LANDASAN TEORI
2.1 Garbarata
Passenger Boarding Bridge atau lebih akrab dikenal dengan sebutan
Garbarata adalah merupakan lorong (Tunnel) yang dapat bergerak secara horizontal
(memanjang dan memendek), vertical (naik dan turun) dan berotasi sebesar 175
derajat dengan Rotunda sebagai poros serta pada bagian cabin (Contact Head) yang
dapat berotasi ke kiri dan kekanan sebesar 100º (17° kanan dan 85° kiri). Garbarata
dibuat berbentuk lorong, dipasang pada sebuah terminal bandara. Melalui lorong
jembatan ini penumpang bisa leluasa naik atau turun dari atau menuju Fix
Gate/pesawat udara di gedung terminal. Jembatan penyebrangan ini akan menjaga
penumpang dari hujan, salju, jet blast mesin pesawat, suara bising dan debu.
13
14
pusat/ titik tengah rotunda sampai ke ujung bamper kabin pada saat retract penuh
dan extend penuh.
Unit ini harus menghadap ke depan dan berada pada sebelah kiri depan
cabin, dimana operator dapat melihat langsung serta jelas ke arah pesawat pada saat
operasi. Pada control console terdapat semua peralatan yang diperlukan untuk
operasi dan monitor garbarata. Semua fungsi dari peralatan control harus jelas dan
berbahasa Inggris. Operator harus benar benar dapat melihat dengan jelas semua
informasi yang di tampilkan Monitor Control Console, walaupun dalam keadaan
ada sinar pantulan matahari ataupun hujan sekalipun, fitur-fitur yang ada dalam
monitor tetap dapat terlihat dan terbaca. Monitor juga sekaligus berfungsi sebagai
Touch Sreen.
1. Tunnel, yaitu bagian badan Garbarata yang dapat bergerak secara teleskopik
serta dapat menyesuaikan ketinggiannya terhadap pesawat yang hendak
dijangkau. Garbarata dapat terdiri dari dua Tunnel atau lebih.
2. Rotunda, yaitu bagian dari Garbarata yang menjadi penghubung antara Fix
Gate dengan Tunnel. Rotunda adalah bagian Garbarata dimana Tunnel dapat
bergerak ke kiri dan kekanan, dengan derajat rotasi tertentu.
3. Lift column dan Swiveling, adalah bagian dari garbarata yang dapat
menggerakkan Garbarata secara elektro mekanik ke atas dan ke bawa
(bergerak secara Vertical), memanjang dan memendekkan (Extend dan
retract) Tunnel, serta dapat bergerak ke kiri dan ke kanan dengan Rotunda
sebagai poros.
15
4. Wheel Boogie (Roda), Bagian roda pada garbarata yang terletak dibawah
tunnel terdepan untuk mengarahkan garbarata ke pesawat
5. Cabin (Contact Head), bagian dari Garbarata yang berhubungan dengan
pesawat. Bagian ini dapat berputar terhadap Tunnel ke kiri ataupun ke kanan
untuk menjangkau pintu pesawat dimana penumpang akan ke luar dari dan
menuju Tunnel/pesawat.
6. Self Leveling Device (Auto Leveler), Bagian penting dari Garbarata yang
berfungsi sebagai penyesuai automatis ketinggian Garbarata terhadap .pintu
pesawat.
7. Safety Devices, Bagian Garbarata yang berfungsi sebagai alat keselamatan.
Alat ini bekerja secara outmatis untuk mencegah terjadinya kesalahan atau
kegagalan operasional yang dapat menyebabkan kerusakan pada garbarata
serta keselamatan penerbangan.
8. Access Service (Landing Stair, Plate Form, serta Service Door) adalah
bagian Garbarata yang berfungsi sebagai akses bagi yang berwewenag
untuk menuju Cabin dari Appron atau sebaliknya
9. Air Condition, adalah bagian dari Garbarata yang berfungsi untuk
monkondisikan suhu interior Garbarata sesuai dengan suhu yang
diinginkan.
120 𝑓
𝑁𝑠 = .....................................(2.1)
𝑃
Dimana:
f = frekuensi dari pasokan frekuensi
P = jumlah kutub
1. Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor
kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
19
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin,
mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3
sampai 4 Hp.
2. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor
(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis
ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik ,
dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan
sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang
berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada
kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya
perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang
meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi.
Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor
tersebut dinamakan “motor cincin geser/ slip ring”.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase
slip/geseran (Parekh, 2003)
𝑁𝑠−𝑁𝑏
%𝑆𝑙𝑖𝑝 = 𝑥100%......................................(2.2)
𝑁𝑠
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
20
1. Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque
yang rendah (“pull-up torque”).
2. Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi
(“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
3. Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator
turun ke nol.
Variable speed drive (VSD) atau ada juga yang menyebutnya inverter
merupakan perangkat kontroler yang prinsip kerjanya dapat mengatur frekuensi
yang akan diberikan kepada motor induksi. Arus listrik yang pada awalnya bolak
balik (AC) dengan frekuensi 50 Hz masuk ke dalam variable speed drive (VSD)
lalu di searah kan (DC) lalu setelah diproses menjadi Arus bolak-balik (AC)
kembali dengan frekuensi sesuai dengan kecepatan motor yang kita inginkan.
sampai beberapa centimeter saja sesuai tipe sensor yang digunakan. Proximity
Switch ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang
menggunakan tegangan 100-200VAC.
Hampir di setiap mesin mesin produksi sekarang ini menggunakan sensor
jenis ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk sensor yang tahan terhadap
benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat melakukan perawatan
ataupun perbaikan penggantian.
Nilai output dari Proximity Switch ini ada 3 macam, dan bisa
diklasifikasikan juga sebagai nilai Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Persis seperti fungsi pada tombol, atau secara spesifik menyerupai fungsi limit
switch dalam suatu sistem kerja rangkaian yang membutuhkan suatu perangkat
pembaca dalam sistem kerja kontinu mesin. Tiga macam ouput Proximity Switch
ini bisa dilihat pada gambar dibawah.
Dengan melihat gambar diatas kita dapat mengenali tipe sensor Proximity
Switch ini, yaitu tipe NPN dan tipe PNP. Tipe inilah yang nanti bisa dikoneksikan
dengan berbagai macam peralatan kontrol semi digital yang membutuhkan nilai
nilai logika sebagai input untuk proses kerjanya.
Beberapa jenis Proximity Switch ini hanya bisa dikoneksikan dengan
perangkat PLC tergantung tipe dan jenisnya. Sensor ini juga bisa dikoneksikan
langsung dengan berbagai macam peralatan kontrol semi digital seperti Sensor
Controller dan counter relai digital.
Pada prinsipnya fungsi Proximity Switch ini dalam suatu rangkaian
pengendali adalah sebagai kontrol untuk memati hidupkan suatu sistem interlock
dengan bantuan peralatan semi digital untuk sistem kerja berurutan dalam
rangkaian kontrol.
2.2.5 Kontaktor
Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan
dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada
alat penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan
27
beberapa alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan
menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet.
Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar
magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan.
Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet
dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan
arus listrik.
Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk
menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga
disebut dengan istilah relai kontaktor dapat kita temui pada panel kontrol listrik.
Pada panel listrik kontaktor sering digunakan sebagai selektor atau saklar transfer
dan interlock pada sistem ATS.
ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS- ZSS-
Type
K10 K11 K12 K18 K20 K21 K25 K35 K50 K65 K85 K95
Rated operating
11 13 13 18 22 22 30 40 55 65 85 105
current in 220V(A)
29
Rated operating
9 12 12 16 22 22 30 40 50 62 85 105
current in 380V(A)
Rated operating
5 7 7 9 9 9 12 17 26 35 52 65
current in 660V(A)
Controlled motor at 220V 2.2 3 3 4 5.5 5.5 8.5 12 17 19 24 30
power under ac- at 380V 3.3 4 4 6 10 10 14 20 25 32 40 55
3(KW) at 660V 3.3 4.5 4.5 5.5 10 10 14 20 30 40 50 60
Coil consumption at rated
3.3 3.5 3.5 3.5 5.3 5.3 5.3 5.3 2.8 2.8 2.8 2.8
coil voltage
Rated frequency of
1800 1200
operation Ops/hr
yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari
kontaktor.
5. Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator
(satu lokasi) dan diinterlock untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
6. Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat
digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana
harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar
secara otomatis.
7. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang
sangat peka.
8. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan
seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan
instalasi.
9. Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada
titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah
ruangan untuk tombol tekan.
10. Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan
dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti
Programmable Logic Controller (PLC).
2.2.6 PLC
Programmable Logic controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan
sebagai alat pengendali otomatis dan atau cerdas suatu proses di industri
(khususnya). Keuntungan PLC dibandingkan dengan sistem konvensional atau
logika relai, antara lain :
1. PLC dapat diprogram
2. Mudah dalam instalasi
3. Mudah dioperasikan
4. Mudah dalam perawatan
5. Mudah pelacakan gangguan dan perbaikan
6. Relatif murah dalam dalam impletasi
31