Oleh : 1. Muh indra ibrahim PO713201151017 2. Nahyan tul jannah PO713301151020 3. Sitti maryam muis PO713201151042
POLTEKKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN D-III KEP3RAWATAN 2018 Tugas Pertemuan 13
Soal Nomor 1
Langkah – langkah pemerintah dalam menegakkan pemerintahhan yang baik dsn
bersih, yaitu : 1. Partisipasi Asas Partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam pengambilankeputusan, baik secara langsung maupun lewat lembaga perwakilan sah yang mewakiliaspirasi mereka. Bentuk partisipasi menyeluruh ini dibangun berdasarkan prinsip demokrasiyakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif. 2. Penegakan Hukum Asas ini merupakan keharusan pengelolaan pemerintahan secara professionalyangdidukung oleh penegakan hokum yang berwibawa.Realisasi wujud pemerintahan yang baik dan bersih harus juga diimbangiidengankomitmen pemerintah untuk menegakkan hukum yang mengandung unsur-unsur berikut : Supremasi Hukum : setiap tindakan unsur-unsur kekuasaan negara, danpeluang partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegaradidasarkan pada hokum dan aturan yang jelas dan tegas, dijaminpelaksanaannyasecara benar serta independen. Kepastian Hukum : setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum yang jelas dan pasti, tidak duplikatif, dan tidak bertentangan satusama lainnya. Hukum yang responsif: aturan hukum diatur berdasarkan aspirasi masyarakatluas dan mampu menyediakan berbagai kebutuhan public secara adil. Penegakan hokum yang konsisten dan non-diskriminatif. IndependensiPeradialn : yakni perdilan yang independen, bebas daripengaruh kekuasaan atau kekuatan lainnya. 3. Transparansi Asas ini merupakan unsur lain yang menopang terwujudnya goodandcleangovernance. Menurut para ahli, jika tidak ada prinsip ini, bisa menimbulkan tindakankorupsi. Ada 8 unsur yang harus diterpkan transparansi yaitu : penetapanposisi/jabatan/kedudukan, kekayaan pejabat public, pemberian penghargaan, penetapankebijakan, kesehatan, moralitas pejabat dan aparatur pelayanan masyarakat, keamanan danketertiban, serta kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat. 4. Responsif Asas responsif adalah dalam pelaksanaannya pemerintah harus tanggap terhadappersoalan-persoalan masyarakat, harus memhami kebutuhan masyarakat, harus proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan masyarakat. 5. Konsensus Asas konsensus adalah bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui prosesmusyawarah melalui konsensus. Cara pengambilan keputusan consensus memiliki kekuatanmemaksa terhadap semua yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut danmemuskan semua atau sebagian pihak, serta mengikat sebagian besar komponen yang bermusyawarah. 6. Kesetaraan Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik. Asas inimengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah bersikap dan berperilaku adil dalam halpelayanan publik tanpa membedakan suku, jenis, keyakinan, jenis kelamin, dan kelas social. 7. Efektivitas dan Efisiensi Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi criteria efektif (berdaya guna)dan efesien ( berhasil guna). Efektivitas dapat diukur dari seberapa besar produk yang dapatmenjangkau kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok. Efesiensi umumnya diukurdenganrasionalisitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat. 8. Akuntabilitas Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat public terhadap msyarakatyang memberinya wewenang untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publicdituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupunnetralitas sikapnya terhadap masyarakat. 9. Visi Strategis Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yangakandating. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi goodandclengovernance. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harusdiperhitungkan akibatnya untuk sepuluh atau duapuluh tahun ke depan.
Soal Nomor 2
Diidentifikasikan bahwa faktor-faktor penyebab korupsi di Indonesia terdiri atas 4
(empat) aspek, yaitu: 1. Aspek perilaku individu, yaitu faktor-faktor internal yang mendorong seseorang melakukan korupsi seperti adanya sifat tamak, moral yang kurang kuat menghadapi godaan, penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup yang wajar, kebutuhan hidup yang mendesak, gaya hidup konsumtif, malas atau tidak mau bekerja keras, serta tidak diamalkannya ajaran-ajaran agama secara benar ; 2. Aspek organisasi, yaitu kurang adanya keteladanan dari pimpinan, kultur organisasi yang tidak benar, sistem akuntabilitas yang tidak memadai, kelemahan sistem pengendalian manajemen, manajemen cenderung menutupi perbuatan korupsi yang terjadi dalam organisasi ; 3. Aspek masyarakat, yaitu berkaitan dengan lingkungan masyarakat di mana individu dan organisasi tersebut berada, seperti nilai-nilai yang berlaku yang kondusif untuk terjadinya korupsi, kurangnya kesadaran bahwa yang paling dirugikan dari terjadinya praktik korupsi adalah masyarakat dan mereka sendiri terlibat dalam praktik korupsi, serta pencegahan dan pemberantasan korupsi hanya akan berhasil bila masyarakat ikut berperan aktif. Selain itu adanya penyalahartian pengertian- pengertian dalam budaya bangsa Indonesia. 4. Aspek peraturan perundang-undangan, yaitu terbitnya peraturan perundang- undangan yang bersifat monopolistik yang hanya menguntungkan kerabat dan atau kroni penguasa negara, kualitas peraturan perundang-undangan yang kurang memadai, judicialreview yang kurang efektif, penjatuhan sanksi yang terlalu ringan, penerapan sanksi tidak konsisten dan pandang bulu, serta lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan. Solusi untuk meminimalisirkan terjadinya peluang korupsi yaitu: 1. adanya political will dan political action dari pejabat negara dan pimpinan lembagapemerintahan pada setiap satuan kerja organisasi untuk melakukan langkah proaktif pencegahan dan pemberantasan tindakan korupsi. 2. penegakan hukum secara tegas dan berat ( mis. Eksekusi mati bagi para koruptor) 3. membangun lembaga-lembaga yang mendukung upaya pemberantasan korupsi. 4.membangun mekanisme penyelenggaran pemerintahan yang menjaminterlaksankannya praktik good and clean governance. 5. memberikan pendidikan antikorupsi, baik dari pendidikan formal atau informal 6. gerakan agama anti korupsi yaitu gerakan membangun kesadaran keagamaan danmengembangkan spiritual antikorupsi.
Soal Nomor 3
1. Perubahan cara berpikir, perubahan penguasa menjadi pelanyan dan perubahan
menejamen kerja merupakan bagian dari… a) Reformasi biroprasi b) Program kementrian kesehatan dalam pencegahan korupsi c) Peraturan presiden no. 55 tahub 2012 d) Strategi nasional e) Menteri kesehatan RI no. 03 / 01
2. Strategi nasional pencegahan dan pembrantasan korupsi diimplementasikan
kedalam 6 strategi nasional, strategi tersebut tertuang dalam... a) Peraturan presiden no. 55 2012 b) Peraaturan presiden no. 30 2012 c) Peraaturan presiden no. 55 2010 d) Peraaturan presiden no. 50 2016 e) Peraaturan presiden no. 54 2011
3. Yang bukan termasuk 6 implemenrasi strategi nasional pembrantasan korupsi,
adalah kecuali.. a) Melaksanakan upaya-upaya pencegahan b) Melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor c) Meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi d) Melaksanakan upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan e) Mendahulukan peranan dan wewenang
4. Kementrian kesehatan telah melaksanakan upaya percepatan refrormasi birokrasi,
diantaranya adalah.. a) Disiplin kehadiran menggunakan sistem fingerprint b) Tanpa korupsi c) Korupsi merampas hak masyarakat d) Meningkatkan upaya pendidikan e) Meningkatkan kordinasi dalam rangka pelaporan
5. Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan adalah...
a) Saksi b) Tersangka c) Koruptor d) Sosialisator e) Fasilitator