Anda di halaman 1dari 3

Management for Pregnant Woman

EARLY SYPHILIS
(PRIMARY, SECONDARY AND EARLY LATENT SYPHILIS OF NOT MORE THAN TWO YEARS’ DURATION)
RECOMMENDATION 3
Pada wanita hamil dengan early sifilis, rekomendasi dari WHO STI guideline adalah pemberian
benzathine penicillin G 2.4 juta unit satu kali secara intramuscular tanpa treatment lain.
Strong recommendation, very low quality evidence

RECOMMENDATION 4
Pada wanita hamil dengan early sifilis, rekomendasi dari WHO STI guideline adalah pemberian
benzathine penicillin G 2.4 juta unit satu kali secara intramuscular dengan procaine penicillin 1.2 juta
unit secara intramuscular satu kali sehari selama 10 hari.
Conditional recommendation, very low quality evidence
Ketika benzathine atau procaine penicillin tidak dapat digunakan (seperti karena alergi penisilin) atau
tidak tersedia (karena kehabisan stock), suggestion dari WHO STI guideline adalah penggunaan dengan
caution, erythromycin 500 mg secara oral empat kali sehari selama 14 hari atau ceftriaxone 1 g secara
IM satu kali sehari selama 10-14 hari atau azithromycin 2 g sekali secara oral.
Conditional recommendation, very low quality evidence

Remarks: walaupun erythromycin dan azithromycin mengobati wanita hamil, obat itu tidak lewat barrier
plasenta secara komplit dan hasilnya adalah fetus tidak tertangani. Sehingga dibutuhkan untuk
menangani bayinya ketika lahir dengan segera. Doxycycline jangan digunakan pada wanita hamil.

LATE SYPHILIS
(INFECTION OF MORE THAN TWO YEARS’ DURATION WITHOUT EVIDENCE OF TREPONEMAL INFECTION)
RECOMMENDATION 7
Pada wanita hamil dengan late syphilis atau tidak diketahui staging sifilisnya, rekomendasi WHO STI
guideline adalah benzathine penicillin G 2.4 juta unit secara IM sekali seminggu selama tiga minggu
berturut-turut tanpa treatment lain.
Strong recommendation, very low quality evidence
Remarks: Interval antara dosis penisilin benzathine berturut-turut tidak boleh melebihi 14 hari.

RECOMMENDATION 8
Pada wanita hamil dengan late syphilis atau tidak diketahui staging sifilisnya, rekomendasi WHO STI
guideline adalah benzathine penicillin G 2.4 juta unit secara IM sekali seminggu selama tiga minggu
berturut-turut dengan procaine penicillin 1.2 juta unit secara IM satu kali sehari selama 20 hari.
Conditional recommendation, very low quality evidence
Ketika benzathine atau procaine penicillin tidak bisa digunakan (karena alergi) atau tidak tersedia
stoknya, suggestion WHO STI guideline untuk menggunakan dengan caution yaitu erythromycin 500 mg
secara oral 4 kali sehari selama 30 hari.
Conditional recommendation, very low quality evidence

37
Fetal Infection
Sphirochetes dapat melewati plasenta dan menginfeksi fetus sejak usia gestasi 14 minggu, dan resiko
infeksi fetal meningkat dengan peningkatan usia gestasi.
Manifestasi dari congenital syphilis dipengaruhi oleh usia gestasi, stage dari sifilisnya maternal, maternal
treatment, dan respon imunologi dari fetus.
- CS dapat menyebabkan aborsi spontan, biasnaya setelah trimester pertama, atau menyebabkan
kelahiran mati pada bayinya pada 30-40 persen dari kasus atau lahir premature atau term dari
bayi yang hidup dengan tanda-tanda infeksi atau malah benar-benar asimtomatik.
- Penyebab paling sering dari kematian fetal adalah infeksi plasenta dan reduksi aliran darah ke
fetus.
- Wanita yang tidak diobati memiliki chance 70% untuk terjadi infeksi fetal.
- Fetus yang lahir dan terinfeksi hidup dengan congenital syphilis. Low birth weight bisa jadi satu-
satunya tanda dari adanya infeksi. Tapi banyak juga yang asimtomatik.
CS diklasifikasikan sebagai early congenital syphilis (ECS) dan late congenital syphilis (LCS).
- Tanda-tanda ECS muncul pada 2 tahun pertama kehidupan sedangkan LCS muncul pada 2
dekade pertama.
- Manifestasi ECS adalah hasil dari infeksi aktif dan inflamasi. Sedangkan manifestasi LCS adalah
malformasi yang mewakili bekas luka yang diinduksi oleh lesi inisial dari ECS atau bisa juga hasil
dari inflamasi kronik.
- Setelah terjadi infeksi fetal, sistem organ dapat terganggu karena diseminasi spirochetal yang
luas.

Fetus yang terinfeksi sifilis akan berkembang beberapa problem yang dapat terlihat pada ultrasound.
Yaitu dapat berupa plasenta yang terlalu besar, ada cairan di abdomen dan pembengkakkan parah, dan
pembesaran liver atau spleen. Juga ada abnormalitas yang dapat terjadi ketika lahir seperti skin rash dan
lesi disekitar mulut, genitalia, dan anus; abnormal sekresi nasal; kelenjar getah bening yang membesar;
pneumonia; dan anemia.

Kebanyakan bayi tidak memiliki gejala awalnya, tetapi tanpa treatment mereka akan berkembang
beberapa gejala dalam satu atau dua bulan pertama setelah lahir. Kemudian iya atau tidak adanya gejala
diawal, jika penyakitnya tidak ditangani, bayi yang lahir dengan sifilis dapat mengalami masalah
bertahun-tahun kemudian, seperti deformitas tulang dan gigi, hilang penglihatan dan pendengaran, dan
masalah neurologi serius lainnya.

Itulah mengapa penting untuk wanita dilakukan test dan ditangani saat kehamilan, dan untuk bayi yang
terkena sifilis untuk dievaluasi secara full dan diobati dengan baik.

38
Exams and Tests

Diagnosis dari sifilis meliputi medical history dan pemeriksaan fisik.


History meliputi:
- Apakah (pasien) merasa sudah terekspos dengan infeksi menular seksual?
- Gejalanya apa saja?
- Apakah terdapat luka dibagian area kelamin atau dimanapun di bagian tubuh?
- Apakah (pasien) atau pasangan yang terlibat dalam perilaku seksual membuat (pasien) dalam resiko,
seperti saat sex tidak menggunakan kondom atau punya lebih dari satu pasangan seks?
- Pernah ada infeksi menular seksual dahulu?

Pemeriksaan fisik meliputi:


- Pemeriksaan pada kulit dan mulut untuk melihat adanya rash atau abnormalitas lainnya
- Untuk wanita, pelvic exam dilakukan untuk melihat tanda-tanda sifilis pada vulva, labia, rectal area,
dan inner thighs. Sores nya terjadi saat stage primer dari sifilis.
- Untuk laki-laik, pemeriksaan daerah kelamin untuk melihat tanda-tanda sifilis
- Untuk newborn, pemeriksaan baik itu newborn dan ibunya untuk gejala yang ada. Evaluasi untuk
congenital sifilis dimulai dengan review kesehatan ibu dan test si ibu untuk sifilis

Diagnosis sifilis biasanya dikonfirmasi dengan satu atau beberapa tes darah. Dilakukan jika tidak ada sores
yang ditemukan. Namun, jika ada sores, dokter bisa melihat pada fluid dari salah satu sores dengan
mikroskop untuk melihat keberadaan bakterinya (dark-field examination)

Test tambahan juga dilakukan untuk menemukan jika ada infeksi menular seksual lainnya, terutama:
- Chlamydia

- Gonorrhea
- Human Immunodeficiency Virus (HIV). Seseorang dengan sifilis memiliki peluang yang besar untuk
terekspos HIV

Early detection

Skrining untuk sifilis sangat direkomendasikan untuk wanita hamil dan untuk orang-orang yang tinggi
resikonya untuk infeksi.

U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan U.S. Preventive Services Task Force sangat
merekomendasikan wanita hamil untuk diskrining sifilis karena konsekuensi yang besar dari kehamilan
dengan kondisi terinfeksi atau memiliki anak yang lahir dengan congenital syphilis.
Skrining harus dilakukan:

- Pada saat kunjungan prenatal pertama untuk semua wanita hamil

- Selama trimester ketiga dan lagi pada saat kelahiran untuk wanita hamil yang tinggi resiko untuk
sifilis.

39

Anda mungkin juga menyukai