Anda di halaman 1dari 7

A. .

Latar Belakang

1.Penggunaan sediaan
Sediaan Fenobarbital yang akan dibuat dalam percobaan adalah berupa elixir per oral,
Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis,larutan hidro alkohol digunakan untuk pemakaian
oral, umumnya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat
hidro alkohol,maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alcohol.
Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar
larut dalam air dan larut dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besar. Kadar alcohol
berkisar antara 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun, ada eliksir yang
menggunakan alcohol 3 % saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%.
Pemanis yang biasa digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan sorbitol,
glycerinum, dan saccharinum.Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan
kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan
sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup Komponen eliksir terdiri
dari bahan aktif (API) dan eksipien yang terdiri dari air, alkohol, co-solvent, buffer pH,
pemanis, perasa, dan pewarna. Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang
tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan
karena eliksir mengandung alcohol (Ansel,1989).

2. Efek Farmakologi
Fenobarbital sebagai senyawa hipnotik digunakan pada serangan grand mal dan status
epileptikus berdasarkan sifatnya yang dapat memblokir pelepasan muatan listrik diotak,
untuk mengatasi efek hipnotiknya dapat dikombinasi dengan coffein, tidak boleh diberikan
kepada absencs karna akan memperburuk. ( OOP, halaman 423 )

3.Dosis
Dosis fenobarbital dalam keadaan darurat 20-30 mg / kg IM atau IV selama 30 menit
setelah mulai berventilasi, dosis ulang dari 10 -15 mg / kg – 100 mg / kg per hari (hati-hati
hipotensi) biasanya pemeliharaan 5mg/kg dewasa 300 mg per hari ,adapun IV, IM dan oral
pada bayi 1mg/kg 4 – 8 jam per oral.
(Pediatrik praktis edisi II,halaman 60)
- Dosis fenobarbital dimulai 15 mg/kg IV, kemudian 30 – 120 mg Per oral/IV /IM sesuai
anjuran dokter,mengurangi efek kontraindikasi pada oral. ( Physicians Drug
Resource,halaman 69 )

3. Permasalahan Farmesetika

Preformulasi zat aktif


Fenobarbital RM:C12H12N2O3:BM:232,24 (FI Ed III,481)
Nama Zat Aktif Fenobarbital
Struktur Kimia
Nama Kimia 5,5 Fenil etil asam barbiturat
Pemerian Hablur atau serbuk hablur ,putih,tidak berbau,rasa agak pahit
Kelarutan sukar larut dalam air larut dalam etanol (95%)P dalam eter P dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam larutan alkali karbon.
Data Fisik Bersifat asam lemah Ph antara 9,2-10,2 (FI IV,659)
Kemasan Disimpan dalam wadah tertutup baik
Suhu Lebur Titik lebur 174 ͦ sampai 178 ͦ (FI Ed III,481)
Dosis Maksimum Sekali 300 mg,sehari 600 mg
Penggunaan Hipnotikum Sedativum

4.Permasalahan farmaseutik
Dengan data preformulasi zat aktif diatas, didapat beberapa permasalahan farmaseutik,
diantaranya :
1. Fenobarbital bersa pahit,sedangkan sediaan akan dibuat untuk oral, jika digunakan syrupus
simplek dalam jumlah tertentu , berpotensi terjadi cap locking pada leher botol.
2. Fenobarbital tidak larut dalam air.
3. Sediaan ditambahkan air sebagai pelarut maka akan rawan pertumbuhan mikroba.
4. Fenobarbital elixir dalam penyimpanan harus dilindungi dari cahaya (British Farmakope
2009,9724)

5. Penyelesaian Masalah
A.Preformulasi eksipiean
• Etanol RM : C2H6O; BM : 46,07 [HOPE 6th, p : 18 – 19]
Pemerian cairan tak Kur Kurang berwarna, jernih, mudah menguap
Struktur Kimia
Kelarutan Larut dengan air dan dengan methylene klorida
Titik Didih 78°C
Stabilitas
Larutan etanol dapat disterilkan dengan a utoclav atau filtrasi
Inkompatibilitas Bereaksi dengan oksidator pada kondisi asam inkompatibel dengan wadah
alumunium dan bereaksi dengan beberapa obat.
Kegunaan Zat tambahan

• Glycerol RM C3H8O3 : ; BM : 92,09 [HOPE 6th, p : 301-303]


Pemerian Higroskopis jelas, tidak berwarna, tidak berbau kental, cairan, tetapi memiliki rasa
manis kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa.
Struktur Kimia
Kelarutan Kelarutan gliserin di aseton cukup larut, dalambenzene dan kloroform praktis tidak
larut, dalam etanol (95%) larut, dalam methanol larut, dalam minyak praktis tidak larut dan
dalam air larut.
TD dan TB Titik didih = 2908° C(dengan dekomposisi)
Titik beku = 17,88°C
Viskositas =
Stabilitas
Gliserin adalah higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana
dibawah kondisI penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan. Campuran dari gliserin
dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah sedangkan Kristal tidak meleleh untuk 208° C
Inkompatibilitas Dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperti trioksida
kromium, kalium permanganat.
Kegunaan Co Solvent dan Anti cap locking agent

• Propylengycol RM C3H802 BM ; 76,09 [HOPE 6th, p : 509- 510]


Pemerian tidak berwarna,tidak berbau,kental cairan,agak manis seprti glycerin
Struktur Kimia
Kegunaan Antimikroba presetative, solvent, stabilitasi agent,cosolvent larutan air, disinfektan
Inkompatibilitas Kompatibel dengan zat pengoksidasi seperti kalium permanganat
TD 188 ͦ C
Stabilitas Stabil pada temperature dingin sedangkan pada temperature tinggi akan mudah
teroksidasi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

• Sirupus Simpleks RM : C12H22O11; BM : 342.30 [HOPE 6th, p 703 – 706]


Pemerian Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta vulgaris Linne. Berbentuk
kristal tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki
rasa manis
Struktur Kimia
Kelarutan Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam etanol pada suhu
200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut
dalam kloroform
Suhu Lebur Titik Leleh : 160-1860C
Densitas : 1,6 g/cm3
Stabilitas
Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang rendah. Sukrosa akan menyerap
1% kelembaban yang akan melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel
pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat terdekomposisi dengan keberadaan
mikroba
Inkompatibilitas Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat yang akan
berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari
hasil penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada
tablet yang tersalut gula. Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium
Kegunaan Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending agent, tablet binder, sugar
coating adjust, peningkat viskositas
Penyimpanan

• Natrium Benzoat RM;C7H5NaO2;BM;144,11( FI IV ; 5 HOPE ; 662-663 )


Pemerian Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di
udara.
Struktur Kimia
Kelarutan 1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1
bagian dalam 1,8 bagian air, 1 bagian dalam 1,4 bagian air panas
Data fisik pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada suhu 25°C), tidak aktIf dibawahpH 5
Stabilitas Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan-bahan kuartener garam besi, garam kalsium
logam berat, aktivitas menurun karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik
Sifat khusus Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat mengiritasi lambung
Kegunaan Pengawet
Koefisien pasrtisi Minyak sayur:Air=3-6
Penyimpanan Wadah tertutup di tempat dingin dan kering

• Aquadest RM : H2O ; BM : 18,02 ( HOPE,802 )


Pemerian Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Rumus Kimia H2O
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
TD dan TB Titik beku : 0 ͦ C
Titik didih : 100 ͦ C
Densitas : 1,00 g/cm3
Konstanta dielektrik 78,54
Deskripsi Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperolah dengan destilasi, perlakuan
menggunakan penukaran ion,osmosis balik,atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang
memiliki persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain ( FI IV,112 )
Stabilitas Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)
Inkompatibilitas air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan
hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan
temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam
alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa
bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
Penyimpanan Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
kontaminasi
kegunaan pelarut

6.Penyelesaian Masalah
Dari data preformulasi diatas,didapatkan penyelesaian masalah farmasetika zat aktif,
diantaranya :
1. Untuk menutupi rasa pahit fenobarbital, ditambahkan pemanis berupa syrupus simplek dan
glycerin dikombinasi sebagai pemanis agar tidak terjadi pengkristalan dileher botol karna
penggunaan syr.simplek.
2. Natrium benzoate dipakai sebagai pengawet anti mikroba.
3. Agar sediaan tidak terlalu encer maka ditambahkan propylengycol untuk menambah
kekentalan sediaan.
4. Sediaan dikemas dalam wadah atau botol coklat tertutup rapat agar zat aktif tetap stabil.

7.Kesimpulan Formulasi
Formulasi fenobarbital elixir yang diusulkan adalah ;
No Bahan Jumlah Fungsi
1. Fenobarbital 2 % Zat aktif
2 .Alkohol 5 % Pelarut
3. Glycerol 10 % Co.Solvent/Anti cap locking agent
4. Propylengicol 15 % Pengental
5. Sirupus Simpleks 30 % Pemanis dan pengental (HOPE 6th, p 703 – 706)
6. Natrium Benzoat 0,08 % Pengawet
7.Pasta Jeruk q.s Pewarna dan Aroma
8. Aquadest Ad 200 ml Pelarut/ pembawa
8. Penimbangan Bahan
Jumlah sediaan yang dibuat 200 mL
No Bahan Jumlah
1 Fenobarbital 400 gram
2 Etanol 10 ml
3 Glycerol 20 gram
4 Propylengicol 30 gram
5 Sirupus Simpleks 60 gram
6 Natrium Benzoat 0,16 gram
7 Essen Yellow q.s
8 Aquadest Ad 200 mL
Untuk pembuatan sirupus simpleks
Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL
No. Bahan Jumlah
1. Saccarum Album 65 gram
2. Aquades Ad 100 gram

9.Prosedur Pembuatan
A. Pembuatan Syr.simplek :
1. Timbang saccarum album 65 gram diatas cawan petri, masukkan dalam beker glass
2. Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai larut lalu filtrasi

B. Kalibrasi Botol :
1. Masukkan air kran sebanyak 61,8 ml pada gelas ukur, dan tuangkan pada botol coklat 100
ml
2. Tandai batas kalibrasi, air kran pada botol keluarkan, bilas botol lalu keringkan maka siap
untuk digunakan
III. Pembuatan elixir fenobarbital
1. Timbang 400 mg fenobarbital, larutkan dengan etanol 10 ml dalam beker glass encerkan
dan bilas dengan aquadest 2 ml diulang sebanyak 3x
2. Timbang glycerin 10 ml masukkan dalam beker glass aduk sampai homogen encerkan dan
bilas dengan aquadest 2 ml diulang sebanyak 3x
3. Timbang propylengycol 30 gram masukkan dalam beker glass aduk sampai homogen
encerkan dan bilas dengan aquadest 2 ml diulang sebanyak 3x
4. Timbang Na.Benzoat 0,16 gram dan larutkan dalam 5 ml aquadest,masukkan dalam beker
glass aduk sampai homogen encerkan dan bilas dengan dengan aquadest 2 ml diulang
sebanyak 3x
5. Timbang 50 gram syr.simplek masukkan dalam beker glass aduk sampai homogen
encerkan dan bilas dengan dengan aquadest 2 ml diulang sebanyak 3x
6. Tambahkan secukupnya pasta jeruk 3-5 gtt aduk sampai homogen encerkan dan bilas
dengan dengan aquadest 2 ml diulang sebanyak 3x
7. Masukkan aquadest ad 200 ml aduk sampai homogeny
8. Masukkan sediaan elixir dalam botol yang telah dikalibrasi 61,8 ml lalu tutup rapat ,kemas
beri etiket
9. Sisa sediaan dlam beker glass tutup, kemas dan beri etiket
C. Hasil percobaan :
1. Sediaan kurang jernih dan larut, dilarutan paling bawah terdapat 2 – 3 partikel partikel
kecil .
2. Walaupun dengan penambahan konsentrai syrp.simplek dari 25 % ke 30 % sediaan masih
terasa pahit .
3. Waran dari sediaan krang bagus dan menarik,warna sediaan terlalu tua .

D. Analisis Titik Kritis Pembuatan Sediaan :


1. Sebelum pencampuran ,Proses pelarutan masing masing zat harus sempurna, tidak boleh
ada yang tidak larut
2. Zat aktif larut dalam alkohol , Zat pengawet, pemanis, pengental, cap locking agent larut
dalam air
3. Volume zat dan pelarut yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh
berlebihan, karena volume yang diperhitungkan sudah mendekati volume sediaan akhir

E. Evaluasi Sediaan :
1. Penentuan Organoleptis
a. Warna larutan diamati
b. Keberadaan partikel dalam larutan diamati
c. Bau larutan dicium
d. Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi

DAFTAR PUSTAKA
X. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,dan III
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London :
Pharmaceutical Press.
Howard C Ansel Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat

Anda mungkin juga menyukai