RINGKASAN
Dalam PKM ini kami menggunakan ubi singkomg sebagai bahan utama pembuatan Brownies
selain didapatkannya dengan mudah Ubi singkong juga memiliki khasiat yang baik untuk
kesehatan, karena didalam singkong tersebut terdapat nutrisi yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan kita, Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk
kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu
pencernaan. selama ini olahan ubisingkong sudah banyak, namun perlu ada inovasi untuk
membuat harga jual ubi singkong semakin meningkat, salah satu caranya yaitu dengan
membuat suatu produk patiseri yang menarik untuk dikonsumsi berupa brownies, selain
populer juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh semua kalangan dengan rasa yang
berbeda, aroma yang khas, tekstur tetap sesuai karakteristik produk standar, serta diterima di
kalangan masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan selama tiga bulan dan kegiatan diadakan tiga
kali dalam seminggu, jadi dalam waktu tiga bulan akan diadakan lima periode pembuatan
produk sehingga dihasilkan produk yang di inginkan, cara pelaksanaan dimulai dari
mempersiapkan bahan baku, proses pengolahan dilanjutkan dengan pembuatan produk
Browket Heart, dengan pengemasan produk yang menarik dan praktis sehingga menarik
konsumen. Dalam promosi dan pemasaran dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung
dijual kepada konsumen dan toko-toko yang banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung
menuju masyarakat yang sudah ditentukan.
Hasil yang diharapkan dalam usaha brownies singkong adalah meningkatkan harga
jual singkong, mendapatkan keuntungan dalam penjualan brownies singkong, membuat
semua orang tertarik kembali untuk mengkonsumsi ubi ungu.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah
satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan. Seperti yang kita ketahui singkong merupakan salah satu sumber
kalori pangan yang paling murah di dunia. Tanaman ini dikonsumsi sebagai tanaman pokok
oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab (Damardjati,1990).
Singkong merupakan salah satu makanan yang kaya karbohidrat, selain itu terdapat
kandungan gizi seperti protein, vitamin c, kalsium, posfor, kalori, lemak, zat besi dan vitamin
B1. Dengan berbagai kandungan gizi yang terdapat pada singkong maka singkong baik
dikonsumsi oleh masyarakat. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya serat dan
karbohidrat namun miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin (Nur Richana, dkk, 2012).
Menurut Badan Pusat Statistik produk singkong di Indonesia pada tahun 2011
mencapai 24.044.025 ton (BPS). Tingginya produksi tanaman singkong ini sebanding dengan
pemanfaatannya yang bisa dijadikan sebagai bahan makanan. Hampir semua bagian dari
pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbinya hingga daunnya. Umbi singkong
biasanya hanya diambil dagingnya saja untuk digoreng atau direbus serta dijadukan tepung
tapioka, bagian daunnya dijadikan sebagai sayuran dan bagian kulitnya bisa dijadikan pakan
ternak.
Singkong yang juga disebut kaspe, dalam bahasa latin di sebut Manihot Esculenta
Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu singkong
dapat digunakan sebagai smber karbohidrat disamping beras, selain dapat pula digunakan
untuk keperluan bahan baku industri seperti : tepung tapioka, gaplek, gula pasir, gasohol,
protein, sel tunggal, dan asam sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amilase yang rendah tetapi
berkadar amilopektin yang tinggi merupakan sifat yang khusus dari singkong yang tidak
dimiliki oleh jenis tepung yang lain nya (Rismayani, 2007).
Pemilihan singkong sebagai bahan substitusi karena singkong merupakan salah satu
jenis tanaman yang berbentuk umbi akar yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.
Singkong termasuk umbi akar yang mengandung cadangan energi dalam bentuk karbohidrat
(amilum). Tanaman singkong dapat dikonsumsi umbinya dan daunya. Umbi singkong
mengandung sedikit protein , tetapi daun nya mengandung protein yang cukup tinggi
sehingga bila singkong diolah dengan daunnya, akan terdapat kadar protein yang cukup baik.
Daun singkong juga mengandung banyak carotene, sehingga merupakan sumber Vitamin A
yang baik (Ahmad, 1999).
Komoditas umbi singkong ini sangat layak dipertimbangkan dalam menunjang
program diversifikasi pangan. Pemerintah sendiri sudah menyadari pentingnya dilakukan
diversifikasi pangan, karena program tersebut dapat meningkatkan mutu gizi makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan status gizi masyarakat (Sunita, 2011).
Upaya diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan mengganti atau memodifikasi pangan
yang berbahan dasar terigu dengan pangan lokal yang ada di Indonesia. Salah satunya
diversifikasi pangan dengan singkong sebagai alternatif pangan, harus diikuti dengan
perancangan olahan singkong untuk meningkatkan penerimaan komsumen. Produk olahan
yang sekiranya dapat dijadikan sebagai alternatif pangan adalah brownies (Haryanto, 2004).
Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan
memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan rawan
seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui. Makanan jajanan sehat tidak harus mahal dan
mewah, bahkan dalam banyak bukti makanan yang demikian kurang bergizi. Bahan makanan
yang murah dan mudah diperoleh juga banyak yang bergizi tinggi , hanya saja masyarakat
belum terbiasa untuk memodifikasi pangan tersebut sehingga menghasilkan makanan yang
bergizi tinggi dengan biaya murah.
Dewasa i ini dilakukannya usaha perbaikan gizi dengan meningkatkn mutu konsumen
pangan. Salah satu ajuan untuk menanggulangi masalah gizi masyarakat berupa pangan.
Singkong adalah salah satu pangan yang banyak mengandung karbohidrat dan vitamin,
singkong merupakan penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman singkong mempunyai
kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien didaerah tropis, singkong
dapat menghasilkan kalori 66,66 persen lebih tinggi dari pada tanaman biji-bijian lainnya.
Sebagai komoditi yang mudah rusak singkong memerlukan penanggulangan khusus untuk
memperpanjang masa simpannya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah proses pengawetan
dan pengolahan singkong menjadi bentuk lain, sehingga dapat dijadikan makanan tambahan
yang bergizi. Pembentukan tepung singkong yang ditambahkan dalam pembuatan brownies
merupakan salah satu bentuk pengembangan teknologi lepas panen dan pengolahan makanan
tambahan atau jajanan yang diharapkan akan dapat memberi sambungan kalori dan zat gizi
lainnya pada anak sekolah (Smith, 2002).
Brownies adalah salah satu makanan jajanan yang disukai anak-anak. Dan merupakan
salah satu kue yang trend dan favorit banyak orang. Brownies sudah sejak lama dikenal
masyarakat sebagai jajanan yang cukup mengenyangkan dan juga sering menggantikan menu
sarapan pagi dan bekal sekolah anak. Tidak seperti jajanan atau kue tradisional yang rata-rata
hanya mampu bertahan sehari dan kemudian basi, brownies dapat bertahan dua sampai tiga
hari tanpa bahan pengawet. Membuat brownies relatif mudah, pemulapun dapat belajar dalam
waktu singkat. Cukup mengikuti resep dan teknik pembuatan yang tepat maka langsung bisa
menguasai pembuatan brownies. Asalkan ada kemauan dan berusaha. Bahan-bahannya juga
mudah didapat dan bisa dibuat dengan peralatan yang sederhana (Sufi, 2009).
Secara umum bahan pembuatan brownies adalah tepung terigu. Karena biasanya
dibuat dari tepung terigu, brownies hanya mengandung zat makro seperti karbohidrat,
protein, lemak dan sedikit mengandung zat gizi lainnya seperti zat fospor, kalium dan zat
besi. Oleh karena itu, dengan adanya teknologi modifikasi diharapkan brownies bukan lagi
sekedar makanan ringan yang mengandung zat gizi makro saja. Tetapi saat ini sudah banyak
variasi rasanya seperti rasa keju, pandan, durian, dan ubi jalar. Melalui tehapan tepung
singkong dalam pembuatan brownies diharapkan dapat meningkatkan kandungan gizi
brownies, terlebih terhadap kandungan mineral seperti zat besi, kalium, dan fospor.
Karena tepung singkong mengandung energi sebesar 362 kilo kalori, protein 0,5 gr,
karbohidrat 86,9 gram, lemak 0,3 gram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100gr tepung singkong dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan brownies dengan tepung singkong. Pengenalan
penggunaan tepung singkong kepada masyarakat akan lebih efektif bila diterapkan sebagai
bahan baku atau tambaha dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat,
salah satunya adalah browniees. Dalam hal ini, penambahan tepung singkong merupakan
salah satu bentuk pengolahan makanan tambahan atau jajanan yang dimana dapat member
tambahan zat gizi yang dibutuhkan.
Singkong banyak ditemukan di daerah Nusa Tenggara Barat,akan tetapi belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.Hal inilah yang melatar belakangi proposal
pemanfaatan singkong sebagai bahan dalam pembuatan kue brownies ini.
1.5 Kegunaan
1. Membuka peluang dalam bidang kewirausahaan dan mendapatkan keuntungan.
2. Membuat kreasi baru olahan ubi singkong.
3. Memenuhi permintaan konsumen akan camilan kaya gizi.
4. Menaikkan nilai jual ubi singkong.
5. Membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ingin menciptakan lapangan kerja.
6. Membuka peluang kerja bagi mahasiswa
7. Menciptakan kreativitas mahasiswa dalam bidang wirausaha
2) B/C Ratio
Merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya produksi. Usaha dapat dikatakan
menguntungkan dan layak jika B/C Ratio lebih besar dari 0.
Keuntungan (B) yang diperoleh per bulan adalah Rp 305.000,- dan biaya produksi (C) per
bulan sebesar Rp 1.521.000,- sehingga diperoleh B/C Ratio = 305.000/1.521.000 = 0,2. Jadi
dengan B/C Ratio 0, 2 maka usaha ini dinyatakan layak dan keuntungan yang diperoleh
adalah 20% dari biaya produksi.
3) R/C Ratio
Merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan pemasukan dengan biaya produksi.
Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari 1,00.
Seluruh pemasukan pendapatan per bulan (R) sebesar Rp 1.900.000,- dan biaya produksi per
bulan (C) sebesar Rp 1.521.000,- sehingga diperoleh R/C Ratio = 1.900.000/1.521.000 = 1,2.
Jadi dengan R/C Ratio 1,2 (diatas 1) maka usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.
c. Analisis usaha Browket Heart
a) Rencana Pencapaian
Perencanaan manajemen yang digunakan adalah partnership yaitu semua anggota ikut
berperan secara aktif dalam mengoperasikan bisnis serta bersama-sama bertanggung
jawab.Selain itu akan diadakannya kerjasama dengan beberapa pedagang skala menengah ke
bawah dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pengusaha skala ke atas
untuk membantu memasarkan produk Browket heart ini sehingga dengan cepat dikenal dan
diminati oleh masyarakat.
b) Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Adapun masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam pemasaran produk
Browket Heart ini adalah masyarakat yang ada di kota Semarang terutama pada daerah :
1. Masyarakat yang tersebar di sekitar kampus dan kompleks perumahan UNIMUS.
2. Mahasiswa dan dosen di kampus UNIMUS
3. Warung-warung yang ada di Semarang
4. Para pedagang makanan khas kota Semarang yang tersebar di pasar-pasar tradisional di
kota Semarang.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan di tempat usaha yang telah disediakan oleh
kampus UNIMUS. Kegiatan akan dilakukan selama 3 bulan dan kegiatan diadakan 3 kali
dalam seminggu yaitu hari rabu, sabtu dan minggu dimulai dari persiapan dalam bentuk
periode, jadi dalam waktu 3 bulan akan diadakan 5 periode pembuatan produk sehingga
dihasilkan produk yang diinginkan. Kegiatan akan dimulai dari jam 08.00 WIB sampai
selesai.
Langkah-langkah pelaksanaan program sebagai berikut :
a. Persiapan bahan baku
Merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pembelian bahan baku berupa ubi ungu dan ubi
putih yang baik dan segar, didapat dari ubi yang baru di ambil dari daun batangnya.
b. Pengolahan
Tahap ini merupakan kegiatan di mulai dari proses pengambilan daging ubi ungu dan ubi
putih sehingga bahan baku siap untuk dilakukan pengolahan.
c. Pembuatan Browket Heart
Merupakan rangkaian proses pengolahan bahan mentah dari ubi ungu dan ubi putih,
selanjutnya diolah menjadi Browket Heart yang siap untuk dikonsumsi. Kemudian akan
diadakan beberapa uji untuk membuktikan apakah makanan ini baik untuk dikonsumsi atau
tidak.
d. Pengemasan
Produk dikemas semenarik mungkin dan praktis sehingga menarik konsumen. Perkiraan daya
simpan produk yang dihasilkan sesuai dengan produk guna mempertahankan mutu dan
kualitas produk.
e. Promosi dan Pemasaran
Setelah keempat langkah diatas dilakukan maka akan dilakukan promosi dan pemasaran yang
dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual kepada konsumen dan toko-toko yang
banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung menuju masyarakat sasaran yang sudah
ditentukan.
f. Setelah keempat langkah diatas dilakukan maka akan dilakukan promosi dan pemasaran
yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual kepada konsumen dan toko-toko
yang banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung menuju masyarakat sasaran yang sudah
ditentukan.
3 Perjalanan Rp 1.750.000,-
4 Lain-lain Rp 2.200.000,-
Jumlah Rp 12.021.000,-
Pembuatan Produk
√ √ √ √
Browket Heart
Pemasaran √ √ √ √ √
Tahap Pengujian
√ √
Produk
Pembuatan
√ √
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar
http://kesehatan96.blogspot.com/2013/04/khasiat-ubi-singkon-bagi-kesehatan.html
http://kreasiumbiku.blogspot.com/2012/11/talas-salah-satu-komoditas-umbi-yang.html