Panas atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke
suhu yang rendah. Kalor tersebut memiliki satuan internasional (SI), yaitu joule.
Benda-benda di sekitar kita ada yang bisa menghantarkan panas dan tidak
bisa menghantarkan panas. Benda yang bisa menghantarkan panas disebut dengan
konduktor. Contoh benda konduktor ialah tembaga, besi, air, timah, dan
alumunium.
Sementara itu, benda yang tidak bisa menghantarkan panas disebut
isolator. Contoh benda isolator ialah plastik, kain, kayu, karet, kertas, ban, dan
lainnya.
Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan
menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan
panas melalui perubahan fasa.
1. Pengertian Konduksi
Terdapat beberapa definisi konduksi, yaitu :
1. Konduksi adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel karena adanya selisih suhu.
2. Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang hanya diikuti
perpindahan molekulnya, sedangkan materinya tidak ikut berpindah.
3. Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat
interaksi molekular.
Dari ketiga definisi tersebut sebenarnya memiliki makna yang sama yaitu
perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya.
Perpindahaan ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi akan
melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor.
Adapun sesuai dengan definisi yang ketiga, proses interaksi molekular adalah
molekul-molekul pada reservoir panas (tandon kalor) memiliki energi yang lebih
besar, yang kemudian dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada
ujung batang logam yang bersinggungan. Atom-atom pada batang logam ini
kemudian mentransfer energi pada atom-atom di sebelahnya. Proses ini terus
berlanjut, hingga akhirnya energi kalor berpindah ke reservoir dingin, dan baru
berhenti setelah mencapai kesetimbangan termal.
T2 d T1
A
2
A = luas permukaan (m )
d = ketebalan benda (m)
T1 = suhu pada salah satu ujung benda (K)
Dengan :
Qt = kalor tiap satuan waktu (J/s)
k = koefisien konduksi (J/m.s.oK)
A = luas permukaan (m2)
l = panjang kawat (m)
ΔT = perubahan suhu (oK)
Kecepatan kalor berpindah dengan cara konduksi disebut laju kalor konduksi.
Laju kalor konduksi melalui sebuah dinding bergantung pada 4 faktor yaitu :
Keterangan:
H : Panas
k : Konduktivitas termal
∂ T : Perbedaan suhu
∂ x : Perbedaan panjang/ jarak
A : Luas permukaan
∂T
H adalah perpindahan panas dan merupakan gradien suhu kearah
∂x
perpindahan panas. Konstanta positif k disebut konduktivitas atau kehantaran
termal (thermal konductivity) benda itu, A adalah luas permukaan, sedangkan
tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa
panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan
penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang
memiliki konduktivitas termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor
yang buruk (konduktor termal yang buruk).
Kalau kita tidur di atas ubin (tanpa alas), kita bisa sakit.
Sebenarnya hal itu disebabkan karena banyak kalor atau panas dari
tubuh yang mengalir menuju ubin. Kalor adalah energi yang
berpindah. Ketika tubuh kehilangan banyak kalor, maka energi dalam
tubuh berkurang. Hal ini yang membuat cepat sakit.
c. Pakaian
Pakaian juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita agar
tetap stabil. Pakaian yang kita gunakan biasanya disesuaikan dengan
suhu udara. Ketika suhu udara cukup rendah, pakaian yang kita
gunakan lebih tebal. Selimut atau pakaian yang tebal membuat udara
tidak bisa bergerak dengan lancar. Udara terperangkap di antara kulit
dan jaket/selimut. Karena terdapat perbedaan suhu antara tubuh kita
dan udara yang terperangkap, maka kalor mengalir dari tubuh menuju
udara tersebut. Karena mendapat sumbangan kalor dari tubuh, suhu
udara yang terperangkap meningkat (udara menjadi lebih hangat).
Nilai konduktivitas termal (kemampuan menghantar kalor) udara
sangat kecil. Karenanya, kalor tidak bisa keluar dari tubuh. Suhu
tubuh kita pun tetap terjaga. Apabila kita tidak menggunakan jaket
pada saat udara cukup dingin, kalor bisa keluar dari tubuh kita.
Semakin banyak kalor yang keluar maka tubuh bisa kehilangan
banyak energi.
Contoh Soal :
Diketahui : L = 2 m
A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
k = 0,2 kal/ms0C
∆ T = 500C
Ditanya : H
Jawab :
H = k A ∆ T/L
= (0,2 kal/ms0C)(2 x 10-3 m2) 500C/2 m
= 0,01 kal/s
B. Dua batang logam A dan B dengan ukuran yang sama, tetapi jenis logam
berbeda disambungkan seperti gambar berikut.
Jika koefisien konduksi termal A adalah 2 kali koefisien konduksi termal B, suhu
pada sambungan A dan B adalah ….
KESIMPULAN