Anda di halaman 1dari 8

Kondisi kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit serius.

Penyakit yang
mengintai penderita kolesterol tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya pengendapan
kolesterol berlebihan pada pembuluh darah, seperti stroke dan serangan jantung.

Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar kolesterol total
di dalam darah melebihi batas normal, yakni di atas 200 mg/dL. Kolesterol sendiri merupakan
senyawa lemak yang sebagian besar diproduksi oleh hati dan berfungsi untuk pembentukan
membran sel, vitamin D dan hormon tertentu. Kolesterol tinggi sangat berbahaya bila kadar
kolesterol HDL terlalu rendah dan kadar kolesterol LDL terlalu tinggi. Apabila terus dibiarkan,
maka kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai gangguan kesehatan, terutama
serangan jantung dan stroke.
Sumber: Kolesterol Tinggi (hiperkolesterolemia) : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus

Faktanya, di Indonesia ada 25 dari 1.000 orang meninggal akibat kolesterol tinggi. Kematian
terbesar akibat penyakit jantung, dimana sejak kurun waktu 2005 hingga 2015, penyakit
jantung akibat kolesterol tinggi selalu menduduki peringkat atas dalam daftar penyakit
penyebab kematian.
Sumber: Kolesterol Tinggi (hiperkolesterolemia) : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus

Umumnya, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala apapun pada penderitanya. Gejala
pertama kali yang mungkin timbul yakni serangan jantung atau stroke, sebagai akibat dari
kurangnya kesadaran dalam memeriksakan kadar kolesterol dalam darah sehingga terjadi
penumpukan plak atau lemak kolesterol pada dinding arteri. penumpukan plak pada dinding
arteri akibat kolesterol tinggi Dalam kasus yang jarang terjadi, ada sindrom keluarga dimana
kadar kolesterolnya berada pada angka 300 mg/dL bahkan dapat lebih tinggi lagi. Kondisi ini
disebut dengan familial hypercholesterolemia. Orang-orang dengan kondisi seperti ini
memiliki ciri-ciri yang ditandai dengan adanya bintil atau benjolan berisi endapan kolesterol
di atas tendon atau di bawah kelopak mata. Kapan harus periksa ke dokter? Mengingat
kolesterol tinggi kerap tidak menunjukkan gejala apapun pada penderitanya, maka sebaiknya
periksalah kolesterol secara berkala sedini mungkin. Disarankan untuk memeriksakan kadar
kolesterol setiap 5 tahun setelah memasuki usia 20 tahun. Apabila kadar kolesterol total
melebihi 200 mg/dL, maka pemeriksaan kadar kolesterol dapat dilakukan secara rutin setiap 3
bulan hingga mencapai kadar normal. Setelah normal, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
rutin setidaknya setahun sekali. Penyebab dan Faktor Risiko Apa penyebab kolesterol tinggi?
Kolesterol tinggi biasanya disebabkan oleh kebiasaan buruk akibat terlalu sering mengonsumsi
makanan tak sehat yang mengandung kolesterol tinggi dan lemak jahat seperti lemak jenuh dan
lemak trans. Contohnya seperti makanan cepat saji, gorengan dan berbagai olahan kue atau
biskuit yang banyak mengandung margarin dan krim. Dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi
juga dapat bersifat genetik. Artinya, kondisi yang dialaminya tersebut bukan hanya disebabkan
oleh faktor makanan saja, melainkan akibat gen yang diturunkan dari orang tua sehingga
membuat tubuh tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya dalam mengolah kolesterol juga
lemak. Selain itu, kondisi lain seperti diabetes, hipotiroidisme dan kebiasaan merokok juga
dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
Sumber: Kolesterol Tinggi (hiperkolesterolemia) : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus

iapa yang lebih berisiko terjangkit kolesterol tinggi? Kolesterol tinggi tidak memandang usia,
etnis maupun jenis kelamin. Semua orang memiliki persentase yang sama besarnya terhadap
kolesterol tinggi. Namun, risiko mengidap kolesterol tinggi akan lebih besar terjadi pada orang-
orang seperti berikut ini: Memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi. Terlalu sering
mengonsumsi makanan berlemak jahat. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Menderita
diabetes, gangguan fungsi ginjal atau hipotiroidisme. Pemeriksaan dan Diagnosis Bagaimana
memastikan diagnosis kolesterol tinggi? Diagnosis kolesterol tinggi dapat dilakukan melalui
tes darah yang disebut dengan profil lipid. Dokter akan mengambil sampel darah dan
mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis. Sebelum pemeriksaan, biasanya pasien
disarankan untuk berpuasa terlebih dahulu selama kurang lebih 12 jam, guna mendapatkan nilai
basal kolesterol dalam tubuh tanpa adanya intervensi. Berikut adalah kadar kolesterol darah
yang ideal dalam miligram per desiliter: Kolesterol Total: kurang dari 200 mg/dL. Kolesterol
LDL: kurang dari 100 mg/dL. Kolesterol HDL: 40 mg/dL atau lebih tinggi. Trigliserida: kurang
dari 150 mg/dL. Kadar ideal kolesterol mungkin akan berbeda pada mereka yang memiliki
gangguan kesehatan seperti diabetes, ginjal dan lainnya. Obat dan Pengobatan Bagaimana cara
mengobati kolesterol tinggi di rumah? Pengobatan kolesterol tinggi di rumah dapat dilakukan
dengan mulai melakukan perubahan pada gaya hidup. Lakukan diet rendah lemak jenuh dan
lemak trans. Perbanyak asupan makanan berlemak sehat seperti ikan salmon dan makarel yang
kaya akan asam lemak omega-3. Lengkapi pula dengan berbagai buah-buahan, sayuran,
kacang-kacangan juga biji-bijian. Usahakan untuk berolahraga secara rutin minimal 30 menit
sehari, 2 kali seminggu. Jauhi rokok juga alkohol dan bila perlu konsumsi pula suplemen herbal
yang memiliki khasiat dalam menurunkan kadar kolesterol jahat. Apa saja penanganan dan
obat kolesterol tinggi di layanan kesehatan? Statin menjadi obat yang paling sering diresepkan
dokter untuk mengatasi kolesterol tinggi. Obat ini bekerja dengan cara memblok sintesis
kolesterol di dalam hati sehingga mencegah tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol.
Sumber: Kolesterol Tinggi (hiperkolesterolemia) : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus

Obat-obatan jenis statin mampu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida dalam darah
dan beberapa diantaranya juga mampu meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.
Beberapa contoh obat jenis statin antara lain seperti atorvastatin, fluvastatin, rosuvastatin
dan simvastatin. Selain statin, terdapat pula beberapa jenis obat-obatan lain yang mampu
mengatasi kolesterol tinggi. Diantaranya seperti niacin, asam empedu sequestrant
(colesevalam, colestipol atau cholestyramine) dan obat penghambat penyerapan kolesterol
seperti ezetimibe. Komplikasi Apa bahaya komplikasi kolesterol tinggi yang mungkin timbul?
Kolesterol tinggi yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan terjadinya pembentukan plak
pada dinding arteri. Seiring waktu, pembentukan plak ini dapat menyempitkan hingga
menyumbat arteri sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai komplikasi mematikan seperti
stroke, serangan jantung, angina, penyakit vaskular perifer, tekanan darah tinggi hingga
gagal ginjal kronis (GGK). Pencegahan Bagaimana mencegah kolesterol tinggi? Kolesterol
tinggi yang disebabkan oleh faktor genetik tidak dapat dicegah. Namun, apabila penyebabnya
akibat gaya hidup, seperti kurang berolahraga dan sering mengonsumsi makanan tak sehat,
maka pencegahan yang dapat dilakukan yakni dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:
Berolahraga secara teratur, minimal 2 kali seminggu. Konsumsi makanan sehat rendah lemak
hewani. Batasi mengolah makanan dengan cara digoreng. Akan lebih baik apabila direbus,
dipanggang atau dikukus. Pilihlah daging tanpa lemak dan produk susu rendah lemak. Hindari
makanan cepat saji atau junk food. Perbanyak makanan berserat tinggi. Berhentilah merokok,
karena merokok dapat melukai pembuluh darah dan meningkatkan risiko terserang penyakit
jantung dan stroke. Hindari konsumsi alkohol. Rutin memeriksakan kadar kolesterol.
Pertahankan berat badan ideal. Minum air putih setidaknya 8 gelas sehari atau sesuai aktivitas
yang dilakukan.
Sumber: Kolesterol Tinggi (hiperkolesterolemia) : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus

Hiperkolesterolemia adalah kondisi tingginya kadar kolesterol di dalam darah seseorang.


Kolesterol sendiri adalah zat lunak yang bisa ditemukan di dalam lemak pada darah manusia.
Tubuh manusia memerlukan kolesterol untuk terus memproduksi sel-sel yang sehat.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung seseorang,
karena timbunan lemak pada pembuluh darah. Timbunan lemak ini akan menghambat aliran
darah dalam arteri, sehingga jantung bisa tidak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang
dibutuhkan.

Hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mendeteksi
hiperkolesterolemia adalah dengan tes darah.

Penyebab dan Faktor Risiko Hiperkolesterolemia


Penyebab hiperkolesterolemia adalah meningkatnya kadar kolesterol low-density
lipoprotein (LDL) di dalam darah. Kombinasi antara protein dan kolesterol dalam darah biasa
disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein yaitu:
 Low-density lipoprotein (LDL), atau “lemak jahat”. LDL akan tertimbun dan menjadi
penghambat dalam pembuluh darah, kemudian membuat pembuluh darah lebih keras dan
sempit.
 High-density lipoprotein (HDL), atau “lemak baik”. HDL akan mengambil kandungan
kolesterol yang berlebih dan membawanya kembali ke hati.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena hiperkolesterolemia adalah:
 Pola makan yang buruk. Mengonsumsi lemak jenuh yang terkandung dalam makanan
hewani, asam lemak pada kue, daging merah dan produk susu berlemak bisa meningkatkan
kadar kolesterol.
 Obesitas. Orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh 30 atau lebih akan lebih berisiko terkena
hiperkolesterolemia.
 Diabetes. Kadar gula darah tinggi juga bisa membuat LDL meningkat dan menurunkan HDL,
kondisi ini juga merusak dinding pembuluh darah.
 Lingkar pinggang besar. Pria dengan lingkar pinggang di atas 102 sentimeter dan wanita
dengan lingkar pinggang di atas 89 sentimeter maka risiko terkena hiperkolesterolemia akan
meningkat.
 Merokok. Asap rokok merusak dinding pembuluh darah dan membuat dinding tersebut
menjadi tempat bertumpuknya lemak. Merokok juga menurunkan kadar HDL.
 Kurang olahraga. Olahraga akan membantu tubuh untuk meningkatkan jumlah HDL.
Olahraga juga meningkatkan ukuran partikel pembentuk LDL, yang nantinya membuat LDL
tidak terlalu berbahaya.
Diagnosis Hiperkolesterolemia
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi
berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis
hiperkolesterolemia dokter akan melakukan tes darah untuk melihat tingkat kolesterol dalam
darah.
Pengobatan Hiperkolesterolemia
Langkah pertama untuk menangani hiperkolesterolemia adalah perubahan pola makan yang
lebih sehat dan lebih teratur berolahraga. Jika seseorang telah menjalani keduanya namun kadar
kolesterol dalam darah masih tinggi, maka dokter akan menyarankan beberapa langkah
pengobatan.
Bagi anak-anak yang menderita hiperkolesterolemia dan obesitas, dokter akan menanganinya
dengan menyarankan perubahan pola dan menu makan yang lebih sehat serta olahraga.

Ada zat-zat alami dalam makanan yang telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol,
yaitu:

 Jelai atau barley.


 Beta-sitosterol (ditemukan pada beberapa jenis margarin).
 Blond psyllium husk (ditemukan pada beberapa kulit biji-bijian).
 Oatbran (ditemukan pada oatmeal).
 Sitostanol (ditemukan pada beberapa jenis margarin).
Beberapa faktor yang memengaruhi kombinasi pengobatan hiperkolesterolemia adalah faktor
risiko tiap pasien, efek samping yang mungkin terjadi, usia pasien, dan kondisi kesehatan.
Beberapa obat-obatan berikut ini biasa disarankan dokter untuk mengatasi hiperkolesterolemia
adalah:

 Statin. Obat jenis ini akan menghalangi zat yang dibutuhkan organ hati untuk memproduksi
kolesterol. Hal ini menyebabkan organ hati mengambil kolesterol dari darah. Statin juga
membantu tubuh menyerap kolesterol dari timbunan kolesterol di dinding pembuluh darah.
 Resin pengikat asam empedu. Obat jenis ini menurunkan kadar kolesterol secara tidak
langsung dengan mengikat pada asam empedu, yang menyebabkan hati menggunakan
kelebihan kolesterol untuk membuat asam empedu lagi. Hal ini akan membuat kadar kolesterol
dalam tubuh menurun.
 Penghambat penyerapan kolesterol. Obat jenis ini akan membatasi penyerapan kolesterol
oleh usus kecil, sehingga kadar kolesterol dalam darah akan menurun.
 Obat suntik. Obat jenis baru yang dapat membantu organ hati menyerap kolesterol LDL lebih
banyak, sehingga menurunkan kadar kolesterol yang terkandung dalam darah. Obat jenis ini
biasa diresepkan bagi pasien dengan kelainan bawaan yang menyebabkan kadar LDL tinggi,
atau riwayat penyakit koroner yang intoleran terhadap pengobatan statin atau obat penurun
kolesterol lainnya.
Selain kolesterol LDL dan HDL, darah juga mengandung sejenis lemak yang disebut
trigliserida. Jika kadar trigliserida dalam darah juga tinggi, maka dokter akan meresepkan tiga
jenis obat yaitu:
 Fibrate. Obat jenis fibrate ini akan menurunkan trigliserida dengan menurunkan produksi
sejenis kolesterol (VLDL) dan mempercepat pembuangan trigliserida dari darah.
 Niacin. Obat jenis ini akan menurunkan kadar trigliserida dengan cara membatasi kemampuan
organ hati memproduksi kolesterol VLDL dan LDL. Namun, niacin juga memiliki hubungan
dengan rusaknya organ hati dan penyakit stroke.
 Suplemen asam lemak omega-3. Suplemen ini juga bisa bantu menurunkan kadar trigliserida
dalam darah.
Pencegahan dan Komplikasi Hiperkolesterolemia
Untuk mengendalikan kadar kolesterol, sangat penting untuk mengubah gaya hidup menjadi
lebih sehat. Beberapa hal yang dapat mencegah naiknya kadar kolesterol adalah:
 Berhenti merokok. Asap rokok merusak pembuluh darah dan mempercepat akumulasi plak
di dalam pembuluh darah.
 Mengonsumsi makanan sehat. Konsumsi makanan rendah garam, batasi konsumsi makanan
sumber kolesterol, serta memperbanyak konsumsi buah, sayuran dan ikan.
 Meningkatkan aktivitas fisik. Berolahraga secara rutin minimal 30 menit sehari, akan
menurunkan kadar kolesterol.
 Mengurangi kelebihan berat badan. Kelebihan berat akan membuat kadar kolesterol
menjadi tinggi.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita hiperkolesterolemia bisa terkena beberapa
komplikasi seperti:
 Nyeri pada dada. Jika pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung tersumbat, maka
penderita akan merasakan nyeri di bagian dadanya.
 Stroke. Kondisi ini dapat terjadi jika aliran darah penderita ke sebagian otaknya tersumbat oleh
gumpalan darah.
 Serangan jantung. Jika plak (timbunan kolesterol) pada pembuluh darah terlepas, maka akan
menyebabkan terbentuknya gumpalan darah yang akan terbawa aliran darah. Jika gumpalan
darah tersebut masuk ke dalam pembuluh arteri jantung dan menyumbat aliran darahnya,
penderita akan mengalami serangan jantung.

Faktor resiko kolesterol tinggi antara lain :

1) Faktor Genetik

Hasil penelitian menyebutkan, faktor genetika yang merupakan faktor yang dapat
diturunkan, biasanya berpengaruh terhadap konsentrasi HDL kolesterol dan LDL
kolesterol di dalam darah seseorang.

2) Faktor Usia

Semakin bertambahnya usia, aktivitas fisik seseorang cenderung berkurang dan laju
metabolisme secara alami akan berjalan semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan
semakin melemahnya organ-organ tubuh.

3) Kegemukan

Kelebihan kalori pada tubuh, mengakibatnya kalori yang ada akan tertimbun di tubuh
dan menjadi lemak. Timbunan lemak ini dapat menimbulkanrisiko tekanan darah
tinggi, jantung, strok karena saluran darah tertutup oleh kolesterol yang mengendap.

4) Kurang berolahraga

Kurang olahraga akan meningkatkan kadar kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi
akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembuluh
darah dan membuat penyempitan dinding pembuluh darah.

5) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang terjadi pada tubuh akan memompa jantung untuk bekerja
lebih keras, aliran darah akan lebih cepat dari tingkat yang normal. Akibatnya saluran
darah semakin kuat menekan pembuluh darah yang ada. Tekanan yang kuat itu dapat
merusak jaringan pembuluh darah itu sendiri. Pembuluh darah yang rusak sangat
mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol, sehingga kolesterol dalam saluran darah
pun melekat dengan kuat dan mudah menumpuk.
6) Penderita diabetes

Tingginya tingkat gula darah pada seseorang akan meningkatkan kadar LDL kolesterol
dalam darah, dan menurunkan kadar HDL. Penderita diabetes yang memiliki kadar gula
yang tinggi dapat memicu tubuhnya untuk memiliki kadar LDL kolesterol yang tinggi.
Akibatnya penumpukan kolesterol di dalam darah pun akan semakin banyak dan
meningkatkan risiko memiliki kadar kolesterol di dalam tubuh dan penyakit jantung.

7) Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok memberikan pengaruh yang jelek pada profil lemak, diantaranya
konsentrasi yang tinggi pada LDL kolesterol. Nikotin di dalam rokok merupakan salah
satu zat yang mengganggu metabolisme kolesterol di dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai