Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA......................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN............................................................................... 9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................................. 10
4.1 ANGGARAN BIAYA........................................................................................ 10
4.2 JADWAL KEGIATAN....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN

Dalam PKM ini kami menggunakan ubi singkomg sebagai bahan utama pembuatan Brownies
selain didapatkannya dengan mudah Ubi singkong juga memiliki khasiat yang baik untuk
kesehatan, karena didalam singkong tersebut terdapat nutrisi yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan kita, Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk
kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu
pencernaan. selama ini olahan ubisingkong sudah banyak, namun perlu ada inovasi untuk
membuat harga jual ubi singkong semakin meningkat, salah satu caranya yaitu dengan
membuat suatu produk patiseri yang menarik untuk dikonsumsi berupa brownies, selain
populer juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh semua kalangan dengan rasa yang
berbeda, aroma yang khas, tekstur tetap sesuai karakteristik produk standar, serta diterima di
kalangan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan selama tiga bulan dan kegiatan diadakan tiga
kali dalam seminggu, jadi dalam waktu tiga bulan akan diadakan lima periode pembuatan
produk sehingga dihasilkan produk yang di inginkan, cara pelaksanaan dimulai dari
mempersiapkan bahan baku, proses pengolahan dilanjutkan dengan pembuatan produk
Browket Heart, dengan pengemasan produk yang menarik dan praktis sehingga menarik
konsumen. Dalam promosi dan pemasaran dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung
dijual kepada konsumen dan toko-toko yang banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung
menuju masyarakat yang sudah ditentukan.
Hasil yang diharapkan dalam usaha brownies singkong adalah meningkatkan harga
jual singkong, mendapatkan keuntungan dalam penjualan brownies singkong, membuat
semua orang tertarik kembali untuk mengkonsumsi ubi ungu.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah
satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan. Seperti yang kita ketahui singkong merupakan salah satu sumber
kalori pangan yang paling murah di dunia. Tanaman ini dikonsumsi sebagai tanaman pokok
oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab (Damardjati,1990).
Singkong merupakan salah satu makanan yang kaya karbohidrat, selain itu terdapat
kandungan gizi seperti protein, vitamin c, kalsium, posfor, kalori, lemak, zat besi dan vitamin
B1. Dengan berbagai kandungan gizi yang terdapat pada singkong maka singkong baik
dikonsumsi oleh masyarakat. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya serat dan
karbohidrat namun miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin (Nur Richana, dkk, 2012).
Menurut Badan Pusat Statistik produk singkong di Indonesia pada tahun 2011
mencapai 24.044.025 ton (BPS). Tingginya produksi tanaman singkong ini sebanding dengan
pemanfaatannya yang bisa dijadikan sebagai bahan makanan. Hampir semua bagian dari
pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbinya hingga daunnya. Umbi singkong
biasanya hanya diambil dagingnya saja untuk digoreng atau direbus serta dijadukan tepung
tapioka, bagian daunnya dijadikan sebagai sayuran dan bagian kulitnya bisa dijadikan pakan
ternak.
Singkong yang juga disebut kaspe, dalam bahasa latin di sebut Manihot Esculenta
Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu singkong
dapat digunakan sebagai smber karbohidrat disamping beras, selain dapat pula digunakan
untuk keperluan bahan baku industri seperti : tepung tapioka, gaplek, gula pasir, gasohol,
protein, sel tunggal, dan asam sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amilase yang rendah tetapi
berkadar amilopektin yang tinggi merupakan sifat yang khusus dari singkong yang tidak
dimiliki oleh jenis tepung yang lain nya (Rismayani, 2007).
Pemilihan singkong sebagai bahan substitusi karena singkong merupakan salah satu
jenis tanaman yang berbentuk umbi akar yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.
Singkong termasuk umbi akar yang mengandung cadangan energi dalam bentuk karbohidrat
(amilum). Tanaman singkong dapat dikonsumsi umbinya dan daunya. Umbi singkong
mengandung sedikit protein , tetapi daun nya mengandung protein yang cukup tinggi
sehingga bila singkong diolah dengan daunnya, akan terdapat kadar protein yang cukup baik.
Daun singkong juga mengandung banyak carotene, sehingga merupakan sumber Vitamin A
yang baik (Ahmad, 1999).
Komoditas umbi singkong ini sangat layak dipertimbangkan dalam menunjang
program diversifikasi pangan. Pemerintah sendiri sudah menyadari pentingnya dilakukan
diversifikasi pangan, karena program tersebut dapat meningkatkan mutu gizi makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan status gizi masyarakat (Sunita, 2011).
Upaya diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan mengganti atau memodifikasi pangan
yang berbahan dasar terigu dengan pangan lokal yang ada di Indonesia. Salah satunya
diversifikasi pangan dengan singkong sebagai alternatif pangan, harus diikuti dengan
perancangan olahan singkong untuk meningkatkan penerimaan komsumen. Produk olahan
yang sekiranya dapat dijadikan sebagai alternatif pangan adalah brownies (Haryanto, 2004).
Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan
memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan rawan
seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui. Makanan jajanan sehat tidak harus mahal dan
mewah, bahkan dalam banyak bukti makanan yang demikian kurang bergizi. Bahan makanan
yang murah dan mudah diperoleh juga banyak yang bergizi tinggi , hanya saja masyarakat
belum terbiasa untuk memodifikasi pangan tersebut sehingga menghasilkan makanan yang
bergizi tinggi dengan biaya murah.
Dewasa i ini dilakukannya usaha perbaikan gizi dengan meningkatkn mutu konsumen
pangan. Salah satu ajuan untuk menanggulangi masalah gizi masyarakat berupa pangan.
Singkong adalah salah satu pangan yang banyak mengandung karbohidrat dan vitamin,
singkong merupakan penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman singkong mempunyai
kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien didaerah tropis, singkong
dapat menghasilkan kalori 66,66 persen lebih tinggi dari pada tanaman biji-bijian lainnya.
Sebagai komoditi yang mudah rusak singkong memerlukan penanggulangan khusus untuk
memperpanjang masa simpannya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah proses pengawetan
dan pengolahan singkong menjadi bentuk lain, sehingga dapat dijadikan makanan tambahan
yang bergizi. Pembentukan tepung singkong yang ditambahkan dalam pembuatan brownies
merupakan salah satu bentuk pengembangan teknologi lepas panen dan pengolahan makanan
tambahan atau jajanan yang diharapkan akan dapat memberi sambungan kalori dan zat gizi
lainnya pada anak sekolah (Smith, 2002).
Brownies adalah salah satu makanan jajanan yang disukai anak-anak. Dan merupakan
salah satu kue yang trend dan favorit banyak orang. Brownies sudah sejak lama dikenal
masyarakat sebagai jajanan yang cukup mengenyangkan dan juga sering menggantikan menu
sarapan pagi dan bekal sekolah anak. Tidak seperti jajanan atau kue tradisional yang rata-rata
hanya mampu bertahan sehari dan kemudian basi, brownies dapat bertahan dua sampai tiga
hari tanpa bahan pengawet. Membuat brownies relatif mudah, pemulapun dapat belajar dalam
waktu singkat. Cukup mengikuti resep dan teknik pembuatan yang tepat maka langsung bisa
menguasai pembuatan brownies. Asalkan ada kemauan dan berusaha. Bahan-bahannya juga
mudah didapat dan bisa dibuat dengan peralatan yang sederhana (Sufi, 2009).
Secara umum bahan pembuatan brownies adalah tepung terigu. Karena biasanya
dibuat dari tepung terigu, brownies hanya mengandung zat makro seperti karbohidrat,
protein, lemak dan sedikit mengandung zat gizi lainnya seperti zat fospor, kalium dan zat
besi. Oleh karena itu, dengan adanya teknologi modifikasi diharapkan brownies bukan lagi
sekedar makanan ringan yang mengandung zat gizi makro saja. Tetapi saat ini sudah banyak
variasi rasanya seperti rasa keju, pandan, durian, dan ubi jalar. Melalui tehapan tepung
singkong dalam pembuatan brownies diharapkan dapat meningkatkan kandungan gizi
brownies, terlebih terhadap kandungan mineral seperti zat besi, kalium, dan fospor.
Karena tepung singkong mengandung energi sebesar 362 kilo kalori, protein 0,5 gr,
karbohidrat 86,9 gram, lemak 0,3 gram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100gr tepung singkong dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan brownies dengan tepung singkong. Pengenalan
penggunaan tepung singkong kepada masyarakat akan lebih efektif bila diterapkan sebagai
bahan baku atau tambaha dalam pembuatan makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat,
salah satunya adalah browniees. Dalam hal ini, penambahan tepung singkong merupakan
salah satu bentuk pengolahan makanan tambahan atau jajanan yang dimana dapat member
tambahan zat gizi yang dibutuhkan.
Singkong banyak ditemukan di daerah Nusa Tenggara Barat,akan tetapi belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.Hal inilah yang melatar belakangi proposal
pemanfaatan singkong sebagai bahan dalam pembuatan kue brownies ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Potensi produksi ubi singkong yang mudah dibudidayakan di segala tempat baik skala
besar maupun skala kecil.
2. Tingginya harapan konsumen untuk mengkonsumsi cemilan atau makanan yang bebas
kolesterol, kaya akan serat, sehat dan dapat dikonsumsi untuk konsumen dengan berbagai
gangguan penyakit berat, seperti gangguan penyakit cardio vaskuler seperti jantung, stroke,
kanker maupun diabetes.
3. Dapat sebagai olahan makanan sederhana yang mampu bersaing dengan olahan modern.
Selain itu, dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau di seluruh lapisan masyarakat.
4. Menghadirkan inovasi unik yang menampilkan keunggulan ubi ungu yang diolah
dengan tampilan menarik.
1.3 Tujuan
1. Menciptakan olahan makanan yang berbahan baku tradisional menjadi makanan yang
modern yang mampu bersaing.
2. Memenuhi permintaan konsumen yang menuntut terciptanya panganan yang sehat,
kaya gizi, dan aman di konsumsi baik bagi konsumen yang sehat maupun konsumen dengan
berbagai komplikasi penyakit.
3. Menaikkan nilai jual singkong agar tidak dicibir sebagai makanan desa.
4. Menaikkan kasta dari ubi singkong itu sendiri sebagai tanaman asli yang berasal dari
Indonesia.
5. Mencari keuntungan yang besar dari memanfaatkan bahan baku yang murah dan mudah
didapat.
1.4 Manfaat

1. sebagai alternatif dalam mengurangi impor terigu di indonesia


2. memberikan informasi kepada masyarakat tentang keanekaragaman suatu produk dari
singkong
3. sebagai alternatif untuk mengurangi pemakaian tepung terigu sebagai bahan dasr
pembuatan brownies
1.4 Luaran yang diharapkan
Brownies singkong memanfaatkan ubi singkong yang memiliki kelebihan yang lebih unggul
di bidang kesehatannya. Selain di ciptakan dengan tampilan yang cantik dan
menarik brownies singkong juga bergizi tinggi dan aman untuk segala pengidap penyakit, hal
ini yang membuat tingginya angka permintaan dan pasaran karena produk ni mampu
menembus segala kalangan dan inilah yang akan meningkatkan nilai jual dan harga pasaran
dari brownies singkong itu sendiri. Untuk lebih menarik minat para konsumen, kita juga bisa
mencantumkan khasiat dan nilai gizi pada kemasan produk ini sendiri, sehingga konsumen
itu sendiri bisa mengerti khasiat dari produk bownies singkong dan tidak akan ragu – ragu
untuk mengkonsumsi panganan ini.

1.5 Kegunaan
1. Membuka peluang dalam bidang kewirausahaan dan mendapatkan keuntungan.
2. Membuat kreasi baru olahan ubi singkong.
3. Memenuhi permintaan konsumen akan camilan kaya gizi.
4. Menaikkan nilai jual ubi singkong.
5. Membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ingin menciptakan lapangan kerja.
6. Membuka peluang kerja bagi mahasiswa
7. Menciptakan kreativitas mahasiswa dalam bidang wirausaha

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1. Ubi Ungu
Ubi singkong atau dalam Bahasa Lombok sering disebut Ambon Jawa. Pohon singkong
banyak ditemukan oleh kita di daerah mana saja. Penduduk sekitar biasa menanam pohon ini
di pekarangan rumah. Daunnya yang kecil panjang bisa dibuat sebagai sayur dan akarnya
(singkong) dimanfaatkan penduduk untuk di rebus, dipanggang, di buat kripik dan lain-lain.
Ubi ungu berbentuk lonjong panjang, berdiameter 7 -30 cm, berwarna coklat. singkong
memiliki kulit yang berlapis. Penduduk mengolah ubi singkong sebagai hidangan di pagi atau
sore hari dengan ditemani teh atau kopi. Banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengolah
ubi singkong agar dapat lebih lezat untuk dikonsumsi sehingga khasiat ubi singkong dapat
dirasakan dengan optimal. Beberapa cara yang lazim digunakan untuk mengolah makanan
yang satu ini adalah dengan jalan digoreng, dikukus, dipanggang, atau bis jga dibuat tape
singkong. Apa pun cara pengolahan ubi yang dipilih oleh setiap orang tidak akan mengubah
khasiat sumber pangan ini sebagai salah satu makanan sehat yang dapat dan mampu
mencegah munculnya obesitas yang dapat terjadi pada setiap orang.
Ubi singkong memiliki nilai ekonomis yang baik, apabila pemerintah daerah
mempromosikannya dengan benar. Dengan populasi yang terbatas, ubi singkong dapat
menjadikan makanan khas Indonesia.
Tabel 1. Kandungan gizi ubi ungu
Dalam 100 gram Gaplek Singkong Tepung singkong
Bahan Zat gizi
Kalori (k.kal) 338 146,0 353
Protein (gr) 1,5 1,6 1.1
Lemak (gr) 0,7 0,3 0,5
Karbohidrat (gr) 81,3 34,7 88,2
Zat kapur (gr) 80 33 40
Fosfor (mg) 60 40 125
Zat besi (mg) 1,9 0,7 1
Vitamin A 0 0 0
Thiamin (mg) 0,04 0.02 0.02
(Vitamin B1) (mg) 0 38 0
Vitamin C 0

2.2. Brownies Singkong


Brownies adalah salah satu kue atau cake yang sangat populer. Rasanya yang khas dan
teksturnya yang lembut membuat siapapun ketagihan, apalagi kaum perempuan yang
biasanya tergila-gila dengan rasa manis ataupun coklat. Adapun alat dan bahan serta cara
membuat Browket Heart adalah sebagai berikut :
a. Alat
Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan Browket Heart adalah mixer, kompor dan
gas, pengaduk, baskom, pisau, gunting, cup cake, timbangan.
b. Bahan

 dark cooking chocolate 175gram, dipotong-potong


 singkong, 300gram
 cokelat bubuk, 20gram
 telur, 3 buah
 gula pasir, 150gram
 margarin, 100gram
 almond slices, 25gram
 Seperempat sendok teh baking powder

c. Cara Pembuatan Brownies Singkong

1. Pertama-tama parut singkong kemudian peras, airnya di buang dan sisihkan.


2. Dark cooking chocolate di tim bersama margarin sampai meleleh, sisihkan.
3. Ambil telur, kocok lepas masukan gula dan coklat leleh, kocok lagi.
4. Masukan parutan singkong, cokelat bubuk, serta baking powder. Ayak rata.
5. Adonan dituangkan ke dalam loyang brownies berukuran 11×25cm dan telah diolesi
margarin, serta alasi dengan kertas roti, taburi dengan almond slices di bagian
atasnya.
6. Tahap selanjutnya kita panggang deh dalam oven bersuhu 170 derajat Celcius sampai
matang atau sekitar kurang lebih 20 menit.
7. Setelah matang, angkat, dinginkan dan sajikan.

2.3. Peluang Usaha Dan Kelayakan


a. Peluang Usaha
Ubi singkong yang berlimpah di indonesia ini memudahkan dalam pencarian bahan baku
utama dari brownies ini. Jadi dengan bahan baku yang mudah didapatkan ini semoga
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Kelayakan dalam suatu usaha, tidak lepas dari
berbagai faktor ketersediaan bahan baku, target konsumen, tingkat persaingan produk sejenis,
dan lain-lain. Berikut ini ada beberapa faktor SWOT dalam menganalisis keberlangsungan
usaha Browket Heart yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunity) dan ancaman (Threath).
1) Kekuatan (Strength)
1. Harganya yang murah / ekonomis
2. Bahan baku yang melimpah
3. Kesukaan konsumen terhadap produk
4. Kemasan yang menarik.
2) Kelemahan (Weakness) :
1. Kurangnya akan promosi
2. Tidak tahan lama
3. Ancaman kegagalan produksi
3) Peluang (Opportunity) :
1. Biaya produksi yang terjangkau
2. Peluang pasar di Semarang dan wilayah sekitarnya
4) Ancaman (Threath) :
1. Standarisasi mutu
2. Kemungkinan pesaing skala besar
3. Perubahan selera masyarakat
b. Kelayakan Usaha
Produksi Brownies singkong ini akan digunakan bahan baku Ubi singkong sebanyak
10 kg. Produk akan dikemas dalam bentuk kemasan sehinnga produk yang dihasilkan
sebanyak 50 kotak. Harga untuk 1 kotak adalah Rp. 28.900,- sehingga akan diperoleh
pendapatan kotor sebesar 50 x 28.900 = Rp 1.445.000,-. Laba dari penjualan Rp 9.100,-. Jadi
harga jual 28.900 + 9.100 = Rp 38.000,-. Sehingga akan diperoleh pendapatan bersih sebesar
50 x 38.000 = Rp 1.900.000,-.
Pendapatan total produksi = Rp 1.900.000,-
Pengeluaran total produksi = Rp 1.521.000,-
Keuntungan total produksi = 9.100 x 5 x 10 produksi = Rp 455.000,-
Bahan habis pakai dalam 1 x produksi
Justifikasi Jumlah Harga
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian Kuantitas Satuan(Rp)
singkong produksi 750 gr 3.000,-
150 gr x 5
kuning 3.000,-
singkong produksi 120 gr 1.500,-
50 gr x 5
putih 1.500.-
Tepung roti produksi 150 gr x 5 750 gr 10.000,- 7.500,-
Telur produksi 4 butir x 5 20 butir 16.000,- 20.000,-
Mentega produksi 200 gr x 5 1000 gr 9 .000,- 9.000,-
Vanili produksi 1 sdt x 5 5 sdt 1.000,- 1.000,-
LPG 3 Kg produksi 1 tabung 1 tabung 17.000,- 17.000,-
Pulsa produksi 25.000 x 1 25.000 25.000,- 26.000,-
orang
Susu bubuk produksi 1 sdm x 5 5 sdm 5.000,- 2.500,-
Isi Steples produksi 1 pak 1 pak 1.000,- 1.000,-
Kertas A4 produksi 5 lembar 5 lembar 1.000,- 1.000,-
Tinta produksi 1 botol 1 botol 15.000,- 15.000,-
Spekuk produksi 0,5 sdt x 5 2,5 sdt 5.000,- 5.000,-
Mika
produksi 1 mika x 5 5 mika 5.000,- 5.000,-
brownis
Cup cake produksi 3 cup x 5 15 cup 5.000,- 5.000,-
Strawberry produksi 1 bungkus 1 bungkus 5.000,- 5.000,-
Listrik produksi 20.000,-
SUB
Rp 144.500,-
TOTAL

Harga jual 1 dus = 144.500/5 = Rp 28.900,-


Banyak cara yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha tersebut layak atau
tidak didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan untuk menganalisis
kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menghitung BEP dan B/C Ratio serta R/C Ratio.
1) BEP
BEP (Break Event Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali, bisa dalam bentuk
produk maupun dalam bentuk uang.
BEP volume produksi = 1.521.000/38.000
= 40 kotak.
Maka modal akan kembali setelah diproduksi Browket Heart sebanyak 40 kotak. Jadi apabila
dalam 1 kali produksi dihasilkan 50 kotak maka akan diperoleh keuntungan sebanyak 50 - 40
= 10 kotak
BEP harga produksi = 1.521.000/50
= Rp 30.420,-
Jadi, harga untuk 1 kotak browket heart sebesar Rp 30.420,- merupakan harga dimana
biaya/modal produksi kembali sehingga untuk mendapatkan keuntungan harga per unit/ per
kotak harus di atas Rp 30.420,-. Jadi dengan harga per bungkus Rp 38.000,- maka
keuntungan yang diperoleh sebesar 38.000 – 30.420 = Rp 7580,-

2) B/C Ratio
Merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya produksi. Usaha dapat dikatakan
menguntungkan dan layak jika B/C Ratio lebih besar dari 0.
Keuntungan (B) yang diperoleh per bulan adalah Rp 305.000,- dan biaya produksi (C) per
bulan sebesar Rp 1.521.000,- sehingga diperoleh B/C Ratio = 305.000/1.521.000 = 0,2. Jadi
dengan B/C Ratio 0, 2 maka usaha ini dinyatakan layak dan keuntungan yang diperoleh
adalah 20% dari biaya produksi.
3) R/C Ratio
Merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan pemasukan dengan biaya produksi.
Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari 1,00.
Seluruh pemasukan pendapatan per bulan (R) sebesar Rp 1.900.000,- dan biaya produksi per
bulan (C) sebesar Rp 1.521.000,- sehingga diperoleh R/C Ratio = 1.900.000/1.521.000 = 1,2.
Jadi dengan R/C Ratio 1,2 (diatas 1) maka usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.
c. Analisis usaha Browket Heart
a) Rencana Pencapaian
Perencanaan manajemen yang digunakan adalah partnership yaitu semua anggota ikut
berperan secara aktif dalam mengoperasikan bisnis serta bersama-sama bertanggung
jawab.Selain itu akan diadakannya kerjasama dengan beberapa pedagang skala menengah ke
bawah dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pengusaha skala ke atas
untuk membantu memasarkan produk Browket heart ini sehingga dengan cepat dikenal dan
diminati oleh masyarakat.
b) Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Adapun masyarakat yang akan dijadikan sasaran dalam pemasaran produk
Browket Heart ini adalah masyarakat yang ada di kota Semarang terutama pada daerah :
1. Masyarakat yang tersebar di sekitar kampus dan kompleks perumahan UNIMUS.
2. Mahasiswa dan dosen di kampus UNIMUS
3. Warung-warung yang ada di Semarang
4. Para pedagang makanan khas kota Semarang yang tersebar di pasar-pasar tradisional di
kota Semarang.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan di tempat usaha yang telah disediakan oleh
kampus UNIMUS. Kegiatan akan dilakukan selama 3 bulan dan kegiatan diadakan 3 kali
dalam seminggu yaitu hari rabu, sabtu dan minggu dimulai dari persiapan dalam bentuk
periode, jadi dalam waktu 3 bulan akan diadakan 5 periode pembuatan produk sehingga
dihasilkan produk yang diinginkan. Kegiatan akan dimulai dari jam 08.00 WIB sampai
selesai.
Langkah-langkah pelaksanaan program sebagai berikut :
a. Persiapan bahan baku
Merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pembelian bahan baku berupa ubi ungu dan ubi
putih yang baik dan segar, didapat dari ubi yang baru di ambil dari daun batangnya.
b. Pengolahan
Tahap ini merupakan kegiatan di mulai dari proses pengambilan daging ubi ungu dan ubi
putih sehingga bahan baku siap untuk dilakukan pengolahan.
c. Pembuatan Browket Heart
Merupakan rangkaian proses pengolahan bahan mentah dari ubi ungu dan ubi putih,
selanjutnya diolah menjadi Browket Heart yang siap untuk dikonsumsi. Kemudian akan
diadakan beberapa uji untuk membuktikan apakah makanan ini baik untuk dikonsumsi atau
tidak.
d. Pengemasan
Produk dikemas semenarik mungkin dan praktis sehingga menarik konsumen. Perkiraan daya
simpan produk yang dihasilkan sesuai dengan produk guna mempertahankan mutu dan
kualitas produk.
e. Promosi dan Pemasaran
Setelah keempat langkah diatas dilakukan maka akan dilakukan promosi dan pemasaran yang
dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual kepada konsumen dan toko-toko yang
banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung menuju masyarakat sasaran yang sudah
ditentukan.
f. Setelah keempat langkah diatas dilakukan maka akan dilakukan promosi dan pemasaran
yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu langsung dijual kepada konsumen dan toko-toko
yang banyak dikenal oleh masyarakat serta langsung menuju masyarakat sasaran yang sudah
ditentukan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Berikut ringkasan anggaran biaya yang di ajukan dalam pengolahan ubi singkong menjadi
Brownies.
No Jenis Pengeluran Biaya

1 Peralatan penunjang Rp 6.550.000,-

2 Bahan habis pakai Rp 1.521.000,-

3 Perjalanan Rp 1.750.000,-

4 Lain-lain Rp 2.200.000,-

Jumlah Rp 12.021.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Kegiatan Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Bahan
√ √ √
dan Peralatan

Pembuatan Produk
√ √ √ √
Browket Heart

Pemasaran √ √ √ √ √

Tahap Pengujian
√ √
Produk
Pembuatan
√ √
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar

http://kesehatan96.blogspot.com/2013/04/khasiat-ubi-singkon-bagi-kesehatan.html

http://kreasiumbiku.blogspot.com/2012/11/talas-salah-satu-komoditas-umbi-yang.html

Anda mungkin juga menyukai