Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ETIKA KRISTEN

Sistim Etika dalam agama Islam,Hindu,Buddha dan Konghucu.

Nama Siswa : WIJAYANTO WARDANA PUTRA


JURUSAN : ILMU KOMPUTER IIA
Fakultas : FILKOM / Semester IIA

UNIVERSITAS VICKTORY SORONG

FAKULTAS : FILKOM

2018/2019
SOAL:
Carilah Sistim Etika dalam agama Islam,Hindu,Buddha dan
Konghucu?

SISTEM ETIKA DALAM ISLAM:

Etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang tindakan
manusia, karenanya etika sering disebut sebagai filsafat moral. Etika dan moral merupakan 2
hal yang beririsan, artinya ketika kita berbicara tentang etika, maka kita pun sedang
membahas bagaimana baik buruknya perilaku seseorang sesuai dengan norma moral.
Agama sebagai salah satu sumber norma yang mendasari perilaku seseorang, mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan moral.
Kalau kita sepakati bahwa etika ialah suatu kajian kritis rasional mengenai yang
baik dan yang buruk, bagaimana halnya dengan teori etika dalam Islam. Sedangkan
telah disebutkan di muka, kita menemukan dua faham, yaitu faham rasionalisme yang
diwakili oleh Mu’tazilah dan faham tradisionalisme yang diwakili oleh Asy’ariyah.
Munculnya perbedaan itu memang sulit diingkari baik karena pengaruh Filsafat Yunani
ke dalam dunia Islam maupun karena narasi ayat-ayat al-Qur’an sendiri yang mendorong
lahirnya perbedaan penafsiran. Di dalam al-Qur’an pesan etis selalu saja terselubungi
oleh isyarat-isyarat yang menuntut penafsiran dan perenungan oleh manusia.
Etika Islam memiliki antisipasi jauh ke depan dengan dua ciri utama. Pertama, etika
Islam tidak menentang fithrah manusia. Kedua, etika Islam amat rasionalistik. Sekedar
sebagai perbandingan baiklah akan saya kutipkan pendapat Alex Inkeles mengenai sikap-
sikap modern. Setelah melakukan kajian terhadap berbagai teori dan definisi mengenai
modernisasi, Inkeles membuat rangkuman mengenai sikap-sikap modern sabagai berikut,
yaitu: kegandrungan menerima gagasan-gagasan baru dan mencoba metode-metode baru;
kesediaan buat menyatakan pendapat; kepekaan pada waktu dan lebih mementingkan
waktu kini dan mendatang ketimbang waktu yang telah lampau; rasa ketepatan waktu
yang lebih baik; keprihatinan yang lebih besar untuk merencanakan organisasi dan
efisiensi; kecenderungan memandang dunia sebagai suatu yang bisa dihitung; menghargai
kekuatan ilmu dan teknologi; dan keyakinan pada keadilan yang bias diratakan.
SISTEM ETIKA DALAM HINDU.
etika agama Hindu dapat diartikan sebagai suatu sistem nilai yang mengatur
tentang baik dan buruk serta mengenai hak dan kewajiban yang bersumber pada ajaran
agama Hindu (Veda). Pengetahuan dan peraturan tentang tingkah laku yg sesuai
dengan dharma Agama Hindu yang dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
oleh umat Hindu

Etika begitu penting bagi umat Hindu karena :


 Sebagai pedoman tingkah laku dalam menjalin hubungan dalam lingkungan masyarakat
yang heterogen. Dengan latar belakang yang berbeda-beda sudah tentu setiap individu
dalam masyarakat memiliki perbedaan cara, pandangan dan orientasi dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehingga Etika sebagai sebuah aturan yang mengatur tentang pola
tingkah laku setiap individu mutlak diperlukan untuk membatasi individu dalam
berinteraksi dalam suatu masyarakat sehingga tidak terjadi suatu benturan antar
individu.
 Sebagai ciri khas yang melekat dalam kehidupan sehari-hari ( sampai saat ini umat
hindu dikenal sebagai umat beragama yang memiliki tingkat toleransi yang cukup
tinggi).
Etika sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dapat dianggap
sebagai identitas sebuah kelompok masyarakat maupun individu. Dalam kehidupan
bermasyarakat etika dijadikan suatu alat ukur untuk menentukan status dalam stratifikasi
sosial kemasyarakatan, semakin tinggi nilai akhlak (etika ) yang dianut maka semakin
tinggi status sosialnya dan demikian pula sebaliknya.
 Untuk meningkatkan kualitas diri
Etika sebagai Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak) memberikan tuntunan kepada setiap individu untuk dapat
hidup lebih mulia. Manusia akan tampak begitu mulia apabila mampu dalam setiap
tindakannya membedakan hal yang baik maupun hal buruk dan mampu menjalankan
swadharma sebagai kewajiban utama.
 Untuk pengendalian diri.
Secara kodrati manusia adalah mahluk dengan ego dan keinginan (nafsu) yang tinggi.
Dengan dasar itulah manusia perlu suatu kaidah / aturan (etika) untuk mengatur segala
tingkah laku, sehingga dalam upaya memuaskan ego dan keinginan manusia memiliki
suatu alat kontrol
SISTEM ETIKA DALAM BUDDHA
Etika memiliki hubungan erat dengan moral. Moral pun menyangkut kebaikan. Dapat
dikatakan bahwa orang yang tidak baik disebut orang yang tidak bermoral. Etika pun
menyangkut orang yang tidak bermoral. Selain itu, etika juga menyangkut mengenai
kebaikan, yakni segala kemampuan untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam agama, etika merupakan faktor motivasi yang dapat mendorong dan melandasi
cita-cita dan amal perbuatan.
Dalam agama Budha, moral dan etika sangat penting. Selain itu, penegakan moral
merupakan perwujudan dari kebutuhan pengembangan diri dari manusia yang selalu
berproses. Lebih dari sekadar melakukan upacara, Budha menekankan dalam
menegakkan moral atau menjalankan hidup bersusila.
“Saya tak akan menaruh kayu, Brahmana, untuk umpan api di altar. Hanya didalam diri,
api saya nyalakan. Dengan api yang tidk putus-putus membakar ini, dan dengan diri
yang selalu dikendalikan, saya jalani kehidupan mulia dan luhur.” (Samyuttta Nikaya,
2320).
Dalam agama Buddha, perilaku moral mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan
negatif. Contoh aspek positif misalnya kembangkanlah kebaikan (kusalaupasampada),
sedangkan aspek negatif misalnya hindarilah atau jangan berbuat kejahatan
(papasanakaranam). Kedua aspek tersebut merupakan pasangan terhadap satu sama
lain.
Pengekangan diri terhadap pembunuhan, misalnya yang merupakan aspek positif dalam
pelaksanaan cinta kasih terhadap semua makhluk. Hal ini sesuai dengan inti ajaran
Budha, yaitu “jangan berbuat jahat. Berbuatlah kebaikan. Sucikan hati dan pikiran.”
Dalam setiap kebaktian, umat Budha setelah mengungkapkan keyakinan terhadap
Triratna, yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha melanjutkan dengan membacakan paritha
Pancasila. Apriotha Pancasila adalah lima sila paling dasar dari kebajikan moral yang
wajib dilaksanakan oleh umat Buddha, yaitu jangan makan dan minum yang
memabukkkan dan yang dapat melemahkan kesadaran.
Moralitas dalam Buddha juga terkandung di dalam cara menghentikan dukka, selain
meditasi dan panna (kebijaksanaan), yaitu ucapan benar (samma vacca), perbuatan
benar (samma kammanta), dan pekerjaan benar (samma ajiva). Sang Buddha
menyebutkan mengenai adanya sifat dasar yang menlandasi kesakitan.
SISTEM ETIKA DALAM AJARAN KONGHUCU :
Ajaran Konfusius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya
adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.
Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama
yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta
melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa
Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga
etika manusia.
Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia
atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam
semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM
Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan
penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral,
sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia
pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan etika yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di
langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek
moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika
yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Intisari ajaran Khong Hu Cu
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
– Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
– Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
– Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
– Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
– Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
– Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
– Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao) Khonghucu sangat menekankan
pentingnya nilai-nilai etika, baik itu dalam kehidupan rumah tangga, di masyarakat, dan di
pemerintahan. Menurut Khonghucu etika itu penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Untuk
mencapai tujuan yang lebih besar itu, Khonghucu menganjurkan agar dimulai dari yang lebih kecil.
Dengan kata lain, apabila kita hendak mewujudkan perdamaian dunia, hendaklah dimualai dari
kehidupan rumah tangga.
San Kang (Tiga Hubungan)
• Hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan atasan dengan bawahannya.
• Hubungan Orang Tua dengan Anak.
• Hubungan suami dengan istri.
Ngo Lun (Lima Norma Kesopana dalam Masyarakat)
• Hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan atasan dengan bawahannya.
• Hubungan Orang Tua dengan Anak.
• Hubungan suami dengan istri.
• Hubungan saudara dengan saudara.
• Hubungan teman dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai