Ipi94032 PDF
Ipi94032 PDF
Full Paper
EVALUASI LAJU PERTUMBUHAN, KERAGAMAN GENETIK DAN ESTIMASI
HETEROSIS PADA PERSILANGAN ANTAR SPESIES IKAN PATIN (Pangasius sp.)
Abstract
Thai catfish (Pangasius sp.) is one of the most popular cultured catfish in Indonesia. There
are 2 species Thai catfish i.e. P. hypopthalmus which introduced from Thailand in 1972 and
P. djambal an endogenous Indonesian fish. The aims of this research were to evaluate the
growth rate, genetic variability and heterosis estimacy on interspecific crossing of these
species. The result showed that the growth rate of F1 P. hypopthalmus X P. djambal was
better than its parents. Genetic variability of P. hypopthalmus, P. djambal and their hybrids
were 12.54, 12.38, and 27.02, respectively, and heterosis estimacy of their hybrids on
growth (length and weight) were in high categories about 48.98-257.90%.
lebih tinggi, warna dan atau bentuk lebih resiprokalnya. Pemijahan dilakukan
menarik untuk ikan hias, kualitas daging secara buatan yaitu antara betina dengan
lebih baik dan lain sebagainya. Peman- jantan patin jambal (DjDj), betina dengan
faatan teknologi hibridisasi ikan dalam jantan patin siam (HyHy), betina patin
rangka mencapai tujuan tersebut sudah jambal dengan jantan patin siam (DjHy)
banyak dilakukan antara lain pada ikan dan betina patin siam dengan jantan
tilapia oleh Bolivar (1993) yang meng- jambal (HyDj). Larva dipelihara dalam in-
hasilkan ikan nila (Oreochromis niloticus) door hatchery selama 1 bulan sebelum
GIFT (Genetic Improvement of Farmed dipelihara di hapa yang ditempatkan di
Tilapia) di Filipina dan Thien (1993) yang kolam. Jumlah hapa yang digunakan se-
menghasilkan ikan nila hibrida di Vietnam banyak 20 buah untuk 4 populasi benih
dengan sintasan, laju pertumbuhan, dan hasil pemijahan yang berbeda. Kepadat-
penampilan lebih baik dibandingkan an benih sebanyak 500 ekor per hapa.
dengan tetuanya, pada ikan lele (Clarias Ikan uji diberi pakan buatan dengan
sp.) oleh Kiem dan Liem (1998), kandungan protein 40% secara ad libitum
Lenormand et al. (1998) dan Minh (1998), dan diberikan 2-3 kali sehari. Empat
pada ikan mas (Cyprinus carpio) oleh populasi tersebut selanjutnya dipelihara
Kirpichnikov et al. (1993) menghasilkan selama 2 bulan.
ikan mas hibrida di Rusia dengan laju
pertumbuhan cepat, produktivitas tinggi Parameter utama yang diamati pada akhir
dan daya tahan terhadap infeksi penyakit pemeliharaan adalah bobot, panjang rata-
relatif lebih baik dan Wu (1993) meng- rata individu serta nilai sintasan masing-
hasilkan ikan mas hibrida di China masing populasi. Untuk mengestimasi
dengan pertambahan bobot badan 50- nilai heterosis populasi hasil persilangan
60% lebih cepat dibandingkan dengan digunakan formulasi menurut Tave
tetuanya bahkan 100% lebih cepat (1993).
dibandingkan dengan ikan mas di alam
(wild common carp). persilangan – tetua
H = X 100%
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan tetua
untuk mengevaluasi pertumbuhan, ke-
ragaman genetik serta mengestimasi nilai
heterosis karakter pertumbuhan pada Keterangan : H = Heterosis
persilangan antar spesies ikan patin Persilangan = AB + BA
jambal dan patin siam. Tetua = AA + BB
Tabel 1. Bobot, panjang, dan sintasan serta nilai koevisien variansi masing-masing
karakter pada 4 persilangan antar spesies ikan patin
Persilangan Bobot CV Panjang CV Sintasan CV
Hy x Hy 4,96 ± 1,019a** 20,36 6,88 ± 0,327c* 4,75 83,45 ± 18,40g 22,05
b** d* g
Hy x Dj 12,22 ± 4,945 40,47 8,68 ± 1,176 13,55 93,56 ± 22,23 23,76
b** e* g
Dj x Hy 16,34 ± 1,262 7,72 9,44 ± 0,219 2,32 95,14 ± 11,87 12,47
a** f* g
Dj x Dj 3,02 ± 0,581 19,24 5,34 ± 0,288 5,39 90,24 ± 17,39 19,27
Keterangan: Angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
*) **)
berbeda nyata (P>0,05); , berbeda nyata; , berbeda sangat nyata; CV,
koefisien variansi.
pada karakter-karakter tertentu. Fenome- Adanya aksi gen tidak aditif akan
na ini disebut hybrid vigor. Hasil analisis mempengaruhi aksi gen aditif yang
kuantitatif hybrid vigor atau yang dikenal selanjutnya berpengaruh terhadap nilai
dengan istilah heterosis pada populasi heritabilitas dalam arti sempit suatu
hasil persilangan antar galur ikan patin karakter. Semakin besar pengaruh aksi
disajikan pada Tabel 2. gen tidak aditif pada karakter tertentu
berarti semakin kecil pengaruh aksi gen
Tabel 2. Nilai estimasi heterosis aditif pada karakter tersebut yang pada
masing-masing karakter tahap selanjutnya akan mengakibatkan
pada persilangan ikan nilai heritabilitas dalam arti sempit pada
patin antar spesies karakter tersebut semakin rendah (Noor,
No Karakter Heterosis 2000). Dugaan terhadap pengaruh aksi
1 Panjang 257,90 gen tidak aditif yang lebih besar diban-
2 Bobot 48,28 dingkan dengan aksi gen aditif pada
3 Sintasan 8,65 populasi hasil persilangan ikan patin
mengindikasikan nilai heritabilitas karakter
Nilai heterosis karakter bobot, panjang, pertumbuhan pada populasi tersebut
dan sintasan sebagai parameter pertum- rendah. Nilai heritabilitas karakter
buhan pada persilangan antar spesies pertumbuhan yang rendah menunjukkan
ikan patin jambal dan patin siam masing- bahwa metode hibridisasi atau persilang-
masing sebesar 257,90; 48,28; dan 8,65. an merupakan metode pemuliaan yang
Berdasarkan hasil analisis tersebut berarti tepat untuk diterapkan pada kegiatan
nilai heterosis persilangan antar spesies pemuliaan ikan patin.
ikan patin jambal dan patin siam positif.
Hal ini berarti laju pertumbuhan rata-rata Peningkatan laju pertumbuhan, nilai
keturunan hasil persilangan lebih baik keragaman genetik, dan tingginya nilai
dibandingkan dengan laju pertumbuhan heterosis karakter pertumbuhan pada
rata-rata kedua tetuanya. Noor (2000) kegiatan persilangan antar spesies ikan
menyatakan persilangan antara 2 individu patin akan memberikan peluang keber-
atau populasi yang mempunyai perbeda- hasilan yang cukup besar pada kegiatan
an genetik dan hubungan kekerabatan pemuliaan tersebut. Berdasarkan pernya-
yang lebih jauh akan menghasilkan hybrid taan dan hasil beberapa analisis di atas
vigor yang lebih tinggi. Tingginya nilai diharapkan dari kegiatan hibridisasi antar
estimasi heterosis ini menunjukkan bahwa spesies ikan patin ini akan didapatkan
hubungan kekerabatan antara spesies populasi ikan patin yang lebih baik
patin jambal dan patin siam relatif jauh. daripada generasi sebelumnya.
Kiem, N.V. and P.T. Liem. 1998. Some Noor, R.R. 2000. Genetika ternak.
biological characteristic of Clarias Penebar Swadaya. Jakarta. 200 p.
batrachus and preliminary results of
the hibridization between Clarias Sudjana. 1975. Metode statistika. Tarsito,
batrachus x Clarias gariepinus.. In: Bandung. 487 p.
The biological diversity and aqu-
culture of clariid and pangasiid Tave, D. 1993. Genetik for fish hatchery
catfishes in Shout-East Asia. M. managers. The AVI Publ. Comp. Inc.,
Legendre and A. Parisele (Eds.). NY, USA. 2nd ed. 418 p.
Proceeding of The Mid-Term Work-
shop of The “Catfish Asia Project”. Tave, D. 1996. Selective breeding
programmes for medium-sized fish
farms. FAO Fish. Tech. Paper 352. Wu, C. 1993. A review of traditional fish
122 p. selective breeding research and
practices in China with emphasis on
Thien, T.M. 1993. A review of the fish the use of genetic markers. In:
breeding research and practices in Selective breeding of fishes in Asia
Vietnam. In: Selective breeding of and The United States. K.L. Main
fishes in Asia and The United States. and E. Reynolds (Eds.). Proceeding
K.L. Main and E. Reynolds (Eds.). of A workshop in Honolulu. Hawai.
Proceeding of A workshop in May 3-7,1993: 206-213.
Honolulu. Hawai. May 3-7,1993: 190-
197.