Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Psikologi Postpartum. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wacana dan ilmu
pengetahuan pada bidang pelayanan kesehatan, khususnya dalam memberikan asuhan pada
ibu nifas dalam menghadapi perubahan psikologisnya.
Makalah ini dibuat sebagai bahan diskusi kelompok dalam mata kuliah Sistem Reproduksi
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.

Tomohon, 14 Februari 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................
Latar Belakang..............................................................................................................
Rumusan Masalah ........................................................................................................
Tujuan ..........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................................
Definisi depresi postpartum ........................................................................................
Etiologi depresi postpartum ........................................................................................
Patofisiologi depresi postpartum ................................................................................
Tanda dan gejala depresi postpartum .........................................................................
Penatalaksanaan depresi postpartum .........................................................................
Pemeriksaan diagnostik depresi postpartum ..............................................................
Prognosis depresi postpartum .....................................................................................
Komplikasi depresi postpartum ...................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS ..........................................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................
KESIMPULAN ............................................................................................................................
SARAN ......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan, baik yang
tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutukan kesiapan mental untuk
mengahadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu
dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah depresi . Gangguan mental emosional ini bisa
terjadi pasa siapa saja, kapan saja, dari kelompk mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi
penderita depresi ini selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan, serta kebencian
pada mereka sendiri.
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis
dari orang-orang terdektnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat
meyebabkan penurunan psikologis yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi. Depresi
biasnya terjadi saata stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang
dialami berkoleras dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang.
Penyebab depresi dapat dilihat dari faktor biologis misalnya karena sakit, pengaruh hormonal,
depresi pasca melahirkan atau penurunan berat yang sangat darastis. Faktor psikososial
misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah kepribadian,
masalah keluarga.
Penyebab depresi dari faktor bilogis salah satnya adalah depresi pasca melahirkan. Iskandar
(2007) menerangkan bahwa depresi postpartum terjadi karena kurangnya dukungan terhadap
penyesuaian yang dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktifitas dan peran barunya
sebagai ibu setelah melahirkan. Depresi postpartum merupakan masalah psikis sesudah
melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu.
Perubahan hormonal dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat dianggap pemicu
depresi ini. Diperkirakan sekitar 50-70 % ibu melahirkan menunjukkan gejala-gejala awal
kemunculan depresi postpartum, walau demikian gejala tersebut dapat hilang secara perlahan
karena prose adaptasi dan dukungan keluarga yang tepat.

3
Sampai saat ini belum ada alat test khusun yang dapat mendiagnosa secara langsung depresi
postpartum. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat
disimpulkan sebagai gangguan depresi postpartum bila memenuhi kriteria gejala yang ada.
Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antar 26-85 %.
Sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpsrtum antara 50-70 % dari wanita pasca
persalinan.
Rumusan Masalah
1. Apa itu depresi postpartum?
2. Apa etiologi depresi postpartum?
3. Apa patofisiologi depresi postpartum?
4. Bagaimana tanda dan gejala depresi postpartum?
5. Bagaimana penatalaksanaan depresi postpartum?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik depresi postpartum?
7. Bagaimana prognosis depresi postpartum?
8. Bagaiman komplikasi depresi postpartum?
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui secara menyeluruh bagaimana cara penanganan pada gangguan psikologis
depresi postpartum.
1. Tujuan Khusus
2. Mengetahui defenisi depresi postpartum
3. Mengetahui etiologi depresi postpartum
4. Mengetahui patofisiologis depresi postpartum
5. Mengetahui tanda dan gejala depresi postpartum
6. Mengetahui penatalaksanaan depresi postpartum
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik depresi postpartum
8. Mengetahui prognosis depresi postpartum
9. Mengetahui komplikasi depresi postpartum

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi Depresi Postpartum


Kartono (2002) menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang
disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktifitas fisik
maupun mental dan kesulitan dalam berpikir. Gangguan depresi disertai kecemasan,
kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalahan, perasaan menurunnya martabat diri atau
kecendrungan bunuh diri.
Trisna (Hadi 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaa sedih atau sendu yang
biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung
sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan apapun untuk
mengubahnya dan merasa bahwa respon apapun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada
hasil yang muncul.
Clydde (Regina dkk, 2001) bentuk gangguan depresi postpartum yang umum adalah depresi,
mudah marah, mudah frustasi dan mudah emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling
sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan
pascasalin diklasifukasikan dalam 3 tahap, yaitu :
 Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja. Gejalanya
berupa perasaan sedih, uring0uringan, dan khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby
blues ini hanya berlangsung beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih kembali dan
mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
 Depresi postpartum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang membedakannya adalah
ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai setahun setelah
melahirkan.
 Psychosis postpartum

5
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat megalami halusinasi, memiliki keinginan untuk
bunuh diri. Tidak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan.
2. Etiologi Depresi Postpartum
Disebabkan karena perubahan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi
postpartum adalah prolaktin, sterois, dan progesteron. Ada 4 penyebab depresi postpartum :
 Faktor konstitusional
Gangguan postpartum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang
meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan
persalinan yang lalu dan terjadi pada wanita primipara. Wanita primipara lebih banyak yang
mengalami baby blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada pada proses
adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham
perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.
 Faktor fisik
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu
pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan
faktor penting. Perubahan hormon secara drasti setelah melahirkan dan periode laten selam
dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Kadang progesteron naik dan estrogen
menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
 Faktor psikologis
Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu
yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel
mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai
hubungan baik antara ibu dan anak.
 Faktor sosial dan karakteristik ibu
Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan
depresi pada ibu-ibu, selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.
3. Patofisiologi Depresi Postpartum
Depresi postpartum dipengarhi oleh beberapa faktor :
1. Biologis

6
Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti
estrogen, progesteron, dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas
atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau telalu lambat.
2. Karkteristik ibu, yang meliputi :
 Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseornaf perempuan untuk
melahirkan pada usia 20-30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode optimal bagi
perawatan bayi oleh seseorang ibu. Faktor usia yang perempuan yang bersangkutan saat
kehamilan dan persalinan seringkali diakitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.
 Faktor pengalaman
Penelitian mengatakan bahwa depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada wanita
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya
merupakan situasi yang sama sekali baru baginya dan dapat menimbulkan stress.
 Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara
tuntuan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktifitasnya
diluar rumah dengan peran merak sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-anak
mereka.
 Faktor selama proses persalinan
Hal ini mencakup lamanya proses persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama
proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan,
maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkin perempuan yang
bersangkutan akan menghadapi depresi postpartum.
 Faktor dukungan sosial
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban
seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang
4. Tanda dan Gejala Depresi Postpartum
Gejala yang menonjol dalam depresi postpartum alah trias depresi yaitu :

7
 Berkurangnya energi
 Penurunan efek
 Hilang minat (anhedonia)
Gejala depresi postpartum yang dialami 60 % wanita mempunyai karakteristik dan spesifik
antara lain :
 Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
 Kelelahan dan perubahan mood
 Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
 Tidak mau berhubungan dengan orang lain
 Tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayinya dan dirinya sendiri
5. Penatalaksanaan depresi postpartum
Untuk mecegah terjadinya depresi postpartum sebagai anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu apabila terlihat sedih, dan
sarankan pada ibu untuk :
 Beristirahat dengan baik
 Berolahraga yang ringan
 Berbagi cerita dengan orang lain
 Bersikap fleksibel
 Bergabung dengan orang-orang baru
 Sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
Cara-cara untuk menghindari dan mengurangi stress :
 Batasi pengunjung jika kehadiran mereka ternyata mengganggu istirahat anda
 Untuk sementara waktu hindari konsumsi coklat dan gula dalam jumlah yang berlebihan
karena dapat memicu depresi
 Perbanyak mendengar musik favori anda agar anda merasa lebih rileks, disarankan musik-
musik yang menyenangkan.
 Lakukan olahraga atau latihan ringan, cara ini selain ampuh dalam mengurangi depresi, tapi
juga dapat membantu mengembalikan bentuk tubuh
 Sesekali berpergianlah agar anda tidka merasa bosan karena berada dirumah

8
 Dukungan dari suami dan keluarga lainnya sangat berpengaruh pada keadaan psikis ibu
Ada dua macam perawatn depresi :
 Terapi bicara
Adalah sesi bicara dengan terpai, psikologis atau pekerja sosial untuk mengubah apa yang
dipikirkan, rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita depresi.
 Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum mengkonsumsi obat anti depresi,
sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang yang tepat dan aman bagi bayi untuk dikonsumsi
untuk ibu hamil dan menyusui.
Penatalaksanaan depresi postpartum
1. Dapat riwayat kesehatan selama periode antepartum untuk mengidentifikasi resiko
potensial depresi postpartum
2. Atur konseling selama periode anterpartum pada klien yang beresiko
3. Bantu klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode
antepartumjika dia dinyatakan beresiko terhadap depresi postpartum
4. Dapatkan riwayat kesehatan postpartum yang akurat termasuk demografi, informasi
mengenai dukungan dan bantuan dirumah
5. Tawarkan dukungan, dorongan, dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa
perasaan deprsi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal
6. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hri dia harus
berkonsultasi
7. Atur konseling selanjutnya jika klien memperlihatkan depresi belanjut
6. Pemeriksaan diagnostik depresi postpartum
Tidak ada yang pasti untuk meyakinkan diagnosis depresi postpartum, hanya dibuat
berdasarkan penilaian secara klinik.
7. Prognosis depresi postpartum
Identifikasi dan intervensi secara dini prognosanya pada wanita yang megalami depresi
postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah dilaporkan tertangani dengan baik jika
efek depresi postpartum ini diketahui sejak awal. Pencegahan yang paling utama adalah

9
informasi tentang faktor resiko terjadinya depresi postpartum di masyarakat sebagai nilai
penying untuk mencegah terjadinya depresi ini. Skrining awal terjadinya depresi postpartum ini
dapat diketahui saat ibu membawa bayinya pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan
imunisasi sehingga pencengah terjadinya depresi postpartum dan depresi secara umum dapat
dilihat.
8. Komplikasi depresi postpartum
 Gangguan jiwa dapat meliputi :
 Waham
 Halusinasi
 Kerusakan psikoafektif
 Resiko bunuh diri
 Resiko mencederai diri
 Resiko mencederai anak

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh perawat
perinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons perilaku yang diharapkan dari
gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan pada karakteristik wanita dan keadaannya yang
spesifik. Suami atau pasangan wanita tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional
akibat perilaku wanita tersebut.
Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat dilakukan pada
pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru. Pengkajiannya meliputi ;
1) Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan
lain-lain
2) Dampak pengalaman melahirkan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses kelahiran itu sendiri
dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri (Konrad, 1987).

10
Selama hamil, ibu dan pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang
kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan beberapa intervensi
medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari yang diharapkan
(misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar), orang tua bisa merasa kecewa karena
tidak bisa mencapai yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan orang tua
tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk
menjadi orang tua.
3) Citra diri ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citra tubuh, dan seksualitas ibu.
Bagaimana perasaan ibu baru tentang diri dan tubuhnya selama masa nifas dapat
mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam menjadi orang tua. Konsep diri dan citra tubuh
ibu juga dapat mempengaruhi seksualitasnya. Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan
penyesuaian perilaku seksual setelah melahirkan seringkali menimbulkan kekhawatiran pada
orang tua baru. Ibu yang baru melahirkan bisa merasa enggan untuk memulai hubungan
seksual karena takut merasa nyeri atau takut bahwa hubungan seksual akan mengganggu
penyembuhan jaringan perineum.
4) Interaksi Orang tua – Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh meliputi evaluasi interaksi orang tua
dengan bayi baru. Respon orang tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adaptif dan
perilaku maladatif. Baik ibu maupun ayah menunjukkan kedua jenis perilaku maupun saat ini
kebanyakan riset hanya berfokus pada ibu. Banyak orang tua baru mengalami kesulitan untuk
menjadi orang tua sampai akhirnya keterampilan mereka membaik. Kualitas keibuan atau
kebapaan pada perilaku orang tua membantu perawatan dan perlindungan anak. Tanda-tanda
yang menunjukkan ada atau tidaknya kualitas ini, terlihat segera setelah ibu melahirkan, saat
orang tua bereaksi terhadap bayi baru lahir dan melanjutkan proses untuk menegakkan
hubungan mereka.
5) Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua terhadap
kebutuhan bayinya yang baru lahir dan keterbatasan kemampuan mereka, respon social yang

11
tidak matur, dan ketidakberdayaannya. Orang tua menunjukkan perilaku yang adaptif ketika
mereka merasakan suka cita karena kehadiran bayinya dan karena tugas-tugas yang
diselesaikan untuk dan bersama anaknya, saat mereka memahami yang dikatakan bayinya
melalui ekspresi emosi yang diperlihatkan bayi dan yang kemudian menenangkan bayinya, dan
ketika mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasa tingkat kelelahan bayi. Perilaku
maladaptif terlihat ketika respon orang tua tidak sesuai dengan kebutuhan bayinya. Mereka
tidak dapat merasakan kesenangan dari kontak fisik dengan anak mereka. Bayi – bayi ini
cenderung akan dapat diperlakukan kasar. Orang tua tidak merasa tertarik untuk melihat
anaknya. Tugas merawat anak seperti memandikan atau mengganti pakaian, dipandang sebagai
sesuatu yang menyebalkan. Orang tua tidak mampu membedakan cara berespon terhadap
tanda yang disampaikan oleh bayi, seperti rasa lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan
kebutuhan untuk dipeluk dan melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka untuk
menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
6) Struktur dan fungsi keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum blues ialah melihat
komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita terhadap perannya sebagai ibu
sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan
anak-anak lain. Perawat dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang akan pulang
dengan mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan
membantu ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari
rumah sakit.
Sedangkan Pengkajian Dasar data klien menurut Marilynn E. Doenges ( 2001 ) Adalah :
1) Aktivitas / istirahat Insomnia mungkin teramati.
2) Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
3) Integritas Ego
4) Peka rangsang, takut/menangis (" Post partum blues " sering terlihat kira-kira 3 hari setelah
kelahiran).
5) Eliminasi

12
6) Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5.
7) Makanan/cairan
8) Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan mungkin hari – hari ke-3.
9) Nyeri/ketidaknyamanan
10) Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai ke-5 pascapartum.
11) Seksualitas
12) Uterus 1 cm diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kira-kira 1 lebar jari
setiap harinya. Lokhia rubra berlanjut sampai hari ke-2- 3, berlanjut menjadi lokhia serosa
dengan aliran tergantung pada posisi (misalnya ; rekumben versus ambulasi berdiri) dan
aktivitas (misalnya ; menyusui). Payudara : Produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada
susu matur, biasanya pada hari ke-3; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai.
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien postpartum blues diantaranya Adalah :
1) Nyeri akut/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
2) Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur/karakteristik fisik payudara ibu.
3) Risiko tinggi terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan pengaruh
komplikasi fisik dan emosional
4) Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang tidak stabil
pada ibu
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan Respon hormonal dan
psikologis (sangat gembira, ansietas, kegirangan), nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan
dan kelahiran melelahkan.
6) Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal
sumber – sumber.

13
7) Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga berhubungan dengan
kecukupan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan individu dan tugas – tugas adaptif,
memungkinkan tujuan aktualisasi diri muncul ke permukaan.
10. Rencana Keperawatan
1) Nyeri akut/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Tujuan : Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan.
Intervensi Keperawatan :
- Tentukan adanya, lokasi, dan sifat ketidaknyamanan.
Rasional : Mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.
- Inspeksi perbaikan perineum dan epiostomi.
Rasional : Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan terjadinya
komplikasi yang memerlukan evaluasi / intervensi lanjut.
- Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama setelah kelahiran.
Rasional : Memberi anestesia lokal, meningkatkan vasokonstriksi, dan mengurangi edema dan
vasodilatasi.
- Berikan kompres panas lembab (misalnya ; rendam duduk / bak mandi)
Rasional : Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan oksigenasi dan nutrisi pada
jaringan, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan.
- Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomy.
Rasional : Penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stres dan tekanan
langsung pada perineum.
- Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik 30-60 menit sebelum menyusui.
Rasional : Memberikan kenyamanan, khususnya selama laktasi, bila afterpain paling hebat
karena pelepasan oksitosin.
2) Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur/karakteristik fisik payudara ibu.

14
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang proses/situasi menyusui, mendemonstrasikan
teknik efektif dari menyusui, menunjukkan kepuasan regimen menyusui satu sama lain.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan mengembangkan rencana
perawatan.
- Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan / keluarga.
Rasional : Mempunyai dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman
menyusui dengan berhasil.
- Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara, kebutuhan diet khusus, dan faktor–faktor yang memudahkan
atau mengganggu keberhasilan menyusui.
Rasional : Membantu menjamin supli susu adekuat, mencegah putting pecah dan luka,
memberikan kenyamanan, dan membuat peran ibu menyusui.
- Demonstrasikan dan tinjau ulang teknik – teknik menyusui
Rasional : Posisi yang tepat biasanya mencegah luka putting, tanpa memperhatikan lamanya
menyusu.
- Identifikasi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi ; misalnya ; progam
Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ).
Rasional : Pelayanan ini mendukung pemberian ASI melalui pendidikan klien dan nutrisional.
3) Risiko tinggi terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan pengaruh
komplikasi fisik dan emosional
Tujuan : Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang menjadi orang tua, mendiskusikan
peran menjadi orang tua secara realistis, secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi
baru lahir dengan tepat, mengidentifikasi sumber-sumber.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji kekuatan, kelemahan, usia, status perkawinan, ketersediaan sumber pendukung dan
latar belakang budaya.

15
Rasional : Mengidentifikasi faktor – faktor risiko potensial dan sumber-sumber pendukung,
yang mempengaruhi kemampuan klien/pasangan untuk menerima tantangan peran menjadi
orang tua.
- Perhatikan respons klien/pasangan terhadap kelahiran dan peran menjadi orang tua.
Rasional : Kemampuan klien untuk beradaptasi secara positif untuk menjadi orang tua mungkin
dipengaruhi oleh reaksi ayah dengan kuat.
- Evaluasi sifat dari menjadi orangtua secara emosi dan fisik yang pernah dialami
klien/pengalaman selama kanak-kanak.
Rasional : Peran menjadi orang tua dipelajari, dan individu memakai peran orang tua mereka
sendiri menjadi model peran.
- Tinjau ulang catatan intrapartum terhadap lamanya persalinan, adanya komplikasi, dan
peran pasangan pada persalinan.
Rasional : Persalinan lama dan sulit, dapat secara sementara menurunkan energi fisik dan
emosional yang perlu untuk mempelajari peran menjadi ibu dan dapat secara negatif
mempengaruhi menyusui.
- Evaluasi status fisik masa lalu dan saat ini dan kejadian komplikasi pranatal, intranatal, atau
pascapartal.
Rasional : Kejadian seperti persalinan praterm, hemoragi, infeksi, atau adanya komplikasi ibu
dapat mempengaruhi kondisi psikologis klien.
- Evaluasi kondisi bayi ; komunikasikan dengan staf perawatan sesuai indikasi.
Rasional : Ibu sering mengalami kesedihan karena mendapati bayinya tidak seperti bayi yang
diharapkan.
- Pantau dan dokumentasikan interaksi klien/pasangan dengan bayi.
Rasional : Beberapa ibu atau ayah mengalami kasih sayang bermakna pada pertama kali ;
selanjutnya, mereka dikenalkan pada bayi secara bertahap.
- Anjurkan pasangan/sibling untuk mengunjungi dan menggendong bayi dan berpartisipasi
terhadap aktifitas perawatan bayi sesuai izin.
Rasional : Membantu meningkatkan ikatan dan mencegah perasaan putus asa.

16
- Kolaborasi dalam merujuk untuk konseling bila keluarga beresiko tinggi terhadap masalah
menjadi orang tua atau bila ikatan positif diantara klien/pasangan dan bayi tidak terjadi.
Rasional : Perilaku menjadi orang tua yang negatif dan ketidakefektifan koping memerlukan
perbaikan melalui konseling, pemeliharaan atau bahkan psikoterapi yang lama.
4) Risiko tidak efektif koping individual berhubungan dengan krisis
maturasional dari kehamilan/mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjadi orang tua
(atau melepaskan untuk adopsi), kerentanan personal, ketidakadekuatan sistem pendukung,
persepsi tidak realistis
Tujuan : Mengungkapkan ansietas dan respon emosional, mengidentifikasi kekuatan individu
dan kemampuan koping pribadi, mencari sumber-sumber yang tepat sesuai kebuuhan.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji respon emosional klien selama pranatal dan dan periode intrapartum dan persepsi
klien tentang penampilannya selama persalinan.
Rasional : Terhadap hubungan langsung antara penerimaan yang positif akan peran feminin dan
keunikan fungsi feminin serta adaptasi yang positif terhadap kelahiran anak, menjadi ibu, dan
menyusui.
- Anjurkan diskusi oleh klien / pasangan tentang persepsi pengalaman kelahiran.
Rasional : Membantu klien / pasangan bekerja melalui proses dan memperjelas realitas dari
pengalaman fantasi.
- Kaji terhadap gejala depresi yang fana (" perasaan sedih " pascapartum) pada hari ke-2
sampai ke-3 pascapartum (misalnya ; ansietas, menangis, kesedihan, konsentrasi yang buruk,
dan depresi ringan atau berat).
Rasional : Sebanyak 80 % ibu – ibu mengalami depresi sementara atau perasaan emosi kecewa
setelah melahirkan.
- Evaluasi kemampuan koping masa lalu klien, latar belakang budaya, sistem pendukung, dan
rencana untuk bantuan domestik pada saat pulang.
Rasional : Membantu dalam mengkaji kemampuan klien untuk mengatasi stres.
- Berikan dukungan emosional dan bimbingan antisipasi untuk membantu klien mempelajari
peran baru dan strategi untuk koping terhadap bayi baru lahir.

17
Rasional : Keterampilan menjadi ibu / orang tua bukan secara insting tetapi harus dipelajari.
- Anjurkan pengungkapan rasa bersalah, kegagalan pribadi, atau keragu – raguan tentang
kemampuan menjadi orang tua
Rasional : Membantu pasangan mengevaluasi kekuatan dan area masalah secara realistis dan
mengenali kebutuhan terhadap bantuan profesional yang tepat.
- Kolaborasi dalam merujuk klien/pasangan pada kelompok pendukungan menjadi orang tua,
pelayanan sosial, kelompok komunitas, atau pelayanan perawat berkunjung.
Rasional : Kira – kira 40 % wanita dengan depresi pascapartum ringan mempunyai gejala –
gejala yang menetap sampai 1 tahun dan dapat memerlukan evaluasi lanjut.
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan Respon hormonal dan
psikologis (sangat gembira, ansietas, kegirangan), nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan
dan kelahiran melelahkan.
Tujuan : Mengidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang diperlukan dengan
kebutuhan terhadap anggota keluarga baru, melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan
istirahat.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.
Rasional : Persalinan atau kelahiran yang lam dan sulit, khususnya bila ini terjadi malam,
meningkatkan tingkat kelelahan.
- Kaji factor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat.
Rasional : Membantu meningkatkan istirahat, tidur dan relaksasi dan menurunkan rangsang.
- Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setdlah kembali ke rumah.
Rasional : Rencana yang kreatif yang membolehkan untuk tidur dengan bayi lebih awal serta
tidur siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai ASI.
Rasional : Kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI, dan penurunan
refleks secara psikologis.
- Kaji lingkungan rumah, bantuan dirumah, dan adanya sibling dan anggota keluarga lain.

18
Rasional : Multipara dengan anak di rumah memerlukan tidur lebih banyak dirumah sakit untuk
mengatasi kekurangan tidur dan memenuhi kebutuhannya.
6) Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal
sumber – sumber.
Tujuan : Mengungkapkan berhubungan dengan pemahaman perubahan fisiologis, kebutuhan
individu, hasil yang diharapkan, melakukan aktivitas / prosedur yang perlu dan menjelaskan
alasan-alasan untuk tindakan.
Intervensi Keperawatan :
- Pastikan persepsi klien tentang persalinan dan kelahiran, lama persalinan, dan tingkat
kelelahan klien.
Rasional : Terhadap hubungan antara lama persalinan dan kemampuan untuk melakukan
tanggung jawab tugas dan aktifitas-aktifitas perawatan diri/perawatan bayi.
- Kaji kesiapan klien dan motivasi untuk belajar.
Rasional : Periode pascanatal dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan yang tepat
untuk membantu pertumbuhan ibu, maturasi, dan kompetensi.
- Berikan informasi tentang perawatan diri, termasuk perawatan perineal dan higiene,
perubahan fisiologis.
Rasional : Membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan penyembuhan, dan
berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan emosional.
- Diskusikan kebutuhan seksualitas dan rencana untuk kontrasepsi.
Rasional : Pasangan mungkin memerlukan kejelasan mengenai ketersediaan metoda
kontrasepsi dan kenyataan bahwa kehamilan dapat terjadi bahkan sebelum kunjungan sebelum
kunjungan minggu ke-6.
7) Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga berhubungan dengan kecukupan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu dan tugas-tugas adaptif, memungkinkan tujuan
aktualisasi diri muncul ke permukaan.

19
Tujuan : Mengungkapkan keinginan untuk melaksanakan tugas-tugas yang mengarah pada
kerja sama dari anggota keluarga baru, mengekspresikan perasaan percaya diri dan kepuasan
dengan terbentuknya kemajuan dan adaptasi.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji hubungan anggota keluarga satu sama lain.
Rasional : Perawat dapat membantu memberikan pengalaman positif di rumah sakit dan
menyiapkan keluarga terhadap pertumbuhan melalui tahap – tahap perkembangan.
- Anjurkan partisipasi seimbang dari orang tua pada perawatan bayi.
Rasional : Fleksibilitas dan sensitifitasi terhadap kebutuhan keluarga membantu
mengembangkan harga diri dan rasa kompeten dalam perawatan bayi baru lahir setelah
pulang.
- Berikan bimbingan antisipasi mengenai perubahan emosi normal berkenaan dengan
periode pascapartum.
Rasional : Membantu menyiapkan pasangan untuk kemungkinan perubahan yang mereka
alami, menurunkan stres dan meningkatkan koping positif.
- Berikan informasi tertulis mengenai buku-buku yang dianjurkan untuk anak-anak (sibling)
tetang bayi baru.
Rasional : Membantu anak mengidentifikasi dan mengatasi perasaan akan kemungkinan
penggantian atau penolakan.
- Kolaborasi dalam merujuk klien/pasangan pada kelompok orang tua pascapartum di
komunitas.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang membesarkan anak dan
perkembangan anak.
11. Implementasi
Menurut Doenges (2000) implementasi adalah perawat mengimplementasikan intervensi-
intervensi yang terdapat dalam rencana perawatan. Menurut Allen (1998) komponen dalam
tahap implementasi meliputi tindakan keperawatann mandiri, kolaboratif, dokumentasi, dan
respon pasien terhadap asuhan keperawatan.
12. Evaluasi

20
Evaluasi didasarkan pada kemajuan pasien dalam mencapai hasil akhir yang ditetapkan yaitu
meliputi ; kesejahteraan fisik ibu dan bayi akan dipertahankan. Ibu dan keluarga akan
mengembangkan koping yang efektif. Setiap anggota keluarga akan melanjutkan pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat. Perawat dapat yakin bahwa perawatan berlangsung efektif jika
kesejahteraan fisik ibu dan bayi dapat dipertahankan, ibu dan keluarganya dapat mengatasi
masalahnya secara efektif, dan setiap anggota keluarga dapat meneruskan pola pertumbuhan
dan perkembangan yang sehat.

21
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan
terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktifitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam
berpikir. Gangguan depresi disertai kecemasan, kegelisahan dan keresahan, perasaan
bersalahan, perasaan menrunnya martabat diri atau kecendrungan bunuh diri.
Ada 4 penyebab depresi postpartum :
 Faktor konstitusional
 Faktor fisik
 Faktor psikologis
 Faktor sosial dan karakteristik ibu
Depresi postpartum dipengarhi oleh beberapa faktor :
1. Biologis
2. Karkteristik ibu, yang meliputi :
 Faktor pengalama
 Faktor pendidikan
 Faktor selama proses persalinan
 Faktor dukungan social

1. SARAN
Agar ibu nifas dapat menegtahui tanda dan gejala depresi postpartum dan ibu yang siap
melahirkan tidak berada pada posisi depresi postpartum. Apabila ibu yang sudah berada dalam
tahap depresi partum bisa keluar dari tahap ini dan bisa merawat kembali bayinya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santosa. Panduan Diagnosa Keperawatan – Nanda 2005-2006. Prima Medika : Jakarta
Reece, EA. And Hobbins, JC. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. 3 rd ed. Blackwell
Publishing. Massachussetts. USA. 2007. p. 1022 – 6
Cockburn J. and Pawson, ME. (eds). Psychological Challenges in Obstetrics and Gynecology The
Clinical Management. Springer-Verlag. London. 2007. p. 141 – 56

23

Anda mungkin juga menyukai