Nama : M.AZIZI.RZ
Nim : 11511101140
Kampar
BAB I
PENDAHULUAN
bertaqwa, berakhlak mulia dan mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
1
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 21
2
Artinya: Dari Abi Hurairah RA. Rasulullah bersabda; “Apabila suatu masalah
(psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran guru yang utama terletak di
pendidikan. Oleh karena itu seorang guru atau pendidik dituntut untuk
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang harus dicapai.2 Berhasil dan
2
Hamid Darmidi, Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 35-36
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2008), hlm. 98
4
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 13
3
ini memang wajar, karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan
langsung dengan siswa yang menjadi objek dan subjek suatu pembelajaran.
bermakna.5
pendidikan agama Islam di sekolah saat ini masih terbatas sebagai proses
diarahkan pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini
dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan
ceramah dan hafalan. Artinya metode ceramah dan hafalan membuat siswa
Oleh karena itu, guru harus mengetahui bagaimana situasi dan kondisi
ajaran disampaikan kepada peserta didik, bagaimana cara atau pendekatan yang
isi pembelajaran, hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dan seberapa
jauh tingkat efektivitas dan efisiennya serta usaha-usaha apa yang dilakukan
untuk menimbulkan daya tarik peserta didik. Dalam proses belajar mengajar,
5
Sanjaya, Wina,...hlm. 7
6
Djumransyah, Filsafat Pendidikan Malang, (Malang, Bayu Media Publishing, 2004) hlm. 146
7
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 1
4
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Siswa dituntut untuk terlibat
sehingga harapannya siswa lebih dapat menguasai tentang apa yang mereka
pelajari.8
untuk belajar sangat jelas. Dan Al Qur’an bukti betapa pentingnya penggunaan
fungsi ranah cipta dan karsa manusia dalam belajar dan meraih ilmu
pengetahuan.
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
kognitif (tahapan-tahapan yang bersifat aqliyah). Dalam hal ini, sistem memori
yang terdiri atas memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka
8
Mel Silberman, Active Learning, Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et.al),
(Yogyakarta: YAPPENDIS, 2006), hlm.35 - 41
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.86
5
SMK Negeri se kabupaten Kampar adalah lembaga pendidikan tingkat
kejuruan yang berfungsi mencetak generasi yang berakhlak mulia. Oleh sebab
sebaik-baiknya, hal ini diharapkan agar guru dapat mengadakan perubahan dari
Kabupaten Kampar, masih terdapat berbagai masalah yang muncul, hal itu
1. Dari hasil wawancara kepada 3 orang guru agama Islam, mengatakan bahwa
siswa masih banyak yang tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi
pembelajaran.
2. Bedasarkan wawancara dengan salah satu guru, masih banyak siswa yang tidak
B. Defenisi Istilah
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah kemampuan untuk menggunakan bahan, rancangan yang akan
dipelajari, dalam situasi baru yang nyata, meliputi aturan-aturan, metode, cara,
konsep, prinsip, hukum dan teori.11 Dari penjelasan diatas pelaksanaan disini
yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. ketika mahasiswa belajar
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
11
Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Proses Pembelajaran, Jakarta, 2002, h. 6
12
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development, 2002), hlm. xiii
7
Agama Islam di SMK Negeri Se Kabupaten Kampar. Adapun masalah-
pembelajaran?
c. Kenapa masih banyak siswa yang tidak aktif memberikan pertanyaan ketika
berlangsung?
f. Bagaimana kemampuan Guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif?
g. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Aktif
Kampar?
2. Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
Kampar?
terhadap peneliti maupun pihak sekolah sehingga benar- benar bisa bermanfaat.
.
9
BAB II
KERANGKA TEORITIS
untuk belajar secara aktif.13 Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima layaknya gelas
kosong yang menunggu untuk diisi.14 Ketika peserta didik belajar dengan aktif,
perlu disusun ulang untuk menciptakan formasi tertentu yang sesuai dengan
kondisi belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak yang
mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh kemungkinan
susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai berikut: bentuk U, gaya
auditorium.
Sementara itu terdapat pengertian lain yaitu mengenai Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA). Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu pendekatan
merupakan inti dari kegiatan belajar.16 Saiful Sagala berpendapat bahwa Cara
Belajar Siswa Aktif dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
13
Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani,.. hlm. xvi
14
Hamzah B. Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan AILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm.
77
15
Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et.al),
(Yogyakarta: YAPPENDIS, 2006), hlm. 35-41
16
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA. (Jakarta: Sinar
Baru Algensindo 2005), hlm. 137
10
kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses
guna memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Siswa dituntut untuk terlibat
sehingga harapannya siswa lebih dapat menguasai tentang apa yang mereka
pelajari.
Kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap maupun
berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus
dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat tersebut.
Seorang guru yang bijaksana dalam pelaksanaan pembelajaran selalu
tentang keadaan siswanya dalam interaksi belajar mengajar atas dasar itulah
17
Saiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 201
11
siswa, sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran guru melihat faktor
karena hal itu dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain. Selain itu pajangan
yang lain.
18
Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t.), hlm.117
12
Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai
kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan
perbuatan belajar menjadi dua, yaitu kondisi belajar intern dan kondisi
sehingga guru tidak dapat melihat secara lahiriah apakah anak mengalami
belajar atau tidak. Sedangkan proses kondisi belajar ekstern adalah unsur
yang mempengaruhi perbuatan belajar yang berasal dari luar diri anak.
Dalam hal ini peranan guru adalah mendorong dan memberikan pengarahan
secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktivitas
guru.
3. Indikator Pembelajaran Aktif
19
Soetomo.,..hlm. 135
13
a. Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan gambar,
diantaranya:21
optimal
f. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
g. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.
h. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada
dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam
pendidikan siswa.
l. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya
terjadi timbal balik antara guru dengan siswa, terjadi kerjasama di dalam kelas,
siswa menjadi disiplin, dan siswa pun terlibat langsung secara intelektual
berlangsung.
atau modifikasi dari metode dasar tersebut. Berikut akan dijelaskan secara
metode ini disebut “one man show method” adalah suatu cara penyampaian
bahan pelajaran secara lisan oleh guru didepan kelas atau kelompok. Maka
peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yakni bahwa guru, terutama
22
Oemar Hamalik,...hlm. 91
23
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hlm. 110
15
dalam penuturan dan penerangannya secara aktif, sedangkan murid
pokok masalah yang diterangkan oleh guru.Dalam bentuk yang lebih maju,
memakai alat-alat pembantu seperti: gambar-gambar peta, film, slide, dan lain
yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar
gamblang.
5. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan
oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah
pembukaan, yaitu:
1) yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai,
2) lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah
perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1) menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa,
2) gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa,
24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta:PT Rineka Cipta,
2010), hlm. 97
16
3) sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat,
b. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan di mana guru
Tugas yang diberikan guru kepada peserta didik bersifat edukatif yaitu dalam
jawabkan.27
Sedangkan dalam buku Jusuf Djajadisastra, agar penggunaan metode
harus dikerjakan.
2) Tugas yang diberikan harus sesuai dengan taraf perkembangan kecerdasan
25
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta:PT Rineka Cipta,
2010), hlm. 97
26
Syaiful Bahri Djamarah,... hlm. 85
27
Ulih Bukit Karo-karo, dkk, Metodologi Pengajaran, (Salatiga:CV, Saudara, 1981) hlm. 38
17
diperuntukkan bagi murid dari kelas yang lebih tinggi.
3) Tugas yang diberikan memperhitungkan perbedaan-perbedaan individual.
suatu tugas.
4) Tugas yang diberikan harus memupuk semangat kebersamaan dan bukan
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.29 Adapun langkah-
menegangkan.
3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan
agarmencapai sasaran
4) Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi
tersebut.31
28
Paul Suparno, Metode Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007) cet
I, hlm. 142
29
Wina Sanjaya,.. hlm. 150
30
Ibid., hlm. 152
31
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005),
hlm. 84
18
d. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta
dipahaminya.
3) Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar
4) Melatih anak didik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis
daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dihayati oleh murid.metode
melatih murid agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi
peran
a. Bila metode sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka
pelaksanaannya.
b. Guru berupaya memperkenalkan permasalahan kepada anak didik, agar
berulangkali, bila arah cerita sudah dipahami baru karya itu bisa
32
Achmad Patoni,...hlm. 110
33
Ibid., hlm. 120
19
dipentaskan
d. Memilih pemain, guru dan anak didik membahas karakter dari setiap
pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Dalam hal ini
guru dapat memilih anak didik disesuaikan dengan peran yang akan
dibutuhkan
e. Menata panggung, dalam hal ini guru dan anak didik dapat menentukan
dimana dan bagaimana peran itu dimainkan, apa saja kebutuhan yang
lain-lain
f. Menyiapkan pengamat. Guru menunjuk beberapa orang anak didik untuk
Jika drama dan permainan peran sudah terlalu jauh melenceng dari alur
berikutnya
h. Guru bersama anak didik bersama-sama mendiskusikan, mengevaluasi
akan lebih baik. Karena para anak didik sudah menemukan peran yang
diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas, karena pada saat
realitis
j. Yang terakhir, anak didik diajak berbagi pengalaman tentang tema drama
tersebut.34
f. Metode Kerja Kelompok
Jadi pembelajaran cooperatif merupakan model pembelajaran dengan
ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap
34
Mangun Budiyanto dan Syamsul Kurniawan, Strategi dan Metode Pembelajaran Dalam
Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta, Griya Santri, 2009), hlm. 119
35
Wina Sanjaya,...hlm. 242-243
36
Trianto, Mendisain Model pembelajaran Inovatif-progresif (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 58-59
21
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
pendapat
5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial dan
6) Melatih peserta didik untuk berani berpendapat tentang sesuatu
masalah.
Adapun langkah-langkah melaksanakan diskusi agar penggunaan
sebagai berikut:
1) Langkah Persiapan
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
pelaksanaan diskusi.
e) Pelaksanaan Diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kelancaran diskusi.
(2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.
(3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
tidak fokus.
(6) Menutup Diskusi Akhir dari proses pembelajaran dengan
berikut:
(a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
selanjutnya.38
6. Dasar Penerapan Pembelajaran Aktif
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya pembelajaran aktif. Salah
satunya dari kerucut pengalaman belajar Peter Sheal bahwa pengalaman belajar
yang paling baik adalah dengan mengatakan dan melakukan. Hal ini sangat sesuai
dengan pembelajaran aktif yang menuntut siswa untuk ikut serta terlibat secara
bahwa:
a. What I hear, I forget
b. What I hear and see, I remember a little,
c. What I hear, see, and ask question about or discus with someone else, I
begind understand
d. What I hear, see, discus and do, I acquire knowledge and skill
e. What I teach to another, I master.40
materi pembelajaran di mana peserta didik dituntut untuk aktif untuk mencari
sebagai berikut:
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
materi pelajaran.
d. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi.
e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.42
Dari karakterisrik-karakteristik tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
bahwa inti dari karakteristik pembelajaran aktif adalah adanya penekanan pada
roses pembelajaran, interaksi aktif pada siswa serta penekanan penanaman nilai
berikut:
a. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan pengalaman siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menebak pelajaran apa saja
sosial
p. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar
q. Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan,
siswa.43
B. Penerapan Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Agama Islam
Penerapan pembelajaran aktif bukanlah hal yang baru dalam teori
disekolah. Hampir tidak terjadi adanya proses belajar mengajar tanpa adanya
keaktifan belajar siswa. Persoalannya terletak dalam hal kadar keaktifan belajar
siswa, ada yang kadar keaktifannya rendah, ada pula yang kadar keaktifannya
keaktifan belajar siswa yang optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
optimal pula.
Perwujudan pelaksanaan pembelajaran harus tampak dalam dua hal, yaitu
dalam perencanaan mengajar yang lazim dikenal dengan silabus, RPP, dan dalam
praktek mengajar yang dikenaal dengan istilah strategi belajar mengajar. Keduanya
tidak dapat dipisahkan, sebab strategi aatau model mengajar hendaknya didahului
43
Hartono,...hlm. 34-35, Lihat juga Hisyan Zaini Dkk, Strategi Pembelajaran Aktif,(Yogyakarta:
CTST, 2011), h. 2-20
25
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan siswa
diantaranya:
1. Guru sebagai pendidik yang Profesional
Guru adalah pengajar yang mendidik. Tidak hanya mengajar bidang studi
yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bab IV kualifikasi dan kompetensi. Pasal
dan beberapa kompetensi. Ada tiga dasar yang harus dimiliki guru yaitu:
keterampilan mengajar.44
2. Penyediaan Alat Peraga/Media
Dalam kegiatan belajar mengajar maka alat atau media sangat diperlukan
agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau media ini harus
tenaga dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan.
3. Kelengkapan Sumber Belajar
Kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan
pengajaran, hendaknya diisi dengan berbagai buku yang relevan sebagai upaya
banyak membaca buku akan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
dan pada akhirnya tujuan pengajaran akan mudah tercapai secara efektif dan
efisien.
4. Sikap dan perilaku guru
Sesuai dengan pengertian mengajar yaitu menciptakan suasana yang
mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa, maka sikap dan
salah.45
5. Ruang kelas yang menunjang belajar aktif diantaranya:
a. Berisi banyak sumber belajar seperti buku atau benda nyata
b. Berisi banyak alat bantu belajar seperti media atau alat peraga
c. Berisi banyak hasil kerja siswa seperti lukisan, laporan percobaan, alat hasil
percobaan
d. Letak bangku dan meja diatur sedemikian rupa, sehingga siswa leluasa
untuk bergerak
sedang, dan anak yang bodoh. Ada pula anak yang nakal, pendiam,
pemarah, dan lain sebagainya. Dalam mengatasi hal ini guru sebaiknya
tidak terlalu terikat kepada perbedaan individu peserta didik, tetapi guru
ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat teratasi apabila seorang guru telah
Penelitian terdahulu yang relevan adalah suatu tinjauan yang dilakukan untuk
peneliti terdahulu sebelum peneliti, yang ada hubungan dan kaitannya dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Dengan tujuan agar tidak terjadi tuduhan karya
Menerapkan Strategi Guided Note Taking Disertai Gambar pada Siswa Kelas
Muhammadiyah Sewon, (2) terdapat peningkatan motivasi belajar siswa pada tiap
meningkatnya hasil post-test pada siklus I yaitu sebesar 7,66, pada siklus II sebesar
8,54 dan meningkat pada siklus III menjadi 8,75, (4) siswa memberikan
Taking, hal ini ditunjukkan dengan hasil angket tanggapan bahwa 100% siswa
46
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: Rhamadani, 1993), hlm. 30-31
28
untuk lebih mudah memahami materi, meningkatkan keberanian berpartisipasi, dan
dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Metode Guided Note Taking dan Team
pada pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan
Belajar, Keaktifan dan Kreativitas Sswa Kelas V SDN Klurak Candi Sidoarjo”
dari hasil penelitian tersebut memotivasi siswa untuk belajar setelah keluar dari
dapat lebih kreatif dan meningkatkan sifat rasa ingin tahunya dalam mengatasi
“Implementasi setrategi pembelajaran PAKEM model index card match dan card
sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN Semarang.” hasil penelitian ini
yaitu tujuan pembelajaran, metode, media, guru, peserta didik. Komponen tersebut
dirancang dan diarahkan agar dalam pelaksananya peserta didik lebih aktif dalam
pembelajaran yaitu mencari jodoh kartu tanya jawab dan menyortir kartu. Secara
umum metode ini diterapakn melalui empat tahapan, yakni tahap persiapan, tahap
tercipta suatu proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan.
Peserta didik pun dalam belajar tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan. PAKEM
secara efektif namun tetap menyenangkan. Dalam proses pembelajaran ini pendidik
di tuntut untuk lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam memberikan
materi. Disamping itu hendaknya guru juga mampu menguasai materi yang akan
disampaikan dengan harapan agar peserta didik tidak merasa dianggap sebagai
botol kosong yang belum mempunyai isi, tetapi menghargai pengetahuan yang
dimiliki dan juga adanya pengetahuan terhadap potensi peserta didik itu sendiri.
pada Mata Pelajaran PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar, Keaktifan dan
Kreativitas Sswa Kelas V SDN Klurak Candi Sidoarjo” dari hasil penelitian tersebut
memotivasi siswa untuk belajar setelah keluar dari pembelajaran di kelas. Melalui
motivasi yang terbangun tersebut siswa diharapkan dapat lebih kreatif dan
meningkatkan sifat rasa ingin tahunya dalam mengatasi sebuah permasalahan yang
E. Konsep Operasional
memberi batasan terhadap konsep teoritis. Sesuai dengan yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan
dasar berpijak.
siswa lain
l. Mendorong peserta didik untuk saling tukar pertanyaan dan jawaban
m. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban
n. Mendorong siswa untuk membaca keras di kelas
o. Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan
sosial
p. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar
q. Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan,
dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah melalui pokok pertanyaan
menggali potensinya?
3. Apakah pembelajaran aktif perlu memahami semua sifat dan karekter siswa
di dalam kelas?
31
4. Apakah media pembelajaran berperan dalam menyukseskan tujuan
pembelajaran?
5. Pembelajaran aktif menitik beratkan proses pembelajaran kepada siswa
belajar?
3. Apakah perilaku guru di dalam kelas berpengaruh pada siswa?
4. Pernahkah guru merubah tempat duduk siswa?
c. Hambatan guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif
1. Adakah siswa yang fasif dalam pembelajaran?
2. Salah satu hal tersulit dalam melaksanakan pembelajaran adalah
pembelajaran?
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. 48
Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola
deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best adalah metode penelitian
adanya.49
sekolah, yaitu SMK Negeri 1 Kampar, SMK Negeri 2 Kampar, dan SMK Negeri 3
Kampar. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2015/2016
sebanyak 6 orang guru agama Islam dimana masing-masing sekolah dipilih 2 orang
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah guru Pendidikan Agama
48
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALFABETA, 2008), hlm. 1
49
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 157
33
jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka semua populasi dijadikan responden
utama.
untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pembelajaran aktif pada bidang studi
yang akan diobservasi ada 21 Item terkait dengan pelaksanaan pembelajaran aktif
yang dipelajari
10. Guru Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
11. Guru Mendorong siswa untuk saling berdiskusi kepada sesama siswa
12. Guru Mengarahkan siswa untuk menjawab persoalan
13. Guru Mendorong siswa untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban guru
percobaan/permainan/demonstrasi/drama
16. Guru Menggunakan alat, bahan, atau sarana pembelajaran sebagai media
belajar
17. Memberikan penghargaan berupa pujian dan motivasi kepada siswa yang aktif
18. Memotivasi siswa yang kurang aktif
19. Hasil kerja (karya) siswa dipajangkan, atau dibacakan
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan materi
pembelajaran aktif pada bidang studi pendidikan agama Islam di SMK Negeri se
aktif:
6. Apakah pembelajaran aktif dapat diterapkan dalam semua materi mata
pembelajaran? (Ya/Tidak)
10. Pembelajaran aktif menitik beratkan proses pembelajaran kepada siswa
aktif
6. Adakah siswa yang fasif dalam pembelajaran? (banyak, sedikit, tidak ada)
7. Salah satu hal tersulit dalam melaksanakan pembelajaran adalah
(Ya/Tidak)
35
9. Dalam pembelajaran, apakah cukup hanya menggunakan buku paket mata
pembelajaran? (Ya/Tidak)
c) Dokumentasi, yaitu dokumen yang terdiri dari arsip-arsip yang bersifat publik atau
pribadi yang boleh jadi diperoleh oleh para peneliti, ini mencakup koran, jurnal,
buku harian, catatan rapat, dan surat-surat.50 Dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mendapatkan data-data sekolah dan data guru agama Islam.
Keterangan:
P = Angka Persentase
N : Jumlah Frekuensi.52
50
Jhon W. Creswell, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Pendidikan, terj. Muhammad Diah,
Pekanbaru, UMRI Press, 2011, hlm. 217
51
Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Jakarta, Rajawali Press, 2014, hlm. 3
52
Anas, Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2009),
hlm.43
36
4. 21% - 40% dikategorikan pelaksanaan kurang baik
53
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta 2011), hlm. 15