1. Zakat
Menolong orang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya kepada
Alloh dan terhadap makhluk Alloh.
Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak tercela.
Bentuk rasa syukur atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.
Dan Orang-orang yang berhak menerimah zakat (ashnaf) diantaranya : Faqir, miskin, amil,
mua’alaf, budak, orang yang berhutang, pejuang di jalan Alloh, dan ibnu sabil.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Alloh) sebagian
rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada
lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah yang Zalim” (QS Al-Baqarah : 254)
Distribusi shadaqah dan infaq pada dasarnya sama dengan distribusi zakat, namun
pada shadaqah lebih diutamakan pada tingkatan yang lebih membutuhkan dan juga
berkaitan dengan golongan-golongan orang yang lebih dekat pada Alloh. pembagian
shadaqah juga bisa diarahkan pada keluarga dekat, dalam hal ini lebih berkaitan dengan
silaturahmi.
3. Instrumen lainnya
Selain Zakat, infaq dan shadaqah terdapat instrumen lain dalam distribusi harta,
diantaranya :
Fa’i adalah semua harta yang didapatkan kaum muslimin dari orang-orang musyrik
dengan sukarela tanpa melalui pertempuran.
Ghanimah adalah harta rampasan perang.
Jizyah dan pajak adalah hak yang diberikan Alloh SWT kepada kaum muslimin dari
orang Musyrik.
Al-Kharaj (Pajak) adalah uang yang dikenakan terhadap tanah dan termasuk hak-hak
yang harus ditunaikan. karena keterangan pajak dalam Al-Qur’an berbeda dengan
keterangan jizyah. Oleh karena itu, Penanganan pajak diserahkan sepenuhnya kepada
ijtihad imam.
Bagi hasil:
a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan.
Bunga bank:
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk
Islam.
6. itung-itungan