KAJIAN PUSTAKA
A. Loyalitas Pelanggan
dapat dilakukan secara langsung, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari
memberikan dasar yang baik untuk melakukan suatu pembelian kembali terhadap
barang yang sama dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut”.
sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
seorang pelanggan yang membuatnya setia pada produk atau jasa tertentu yang
kesetian pelanggan merupakan hasil dari perilaku dan proses psikologis seseorang
produk atau jasa yang terpilih secara konsisten dimasa yang akan
“loyalitas pelanggan adalah sikap positif yang kuat terhadap merek atau
dikatakan loyal pada merek atau perusahaan tertentu apabila pelanggan tersebut
yang sama, menceritakan dan memberikan rekomendasi kepada orang lain, tidak
terpengaruh dengan tawaran harga yang menarik dari perusahaan saingan dan
menyampaikan komplainnya kepada perusahaan dengan cara yang baik dan sesuai
prosedur.
2. Indikator Loyalitas
transaksinya saja atau pembelian berulang (repeat customer). Ada beberapa ciri
repeat purchases)
2) Pelanggan yang membeli untuk produk/jasa yang lain ditempat yang sama
Atas dasar sikap positif dan perilaku pembelian ulang maka Hasanuddin
Bua (2009) merumuskan konsep loyalitas dapat diukur dengan empat indikator
yaitu “(1) Purchase Intention, yaitu keinginan pelanggan yang kuat untuk
melakukan pembelian ulang terhadap produk/jasa yang sama di masa yang akan
datang, (2) word of mouth. Word of mouth yang dimaksud adalah pelanggan
menceritakan kebaikan dan memberi rekomendasi kepada orang lain. (3) price
sensitiviy, ialah pelanggan tidak terpengaruh dengan tawaran harga yang lebih
rendah dari pesaing atau menolak tawaran produk perusahaan saingan. (4)
3. Pentingnya Loyalitas
Karakteristik dari pelanggan yang loyal menurut Griffin (2003) antara lain,
terpengaruh oleh tarikan persaingan produk sejenis lainnya). Untuk dapat menjadi
pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui beberapa tahapan. Proses
ini berlangsung lama dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk
expressed over time by some decisions making unit”. Dari kalimat tersebut,
loyalitas lebih ditujukan kepada suatu perilaku yang ditujukan dengan pembelian
lebih mahal)
sedikit)
perusahaan.
5) Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang
manfaat bagi para pelanggan dan organisasi (Zeithamal dan Bitner, 1996).
Terdapat tiga manfaat utama yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan, yaitu
sebagai berikut:
1) Loyalitas meningkatkan pembelian pelanggan
melayani pelanggan
mulut
4. Dimensi Loyalitas
1) Dimensi Perilaku
Dimensi perilaku adalah aspek dari perilaku pelanggan (seperti membeli ulang)
yang ditujukan pada suatu barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu. Meskipun
pembelian adalah suatu hal yang sangat penting bagi pemasar, penginterpretasian
kesetiaan hanya pada pembelian ulang saja tidak cukup, karena pelanggan
membeli ulang belum tentu mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa
yang dibeli. Pembelian ulang dilakukan bukan karena puas tetapi mungkin karena
faktor lainnya. Dengan kata lain, tidak ada jaminan bahwa pelanggan akan
membeli ulang dari penyedia jasa yang bersangkutan, jika misalnya ada pilihan
2) Dimensi Sikap
Menurut Grembler dan Brown (1997), dimensi sikap merupakan niat dan
preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau produk tertentu. Niat untuk
faktor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan datang. Semakin besar
niat pelanggan untuk membeli ulang atau niat untuk merekomendasikan suatu
mempunyai bisnis yang cerah di masa yang akan datang. Sehingga dimensi sikap
ini merupakan indikasi yang baik untuk pengukuran kesetiaan pelanggan. Dengan
kata lain, dimensi ini akan memberikan indikasi apakah pelanggan akan tetap
membeli lagi atau pindah pada perusahaan jasa lainnya. Studi yang dilakukan
yang meliputi:
Untuk menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui beberapa
tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian yang
yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal.
1) Suspects
Suspects meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa
perusahaan, kita menyebutnya sebagai suspects karena yakin mereka akan akan
membeli tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa
yang ditawarkan.
2) Prospecst
Prospect adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa
keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang
3) Disqualified prospects
barang atau jasa tertentu tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa
tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa
tersebut.
Pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya dimana mereka masih menjadi
5) Repeat customers
Pelanggan yang telah melakukan pembelian produk sebanyak dua kali atau lebih.
Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua
kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang
bebeda pula.
6) Clients
Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka butuhkan
dan mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah
kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh
7) Advocates
Advocates membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
yang menjadi kebutuhan mereka dan melakukan pembelian secara teratur bahkan
8) Partners
Partners merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan dan
perusahaan yang belangsung secara terusmenerus karena kedua belah pihak telah
menguntungkan.
B. Kepuasan Pelanggan
merupakan tujuan dan sarana perusahaan. Jumlah pesaing yang semakin banyak
sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang
harapannya”.
merek tertentu.
4. Pelangan yang puas akan menceritakan hal positif mengenai merek atau
perusahaan pesaing
perspektif TQM.
a) Model Kognitif
Pelanggan memandang atribut yang digunakan ideal karena persepsi dan apa yang
variabel kognitif, yaitu harapan pra pembelian dan perbedaan antara harapan pra
b) Model Afektif
Model afektif mengatakan bahwa penilaian pelanggan terhadap suatu jasa tidak
Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang
dimensi utama kepuasan pelanggan. Dimensi pertama, adalah kualitas produk atau
jasa. Pelanggan akan puas bila setelah membeli dan menggunakan produk/jasa
tersebut, ternyata kualitasnya baik. Dimensi kedua, adalah harga. Pelanggan yang
sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena
mereka akan mendapatkan value form money. Dimensi ketiga adalah service
quality sangat tergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia.
penting karena adanya emotional value yang diberikan brand tertentu. Dimensi
terpenuhinya harapan seperti yang diinginkan. Misalkan alasan kualitas yang tidak
bagus, pelayanan yang tidak memuaskan, harga yang mahal. Menurut Tjiptono
(2008), pelanggan yang puas akan membeli dan mencoba lagi tetapi jika
1) Relationship Marketing
3) Unconditional Guarantees
ditawarkan.
Penyebab jasa akan mengetahui hal yang perlu diperbaiki dalam pelayanan saat
ini, penyedia jasa akan mengetahui sumber masalah operasainya, karyawan dapat
1) Kualitas produk
Pelanggan akan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,
kualitas produknya baik. Kualitas produk adalah dimensi yang global atau paling
tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature,
2) Harga
Bagi pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan
yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.
3) Service Quality
Ini bergantung pada tiga hal, yaitu sistem teknologi dan manusia. Faktor manusia
a) Emotional Factor
Komponen ini berlaku untuk produk yang berhubungan dengan gaya hidup
seperti, mobil, kosmetik, pakaian dan sebagainya. Rasa bangga, rasa percaya diri,
simbol sukses, bagian dari orang penting dan sebagainya adalah contoh contoh
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam
dimensi yaitu:
pelanggan.
2) Persepsi kinerja: hasil atau kinerja pelayanan yang diterima sudah sangat
pelanggan lebih baik atau tidak jika dibandingkan dengan jasa lainya yang
Sabarguna (2004) menyatakan ada beberapa aspek kepuasan pelanggan pada ritel
yaitu:
kenyamanan.
2) Aspek hubungan pelanggan dengan karyawan, meliputi keramahan
pengalaman.
pelanggan.
dijangkau atau dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung
maupun yang bisa dikirim melalui via pos kepada perusahaan), saluran telepon
khusus bebas pulsa, dan lain-lain. Informasi informasi yang diperoleh melalui
metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada
2) Ghost Shopping
membeli atau yang telah pindah memasok agar dapat memahami mengapa hal ini
selanjutnya.
dengan penelitian survei, baik melalui survei pos, telepon, maupun wawancara
pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa
mencapai market share yang besar adalah pada segi pemasaran, dimana inti dari
strategi pemasaran itu sendiri terletak pada strategi positioning. Dalam melakukan
strategi positioning tidak hanya menciptakan awareness yang tinggi dari pada
konsumennya, tetapi lebih jauh lagi diharapkan untuk dapat membina hubungan
relationship marketing,
1. Pegertian Relationship Marketing.
with customer and other partner, at a profit, so that the objectives of the patrties
promises”
dalam melakukan suatu bisnis dan merupakan suatu orientasi strategi yang
mutu organisasi bisnis disbanding berpindah ke bisnis lain dalam mencari nilai-
nilai manfaat yang mereka harapkan. Dalam membangun asumsi ini, pada
marketing adalah sebagai wahana pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat
sebagai ide baru dari suatu bisnis dalam menggaet pelanggan dengan cara
mereka yang sebelumnya tidak diketahui oleh pihak perusahaan (Berry &
pelanggan).
hubungan yang berkelanjutan dari hubungan jangka panjang yang saling memberi
dengan mereka, serta memberikan respon atau tanggapan yang cepat terhadap
(Desatnick, 1987). Selain itu menurut Barnes (2003), pola relationship marketing
harus pula ditekankan kepada hubungan yang tercipta ketika sebuah perusahaan
Nilai jenis ini tidak langsung terkait dengan produk dari sebuah perusahaan dan
meningkatkan kedekatan dan rasa memiliki pada diri pelanggan. Ketika pelanggan
ditanya tentang perusahaan mana yang membuat mereka merasa nyaman dalam
bisnis mereka. Pada akhirya pelanggan merasa menjadi bagian dari sebuah
produk saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua bagian di dalam
perusahaan.
(1999) merumuskan bahwa ada tiga kunci utama yang harus diperhatikan oleh
yaitu:
mereka.
merupakan sesuatu yang rumit dan kompleks karena perilaku yang satu dengan
lainnya berbeda-beda. Atas dasar pemikiran tersebut maka paling tidak ada 23
faktor yang harus diperhatikan oleh puhak manajemen perusahaan yaitu: (1)
kepercayaan, (2) komitmen, (3) dapat dipercaya, (4) Kedekatan, (5) Pengertian
dan Empati, (6) Tujuan yang sama, (7) Nilai yang diberikan, (8) Hubungan timbal
balik (9) rasa hormat dan ketulusan, (10) perhatian dan kasih sayang, (11) rasa
suka, (12) ketergantungan, (13) Kesadaran, (14) Komunikasi dua arah, (15)
(19) Menepati janji, (20) dukungan sosial komunitas, (21) Kompetensi, (22)
jangka panjang antara perusahaan dan pelanggan yang disebut model K5P yaitu:
kualitas hubungan.
untuk jangka waktu yang lama, maka perusahaan selayaknya juga memperhatikan
jasa yang ditawarkan oleh peursahaan serta atas pelayanan yang telah
dengan mitranya.
pelanggan.
belah pihak dalam hal ini perusahaan dan pelanggan harus merasa
partnership. (dijelaskan pada tabel 2.1) Kelima level ini merupakan karakteristik
yang di dapat dari interaksi yang terjadi antara organisasi penjual dengan
pertanyaan.
pengembalian.
mereka.
business relationship”.
D. Gaya Hidup
mereka tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitar.
sosial, pribadi dan psikologis. Dan dari faktor pribadi ada faktor gaya hidup
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,
minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan pola seseorang dalam beraksi
gaya hidup adalah “A mode of living is identified by how people spend their time
(activities), what they consider important in their environment (interest), and what
opininya khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula
yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-
bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan
Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu
tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor
konsumen.
dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup lebih
digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang (activities, interest,
and opinions).
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah cara
Dari beberapa definisi gaya hidup dia atas maka dapat disimpulkan bahwa
indikator gaya hidup terdiri dari Activity (aktivitas), Interest (minat) dan Opinion
(opini).
A. Activity (Aktivitas).
pelayanan yang baru.” Aktivitas ini dapat berupa kerja, hobi, acara sosial,
B. Interest
C. Opinion.
adalah “jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon
konsumsi seseorang.
Mowen dan Minor yang menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk
Hal ini dinilai dengan bertanya kepada konsumen tentang aktivitas, minat, dan
opini mereka, gaya hidup berhubungan dengan tindakan nyata dan pembelian
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama
dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat,
dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara
cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen yang terus
mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.
Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan
wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian. Perubahan lain yang terjadi
dan pendapatan konsumen. Sikap tertentu yang dimiliki oleh konsumen terhadap
hidupnya. Gaya hidup seseorang juga dapat dilihat pada apa yang disenangi dan
disukainya. Gaya hidup seseorang juga dapat ditujukan dengan melihat pada
A. Penelitian Terdahulu.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan tema yang diteliti
marketing, kepuasan dan gaya hidup terhadap loyalitas pelanggan coffee shop.
Ada 3 (tiga) penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini yang dapat