1. Jelaskan pengertian dan fenomena evaporasi yang terjadi serta perbedaan dengan proses
pengeringan dan distilasi. Gambarkan fenomena evaporasi tersebut!
• Pengertian evaporasi : Adalah pemekatan larutan dengan jalan menguapkan sebagian pelarut
(akibat dari padatan yang larut sempurna (non-volatil) dalam pelarut (volatil) hingga sebelum
padatan mulai terbentuk, termasuk penghilangan air dengan mendidihkan larutan pada kondisi
titik didih larutannya.
• Fenomena evaporasi
2. Jelaskan pengaruh temperatur umpan, tekanan (baik tekanan steam maupun tekanan evaporator)
terhadap performa evaporator serta bagaimana melakukan penghematan energi dalam unit
evaporator!
Jika temperatur umpan lebih rendah dari suhu didihnya, maka sebagian kalor akan digunakan untuk
memanaskan umpan sampai mendidih (evaporasi terjadi pada keadaan mendidih), sehingga dengan
temperatur umpan yang rendah, akan membutuhkan steam yang lebih banyak.
Tekanan steam yang rendah memiliki panas laten yang besar. Panas laten diperlukan untuk mengubah
fasa cair menjadi uap. Sedangkan jika steam yang digunakan adalah steam superheated bertekanan
tinggi, entalpinya besar tetapi panas latennya kecil.
Panas yang diambil dari steam : panas laten, maka jika P steam tinggi, entalpi yang dihasilkan memang
lebih besar dari steam P rendah, namun P rendah memiliki panas laten yang lebih besar
See steam table:
4,97 psia entalpi 1130 BTU/lbm panas laten 1000 BTU/lbm
444 psia entalpi 1200 BTU/lbm panas laten 769 BTU/lbm
Steam tekanan tinggi lebih cocok untuk sumber energi
Tekanan evaporator dibuat vakum untuk menurunkan titik didih larutan, sehingga larutan akan
membutuhkan lebih sedikit kalor untuk dievaporasi.
Tekanan ruang evaporator
Penghematan energi dalam unit evaporator
4. Jelaskan prosedur untuk mencari kenaikan titik didih (BPR) larutan jika diketahui tekanan ruang
vapor evaporator!
Jika diketahui tekanan ruang evaporator, maka dengan melihat steam table maka akan didapatkan titik
didih air murni (t1‘), kemudian dengan memplot t1‘ dengan x1 pada diagram kenaikan titik didih
(duhring line), kita bisa mendapatkan titik didih larutan t1. BPR adalah selisih dari t1 dan t1‘.
5. Jelaskan metode vapor rekompresi eavporator dan gambarkan skemanya!
• Thermal Vapor Recompression
- Rekompresi dengan sistem jet ejector dengan steam tekanan tinggi
- Steam yang dihasilkan berlebih
- Biasa digunakan dalam falling film evaporator
7. Sebut dan jelaskan jenis-jenis dan konsep kerja dari jet ejector dan gambarkan jenis-jenis jet ejector
tersebut!
• 2-stage barometric condenser: uap akan kontak dengan air dengan shower falling-water
• Noncondensable vapor akan dihandle dalam jet ejector setiap stage, di mana vapor akan
dientrained ke water jet high-speed. Jet ini akan berfungsi sebagai steam condenser dan
entrainer bagi noncondensable vapor.
• Jet ejector mengeliminasi penggunaan steam-jet ejector dalam barometric condenser
• Keluaran air bersuhu 100-120 F
13. Terkait no 12, bagaimana perhitungan entalpinya jika terjadi kenaikan titik didih, gambarkan
penjelasan saudara dalam bentuk diagram P-H!
(HALAMAN 29 DIKTAT EVAPORASI)
14. Tuliskan neraca panas atau entalpo pada sistem evaporasi yang memperhatikan panas pelarutan
dan yang mengabaikan panas pelarutan. Gambarkan neraca panas tersebut dalam skema
evaporasinya!
15. Mengapa dilakukan trial P dan V atau T dan V, mengapa disyaratkan nilai luasan sama ? (multiple)
Setelah dilakukan analisa derajat kebebasan, ternyata dalam triple effect evaporator derajat
kebebasannya 4, yang artinya bahwa terdapat 4 variabel proses yang tidak diketahui. Variabel yang
harus ditetapkan adalah P1, P2, V1 dan V2, dengan menggunakan metode trial dan error dengan validasi
nilai A (dimana trial dikatakan benar jika A untuk ketiga effect sama).
16. Jika hanya diketahui tekanan steam yang digunakan, tekanan effect terakhir dan nilai koef
perpindahan panas masing-masing effect bagaimana menentukan titik didih masing2 effect dan
jelaskan penggunaan asumsi yang digunakan!