Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN

“Rona Lingkungan Hidup dan Penyajian Informasi Lingkungan”

Oleh:

Kelompok 5

A3 IKM
Sucy Ramadany 1611211057
Nia Pradyna 1611212041
Welsa Riana Fitri 1711216010
Thomi Anwar 1611212052
Rido Muhammad Saputra 1611216041

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Atas taufik dan hidayah-Nya pula penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Epidemiologi Penyakit Menular. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, penyusunan, penguraian,
maupun isinya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan baik moril maupun materil dalam proses penulisan makalah ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak, baik bagi pembaca maupun kami sendiri.

Padang, April 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1 Pengertian Rona Lingkungan Hidup..................................................................3
2.2 Pendekatan dalam Penelitian Rona Lingkungan................................................3
2.3 Komponen Rona Lingkungan Hidup.................................................................4
2.4 Hubungan Rona Lingkungan (skoping) dengan AMDAL.................................7
2.5 Pengertian Pelingkupan/Skoping.......................................................................7
2.6 Keguanaan Pelingkupan/Skoping......................................................................8
2.7 Macam Pelingkupan/Skoping............................................................................8
2.8 Proses Pelingkupan/Skoping..............................................................................9
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak
negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung
mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat
beberapa waktu kemudian di masa akan dating. Dampak lingkungan yang terjadi adalah
berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau
sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang
sudah ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaliknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak
yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi
inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Sebelum dilakukannya penelitian terhadap AMDAL ini, perlu diketahui dulu


bagaimana rona lingkungan hidup lokasi yang akan diteliti. Rona lingkungan hidup ini
dibutuhkan sebagai perbandingan kondisi awal lingkungan tersebut sebelum dilakukan
kegiatan dan setelah dilakukan kegiatan (proyek). Dari data perbandingan ini dapat diketahui
dampak apa saja yang terjadi setelah kegiatan (proyek) dilakukan di daerah tersebut, dan
dapat dicarikan alternatif penyelesaian masalah yang ditimbulkan tersebut.

Hal inilah yang mendasari pentingnya pemahaman akan rona lingkungan. Rona
lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau komponen
komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai. Rona
lingkungan memuat berbagai aspek kegiatan manusia. Rona lingkungan dapat dianggap
merupakan unsur yang penting.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


BAB 2 : Apa pengertian rona lingkungan hidup?
BAB 3 : Bagaimana pendekatan dalam penelitian rona lingkungan?
BAB 4 : Apa saja komponen rona lingkungan hidup?
BAB 5 : Bagaimana hubungan rona lingkungan hidup dengan pelingkupan (skoping) dengan
amdal?
BAB 6 : Apa pengertian pelingkupan/skoping?
BAB 7 : Apa keguanaan pelingkupan/skoping?
BAB 8 : Apa saja macam pelingkupan/skoping?
BAB 9 : Bagaimana proses pelingkupan/skoping?

9.1 Tujuan
BAB 10 : Untuk mengetahui pengertian rona lingkungan hidup.
BAB 11 : Untuk mengetahui pendekatan dalam penelitian rona lingkungan.
BAB 12 : Untuk mengetahui komponen rona lingkungan hidup.
BAB 13 : Untuk mengetahui hubungan rona lingkungan hidup dengan pelingkupan (skoping)
dengan amdal.
BAB 14 : Untuk mengetahui pengertian pelingkupan/skoping.
BAB 15 : Untuk mengetahui keguanaan pelingkupan/skoping.
BAB 16 : Untuk mengetahui macam pelingkupan/skoping.
BAB 17 : Untuk mengetahui proses pelingkupan/skoping.
BAB 18 :
TINJAUAN PUSTAKA

18.1 Pengertian Rona Lingkungan Hidup


Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal
Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk studi
evaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu dilakukan
penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang sangat
penting dalam proses AMDAL seperti halnya dengan penyusunan deskripisi proyek.
Rona lingkungan dalam proses pendugaan lingkungan mempunyai dua kegunaan
utama yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek
dan keadaan lingkungan dimasa datang dengan proyek. Untuk dapat melakukan pendugaan
ini diperlukan pemahaman mengenai sifat dan dinamika dari lingkungan tersebut. Untuk
memahami sifat dan dinamika ini diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen
limgkungan dan hubungan timbal-balik antara komponen tersebut.
Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup.

18.2 Pendekatan dalam Penelitian Rona Lingkungan


Dengan menyusun dan menggunakan Daftar Komponen Lingkungan. Mengingat
adanya pengertian bahwa makin banyak komponen lingkungan yang akan diteliti makin
lengkaplah pengertian yang akan didapat mengenai rona lingkungan tersebut maka banyak
tim AMDAL yang menghendaki suatu studi yang luas dan sangat mendetail. Tetapi hal ini
akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Oleh karena itu studi dibatasi pada
komponen-komponen lingkungan yang mempunyai potensi cukup besar atau terkena
dampak. Dalam menentukan komponen ini banyak cara pendekatan yang ditempuh dengan
dasar keahlian dari anggota tim, diskripsi proyek, skoping, pedoman atau Peraturan
Pemerintah dan pustaka-pustaka.Informasi lingkungan harus menggambarkan rona
lingkungan awal dari komponen lingkungan yang diperkirakan akan berubah serta
menggambarkan sifat dan karakter komponen Iingkungan yang akan digunakan untuk
menopang perkiraan dampak dan evaluasi dampak.

3
4

18.3 Komponen Rona Lingkungan Hidup


Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk
ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:

1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
 Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air
hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
 Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah
studi rencana usaha.
 Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah
studi tersebut.
 Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun
pada kondisi cuaca buruk.
 Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana
usaha.
 Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
b. Fisiografis
 Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
 Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
 Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara
geologis.

c. Hidrologi
 Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
 Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
 Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
 Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
 Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
 Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari
dan industri.
5

 Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter
kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
 Pasang surut
 Arus dan gelombang
 Morfologi pantai
 Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah
penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
 Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha
yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
 Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi
disusun oleh pemerintah setempat.
 Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA
lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi
bagi rencana usaha.
 Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada
diwilayah studi rencana usaha.

2. Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
 Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
 Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang
yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
 Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam
wilayah studi rencana usaha.

 Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap


penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber
hama dan penyakit.
6

 Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara


memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.

3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
 Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendidikan, dan agama.

 Tingkat kepadatan penduduk.

 Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).

 Tenaga kerja.
b. Ekonomi
 Ekonomi rumah tangga.

 Ekonomi sumber daya alam.

 Perekonomian lokal dan regional.


c. Budaya
 Kebudayaan.

 Proses sosial.

 Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.

 Warisan budaya.

 Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.

 Kekuasaan dan kewenangan.

 Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.

 Adaptasi ekologis.
7

d. Kesehatan masyarakat
 Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan
dan berpengaruh terhadap kesehatan.

 Proses dan potensi terjadinya pemajanan.

 Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.

 Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.

 Sumber daya kesehatan.

 Kondisi sanitasi lingkungan.

 Status gizi masyarakat.

 Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

18.4 Hubungan Rona Lingkungan Hidup dengan Pelingkupan (skoping) dengan


AMDAL
Rona Lingkungan Hidup merupakan input lain yang perlu disajikan sebelum proses
pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rona lingkungan hidup adalah objek yang diperkirakan
akan mengalami perubahan lingkungan akibat rencana kegiatan.
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen lingkungan hidup yang berpotensi
terkena dampak akibat rencana kegiatan. Pada tahap ini, Pelaksana Kajian harus dapat
mengenal, secara garis besar, karakteristik lingkungan hidup yang ada di dan sekitar lokasi
dapat dipilih untuk rencana kegiatan. Setiap lokasi mempunyai karakteristik yang unik. Oleh
karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana komponen lingkungan di lokasi
kegiatan akan berinteraksi dengan kegiatan akan berinteraksi dengan kegiatan yang akan
dibangun atau dilakukan.

18.5 Pengertian Pelingkupan/Skoping


Istilah skoping sebenarnya berasal dari bahasa Inggris scoping atau di dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai pemusatan pandangan atau pelingkupan. Skoping dalam
8

Amdal dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting
atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap
lingkungannya.
Skoping ini sudah digunakan sejak sangat awal sekali dari proses rencana
pembangunan suatu daerah, masih jauh dari rencana melakukan Amdal. Sewaktu pemerintah
merencanakan proyek-proyek apa saja yang dibangun di suatu daerah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif proyek teknik skoping telah digunakan.

18.6 Keguanaan Pelingkupan/Skoping


Oleh karena pelingkupan akan membatasi aspek yang dikaji pada hal-hal yang
penting saja, maka proses pelingkupan akan sangat berguna dalam rangka efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan studi AMDAL, melalui:
1. Identifikasi dampak penting hipotetik, sehingga kajian akan lebih terfokus.

2. Menetapkan kornponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting.

3. Menetapkan komponen lingkungan baik fisik kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial
budaya dan kesehatan masyarakat, yang akan terkena dampak penting.

4. Menetapkan parameter dampak yang akan diukur.

5. Menetapkan jenis data dan informasi yang akan dikumpulkan, serta sumber dan lokasi
pengambilannya.

6. Data yang dikumpulkan akan terbatas pada yang diperlukan saja.

7. Menentukan bidang keahlian yang sesuai serta memilih anggota tim yang betul-betul
ahli dalam bidangnya.

8. Tenaga, waktu dan biaya akan lebih efektif dan efisien.

18.7 Macam Pelingkupan/Skoping


Beanlands dan duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam skoping
yaitu skoping social(Social Scoping) dan skoping ekologis(Ecological Scoping). Kemudian
sontag(1983) memperkenalkan satu macam lagi yang disebut sebagai skoping kebijaksanaan
dan perencanan(policy/planning scoping).
9

a) Skoping social adalah proses dan skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat.

b) Skoping ekologis adalah proses dan skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranarinya di dalamekologi.

c) Skoping kebijaksanaan dan perencanaan adalah proses dari skoping untuk menetapkan
secara cepat pilihan dan suatu pembangunan proyek, menganalisis masalah-masalah
yang akan timbul sejak awal dan juga akan menghasilkan saran-saran strategi di dalam
menjalankan atau membtalkan suatu proyek.

18.8 Proses Pelingkupan/Skoping


Pelingkupan yang akan dilakukan dalam AMDAL adalah pelingkupan sosial dan ekologi.
Skema proses pelingkupan sosial dan ekologi ditunjukkan pada Gambar 1 dan skema proses
pelingkupan dampak penting ditunjukkan pada Gambar 2.

Rona Nilai Sosial


Lingkunga
n Ekonomi Budaya

dan Ekologi
Prioritas Rencana
Skoping
Dampak Studi

Penting AMDAL
Rencna Diskripsi
Kegiatan Proyek Yang
Diusulkan

Keahlian dan

Pengalaman

Tim AMDAL
Gambar 1. Proses Pelingkupan Sosial dan Ekologi Dalam AMDAL
10

RENCANA
KEGIATAN
DAMPAK DAMPAK

RONA POTENSI PENTING


LINGKUNGAN
AL HIPOTETI

KONSULTASI IDENTIFIKA EVALUASI K


SI DAMPAK
PUBLIK POTENSIAL DAMPAK

POTENSIAL
Gambar 2. Skema Proses Pelingkupan Dampak Penting

Tabel 1. Input dan Output Setiap Tahapan Proses Pelingkupan


No. Tahapan Input Utama Output
1. Mengenal deskripsi Deskripsi rencana kegiatan Daftar komponen
rencana kegiatan dari pemrakarsa. kegiatan yang mungkin
Informasi tipikal jenis
menimbulkan dampak
kegiatan (literatur)
2. Mengenal rona Informasi rona lingkungan Daftar komponen
lingkungan hidup awal (data sekunder dan lingkungan yang mungkin
peta-peta) terkena dampak dan peta
Kunjungan lapangan
kasar lingkungan sekitar
Kajian peraturan
Informasi kegiatan lain
sekitar kegiatan
Hasil konsultasi masyarakat
3. Identifikasi dampak Daftar komponen kegiatan Daftar panjang semua
potensial yang mungkin menimbulkan dampak yang mungkin
dampak terjadi dan peta lokasi
Daftar komponen lingkungan
dampak yang mungkin
yang mungkin terkena
terjadi
dampak
Hasil konsultasi masyarakat
Kajian peraturan
4. Evaluasi dampak Daftar panjang semua Daftar pendek dampak
potensial dampak yang mungkin yang perlu di kaji di
terjadi dan peta lokasi ANDAL dan peta dampak
dampak yang mungkin yang akan dikaji
terjadi
11

Hasil konsultasi masyarakat


Kajian peraturan
5. Pelingkupan wilayah Peta dimana dampak akan Batas proyek, batas
studi dikaji ekologis, batas sosial,
batas administratif, batas
wilayah studi
6. Pelingkupan waktu Daftar pendek dampak yang Rentang waktu dampak,
studi perlu dikaji di ANDAL tahun yang dipakai untuk
prediksi dampak

Proses di atas merupakan tahapan penting dalam penyusunan Kerangka Acuan.


Proses ini secara umum akan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Deskripsi lengkap mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Deskripsi lengkap komponen lingkungan yang mencakup komponen fisik-kimia, biologi,
sosial ekonomi dan budaya, dan kesehatan masyarakat.
3. Identifikasi dampak potensial yang mungkin timbul dari setiap rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan.
4. Evaluasi dampak potensial untuk memperoleh dampak penting hipotetik.
5. Klasifikasi dan prioritas dampak penting untuk mendapatkan prioritas dampak penting
hipotetik (digunakan pertimbangan lingkungan dan ekonomi).
6. Menetapkan batas yang realistis pelaksanaan studi, baik secara spasial, temporal dan
yurisdiksi (batas wilayah studi).
BAB 19 :
KESIMPULAN DAN SARAN

19.1 Kesimpulan
Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal
Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk studi
evaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu dilakukan
penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar yang sangat
penting dalam proses AMDAL seperti halnya dengan penyusunan deskripisi proyek.
Contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk ditelaah sesuai hasil
pelingkupan dalam AMDAL yaitu Fisik Kimia, Bilologi, Sosial
Skoping dalam Amdal dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue)
dari suatu proyek terhadap lingkungannya.
Oleh karena pelingkupan akan membatasi aspek yang dikaji pada hal-hal yang
penting saja, maka proses pelingkupan akan sangat berguna dalam rangka efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan studi AMDAL.
Pelingkupan yang akan dilakukan dalam AMDAL adalah pelingkupan sosial dan
ekologi. Macam skoping yaitu Skoping social, Skoping ekologis, Skoping kebijaksanaan dan
perencanaan. Skoping social adalah proses dan skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Skoping ekologis adalah proses dan
skoping yang menetapkan dampak penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau
peranarinya di dalamekologi. Skoping kebijaksanaan dan perencanaan adalah proses dari
skoping untuk menetapkan secara cepat pilihan dan suatu pembangunan proyek, menganalisis
masalah-masalah yang akan timbul sejak awal dan juga akan menghasilkan saran-saran
strategi di dalam menjalankan atau membtalkan suatu proyek.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/171814020/Tugas-Makalah-Rona-Lingkungan-AMDAL
https://www.academia.edu/23067829/Rona_Lingkungan
http://www.jbic.go.jp/ja/about/environmet/guideline/project/2012-0141/1-2-2_BAB%203.pdf
Kambuaya, B., 2012, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Kementrian
Lingkungan Hidup, Jakarta
14

Anda mungkin juga menyukai