Anda di halaman 1dari 6

1.

Perbedaan sistem ekonomi islamdan sistem ekonomi lainnya


 Sistem Ekonomi Sosialis
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup
besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan
lain sebagainya.
Ciri-ciri Ekonomi Sosialis:
1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
2. Peran pemerintah sangat kuat
3. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
 Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
baang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur
dalam ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme
 Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan
dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas
landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1. Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan
ekonomi
2. Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3. Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi

2. Prinsip keuangan syariah


Keadilan
1. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
2. Tata hubungan sederajat (tidak ada pihak yang dirugikan)
3. Menempatkan sesuatu pada tempatnya
Maslahah
1. Orientasi pada kebutuhan masyarakat banyak
2. Orientasi pemenuhan kebutuhan dasar bukan keinginan
3. Investasi pada sektor halal
4. Tidak merusak lingkungan
Zakat
1. Social safety net
2. Zakat bukan charity tetapi kewajiban
3. Mendorong aset untuk diinvestasikan
4. Upaya pengendalian harta masyarakat untuk investasi bukan distribusi
Bebas dari riba
1. Masa depan tidak dapat dipastikan
2. Menghindari adanya pihak yang tereksploitasi
3. Pengoptimalan aliran investasi
4. Maysir (bebas dari spekulasi)
5. Meminalisasi tindakan spekulasi
6. Mendorong investasi di sektor riil
7. Mendorong masyarakat berperilaku untuk orientasi jangka panjang
Gharar
1. Symmetric information
2. Meminimalkan transaksi yang tidak transparan
3. Mempromosikan transparansi pada setiap transaksi
Bathil (bebas dari hal yang tidak sah)
1. Uang bukan untuk diperdagangkan
2. Uang bernilai apabila diinvestasikan
3. Pertumbuhan uang sejalan dengan sektor riil
4. Tidak mengenal konsep “time value of money” tetapi “economic value of money”

3. Konsep memelihara harta kekayaan


KONSEP MEMELIHARA HARTA KEKAYAAN
1. Anjuran Bekerja atau Berniaga
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari kegiatan
meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi
sebagian perintah Allah, seperti infak, zakat, pergi haji, perang (jihad) dan sebagainya.
2. Konsep Kepemilikan
Kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya
selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak. Saat dia meninggal,
kepemilikan tersebut berakhir dan harus didistribusikan kepada ahli warisnya, sesuai
ketentuan syariah.
3. Penggunaan Dan Pendistribusian Harta
Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta, antara lain :
 Tidak boros dan tidak kikir
 Memberi infak dan shodaqoh
 Membayar zakat sesuai ketentuan
 Memberi pinjaman tanpa bunga (qarditul hasan)
 Meringankan kesulitan orang yang berutang
4. Perolehan Harta
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah
(mengatur hubungan manusia dengan manusia). Kaidah fikih dari muamalah adalah semua
halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-Quran dan As-
Sunnah.
4. Penggunaan dan pendistribusian harta
Macam-Macam Distribusi Harta Dalam Islam :

1. Zakat

Kegunaan zakat sangat banyak, diantaranya :

Menolong orang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya kepada
Alloh dan terhadap makhluk Alloh.
Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak tercela.
Bentuk rasa syukur atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.

Dan Orang-orang yang berhak menerimah zakat (ashnaf) diantaranya : Faqir, miskin, amil,
mua’alaf, budak, orang yang berhutang, pejuang di jalan Alloh, dan ibnu sabil.

2. Infaq Dan Sadaqah

Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah : 254

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Alloh) sebagian
rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada
lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah yang Zalim” (QS Al-Baqarah : 254)

Distribusi shadaqah dan infaq pada dasarnya sama dengan distribusi zakat, namun
pada shadaqah lebih diutamakan pada tingkatan yang lebih membutuhkan dan juga
berkaitan dengan golongan-golongan orang yang lebih dekat pada Alloh. pembagian
shadaqah juga bisa diarahkan pada keluarga dekat, dalam hal ini lebih berkaitan dengan
silaturahmi.
3. Instrumen lainnya

Selain Zakat, infaq dan shadaqah terdapat instrumen lain dalam distribusi harta,
diantaranya :

 Fa’i adalah semua harta yang didapatkan kaum muslimin dari orang-orang musyrik
dengan sukarela tanpa melalui pertempuran.
 Ghanimah adalah harta rampasan perang.
 Jizyah dan pajak adalah hak yang diberikan Alloh SWT kepada kaum muslimin dari
orang Musyrik.
 Al-Kharaj (Pajak) adalah uang yang dikenakan terhadap tanah dan termasuk hak-hak
yang harus ditunaikan. karena keterangan pajak dalam Al-Qur’an berbeda dengan
keterangan jizyah. Oleh karena itu, Penanganan pajak diserahkan sepenuhnya kepada
ijtihad imam.

5. perbedaaan bunga dan bagi hasil


Bunga adalah imbalan atas jasa pinjaman uang yang besarnya merupakan persentase
pokok utang dalam suatu periode tertentu. Sementara bagi hasil adalah suatu skema
pembiayaan alternatif yang karakteristiknya sangat berbeda dibanding sistem bunga.
Sesuai namanya, bagi hasil merupakan skema pembagian berdasarkan rasio tertentu atas
keuntungan (hasil) usaha yang dibiayai oleh kredit atau pembiayaan.

Bagi hasil:

a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan.

e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Bunga bank:

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

b. Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat


atau keadaan ekonomi sedang “booming:.

e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk
Islam.

6. itung-itungan

Anda mungkin juga menyukai