Tujuan:
Tujuan:
Tujuannya :
Tujuaanya :
1. Tujuannya :
1. Pernyataan standar :
1. Hasilnya :
Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan
kebutuhan
1. Persyaratannya :
1. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang
benar
2. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam
kondisi baik
3. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima
masyarakat
4. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk
pencatatan
5. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan
6. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap
kunjungan antenatal
1. Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut
yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
1. Pernyataan standar :
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
1. Bidan mampu :
1. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
2. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
3. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
4. Tersedia tablet zat besi dan asam folat
5. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
6. Obat cacing
7. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
8. Proses yang harus dilakukan bidan :
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu
ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah
anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah,
kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk
pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk
tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
1. Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan
1. Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya
1. Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat
waktu, penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
1. Persyaratannya :
1. Bidan mampu :
1. Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih
dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
1. Prasyarat:
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada
trimester terakhir kehamilan
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang
indikasi persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah
sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan
persalinan yang aman dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
5. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman tersedia dalam
keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan
cepat jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami
komplikasi selama kehamilan
1. Tujuan :
1. Pernyataan standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien,
selama proses persalinan berlangsung
1. Hasilnya :
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan
tepat waktu bia diperlukan
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang
ditolong tenaga kesehatan terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus
lama.
1. Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
1. Pernyataan standar :
1. Persyaratan:
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan
secara bersih dan aman
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung
tangan steril
4. Perlengkapan alat yang cukup
1. Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3,
mencegah atoni uteri dan retensio plasenta
1. Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
1. Tujuan :
1. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan
segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum
MUTU
Bidan harus :
5. Gunakan alat bantu yang menunjang dan bahasa yang mudah dipahami
Dan hasil yang diharapkan dari penerapan standar 1 adalah masyarakat dan
perorangan dapat ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat.
Ibu,keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat
reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia muda.Tanda-tanda bahaya kehamilan
diketahui oleh masyarakat dan ibu.
Bidan harus :
1. Bekerjasama dengan kader dan pamong setempat agar semua ibu hamil
tercatat
6. Pastikan bahwa semua kelahiran kematian ibu dan bayi baru lahir tercatat
· Bidan harus bekerjasama dengan kader dan pamong setempat agar semua
ibu hamil dapat tercatat
· Memberikan ibu hamil KMS atau buku KIA untuk dibawa pulang . Dan
memberitahu ibu agar membawa buku tersebut setiap pemeriksaan.
Bidan harus :
1. Bekerjasama dengan kader dan pamong setempat agar semua ibu hamil
tercatat
6. Pastikan bahwa semua kelahiran kematian ibu dan bayi baru lahir tercatat
Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami tanda dan
gejala kehamilan. Ibu , suami, anggota masyarakat menyadari manfaat
pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur.meningkatkan cakupan ibu hamil
yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
Bidan harus :
1. Bekerjasama dengan kader dan pamong setempat agar semua ibu hamil
tercatat
6. Pastikan bahwa semua kelahiran kematian ibu dan bayi baru lahir tercatat
Tujuan yang diharapkan dari standar ini adalah bidan mampu memberikan
pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Adapun hasil yang diharapkan yaitu ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal
minimal 4 kali selama kehamilan. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh
masyarakat. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. Ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat mengenali tanda bahaya kehamilan dan tahu apa
yang harus dilakukan. Mengurus transportasi rujukan ,jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Bidan harus :
2. Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi yaitu apa yang sedang dirasakan
ibu
5. Periksa abdomen
7. Ukur dengan meteran kain dari simpisis pubis ke fundus uteri, catat
hasilnya dalam cm
9. Dengan dua tangan lakukan palpasi untuk menentukan bagian bawah janin
10. Pada trimester 3 jika bagian terbawah janin bukan kepala persalinan
dilakukan di rumah sakit
11. Setelah usia kehamilan 37minggu terutama pada kehamilan pertama periksa
apakah telah terjadi penurunan kepala janin atau kepala janin teraba hanya 2jari di
atas pintu atas panggul
Bidan harus :
1. Memeriksa kadar Hb
4. Jika prevensi malaria tinggi selalu ingatkan ibu hamil untukberhati hati agar
tidak tertular malaria
5. Jika ditemukan/di duga anemia berikan 2-3 kali satu tablet zat besi perhari.
7. Jika di duga anemia berat segera rujuk ibu hamil,untuk pemeriksaan dan
perawatannya lainnya.anemia berat pada bumil TMIII perlu di berikan zat besi
dan asam folat secara IM
8. Rujuk ibu hamil dengan anemia berat untuk rencana bersalin di rumah sakit
9. Sarankan bumil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6
bulan setelah persalinan
INGAT
Ø Pada ibu hamil dengan anemia, syo dapat terjadi pada perarahan yang sedikit
sekalipun.
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan
secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil
dengan anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan
dengan anemia, penurunana jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknnya.
Bidan harus :
3. Ukuran tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau
berbaring dengan bagian kiri punggung disangga dengan bantal
Catat, bila ibu tidak di rujuk dan kenaikan tekanan darah 160/110 mmHg, berikan
Metildopa 250 mg peroral dilanjutkan dengan dosis yang sama setiap 8 jam.
a. Tekanan darah sangat tinggi ( misalnya diatas 160/110 mmHg ) atau lebih
9. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan dokter tidak
mudah dihubungi , maka pantaulah tekanan darah, periksa urine terhadap
proteinuria dan denyut jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau
sesudah 6 jam istirahat.
10. Jika tekanan darah tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan, walaupun
tak ada oedema atau proteinuria.
11. Jika tekanan darah kembali normal, atau kenaikannya kurang dari 15 mmHg :
Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan
menemukan secaea dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan. Adapun tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa
tekanan darah ibu dan mencatatnya. Jika terdapat tekanan darah diatas 140/90
mmHg lakukan tindakan yang diperlukan.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan tanda
preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu. Penurunan
angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
Bidan harus :
· Atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantu
persalinan. (Harus disepakati tentang bagaimana dan kemana merujuk, jika terjadi
kegawat-daruratan)
· Beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memanggil bidan. (misalnya jika
ketuban pecah atau timbulnya rasa mulas yang teratur)
· Sebagai persiapan untuk rujukan, atau transportasi ke rumah sakit bersama
ibu hamil dan suami/keluarganya. (Termasuk persetujuan jenis dan biaya
transportasi yang diperlukan bila terjadi keadaan darurat)
a. Beri penjelasan pada ibu hamil dan suami/keluarganya tentang kapan kerumah
sakit dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini dapat berbeda tergantung
keadaan, tapi setidaknya diperlukan sabun dan handuk bersih, pakaian bersih
untuk ibu dan bayi serta pembalut wanita.
b. Ibu hamil dengan kondisi di bawah ini, sebaiknya di anjurkan untuk melahirkan
di rumah sakit :
- Anemia berat
- Perdarahan antepartum.
- Kehamilan ganda.
- Kehamilan ke-5 atau lebih terutama pada ibu hamil dengan status sosial
rendah atau kurang energi kronis.
Hasil yang diharapkan adalah ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan aman. Persalinan direncanakan di
tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. Adanya
persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin,jika perlu. Rujukan tepat
waktu telah dipersiapkan bila diperkirakan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai , dengan memperhatikan kebutuhan ibu,
selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga melakuakan pertolongan proses
persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta memperhatikan tradisi setempat.
Disamping itu ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selam
proses persalinan dan kelahiran.
Bidan harus :
5. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap 4 jam dan HARUS selalu
secara DTT.
6. Jika pada fase aktif, catat semua temuan dalam partograf dan kartu ibu.
7. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif seperti biasa, dan memilih posisi
yang dirasakan nyaman kecuali jika belum terjadi penurunan kepala sementara
sementara ketuban sudah pecah. ( Riset membuktikan banyak keuntungannya jika
ibu tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin ).
8. Amati kontraksi dan DJJ sedikitnya setiap 30 menit pada kala I pada akhir
kala I atau jika kontraksi sudah sangat kuat, periksa DJJ setiap 15 menit.
9. Catat dan amati penurunan kepada janin dengan palpasi abdomen setiap 4
jam.
11. Minta ibu hamil untuk sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam.
12. Pada persalinan normal, mintalah ibu untuk banyak minum guna menghindari
dehidrasi dan gawat janin. ( Riset menunjukan bahwa, pada persalinan normal
tidak ada gunanya untuk mengurangi minum dan makan makanan kecil yang
mudah di cerna ).
13. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka
terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yant mendampingi.
14. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan
keluarganya. Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.
15. Segera catat semua temuan pada partograf dan kartu ibu.
16. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk kelahiran bayi. ( Lihat
standar 10 ).
Hasil yang diharapkan adalah ibu berssalin mendapatkan pertolongan yang aman
dan memadai. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikassi lain yang
ditangani oleh tenaga kesehatan. Berkurangnya kematian/kesakitan ibu bayi
akibat partus lama.
Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih dan aman,
dengan sikap sopan dan penghargaann terhadap hak pribadi ibu serta
memperhatikan tradisi setempat . disamping itu ibu diijinkan untuk memilih siapa
yang akan mendampinginya saat persalinan.
Bidan harus :
2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan hingga
betul-betul kering dengan handuk bersih. (kuku harus dipotong pendek dan
bersih).
3) Bantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman baginya. (Riset
menunjukkan bahwa posisi duduk dan jongkok memberikan banyak keuntungan).
4) Anjurkan ibu untuk meneran hanya hanya jika merasa ingin atau saat
kepala bayi sudah kelihatan. (Riset menunjukkan bahwa menahan nafas sambil
meneran adalah berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak tidaklah
perlu. Bahkan meneran, sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya).
Jika kepala belum terlihat ,padahal ibu ingin meneran sudah sangat ingin
membuka meneran periksa pembukaan servisk dengan periksa dalam. Jika
pembukaan belum lengkap keinginan meneran bisa dikurangi dengan
memiringkan ibu kesisi sebelah kiri.
8) Jika ada kotoran keluar dari rektum ,bersihkan dengan kain .kering .
10) Begitu kepala bayi lahir ,bahu bayi akan memutar (hal ini seharusnya
terjadi spontan ,sehingga bayi tidak perlu dibantu .jika bahu bayi tidak memutar
ikuti standar 18)
11) Begitu bahu sudah pada posisi anterior –posterior yang bener bantulah
persalinan
12) Segera setelah lahir ,keringkan bayi dengan handuk bersih dan hangat
,dan berikan kepada ibu atau di letakkan di dadanya untuk di susui .(riset ini
menunjukkan hal ini penting untuk keberhasilan dalam memberikan asi dan untuk
memmbantu pelepasan plasenta .kontak kulit dengan kulit adalah cara yang baik
untuk menjaga kehangan bayi .sementara handuk di selimutkan pada punggung
bayi .jika bayi tidak didekap oleh ibunya ,selimuti bayi dengan kain bersih dan
hangat .tutupi kepala bayi agar tidak kehilangan panas)
13) Pembersihan jalan nafas tidak selalu di perlukan .jika bayi tidak menangis
spontan ,gunakan penghisap lendir untuk pembersihan jalan nafas ( lihat standar
25)
14) Tali pusat di klem di dua tempat ,lalu potong di antara dua klem dengan
gunting steril yang tajam .
17) Lakukan pemeriksaan bayi ,perawatan mata dan prosedur lain untuk
perawatan bayi baru lahir .
18) Bersihkan perenium dengan air bersih dan tutupi dengan air bersih /telah
di jemur .
19) Berikan plasenta dengan suami /keluarga ibu
20) Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman .berikan bayi kepada ibu untuk
di berikan asi .
Tujuan dari diterapkannya standar ini yaitu memastikan persalinan yang bersih
dan aman bagi ibu dan bayi. Hasil yang diharapkan yaitu persalinan dapat
berlangsung bersih dan aman. Menigkatnya kepercayaan masyarakat kepada
bidan. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan. Menurunnya
angka sepsis puerperalis.
Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. Tujuan
dilaksanakan nya standar ini yaitu membantu secara aktif pengeluaran plasenta
dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca
persalinan kala tiga, mencegah terjadinya atonia uteri dan retesio plasenta.
Persyaratan:
b) Adanya alat dan bahan untuk melahirkan plasenta ,termasuk air bersih
larutan klorin0,5% untuk dekontaminasi ,sabun dan handuk bersih untuk cuci
tangan ,juga tempat untuk plasenta .sebaiknya bidan menggunakan sarung tangan
yang bersih .
Proses:
1. Masukkan oksitosika (oksitosin 10 iu im )kedalam alat suntik menjelang
persalinan
2. Setelah bayi lahir ,periksa kemungkinan ada bayi kembar .jika tidak ada
beri oksitosika secara im secepatnya .(kecuali jika terdapat hal lain yang
mengharuskan pemberian secara iv )
4. Bantu ibu untuk bersandar atau berbaring untuk pengeluaran plasenta dan
selaputnya.
5. Jika plasenta sudah terlepas dari dinding uterus, letakkan tangan kiri di
atas simfisis pubis untuk menahan korpus uteri, dan regangkan tali pusat dengan
tangan yang lain tetapi jangan ditarik. Mula – mula regangkan diarahkan
kebawah, lalu secara perlahan diregangkan kearah atas dengan mengikuti sumbu
jalan lahir. Jangan menekan fundus karena dapat mengakibatkan inversio uteri.
6. Jika plasenta sudah tampak dari luar, secara bertahap tarik keatas
sehingga plasenta mengikuti jalan yang sama dengan bayi. Lepaskan tangan kiri
dari perut, untuk menerima plasenta.
11. Bersihkan vulva dan perineum dengan air bersih, tutup dengan pembalut
wanita/kain kering yang bersih.
Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera
melakukan episiotomy dengan aman untuk mmemperlancar persalinan, diikiuti
dengan penjahitan perineum.
Bidan harus :
4. Pada puncak his beriutnya, lindungi kepala janin seperti diatas, kemudian
lakukan pengguntingan tunggal yang mantap.
5. Lindungi kepala bayi dengan tangan kiri agar kelahiran kepala terkendali
dan tidak terlalu cepat. Minta ibu untuk meneran di antara dua his. Kemudian
lahirkan bayi secara normal.
6. Begitu bayi lahir, tutupi perineum dengan pambalut steril dan lakukan
resusitasi neonatus jika diperlukan.
11. Bersihkan perineum dengan air bersih, usahakan agar ibu merasa bersih dan
nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti. Bila
perdarahan masih ada periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomi,
temukan titik perdarahan dan segera ikat jika bkan, ikuti standar 22.
12. Pastikan bahwa ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan
kering, serta menggunakan pembalut wanita yang steril/kain kering yang bersih.
13. Catat semua temuan secermat-cermatnya.
Riset menunjukkan ;
I. Daftar Tilik
A. Pengertian Standar
Petunjuk: Berilah tanda (V) pada kolom YA bila kegiatan dilakukan. Berilah
tanda (V) pada kolom TIDAK apabila kegiatan tidak dilakukan. Berilah tanda (V)
pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati.
1. Data akurat
2. Data yang dikaji tepat
3. Data yang dikaji lengkap
4. Pengelompokkan data meliputi;
- Data subjektif: biodata, riwayat
kehamilan, riwayat kesehatan, riwayat
sosial budaya.
- Data objektif: pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
STANDAR V: EVALUASI
Komentar/ Ringkasan
......................................................
......................................................
................,..................................2018
Evaluator/ Penilai
(...............................................)