BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemesinan
Proses pemesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagian
bahan dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses
pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses
penyekrapan (shaping), proses penggurdian (drilling), proses pembubutan
(turning), proses penyayatan atau frais (milling), proses gergaji (sawing), proses
broaching, dan proses gerinda (grinding).
Proses pemesinan dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian
bahan benda kerja dimana pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram
(chip) yang merupakan bagian benda kerja yang akan dibuang. Proses pemesinan
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan
pisau pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektris
kimiawi dan dengan bantuan simber tenaga optik.
H
B
F
G
D
A
C
E
D = Landasan
E = Dudukan
F = Spindel
G = Table lock
H = On/Off Switch
G
E
D
B
A
C
B = Column / tiang
C = Base
D = Spindle utama
E = Drill Feed Handle
F = Meja / table
G = On/Off Switch
4. Memeriksa ketinggian level olie di dua tempat yaitu pada olie eretan dan
olie head
5. Memeriksa ketinggian permukaaan coolant. Standard ketinggian olie yaitu
diatas olie eretan
6. Membersihkan spindel utama dan alat potong dari debu dan chip
7. Pasang alat potong dan benda kerja
8. Memakai alat pelindung muka dan alat pelindung tangan
B. Langkah Pelaksanaan
1. Masukkan steker ke stop kontak
2. Hidupkan mesin
3. Menggunakan RPM dan feedrate yang benar sesuai dengan jenis material
benda kerja dan alat potong.
4. Mengganti RPM (Radius Per Menit) bila diperlukan pada saat proses
dengan cara mengubah kedudukan belt tetapi tetap sejajar atas bawah.
Pada saat pergantian RPM, spindel harus dalam keadaan berhenti.
5. Mengukur hasil proses milling sesuai dengan tuntutan dan mesin harus
dalam keadaan diam atau tidak berputar
6. Apabila sudah selesai, posisikan keadaan mesin milling ke kondisi semula
C. Langkah Perawatan
1. Merawat alat dan kerapihan harus dilakukan setiap saat terutama alat ukur
harus selalu bersih dan terpisah daribenda lain.
2. Cleaning terutama pada mesin, MTC dan lingkungan harus bersih dari
chip dan tumpahan benda lain (olie, coolant) dengan menggunakan kuas
dan juga majun.
3. Memberikan lapisan minyak pada bagian yang tidak dicat. Dilakukan
sesudah selesai menggunakan mesin.
adalah mesin yang digunakan untuk melakukan proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Permukaan
yang disayat bias berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Terjadinya
pemotongan/penyayatan dengan kedalaman yang disesuaikan karena alat potong
yang berputar dan gigi potong yang menyentuh permukaan benda kerja yang
dijepit pada ragum meja mesin CNC milling menghasilkan benda produksi
sesuai dengan gambar kerja yang dikehendaki. Proses pemesinan milling sering
digunakan untuk membuat komponen yang mempunyai fitur berupa suatu profil
dan juga trajectory yang kompleks.
Kombinasi karakteristik pengendali dan mesin perkakas menentukan
akurasi hasil akhir dan produktivitas sistern CNC (Koren, 1983). Sebuah sistem
CNC pada dasarnya terdiri atas tiga komponen dasar, yaitu program yang berisi
perintah pengerjaan, unit pengendali mesin (MCU, Machine Control Unit), dan
peralatan proses.
Metode proses milling ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan
meja mesin CNC milling terhadap putaran pisau. Metode proses milling ada dua
yaitu frais naik (up milling) dan frais turun (down milling). Secara umum, cara
mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan perintah numeric melalui
tombol-tombol yang tersedia pada panel instrument di tiap-tiap mesin.
Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh
industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik mesin
CNC dapat menggunakan PC (Personal Computer) sebagai input yang
diproduksi sendiri atau yang direkomendasikan.
B
A
C D