Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester mata pelajaran Administrasi Pajak
DISUSUN OLEH :
PUTRI WULANDARI
(166054)
Putri Wulandari
KATA PENGANTAR…………..……………….………….………………………….2
DAFTAR ISI.…………………….……………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang……………...……………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……...………………………………………………………...4
1.3 Tujuan……………...…………………………………………………………….5
BAB II ISI………………………………………………………………………………6
2.1 Definisi Pajak……………..……………………………………..….............…..6
2.2 Perkembangan Pajak di Indonesia ………..………………………...…………...7
2.3 Perbandingan Sistem Perpajakan di Indonesia dengan Luar Negeri………...…..9
2.4 Contoh Kasus Pajak di Indonesia beserta tanggapan….....……………………...11
BAB III PENUTUP…....……………………….………………………………..……..13
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..…..13
3.2 Saran …………………………………………………………………..………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..14
PENDAHULUAN
ISI
perdana menteri di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan, dalam hal
ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun
dapat menjatuhkan pemerintahan.
Departemen Keuangan (Depkeu) dan Administrasi Negara Perpajakan (SAT)
adalah dua sumber utama dari kebijakan pajak di RRC. Departemen Keuangan dan SAT
Menurut saya, ini adalah kasus pelanggaran dalam pengisian SPT yang cukup
berat. Dilihat dari akibat yang ditimbulkan dari kasus ini, yaitu negara rugi sebesar Rp 339
miliar yang dilakukan oleh Paulus Tumewu. Hal ini diperparah oleh adanya penyalahgunaan
kekuasaan untuk meringankan pelaku pelanggaran pajak ini oleh Menteri Keuangan Sri
Mulyani. Seharusnya Menteri Keuangan adalah orang yang paling fokus dalam mengatasi
kasus ini, tapi ini malah melakukan tindakan yang sangat merugikan negara.
Seharusnya Ditjen Pajak membentuk tim khusus dalam menangani kasus seperti
ini dan dapat meminimalisir terjadinya kasus-kasus seperti ini di kemudian hari. Lalu tidak
pandang bulu dalam menangani kasus, mau dia orang biasa, menteri, pejabat bahkan
presiden pun harus ditindak sama rata. Perketat pengawasan terhadap pelanggaran dalam
pengisian SPT serta tingkatkan sanksi bagi yang melanggar ke hukuman yang lebih berat
agar para pelaku jera.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam
pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.
Dalam praktik sistem perpajakan di Indonesia masih belum maksimal karena hal
ini dapat dibuktikan dengan masih adanya penyelewengan pajak, penggelapan pajak dan
penunggakan pajak sehingga pada kenyataannya perencanaan pembangunan dalam sistem ini
belum maksimal berjalan dengan baik.