KELAS :F
2. WAHYU PURNAMA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.Macam-Macam POC
1. MOL Bonggol Pisang
Bonggol pisang merupakan limbah yang patut mendapatkan perhatian oleh
petani untuk di manfaatkan sebagai bahan pupuk cair hayati.Ketersediaan bonggol
pisang sangat melimpah.Bonggol pisang mengandung gizi yang cukup tinggi
dengan komposisi yang lengkap, mengandung karbohidrat (66%), mempunyai
kandungan kadar protein 4,35%, sumber mikroorganisme pengurai bahan organik
atau decomposer. Jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi pada MOL
bonggol pisang antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus nigger,
Azospirillium, Azotobacter. dan mikroba selulolitik. Mikroba inilah yang biasa
menguraikan bahan organik (Budiyani, dkk., 2016).
2. Mol Nasi Basi
Jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi pada MOL bonggol pisang
antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus nigger, Azospirillium,
Azotobacter. dan mikroba selulolitik. Mikroba inilah yang biasa menguraikan
bahan organik.Jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi pada MOL bonggol
pisang antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus nigger, Azospirillium,
Azotobacter. dan mikroba selulolitik. Mikroba inilah yang biasa menguraikan
bahan organik.Jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi pada MOL bonggol
pisang antara lain Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus nigger, Azospirillium,
Azotobacter. dan mikroba selulolitik. Mikroba inilah yang biasa menguraikan
bahan organic (Julita, dkk., 2013).
3. Mol Urin Sapi
Urin sapi merupakan salah satu limbah cair dari peternakan sapi, yang dapat
ditemukan di tempat pemeliharaan hewan.Penambahan urin sapi pada mol
dimanfaatkan sebagai sumber mikroorganisme, karena kotoran ternak
mengandung mikroorganisme. Kotoran ternak sapi cair memiliki kandungan unsur
hara yang lebih tinggi daripada kotoran ternak sapi padat (Budiyani, dkk., 2016).
4. Mol Rebung Bambu
Mol rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang
tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL
rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk
membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Salah satu
hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi MOL rebung bambu
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kalian pada tanah
gambut. Pemberian MOL rebung bamboo yang paling efektif untuk pertumbuhan
tanaman kalian adalah konsentrasi 10ml/L air (Yeremia, 2016).
5. Mol Daun Gamal
Mol daun gamal ini bermanfaat sebagai sumber N, untuk pertumbuhan daun,
fungisida. Kandungan yaitu unsur N tinggi. Fungsi Nitrogen (Zat hijau daun/
klorofil) yaitu :
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 16 Februari 2018 pukul 16.10 – 17.30 di Exfarm Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar.
4.1. Hasil
Pengadukan 1 Pengadukan 2
Pengadukan 3 Pengadukan 4
4.2. Pembahasan
Berdasarkan Percobaan yang dilakukan, membuat pupuk organik cair agar
kita menghindari pemakaian pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan selain
itu POC ramah lingkungan dan bahan yang di gunakannya mudah di dapatkan
serta tidak mengeluarkan uang berlebihan. Dalam pembuatan pupuk organik cair
ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan dan tanaman menjadi rawan hama. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djuarni (2010) yang menyatakan bahwa dari berbagai akibat
penggunaan pupuk kimia tersebut masalah yang timbul yaitu adalah
tanaman menjadi sangat rawan terhadap hama, meskipun produktivitasnya tinggi
namun tidak memiliki ketahanan terhadap hama, pembodohan terhadap petani
yang diindikasikan dengan hilangnya pengetahuan lokal dalam mengelola lahan
pertanian dan ketergantungan petani terhadap paket teknologi pertanian produk
industri.
Pupuk organik adalah salah satu bahan yang dapat memperbaiki tingkat
kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ayub (2008) yang menyatakan
bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam
upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian
yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan
manusia sehingga aman dikonsumsi.
Pemberian molases (gula merah yang telah dicairkan) diberikan kedalam
larutan pertama. Fungsi dari larutan molases ini sebagai makanan awal bagi
mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk
organik cair. Seperti gambar diatas memperlihatkan perlakuan bahan-bahan pupuk
organik setelah diberikan EM4, kemudian diaduk. Bahan-bahan yang dibuat
pupuk kemudian direndam kedalam larutan tersebut. Hal ini didukung oleh
pendapat Ayub (2008) yang menyatakan bahwa kondisi atau faktor-faktor
pengomposan dibuat seoptimum mungkin.
Adapun hasil dari pembuatan pupuk organik cair tersebut yaitu pupuk yang
telah dihasilkan dapat dikatakan berhasil. Dikatakan berhasil karena pupuk ini
mengeluarkan bau yang harum serta terdapat sedikit buih berwarna putih. Selain
itu, tingkat keberhasilan dari pupuk organik dapat dilihat saat diberikan pada
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwendro (2010) yang menyatakan
bahwa keberhasilan dalam pembuatan suatu pupuk dapat dilihat dari cara
pemberiannya. Berdasarkan cara pemberiannya, pemupukan pada tanaman
khususnya sayuran dibagi menjadi dua yaitu pemberian melalui akar dan lewat
daun. Setiap cara pemberian rnemiliki kegunaan dan keuntungan tersendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pupuk organik cair dapat dibuat dari bahan-bahan organik yang ada disekitar
kita, seperti sampah sisa rumah tangga, ataupun sampah hasil pemangkasan
tanaman, serta buah-buahan yang sudah tidak di konsumsi.
Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu untuk
menyuburkan tanaman, menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, mengurangi
dampak sampah organik di lingkungan sekitar, membantu revitalisasi
produktivitas tanah, dan meningkatkan kualitas produk.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan prosedur kerja yang sesuai dengan prosedur
sebenarnya. Dalam pembuatan POC ini sebaiknya di lakukan pemberian sumber-
sumber POC itu sendiri agar proses penguraian dari bahan-bahan yang digunakan
dapat terurai dengan cepat serta untuk menghindari kegagalan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ayub.S. 2008. Pupuk Organik Cair. Jakarta : PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.
Budiyani, N.K., dkk. 2016. Analisis Kualitas Larutan Mikroorganisme Lokal
(MOL) Bonggol Pisang. E-Jurnal Agroteknologi Tropika, Vol. 5, No.1.
Cahyono, Bambang. 2008. Seri Budi Daya Tomat. Yogyakarta: Kanisius.
Djuarni, dkk. 2010. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta: AgroMedia.Hal 36-38
Julita, S. dkk., 2013. Analisis Kualitas Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Bonggol Pisang. Jurnal Dinamika Pertanian Vol. 28, No.23.
Musyafa, 2012. Pembuatan Pupuk Cair. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Purwendro. S.S. 2010. Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk Organik
Cair Denag Proses Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia Vol.4, No 2, April 2010.
Suriadikarta, dkk. 2010. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat : Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Yeremia, dkk. 2016. Pembuatan Pupuk Cair.Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Umum.