Skripsi 1-5
Skripsi 1-5
PENDAHULUAN
meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu perusahaan perlu menjamin nilai
hanya dalam bentuk laba saja tidak cukup untuk menjamin keberlanjutan
stakeholder dalam hal pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang sering
dipenuhi, kewajiban tersebut tidak hanya pada pemegang saham namun juga
1
Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis perusahaan tidak dapat
Swadaya Masyarakat (LSM) sejak beberapa dasawarsa terakhir. Kondisi ini juga
daya alam dan sosial secara tidak terkendali, dan mengakibatkan kerusakan
lingkungan sekitar.
menjalankan operasinya, karena itu para pelaku bisnis semakin dituntut agar tidak
pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh
hidup yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. CSR saat ini bukan lagi
2
perusahaan untuk peduli dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan
yang terus meningkat. Hal ini terkait dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 Pasal 74 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan segala
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
(Untung, 2008:15).
pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
tetapi tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom line.
antara dimensi tujuan dan tanggung jawab, baik kepada shareholder (pemilik
2011:56).
Triple bottom lines merupakan salah satu konsep CSR yang terkenal yang
dikemukakan oleh John Elkington. Teori ini memberi pandangan bahwa jika
perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P” yaitu profit, people, dan planet
3
tindakan yang berawal dari pertimbangan etis perusahaan yang bertujuan untuk
ke sistem sungai-sungai yang mengalir turun ke dataran rendah basah, yang dekat
dengan Taman Nasional Lorentz, sebuah hutan hujan tropis yang telah diberikan
status khusus oleh PBB. Dapat dibayangkan, betapa semakin rusak dan merosot
alam sekalipun. Studi yang dilakukan Parametrix (2002) dalam Hadi (2011),
perusahaan konsultan Amerika yang dibayar oleh Freeport dan Rio Tinto (mitra
bisnisnya) menunjukkan bagian hulu sungai dan daerah dataran rendah basah
yang dibanjiri dengan limbah tambang itu sekarang tidak cocok untuk kehidupan
Perusahaan tambang batu bara milik Bakrie Group, PT. Kaltim Prima Coal
Sungai Sangatta merupakan sumber air baku PDAM. Akibat pencemaran ini,
PDAM Kutai Timur mengalami gangguan produksi air bersih. PT. KPC akan
4
tetap patuh bila permasalahan ditindaklanjuti. PT KPC berkomitmen umtuk
Kesimpulan pada kasus di atas adalah masalah sosial dan lingkungan yang
tidak diatur dengan baik oleh perusahaan akan memberikan dampak negatif yang
besar. Oleh karena itu, masalah pengelolaan sosial dan lingkungan menjadi aspek
menjalankan usahanya di bidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan
alam dan berdampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,
jawab perusahaan terutama terhadap dampak negatif yang terjadi pada saat proses
5
tersebut lebih cenderung ke arah negatif, sehingga pemerintah menerapkan sistem
tanggung jawab sosial perusahaan. Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan
telah menjadi perhatian banyak pihak, dikarenakan keadaan sumber daya manusia
yang semakin kritis atas tindakan dan keputusan yang diambil oleh perusahaan.
(UUPM) dalam pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal
tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan (PKBL) yang menyatakan adanya peran dari BUMN
untuk melaksanakan PKBL, praktik CSR di Indonesia telah diubah dari yang
semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi suatu praktik tanggung jawab yang
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat
lingkungannya.
bisnis itu sendiri, salah satunya yaitu mempertahankan dan mendongkrak reputasi
serta citra merek perusahaan. Dengan begitu produk semakin disukai oleh
konsumen dan perusahaan diminati oleh para investor. CSR dapat digunakan
6
sebagai alat marketing baru bila pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi
semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi (Robiah dan Erawati,
2017). Magdalena dan Herlina (2008) dalam Gunawan dan Utami (2008),
komitmen terhadap CSR mengalami kenaikan harga saham yang sangat signifikan
Tanggung jawab sosial dinilai penting dalam sebuah perusahaan. Hal ini
kinerja keuangan perusahaan yang dimuat dalam laporan tahunan dipakai oleh
lainnya. CSR yang dilakukan secara terus menerus akan memberikan keuntungan
ini, tentunya sudah dapat dipastikan bahwa CSR mempunyai peranan yang
7
dengan CSR adalah para investor dan calon investor, sebagai pihak yang berperan
rasional perusahaan pilihan mereka sehingga hasil yang akan diperoleh sesuai
dilaksanakan. Pengungkapan CSR yang dijalankan dengan baik dan teratur akan
kesejahteraan para pemegang saham. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk
mampu menjalankan CSR dengan baik dengan cara menyisihkan anggaran khusus
CSR, menjalankan kegiatan CSR sesuai dengan anggaran yang telah disetujui para
8
informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun
sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan
Hilmi dan Ali (2008) dalam Gunawan dan Utami (2008), ukuran perusahaan
dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat
didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena
perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding
perusahaan kecil.
9
Suatu perusahaan jika tingkat profitabilitasnya tinggi akan mengungkapan
informasi lebih luas sebagai salah satu upaya untuk meyakinkan pihak eksternal
kapasitas perusahaan yang baik pada saat itu. Perusahaan yang mampu
Namun biaya CSR seringkali menjadi kendala karena pada akhirnya akan
juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang
mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar
leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Semakin
10
tinggi tingkat leverage besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit
sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan
BEI tahun 2012-2016. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan
11
1.2. Perumusan Masalah
periode 2012-2016?
periode 2012-2016?
12
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, terarah, sempurna dan
jelas, maka penulis memandang permasalahan yang diangkat perlu dibatasi. Oleh
sebab itu, penulis membatasi variabel, sektor dan tahun yang digunakan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajemen yang diukur
dari Total Asset, Profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA),
Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pengungkapan
CSR yang diukur dengan CSR Index. Penelitian dilakukan hanya pada perusahaan
periode 2012-2016.
ini dilakukan berdasarkan hal-hal yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut, yang
periode 2012-2016.
13
2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial Ukuran Perusahaan terhadap
2016.
2016.
2016.
manfaat dan dapat menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini mempunyai
dua manfaat akademis dan manfaat praktis dimana hasil penelitian diharapkan
14
1. Manfaat Akademis
Responsibility.
2. Manfaat Praktis
serta merupakan sebuah aplikasi dari teori yang telah didapatkan oleh
15
kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada
c. Bagi pemerintah
d. Bagi investor
moneter.
e. Bagi masyarakat
diperoleh.
16
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
penelitian.
variabel penelitian.
17
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
peneliti selanjutnya.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
reputasi yang dimilikinya yaitu dengan cara menggeser pola orientasi (tujuan)
2011: 95).
lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan tidak
19
stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan
(Untung, 2008). Seperti halnya pemegang saham yang mempunyai hak terhadap
lingkungan sekitar.
terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas segala
(Purwanto, 2011). Teori ini menyatakan bahwa para stakeholder memiliki hak
20
stakeholder dapat diketahui melalui pertanggung jawaban yang diberikan
diri dari lingkungan sosial. Perusahaan perlu menjaga legitimasi stakeholder serta
tersebut disebabkan karena terjadinya asimetri antara pihak manajemen dan pihak
Corporate Social Responsibility (CSR). Informasi ini dapat dimuat dalam laporan
21
pengungkapan CSR dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai
perusahaan.
Acceptability dan sustainability juga terkait dengan resiko bagi investor, karena
didalamnya tanggung jawab terhadap tenaga kerja dan keamanan produk bagi
konsumen memiliki resiko terjadinya konflik sosial dan lingkungan yang lebih
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut dan diterima oleh para pelaku
pasar.
Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap oleh pihak
eksternal dengan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas
buruk, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat laba
sosial karena menjadi sorotan pemegang saham dan masyarakat (Susilo, 2016).
22
Sama halnya jika dikaitkan dengan hubungan kinerja dengan pengungkapan sosial
atau lingkungan, yaitu jika suatu perusahaan memiliki kinerja finansial yang
tinggi maka dapat memberikan sinyal positif bagi investor atau masyarakat
diterbitkan di Amerika Serikat itu menjadi buku terlaris di kalangan dunia usaha
bapak CSR. Sejak itu sudah banyak referensi ilmiah lain yang diterbitkan di
kepada masyarakat yang telah dijabarkan dalam buku Bowen (Untung, 2008).
sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis yang memperkenalkan konsep “Iron
dengan ukuran perusahaan, studi ilmiah yang dilakukan Davis menemukan bahwa
semakin besar perusahaan atau lebih tepat dikatakan, semakin besar dampak suatu
2008).
23
Pada tahun 1992 diselenggarakan KTT Bumi (Eart Summit). KTT yang
lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang harus
Pengertian CSR menurut Johnson dan Johnson, dalam Nor Hadi (2011:
46) menyatakan bahwa: “ CSR is about how companies manage the business
Maka dari itu, perusahaan harus mampu mengelola operasi bisnisnya dengan
lingkungan.
dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberikan kontribusi
24
kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya demikian pula masyarakat lokal
transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung
hidup tenaga kerja, komunitas lokal serta masyarakat luas yang diungkapkan
Menurut Crowther David dalam Hadi (2011: 59) terdapat tiga prinsip-
25
2. Accountability. Merupakan upaya perusahaan terbuka dan
pemangku kepentingan.
luas, tidak hanya terkait dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy).
26
2. Tenaga Kerja (Buruh)
3. Lingkungan hidup
produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah
4. Sosial masyarakat
Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa
dilarang.
dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran perusahaan
27
Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja dari kelima
hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap
panjang. CSR dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi
Kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif
28
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
pasti akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan
baru.
29
masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan,
Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap volume unit
produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang
manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan
30
cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Sedangkan pengungkapan sosial
sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa.
adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah
strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang
sektor industrinya.
31
Selain itu menurut Deegan (dalam Chariri dan Ghozali, 2007) alasan yang
lain:
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Laporan ini berisi laporan program-
program sosial dan lingkungan perseroan yang telah dilaksanakan selama tahun
32
peraturan atau standar tertentu. Selain itu ada juga pengungkapan yang bersifat
perusahaan.
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial
kepada masyarakat.
Responsible Economies (CERES) dan UNEP pada tahun 1997 adalah Global
yang berindikator tanggung jawab sosial yang diemban oleh perusahaan untuk
33
menciptakan / memberikan manfaat pelaporan kepada para stakeholder
perusahaan. Pedoman ini di desain untuk digunakan oleh organisasi baik ukuran,
untuk semua pihak yang terlibat dengan pengungkapan pendekatan tata kelola
serta kinerja dan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dan organisasi. Seiring
dengan perjalanannya, GRI terus disempurnakan hingga pada 22 Mei 2013 GRI-
G4. GRI-G4 menyediakan rerangka kerja yang relevan secara global untuk
yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan
masyarakat. Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah
digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru
dalam pelaporan keberlanjutan dari sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan
34
ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat,
tanggung jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 91 indikator.
standar yang dikembangkan dari Global Reporting Initiative (GRI). Standar GRI
dipilih karena telah diterima oleh umum dalam melaporkan kinerja ekonomi,
lingkungan dan sosial dari suatu organisasi. Selain itu, standar GRI juga telah
Tabel 2.1
No Keterangan Jumlah
Jumlah 91
Sumber : Global Reporting Intiative (GRI) G4
35
2.1.6. Kepemilikan Manajemen
2016).
semata sebagai pihak ekternal yang digaji untuk kepentingan perusahaan tetapi
36
diperlakukan sebagai pemegang saham. Sehingga diharapkan adanya keterlibatan
aktivitas perusahaan.
suatu perusahaan. Menurut (Hilmi dan Ali, 2008 dalam Adawiyah, 2013) ukuran
perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan
dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah
tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka
karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan.
Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan
2013).
37
Dalam pengambilan keputusan investasi, investor seringkali melihat besar
masyarakat dan para stakeholders lainnya. Karena perusahaan yang besar tidak
sinyal bahwa perusahaan memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi tidak
hanya untuk memakmurkan para pemilik atau pemegang saham, akan tetapi juga
(Susilo, 2016).
2.1.8. Profitabilitas
yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas
Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin besar pula
38
manajemen secara menyeluruh dan secara tidak langsung. Selain itu keuntungan
keuangan perusahaan.
maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal
perusahaan menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini (2006) paling
bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan
yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain itu
perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka
yaitu semakin tinggi profit perusahaan maka semakin besar jumlah yang diperoleh
oleh para pemegang saham. Di sisi lain, perusahaan dengan profit yang tinggi
39
perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah ROA
(Return On Asset).
dkk, 2013):
2.1.9. Leverage
mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat
risiko tak tertagihnya suatu utang. Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini
sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Dengan laba
melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan
interest coverage, modal kerja dan ekuitas pemegang saham (Watt dan
terbatas seperti perjanjian utang yang tergambar dalam tingkat leverage, akan
40
membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kemakmuran
dengan tingkat leverage tinggi adalah perusahaan yang sangat bergantung pada
perusahaan dengan tingkat leverage rendah adalah perusahaan yang lebih banyak
Rasio Debt to Equity (DER). Pengaruh variabel leverage terhadap CSR menurut
teori stakeholder yaitu semakin besar utang perusahaan kepada kreditur maka
semakin sedikit biaya yang tersisa untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
adalah perusahaan dapat memperoleh utang dengan mudah dan dapat dengan
41
Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk
(Sutrisno, 2003: 249 dalam Sulismiyati dkk, 2013). Pengukuran ini konsisten
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
42
Terhadap Profitabilitas, dan leverage memiliki
Pengungkapan Leverage pengaruh positif
Corporate Social terhadap CSR
Responsibility Variabel
Pada Perusahaan Dependen:
Yang Terdaftar di Corporate Social
Bursa Efek Responsibility
Indonesia
43
Terhadap Profitabilitas perusahaan
Corporate Social memiliki pengaruh
Responsibility Variabel positif terhadap
Dependen: CSR
Corporate Social Sementara
Responsibility profitabilitas
memiliki pengaruh
negatif terhadap
CSR.
44
Keuangan Variabel perusahaan,
Tahunan. Dependen: profitabilitas, dan
Corporate Social Leverage tidak
Responsibility berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggungjawab
sosial perusahaan.
45
Variabel sosial perusahaan.
Dependen:
Pengungkapan
CSR
46
Disclosure Variabel Leverage
Dependen: berpengaruh
Corporate Social negatif terhadap
Responsibility Corporate Social
Disclosure Responsibility
Disclosure
merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka,
yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam
47
Gambar 2.3
H5
Kepemilikan
Manajemen (X1)
H1
Ukuran Perusahaan (X2) H2
Pengungkapan
Corporate Social
H3 Responsibility
Profitabilitas (X3) (Y)
H4
Leverage (X4)
Responsibility.
dan berdasarkan kerangka pemikiran maka hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
48
2.4. Hipotesis Penelitian
dilakukan oleh manajemen terhadap nilai investasi di masa yang akan datang
yang dimiliki oleh manajemen pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang
diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kepemilikan
yang dilakukan oleh Susilo (2016) menemukan tidak ada pengaruh yang
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
49
H1 : Kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR
dengan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil. Perusahaan besar umumnya
mempunyai jumlah aktiva besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik,
sistem informasi yang canggih, jenis produk yang banyak serta struktur
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena
perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding
pengungkapan CSR pernah dilakukan oleh Purnasiwi (2011) dan Purwanto (2011)
50
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR
Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnasiwi (2011)
oleh Anggraini (2006) dan Purwanto (2011) menemukan profitabilitas yang tidak
pengungkapan CSR
51
2.4.4. Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan CSR
perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih
banyak informasi. Hal ini karena rasio leverage digunakan untuk memberikan
dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Tambahan informasi diperlukan
mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang
sosialnya.
leverage berpengaruh positif). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Amelia
hipotesisnya adalah:
52
H4 : Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan CSR
hipotesisnya adalah:
53
BAB III
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (Sugiyono, 2013:129). Data sekunder dari penelitian ini diambil dari:
54
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, yaitu tahun 2012 sampai tahun
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diambil penulis untuk dijadikan populasi adalah
55
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut
3.3.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
diteliti.
perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang memenuhi syarat menjadi subjek
laporan tahunan perusahaan yang terpilih menjadi sampel dan memiliki semua
data yang lengkap meliputi annual report dengan cara membuat suatu daftar
56
untuk mendapatkan jumlah saham yang dimiliki manajemen, neraca untuk
kewajiban, dan laporan laba rugi untuk mendapatkan total laba bersih yang
data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, dan
range statistik (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-
rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk
57
melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan
untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan
multikolinearitas.
ataukah tidak (Wijaya, 2009:126). Dengan kata lain kita dapat mengetahui apakah
variabel-variabel bebas (X) MAN, SIZE, ROA dan DER berpengaruh terhadap
variabel terikat (Y) pengungkapan CSR mempunyai distribusi normal atau tidak.
pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized
pengambilan keputusan, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal. Sebaliknya jika data menyebar
jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
58
Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat
apabila sig (2- tailed) lebih besar dari α = 0,05 maka data berdistribusi normal,
sedangkan apabila sig (2-tailed) lebih kecil dari α = 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode
adalah adanya korelasi antara nilai data pada suatu waktu dengan nilai data
tersebut pada waktu nilai satu periode sebelumnya atau lebih. Uji autokorelasi
digunakan bisa dilakukan dengan melihat nilai D-W (Durbin-Watson) dari output
59
Tabel 3.1
Tabel Autokorelasi
positif
positif
negative
negative
tidak pasti dapat diuji dengan menggunakan uji Run Test. Uji Run Test
apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi (Ghozali, 2011). Dasar
60
1. Jika nilai Asymp. Sig (2 tailed) lebih kecil dari 0,05 maka terdapat gejala
autokorelasi
2. Jika nilai Asymp. Sig (2 tailed) lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat
gejala autokorelasi.
terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas yaitu melihat grafik plot antara variabel terikat yaitu ZPRED
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X
analisinya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
heteroskedastisitas.
61
3.5.2.4 Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
dilihat dari nilai toleransi dan lawannya yaitu Variance Inflation Factor (VIF).
1. Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai tolerance < 0,10 maka ada
2. Jika nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak ada
hubungan secara linear antara dua variabel yang mempunyai distribusi data
normal. Data yang digunakan adalah tipe interval atau rasio. Nilai korelasi (r)
berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah
62
(X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik Y
turun).
Tabel 3.2
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel
63
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4
Dimana:
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Kepemlikian Manajemen
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Profitabilitas
X4 = Leverage
dependen begitu juga sebaliknya. Apabila variabel b bernilai negatif (-) maka
64
3.5.5. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji T)
periode 2012-2016.
2012-2016.
n-k-1
65
3.5.6. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
terhadap variabel dependen (Y). ada beberapa langkah dalam pengujian secara
periode 2012-2016.
2012-2016.
n-k-1
66
3.5.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
KD = r2 x 100%
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Keterangan:
67
3.6. Definisi Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang tergantung pada satu atau
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada standar GRI-G4 (2013) yang
bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas produk.
(www.globalreporting.org).
68
Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan
pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi
nilai 1 jika diungkapkan, dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya,
skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk
(Adawiyah, 2013).
∑ 𝑋𝑖𝑗
CSRDIj = x 100%
𝑛𝑗
Keterangan :
69
3.6.2.1 Kepemilikan Manajemen (X1)
dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Konflik kepentingan antara
terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk
dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Nilai
yang dimiliki oleh manajemen pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang
perusahaan tersebut pada akhir tahun (Gabriela, 2011 dalam Sulasmiyati dkk,
2013).
70
3.6.2.2 Ukuran Perusahaan (X2)
suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total nilai aktiva, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Dalam penelitian ini,
dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel lain karena total aset
penelitian ini. Perhitungan ukuran perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung
dengan menggnunakan rumus sebagai berikut (Marzully dan Denies, 2012 dalam
SIZE = logTotalAktiva
perusahaan yaitu: Return Of Equity, Return On Asset, Earning Per Share, Net
71
Profit dan Operating Ratio (Purnasiwi, 2011). Pengukuran variabel ini diukur
Tingkat leverage dari suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah satunya
menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang
leverage menurut Kasmir (2009) dalam Adawiyah (2013) adalah sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
72
BAB IV
dengan total data 30 selama 5 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus penelitian ini adalah ingin
Tabel 4.1
Daftar Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1. Jumlah Populasi 36
2. Jumlah perusahaan yang tidak mempublikasikan annual report
secara berturut-turut selama periode 2012-2016 (7)
3. Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan CSR disclosure
periode 2012-2016 berturut-turut (9)
4. Jumlah perusahaan yang memiliki informasi lengkap mengenai
data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti kepemilikan
73
manajemen, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage (14)
5. Jumlah perusahaan yang datanya digunakan sebagai sampel 6
Jumlah data observasi (6 perusahaan x 5 tahun pengamatan) 30
Sumber: Data sekunder yang diolah
memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dipilih bagi
perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti
dalam annual report, jumlah asset, jumlah liabilities, jumlah equity, dan jumlah
laba bersih dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama
Tabel 4.2
74
4.3. Uji Analisis Data
Responsibility (CSRD).
penelitian ini. Data yang telah diolah meliputi jumlah data, nilai minimum, nilai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
75
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
menghitung jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dibagi dengan total
saham yang beredar menunjukkan nilai minimum sebesar 0.003, nilai maksimum
sebesar 0,666. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajemen
perusahaan (SIZE) yang dihitung dengan cara menghitung log dari total asset
menunjukkan nilai minimum sebesar 6,071, nilai maksimum sebesar 11,790. Dari
secara positif dengan rata-rata sebesar 8,26028. Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum ukuran perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
profitabilitas (ROA) yang dihitung dengan cara membagi jumlah laba bersih
dengan jumlah asset menunjukkan nilai minimum sebesar 0,002 dan nilai
maksimum sebesar 0,339. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
(ROA) mengalami peningkatan secara positif dengan rata-rata 0,11003. Hal ini
76
dalam penelitian ini mengalami peningkatan dengan standar deviasi sebesar
0,85285.
(DER) yang dihitung dengan cara membagi jumlah liabilities dengan jumlah
equity menunjukkan nilai minimum sebesar 0,169 dan nilai maksimum sebesar
peningkatan secara positif dengan rata-rata 0,90486. Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum leverage perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
minimum sebesar 0,209, nilai maksimum sebesar 0,604. Dari data di atas, dapat
dengan rata-rata sebesar 0,36923 hal ini menunjukkan bahwa secara umum
leverage memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut baik, karena nilai rata-rata
yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar
77
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji normalitas, uji autokorelasi, uji
berikut:
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data ini menggunakan
metode analisis grafik dan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan
membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang
Berikut ini disajikan hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada gambar
78
Gambar 4.1
Dari hasil uji normal probability plot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik
berada mendekati garis diagonal pada gambar. Hal ini menunjukan bahwa hasil
79
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Mean .000000
Parametersa,b Std. Deviation .0868690
Absolute .168
Most Extreme
Positive .124
Differences
Negative -.168
Kolmogorov-Smirnov Z .920
Asymp. Sig. (2-tailed) .366
Test diperoleh nilai KSZ sebesar 0,920 dan Asymp.sig sebesar 0,366 lebih besar
terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t (saat ini) dengan
kesalahan t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi atau bebas
dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai
berikut:
80
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,329
2,2334.
Pengujian ini untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada kesamaan
lain. Jika titik-titik pada gambar menyebar dan tidak ada pola yang jelas maka
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:
81
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
tersebut terjadi secara acak dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
ditemukan adanya korelasi antar variebel independen. Model regresi yang baik
82
Uji Multikolinieritas di uji dengan melihat nilai tolerance serta nilai
model regresi jika tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Hasil uji autokorelasi dapat
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikoloniearitas
Coefficientsa
Tampilan output SPSS dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai tolerance
Profitabilitas (ROA), Leverage (DER) berkisar antara 0,375 sampai dengan 0,900
atau lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai tolerance tersebut menunjukkan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi
independen.
Hasil perhutingan VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 yaitu hanya berkisar
83
1,112 sampai dengan 2,669. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal. Nilai korelasi (r)
berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah
(X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik Y
turun).
(MAN, SIZE, ROA, dan DER) dan variabel Y (CSRD) dapat dilihat sebagai
berikut:
84
Tabel 4.7
korelasi antara:
sebesar 0,439. Hal ini berarti hubungan antara pengungkapan CSR dengan
MAN sedang dengan signifikan 0,015 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan
85
2. Pengungkapan CSR (CSRD) dengan Ukuran Perusahaan (SIZE) sebesar
0,619. Hal ini berarti hubungan antara pengungkapan CSR dengan SIZE
kuat dengan signifikan 0,000 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
mengalami peningkatan.
Hal ini berarti hubungan antara pengungkapan CSR dengan ROA rendah
dengan signifikan 0,118 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan
peningkatan.
dengan signifikan 0,025 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan
kedua variabel tersebut sedang, tidak signifikan dan korelasi tidak searah.
menurun.
pertambangan. Adapun uji persamaan linier dalam penelitian ini sebagai berikut:
86
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Berdasarkan hasil uji analisis pada tabel 4.8 maka nilai koefisien dapat
1. Konstanta β1 = 0,762
Artinya jika semua variabel independen (MAN, SIZE, ROA dan DER)
87
2. Konstanta ß2 = 0,226
0,226 dan bertanda positif. Artinya jika SIZE, ROA dan DER tetap, dan
3. Konstanta ß3 = 0,047
dan bertanda positif. Artinya jika MAN, ROA dan DER tetap, dan SIZE
4. Konstanta ß4 = 0,089
bertanda positif. Artinya jika MAN, SIZE dan DER tetap, dan ROA
5. Konstanta ß5 = -0,010
bertanda negatif. Artinya jika MAN, SIZE dan ROA tetap, dan DER
88
4.3.5. Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji T)
Uji statistik dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
Berikut ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji t):
Tabel 4.9
Coefficientsa
89
1. Pengujian Hipotesis 1 : Pengaruh Kepemilikan Manajemen (MAN)
tabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan
degree of freedom (df) = n–k-1 (30-4-1 = 25) maka didapatkan t-tabel sebesar
2,05954 atau -2,05954. Dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (2,678 >
2,05954) dengan sig 0,013 < 0,05 jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
90
variabel dependen Pengungkapan CSR (CSRD) pada
tabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan
degree of freedom (df) = n –k-1 (30-4-1 = 25) maka didapatkan t-tabel sebesar
2,05954 atau -2,05954. Dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (3,092 >
2,05954) dengan sig 0,005 < 0,05 jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
91
Pengungkapan CSR (CSRD) pada perusahaan pertambangan
periode 2012-2016.
tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan
degree of freedom (df) = n –k-1 (30-4-1 = 25) maka didapatkan t-tabel sebesar
2,05954 atau -2,05954. Dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (0,368 <
2,05954) dengan sig 0,716 > 0,05 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.
92
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -0,289 dan t-
tabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan
degree of freedom (df) = n–k-1 (30-4-1 = 25) maka didapatkan t-tabel sebesar
2,05954 atau -2,05954. Dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (-0,289 <
2,05954) dengan sig 0,775 > 0,05 jadi Ho diterima dan Ha ditolak.
adalah hasil dari uji koefisien regresi secara simultan (Uji F):
Tabel 4.10
ANOVAa
Total .480 29
93
Pengujian Hipotesis 5 : Pengaruh Kepemilikan Manajemen (MAN), Ukuran
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa F-hitung sebesar 7,460 dan F-tabel dapat
dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan degree of freedom (df) = n
–k-1 (30-4-1 = 25) diperoleh F-tabel adalah 2,76. Dapat diketahui bahwa F-hitung
> F-tabel (7,460 > 2,76) dengan signifikansi 0,00 < 0,05 maka hipotesis Ho
ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah MAN, SIZE, ROA dan DER
Responsibility (CSRD).
94
4.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
dependen. Berikut ini adalah hasil dari uji koefisien determinasi (R2).
Tabel 4.11
Model Summaryb
variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nila R
> 0,5.
47,1% variasi variabel dependen (CSRD) yang dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independen (MAN, SIZE, ROA dan DER) dalam penelitian ini.
Sedangkan sisanya yang sebesar 52,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
95
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
sebesar 2,678 dengan nilai signifikan 0,013 yang berada lebih kecil dari 0,05,
sehingga hipotesis Hal berhasil diterima, maka hasil penelitian ini menyatakan
pengungkapan CSR.
Hasil ini mendukung teori agensi yang menyatakan bahwa semakin besar
manajemen, maka manajemen akan ikut serta aktif dalam pengambilan keputusan.
image perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
96
4.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan
dengan nilai signifikan 0,005 yang berada lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis
Ha2 berhasil diterima, maka hasil penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh
pengungkapan informasi sosial akan semakin luas. Ukuran perusahaan yang tinggi
akan mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang lebih detail, salah
diperusahaan tersebut.
perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar
dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat
semakin luas. Selain itu, dengan adanya competitive disadvantage yang lebih
rendah dari perusahaan kecil, skill karyawan yang lebih baik, akan
97
memungkinkan bagi perusahaan besar untuk lebih luas melakukan pengungkapan
CSR.
Hasil ini sesuai dengan teori signal yang mengatakan bahwa bahwa
memberi sinyal bahwa perusahaan memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi
tidak hanya untuk memakmurkan para pemilik atau pemegang saham, akan tetapi
jawab sosial. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnasiwi
terhadap Pengungkapan CSR (CSRD) dengan t-hitung sebesar 0,368 dengan nilai
signifikan 0,716 yang berada lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis Ha3
ditolak, maka hasil penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh yang negatif
dilakukan oleh peneliti Anggraini (2006), Purwanto (2011), dan Adawiyah (2013)
98
tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang
para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan. “Good
news” ini dapat berupa aktivitas-aktivitas sosial lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa
dengan adanya laba yang tinggi maka manajemen akan melakukan pengungkapan
sosial yang luas. Argumen lain adalah manajemen merasa tidak perlu memberikan
Responsibility (H4).
terhadap Pengungkapan CSR (CSRD) dengan t-hitung sebesar -0,289 dengan nilai
signifikan 0,775 yang berada lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis Ha4
ditolak, maka hasil penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh yang negatif
99
antara Leverage terhadap Pengungkapan CSR. Penelitan ini tidak mendukung
adalah negatif hal ini dikarenakan semakin tinggi Leverage suatu perusahaan
secara tidak signifikan. Hal ini karena semakin tinggi tingkat leverage besar
berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biaya-biaya
menjadi sorotan pada debtholders. Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari
leverage terhadap CSR adalah karena perusahaan yang memiliki leverage yang
besar akan lebih berusaha untuk menekan dan meningkatkan kondisi keuangan
perusahaan. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini
Responsibility.
100
rendah (dibawah 50%) dengan nilai pengungkapan tertinggi adalah 0,7363 (67
item) dan yang terendah adalah 0,3297 (30 item) dari total pengungkapan CSR
berdasarkan GRI-4 sebanyak 91 item. Hal ini berarti perusahaan telah mematuhi
101
BAB V
5.1. Kesimpulan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilihat dari annual report dan laporan
regresi berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS)
versi 21.0. Data sampel sebanyak 6 perusahaan dengan total data 30 selama 5
tahun yang menerbitkan annual report dan laporan keuangan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2012-2016. Berdasarkan hasil analisis data dan
berikut:
102
1. Kepemilikan Manajemen secara parsial memiliki pengaruh positif
sebesar 2,678 dan nilai t-tabel sebesar 2,05954 atau -2,05954. Dapat
diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (2,678 > 2,05954) dengan sig 0,013 <
2016.
sebesar 3,092 dan nilai t-tabel sebesar 2,05954 atau -2,05954. Dapat
diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (3,092 > 2,05954) dengan sig 0,005 <
2012-2016.
103
Berdasarkan hasil uji parsial (uji-t) menunjukkan bahwa nilai t-
hitung sebesar 0,368 dan nilai t-tabel sebesar 2,05954 atau -2,05954.
Dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (0,368 < 2,05954) dengan sig
0,716 > 0,05 jadi Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya adalah ROA
hitung sebesar -0,289 dan t-tabel sebesar 2,05954 atau -2,05954. Dapat
diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (-0,289 < 2,05954) dengan sig 0,775 >
periode 2012-2016.
sebesar 7,460 dan F-tabel sebesar adalah 2,76. Dapat diketahui bahwa F-
104
hitung > F-tabel (7,460 > 2,76) dengan signifikansi 0,00 < 0,05 maka
report yang dipublikasikan di situs BEI dan kurangnya data yang sesuai
dan acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang
105
5.3. Saran
digunakan agar lebih banyak hasil yang didapatkan sehingga hasil yang
106
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
107
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
21. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gunawan, Barbara dan S.S Utami. 2008. Peranan Corporate Social Responsibility
dalam Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7,
Nomor 2:174-185.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama. Rajawali Pers: Jakarta.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada.
Kastutisari, Savitri dan Nurul Hasana U.D. 2012. Pengaruh Pengungkapan
108
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Perseroan
Terbatas.
Sahla, Widya Ais dan Aliyah, Siti Sophiah Rothbatul. (2016). Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative
(GRI-G4) Pada Perbankan Indonesia. Jurnal INTEKNA. ISSN: 2443-
1060.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing:
Gresik.
109
LAMPIRAN-LAMPIRAN
110
Lampiran 1
Tabel 4.2
111
Lampiran 2
112
Lampiran 3
113
Lampiran 4
114