Dengan kita tertib
berlalu lintas berarti kita sudah mencerminkan budaya tertib dan disiplin dalam berlalu lintas.
Dalam makalah ini, saya mengambil judul “Menanamkan Kesadaran Berlalu Lintas Sejak
Dini”. Dengan saya mengambil judul ini dalam makalah saya mudah-mudahan teman-teman
dapat menanamkan budaya tertib berlalu lintas. Dan saya juga berusaha mengutip informasi
yang terbaru dan terpercaya dari berbagai media informasi.

Dengan adanya makalah ini saya berharap tidak hanya teman-teman yang disiplin akan
berlalu lintas, begitu juga dengan masyarakat umum lainnya. Dengan kita tertib berlalu lintas
berarti kita telah menyayangi nyawa kita, karena saat berkendara dijalan raya berarti kita
membawa nyawa kitaa.

Saya menyadari makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini dengan baik.

Jambi, 1 September 2015

M. Satria. Siddiq. H. M
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lalu lintas

Lalu Lintas di dalam Undang-undang no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkurtan Jalan didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu
Lintas Jalan. Sedang Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.

B. Komponen Lalu lintas


Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan
dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan
kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui
jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

A. Manusia sebagai pengguna


Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang
dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu
reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik
dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca,
penerangan/lampu jalan dan tata ruang.
B. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu
lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.
C. Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor


maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk
mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan
sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

D. Manajemen Lalu Lintas


Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara lain dengan :
a. usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;
b. pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
c. penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan
mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda;
d. penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.

E. Peran Orang Tua, Sekolah, dan Pemerintah Dalam Menanamkan


Kesadaran Berlalu Lintas Kepada Anak

 Keluarga
Keluarga adalah institusi yang pertama dan utama bagi setiap individu untuk
wahana sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Pada masa usia dini, frekuensi
kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua masih sangat tinggi sehingga
orang tualah yang harus menjadi guru bagi anak-anaknya dengan
mensosialisasikan nilai-nilai hidup yang positif.
 Sekolah
Penanaman kesadaran berlalu lintas sebaiknya dilakukan sejak dini dan dapat
diintegrasikan sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini). Masa kanak-kanak merupakan fase awal dalam
kehidupan manusia untuk memulai sosialisasi eksternal di luar lingkungan
keluarga intinya dan pada fase ini mereka cenderung lebih mudah untuk
menyerap nilai-nilai termasuk pengetahuan berlalu lintas karena pada nantinya
jika mereka memasuki usia sekolah, remaja dan dewasa mereka akan selalu
berinteraksi dengan sistem lalu lintas dan jalan raya dalam menjalankan
aktivitasnya. Disini sangat diperlukan adanya kerjasama lintas sektoral yang
saling terkait antara institusi pendidikan, kepolisian, pemerintah daerah dan
kelompok kepentingan lainnya dalam menyusun kurikulum dan melaksanakan
pengajaran mengenai pentingnya kesadaran berlalu lintas pada anak-anak. Apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan di jalan raya, bagaimana menghormati
sesama pemakai jalan, pengenalan rambu-rambu lalu lintas dan bagaimana
menyeberang jalan dengan aman adalah materi-materi dasar lalu lintas untuk
tingkatan anak usia dini yang dapat dikemas dalam metode pengajaran yang
menarik bagi mereka sehingga lebih mudah untuk tertanam dalam benak
pikirannya dan mampu memberi nilai tambah bagi PAUD itu sendiri. Kemudian
institusi vital lainnya yang juga berperan penting dalam mendukung upaya
menanamkan kesadaran berlalu lintas pada usia dini adalah keluarga dan media
massa.
 Media Massa
Peranan media massa dalam mengkampanyekan kesadaran berlalu lintas dan
keselamatan jalan tidak sebatas sebagai partner pemerintah saja mengingat
kebutuhan masyarakat modern akan informasi sangatlah besar dan peluang inilah
yang dapat dimanfaatkan oleh media massa untuk menyebarluaskan isu
kesadaran berlalu lintas. Tema mengenai kesadaran berlalu lintas sebaiknya harus
rutin diangkat oleh media massa setiap beberapa periode waktu tertentu demi
efektivitas kampanye sadar berlalu lintas itu sendiri agar apa yang telah
terpublikasikan ke masyarakat tidak begitu saja dilupakan dan mampu menambah
pengetahuan masyarakat, terutama para orang tua untuk selanjutnya diajarkan
pada anak-anaknya.

F. Upaya Dalam Menanamkan Kesadaran Berlalu Lintas


Sekolah tingkat SLTA menjadi sasaran kegiatan sosialisasi undang-undang nomor 22
tahun 2009 tentang lalu lintas, seperti penggunaan helm standar, menyalakan lampu siang
hari bagi pengendara sepeda motor serta kelengkapan surat-surat kendaraan dan lainnya.
Aparat kepolisian bidang lalu lintas diterjunkan ke sekolah-sekolah dalam rangkaian
sosialisasi undang-undang tersebut. Alasan dijadikan sekolah sasaran sosialisasi untuk
menanamkan kepada siswa mentaati tata tertib lalu lintas di jalan raya. Data yang dihimpun
dari jumlah korban dan pelanggar lalu lintas, sebagian besar atau 70 persen pelaku berusia
antara 15 hingga 25 tahun. Dalam sosialisasi undang-undang tersebut, polisi akan menggelar
operasi dengan sandi helm kejut yang digelar di pintu gerbang sekolah. Selain itu, Direktorat
lalu Lintas Polda Jambi juga terus merintis supaya program lalu lintas masuk dalam
kurikulum pendidikan, minimal muatan lokal.
Pemahaman sejak dini tentang tata tertib atau pelajaran berlalu lintas yang diberikan
pada anak sekolah lewat kurikulum akan sangat membantu dalam menciptakan kelancaran
lalu lintas termasuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.
Khusus untuk tingkat TK, Dirlantas Polda Jambi sudah lama menerapkan atau pelajaran tata
tertib lalu lintas yang diberi nama polisi cilik yang tiap tahun secara rutin diperagakan oleh
murid taman kanak-kanak. Di lokasi Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jambi juga sudah
membangun kawasan untuk praktik berlalu lintas oleh murid TK, seperti lampu pengatur
jalan, berbagai jenis rambu-rambu, dan lainnya yang menyangkut cara dan tata tertib berlalu
lintas.
Bagi masyarakat umum sosialisasi undang-undang nomor 22 itu juga gencar dilakukan,
seperti melakukan kegiatan senter kejut. Pengendaran sepeda motor yang tidak menyalakan
lampu petugas akan menyorotkan senter ke pengendara tersebut, supaya lampu motornya
dinyalakan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi merupakan sektor yang memegang peranan vital dalam kehidupan
manusia sejak zaman dahulu. Melalui sektor transportasi, manusia melakukan interaksi dan
komunikasi dengan manusia lainnya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang
membentuk sektor transportasi, khususnya transportasi darat secara garis besar terbagi dua
yaitu unsur statis dan unsur dinamis yang masing-masing telah mengalami kemajuannya
sendiri-sendiri. Unsur statis adalah jaringan jalan dengan segala macam infrastruktur
pendukungnya yaitu rambu lalu lintas, marka jalan, penerangan jalan sedangkan unsur
dinamis adalah segala macam jenis kendaraan atau moda transportasi yang bergerak di
atasnya.
Berkembangnya sektor transportasi belakangan ini memberikan dampak pada dua sisi
yang cukup berlawanan, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Salah satu sisi positif yang bisa
dirasakan pada saat ini, setiap orang bisa dengan mudah menggapai lokasi yang diinginkan
dengan waktu yang singkat. Sedangkan untuk sisi negatif yang belakangan mulai merebak
adalah tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang kebanyakan disebabkan karena
ketertiban pengendara masih sangat kurang. Berdasarkan data, terjadi 16 kasus Kecelakaan
Lalu Lintas di Provinsi Jambi. 10 korban meninggal dunia, 6 luka berat dan 18 luka ringan.
Ini tercatat selama Operasi Ketupat 2015 Kepolisian Daerah Jambi. Sebagian besar atau
sekitar 70 % pelakunya berusia antara 15-25 tahun.
Demi menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas, pemerintah ikut turun serta
melalukan pembinaan di bidang lalu lintas meliputi aspek pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan lalu lintas yang ditujukan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Sasaran utama pemerintah saat ini dalam upaya menurunkan tingkat
kecelakaan ialah dengan memberikan pengenalan dini budaya keselamatan dan disiplin tertib
berlalu lintas bagi siswa sekolah. Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama pihak kepolisian,
dinas perhubungan, serta pihak sekolah demi menurunkan angka kecelakaan.
Upaya penanaman kesadaran berlalu lintas semestinya merupakan upaya yang
kontinu dan menjangkau hingga ke pelosok karena merupakan upaya untuk merubah pola
pikir dan kebiasaan masyarakat dari segala strata usia, pendidikan dan status sosial. Point
yang paling penting dari upaya ini adalah pencegahan terjadinya kecelakaan di jalan raya
yang membuat jalan raya sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk menunjang
produktivitas masyarakat di segala bidang.
Penanaman kesadaran berlalu lintas sebaiknya dilakukan sejak dini, karena masa
kanak-kanak merupakan fase awal dalam kehidupan manusia untuk memulai sosialisasi
eksternal di luar lingkungan keluarga intinya dan pada fase ini mereka cenderung lebih
mudah untuk menyerap nilai-nilai termasuk pengetahuan berlalu lintas karena pada nantinya
jika mereka memasuki usia sekolah, remaja dan dewasa mereka akan selalu berinteraksi
dengan sistem lalu lintas dan jalan raya dalam menjalankan aktivitasnya.
Keluarga adalah institusi yang pertama dan utama bagi setiap individu untuk wahana
sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai. Pada masa usia dini, frekuensi kedekatan hubungan
antara anak dengan orang tua masih sangat tinggi sehingga orang tualah yang harus menjadi
guru bagi anak-anaknya dengan mensosialisasikan nilai-nilai hidup yang positif. Oleh karena
itu, perlu adanya peran dan kerja sama berbagai pihak untuk menanamkan dan menumbuhkan
kesadaran dalam berlalu lintas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian lalu lintas?
2. Apa saja komponen lalu lintas?
3. Apa saja manajemen lalu lintas?
4. Bagaimana peran orangtua, sekolah, dan pemerintah dalam menanamkan kesadaran
berlalu lintas?
5. Apa saja upaya yang dilakukan untuk menanamkan kesadaran berlalu lintas?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk siswa memahami komponen sistem lalu lintas
2. Siswa mengerti dan mengamalkan aturan lalu lintas yang ada
3. Siswa lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan
pribadi
4. Siswa menambah kesabaran dijalan raya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa faktor yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan kepatuhan
hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas dari para penegak hukum,
penyesuaian peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha menanamkan pengertian
tentang peraturan lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut,
serta appeal kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-tama
penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya. Di lain
pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri untuk mengambil keputusan
yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani ujian
untuk memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut
tingkat kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek
fisik pengemudi/calon pengemudi.

B. Kritik dan Saran


Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi
dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti lampu,
dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan. Kecepatan dalam
mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut ramai
atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk angkutan umum hendaknya tidak
menaikkan atau menurunkan penumpang sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita
harus menyadari bahwa bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap
orang berhak menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap
orang berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi
peraturan lalu lintas yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/yorri/menanamkan-kesadaran-berlalu-lintas-sejak-
dini_550a21a18133117b6ab1e57c

http://sr28jambinews.com/?/baca/17020/2014-Lakalantas-di-Kota-Jambi-Terjadi-170-Kasus,-31-
Tewas.html#.VeUdGiXtmkq

http://www.polrestajambi.com/v1/index.php

http://www.kompasiana.com/yorri/menanamkan-kesadaran-berlalu-lintas-sejak-
dini_550a21a18133117b6ab1e57c

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=87403

Anda mungkin juga menyukai