Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu sistem pembangkitan, sistem
transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut, sistem distribusi merupakan bagian
yang letaknya paling dekat dengan konsumen, fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari
suatu Gardu Induk distribusi ke konsumen. Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga
listrik adalah :
a. Gardu Induk Distribusi
b. Jaringan Primer (JTM)
c. Transformator Distribusi
d. Jaringan Sekunder (JTR)
Bahan yang digunakan untuk pembuatan isolator yang banyak digunakan pada sistem distribusi
tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin / keramik dan isolator dari bahan gelas.
Kekuatan elektris porselin dengan ketebalan 1,5 mm dalam pengujian memiliki kekuatan 22
sampai 28 kVrms/mm. Kekuatan mekanis dengan diameter 2 cm sampai 3 cm mampu menahan
gaya tekan 4,5 ton/cm².
Kegagalan kekuatan elektris sebuah isolator dapat terjadi dengan jalan menembus bahan
dielektrik atau dengan jalan loncatan api (flashover) di udara sepanjang permukaan isolator.
Kasus pertama dapat diatasi dengan cara memilih kualitas bahan isolator dan
pengolahan/perawatan yang baik. Kasus ke dua dapat diatasi dengan memperbaiki tipe atau
konstruksi dari isolatornya. Pada umumnya semua konstruksi isolator direncanakan untuk
tegangan tembus yang lebih tinggi dari tegangan flashover, sehingga biasanya kekuatan elektrik
isolator dikarakteristikan oleh tegangan flashovernya
Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara ain :
a. Isolator gantung ( suspension type insulator )
b. Isolator jenis pasak ( pin type insulator )
c. Isolator batang panjang ( long rod type insulator )
d. Isolator jenis post saluran ( line post type insulator )
Isolator Gantung (Suspension Type Insulator) Isolator Jenis Post Saluran (Pin Post Type)
3.7.3 Penghantar
Penghantar pada sistem jaringan distribusi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari suatu
bagian keinstalasi atau bagian yang lain. Penghantar ini harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut
:
a. Memiliki daya hantar yang tinggi
b. Memilki kekuatan tarik yang tinggi
c. Memiliki berat jenis yang rendah
d. Memiliki fleksibilitas yang tinggi
e. Tidak cepat rapuhMemiliki harga yang murah Jenis-jenis bahan penghantar, antara lain :
f. Kawat logam biasa, contohnya AAC ( All Alumunium Conductor ).
g. Kawat logam campuran, contohnya AAAC ( All Alumunium Alloy Conductor ).
3.7.4
Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya
atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama
trafo maka pilihan tegangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tegangan pada pelanggan.
Gambar. Trafo Distribusi Satu Fasa Gambar. Trafo Distribusi Tiga Fasa
3.7.5 Fuse Cut Out (FCO)
itu berada, DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang
berbahan besi logam sebagai switchnya.
Gambar. Disconecting Switch (DS)
Gambar. Recloser
BAB IV
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Analisis Masalah
Dalam melaksanakan program kerja praktek ini penulis menitikberatkan pada permasalahan
bidang distribusi jaringan Tegangan Menegah untuk Penyulang Balung bagian pemeliharaan
jaringan, dalam hal ini penulis banyak mengetahui secara detil tentang jaringan tegangan
menengah kususnya untuk penyulang balung,mulia dari pembangian tegangan GI Jember 20kv
sampai pada perawatan Jaringan penyulang balung, yang secara system harus benar-benar
terkontrol dan terawatt oleh pihak PT.PLN(persero) Rayon Jember kota,untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan demi mencapai falsafah, visi, misi, filosofi dan motto pln.
4.1.5 Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Pada JTR Penyulang balung
Dengan adanya sambaran petir yang mengenai jaringan, ranting pohon yang menempel pada
kabel jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel jaringan maka akan
berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa.
Terjadinya over current akan membuat sistem relay proteksi atau pengaman jaringan bekerja.
Apabila sering terjadi arus berlebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay proteksi
bekerja dengan demikian akan sesering itu pula trafo daya menerima hubung singkat, dimana
akan memperpendek umur trafo daya tersebut. Selain itu dampak yang paling berbahaya adalah
terputusnya kawat netral. Dimana dampak tersebut adalah ;
Dampak terhadap kerja GFR (Ground Fault Relay)
Dengan banyaknya kawat netral yang terputus menyebabkan arus gangguan ke tanah menjadi
lebih kecil dari arus setting peralatan proteksi yang terpasang. Dengan demikian impedansi
urutan nol saluran akan menjadi lebih besar daripada jaringan saat kondisi normal. Hal ini akan
sangat membahayakan manusia dan juga bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
tersambung ke sistem akibat tidak bekerjanya relay proteksi.
Dampak terhadap peralatan pelanggan dari pengaruh sambaran petir Sambaran petir terhadap
jaringan JTM bisa menimbulkan arus gangguan yang sangat besar. Dan dengan putus atau
hilangnya kawat netral apabila jaringan tersambar petir maka akan menyebabkan tegangan
sentuh menjadi besar dan tegangan ini berpotensi merusak peralatan pelanggan.
4.1.6 Upaya Penanggulangan Gangguan Pada JTR Penyulang balung
Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan JTM dapat diselesaikan dengan
beberapa alternatif pemecahan, diantaranya adalah :
1. Pemeliharaan kabel JTM secara berkala dengan memangkas ranting pohon atau batang pohon
yang hampir atau sudah mengenai kabel JTM dan membersihkan kabel JTM dari benang-benang
atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel.
2. Mengefektifkan kerja sama antara PLN , POLISI dan masyarakat dalam hal pengawasan
maupun penindakan terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab seperti
pencurian listrik ataupun pencurian alat-alat yang terpasang pada jaringan.
3. Dengan lebih memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan hubung
singkat, seperti relay arus lebih (Over Current Relay/OCR), relay arus lebih gangguan tanah (
Ground Fault Relay/GFR), Recloser, sectionaliser dan pelebur (fuse cut out).
4.2. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari alternatif pemecahan masalah yang telah diutarakan diatas, penulis memilih
alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu pemeliharaan kabel JTM secara berkala
dengan memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel
JTM dan membersihkan kabel JTM dari benang-benang atau rangka layang-layang yang
menempel atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PLN, POLISI
dan masyarakat dalam mengawasi dan menindak terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab seperti pencurian listrik ataupun pencurian peralatan yang terpasang pada
sistem jaringan. Saya memilih dua poin ini karena apabila kabel JTM sudah terpelihara dan tidak
ada pencurian terhadap peralatan sistem jaringan maka sistem distribusi pun akan lancar dan
gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan memperpanjang
umur peralatan yang terpasang pada sistem.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data dan pengamatan ketika melakukan Kerja Praktek yang telah
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. perlu adanya pemeliharaan
pemeliharaan rutin (preventif)
pemeliharaan rutin (preventif) kegiatan bersifat pencegahan dan bertujuan untuk mendapatkan
jaminan penyaluran dan dapat dipertahankanya efisiensi, mutu dan keandalan tenaga listrik, serta
aman pada jar – dist maupun personilnya dan dilaksanakan degan jadual yang telah ditentukan.
pemeliharaan khusus (korektif).
Pemeliharaan yang sidah teridentipikasi kerusakannnya yang kan menyebabkan gangguan pada
jaringan tersebut,
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Baiknya pemasangan panel dan jaringan setiap pekerja diwajibkan memakai perlengkapan
lengkap untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA