Anda di halaman 1dari 6

Nama : Novia Rizkianty S

NIM : 1152070051
Semester Kelas : IV / B
Program Study : Pendidikan Fisika
Sumber Artikel :http://www.ilmuternak.com/2016/05/cara-beternak-ayam-pedaging-
broiler-yang-baik-bagi-pemula.html

Cara Beternak Ayam Pedaging (Broiler)


Produktivitas ayam broiler dipengaruhi 3 faktor, yaitu: bibit, pakan dan manajemen
pemeliharaan. Oleh karena itu, ketiga faktor ini perlu diperhatikan. Manajemen pemeliharaan
ini dimulai sejak persiapan kandang sesuai persyaratan yang ada, pemberian pakan dan
vaksinasi secara teratur dan terencana. Penanganan dan pengendalian penyakit serta
pemanenan yang tepat waktu. Selain itu juga harus diperhatikan penanganan kandang setelah
periode pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan yang dilakukan dengan baik produksi ayam
broiler dapat dioptimalkan. Produksi yang optimal dapat meningkatkan keuntungan dan
efisiensi modal.
A. Bibit Ayam (DOC)
Bibit ayam dapat dibeli di Poultry Shop ataupun yang lainnya. Yang terpenting DOC
yang dibeli berkualitas baik.
B. Pakan Untuk Ayam Broiler (Pedaging)
Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi. Dan pakan
yang diberikan pada ayam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang lengkap.Pakan
broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase starter dan pellet untuk
periode pertumbuhan (grower).
Air sangat penting bagi tubuh ayam, maka air harus tersedia terus-menerus sepanjang
hari. Kebutuhan air minum akan lebih banyak dengan bertambahnya umur ayam. Air
merupakan komponen zat gizi, pemberiannya secara khusus dipisahkan dari pakan walaupun
pakan itu sendiri masih mempunyai kadar air tertentu. Fungsi air untuk pengangkutan zat-zat
makanan dalam tubuh, pembuangan sisa, dan pengaturan suhu. Air menduduki proporsi 55%
sampai 75% dari berat badan (Sidadolog, 1999).
C. Kandang Ayam Broiler (Pedaging)
Hal yang pertama dilakukan dalam pemeliharaan Ayam pedaging (Broiler) adalah
Persiapan kandang. Anda dapat memilih mau menggunakan kandang panggung atau Cuma
beralaskan litter.
1. Kandang Tipe Panggung
Dengan tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung
jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien.
Sistem panggung ini biasanya dibuat di atas kolam ikan. Bahan yang biasa digunakan
untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak
terperosok.
Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan,
penyebaran penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu
untuk alas terlalu lebar, akan dapat mengakibatkan ayam terperosok.
2. Kandang Biasa (Beralaskan Latai Yang di Beri Litter).
Tipe ini lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih
murah. Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan
untuk produksi panas tubuh.
Lantai kandang dapat dibuat dari tanah yang dikeraskan, kayu atau beton.
Harus ada dinding beton atau bata yang kuat disekeliling lantai dengan tinggi
sekurang-kurangnya 30 cm. Jika dinding sekat diperlukan dalam kandang, bahan yang
paling cocok untuk dipergunakan adalah jaring-jaring logam lebar, karena itu
memberikan ventilasi, tetapi juga sangat kaku.
Kedalaman litter maksimal harus tidak lebih dari 30 cm. Syarat-syarat normal
untuk ayam dewasa adalah litter dengan kedalaman 10-13 cm, bertambah sampai 20-
30 cm. Untuk anak ayam (DOC) kedalam litter harus tidak lebih dari 5-8 cm.
Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-
10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang
penyakit (Akoso,1993).
D. Manajemen Kesehatan (Vitamin dan Vaksin)
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Biosekuriti, Prinsipnya ada 3 yaitu:
a. Meminimalkan kesempatan penyakit berhubungan dengan hewan unggas,
b. Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit dan
c. Membuat lingkungan tidak kondusif untuk kehidupan penyakit.
Biosekuriti dapat dilakukan dengan cara pemakaian masker, sarung tangan,
wearpack dan sepatu; mencuci tangan dengan desinfeksi sebelum dan sesudah kontak
dengan unggas; sanitasi kandang; pembatasan lalu lintas orang yang keluar masuk
kandang, pemusnahan unggas sakit/ mati dengan cara dibakar kemudian dikubur 1,5
m; pemasakan daging dan telur dengan sempurna.

2. Vaksinasi dan Vitamin


Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif dengan subtipe yang sama
kepada unggas sehat. Ayam broiler diberikan vaksin pada umur 4 hari dengan
suntikan subkutan. Cara pemberian vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes mata,
tetes hidung, injeksi/suntikan, atau dengan metode spray (penyemprotan halus).
Dari cara-cara tersebut di atas, cara tetes mata dan hidung merupakan metode
yang mudah dilakukan, demikian pula terhadap vaksin Gumboro. Sedangkan jadwal
pemberian vaksin adalah sebagai berikut:
a. Umur ayam 3-4 hari diberi vaksin ND strain F dan setiap satu ekor ayam
diberi satu dosis (1 ml).
b. Umur ayam 10 hari diberikan vaksin Gumboro dengan dosis sesuai dengan
anjuran.
c. Umur ayam 21 hari vaksin ND strain F dan setiap ekor ayam diberi 1 dosis (1
ml).
d. Umur ayam 42 hari vaksinasi ND strain K (komacox) merupakan pemberian
ND terakhir.
Sedangkan untuk jadwal pemberian vitamin, mineral dan obat antibiotik
adalah sebagai berikut:
a. Vitamin, mineral, dan obat antibiotik yang merupakan obat anti stress dapat
diberikan pada anak ayam umur 1-2 hari.
b. Pada umur 3-5 hari diberi bahan makanan yang mengandung vitamin dan
mineral/feed suplement.
c. Ayam umur 6 hari dan seterusnya diberi obat pencegah penyakit berak darah
(coccidiosis) yaitu coccidiostat. Obat ini diberikan secara rutin secara 3 hari
berturut-turut, lalu 2 hari berhenti dan seterusnya (Akoso, 1993).
E. Persiapan Dalam Pemeliharaan Ayan Pedaging (Broiler)
1. Membuat Kandang Ayam, jika menyewa kandang yang sudah dipakai berarti
kandang harus dibersihkan dari litter, kotoran dan benda lain yang masih tersisa
dari pemeliharaan sebelumnya.
2. Mencuci kandang dengan air (air sabun/ deterjen) sampai bersih.
3. Mencuci tempat pakan dan minum dengan deterjen, kemudian merendam dalam
desinfektan dan mengeringkannya.
4. Menyekat kandang juga membersihkan dan mencuci dengan air kemudian
membersihkannya.
5. Mengeringkan dan melakukan pegapuran pada lantai kandang dan membiarkan
kandang sampai kering.
6. Memasang tirai pada ventilasi kandang untuk nantinya digunakan pengaturan
suhu kandang.
7. Memasang penyekat untuk masing-masing kelompok dengan ukuran 5x5 meter
atau bisa lebih untuk setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar pengontrolan
terhadap ayam lebih mudah.
8. Memasang pemanas, termometer dan higrometer.
9. Melakukan penyemprotan menggunakan desinfektan secara merata ke seluruh
kandang dan peralatan yang akan digunakan.
10. Menempatkan bahan litter (sekam) pada lantai dengan tebal 5 cm.
11. Memasang tempat pakan dan minum pada tempatnya.
D. Pemeliharaan Ayam Broiler
1. Sebelum Doc Dimasukan
a. Sebelum DOC dimasukan, Menyalakan pemanas (Broder) sekitar 2-3 jam
sebelum pemasukan DOC agar memperoleh temperatur yang sesuai dan stabil
b. Sekitar 1 jam sebelum memasukan DOC, terlebih dahulu menyiapkan larutan
gula 2% (2 gram dalam 100ml).
2. Pemasukan DOC (Chick In)
a. Melakukan penimbangan DOC secara sampling dengan mengambil 30 ekor.
b. Memasukan DOC kedalam kandang yang telah dipersiapkan sambil melatih
minum air gula yang telah disediakan sebelumnya.
c. Memberikan sedikit pakan dengan cara ditaburkan diatas koran. Selanjutnya
memberikan pakan dalam chick feeder tray selama beberapa hari.
3. Pemberian pakan dan air minum
a. Memberikan pakan dan air minum secara ad libitum, tetapi memberikan
jumlah pakan yang disesuaikan dengan standar konsumsi pakan menurut umur
ayam.
b. Menggantung tempat pakan dan air minum setinggi dada ayam.
c. Mencuci tempat air minum setiap pagi.
d. Mencatat jumlah pakan yang diberikan dan jumlah pakan yang tersisa.
4. Pengaturan temperatur brooder
a. Mengatur temperatur brooder pada minggu pertama sekitar 34-350C.
b. Menurunkan temperatur secara bertahap sehingga pada minggu kedua
temperatur sekitar 230C, dan minggu ketiga 290C.
c. Melepaskan pemanas (Broder) jika ayam sudah cukup kuat.
5. Pengaturan ventilasi udara
a. Menutup tirai kandang secara keseluruhan pada minggu pertama.
b. Membuka tirai penutup dinding mulai minggu kedua dengan membuka 1/3
bagian atasnya.
c. Membuka tirai 2/3 bagian pada minggu ketiga.
d. Melepas tirai pada minggu keempat.
e. Pembukaan tirai juga memperhatikan kondisi ayam.
6. Pemeliharaan kesehatan
a. Memberikan vitamin (atau antibiotik) seperlunya sesuai dengan kondisi ayam.
b. Melakukan kontrol secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan ayam.
c. Melakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit ND (New Castle Disease) dan
gumboro.
7. Penimbangan berat badan
a. Melakukan penimbangan (individual) secara rutin satu minggu sekali sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
b. Merata-rata hasil penimbangan sehingga diperoleh data dalam satuan gram/
ekor.
8. Pencatatan (recording)
Melakukan pencatatan setiap hari terhadap data sebagai berikut :
a. Jumlah ayam.
b. Konsumsi pakan, meliputijumlah pakan yang diberikan dan sisa pakan.
c. Vaksinasi, pemberian vitamin dan kegiatan medikasi lainnya.
d. Penimbangan.
9. Pemanenan
a. Melakukan pemanenan pada umur 35-42 hari.
b. Menimbang ayam semuanya secara individual.
c. Melakukan penimbangan sisa pakan.
d. Membersihkan dan mencuci kandang dan semua peralatannya hingga bersih

Anda mungkin juga menyukai