Anda di halaman 1dari 15

1

FLEBOTOMI SEDERHANA

disusun oleh :

FAIZATUL ULYA (G0C015030)

PROGRAM STUDI DII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SEMARANG
2016
Flebotomi sederhana
2

Pengambilan darah (Flebotomi Sederhana)

Pengertian
Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan
nama flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata
Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia
berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dahulu dikenal istilah venasectie
(Belanda), venesection atau venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat
karena flebotomi sebenarnya diarahkan pengambilan darah dengan cara
vena seksi (vena section) dan tidak sempit maknanya juga karena
mencakup darah vena, kapiler dan darah arteri. Pengambilan darah
umumnya yang diberikan kepada analis kesehatan hanya untuk
memperoleh spesimen darah yang berasal dari vena dan kapiler, namun
tidak masuk dalam kurikulum mata pelajaran khusus yang mandiri, tetapi
melekat pada hematologi. Hal ini memberikan sinyal bahwa pengambilan
darah hanya untuk membantu analis kesehatan untuk memperoleh darah,
bukan menjadi suatu keahlian profesional. Umumnya praktek awal
pengambilan darah menggunakan suatu alat peraga phantom (suatu alat
peraga yang dikondisikan mirip dengan vena manusia) dan setiap orang
dapat mencobanya. Pengambilan darah selain bertujuan mengambil
darah secara aman, juga harus memperhatikan etika dalam
berkomunikasi dengan pasien, oleh sebab itu perlunya penjelasan
petugas kepada pasien agar pasien merasa tenang saat akan dilakukan
Flebotomi sederhana
3

pengambilan darah. Petugas pengambilan darah pun harus menggunakan


alat pelindung diri, agar terlindung dari resiko penularan penyakit infeksi
melalui darah.

Pengambilan Darah Kapiler


Cara ini digunakan bila jumlah darah yang digunakan atau
dibutuhkan sedikit yaitu kurang dari 0,5 ml darah. Biasanya digunakan
hanya untuk satu atau dua macam pemeriksaan saja. Misalnya hanya
untuk hemoglobin, hapusan darah, eritrosit atau hitung leukosit. Secara
umum tidak ada perbedaan yang bermakna antara darah kapiler dan
darah vena sebagai spesimen pemeriksaan hematologi, asalkan proses
pengambilannya mengikuti ketentuan yang baku dan tidak tercampur
cairan jaringan atau alkohol 70% antiseptik.
Pengambilan darah kapiler diindikasikan pada pada keadaan
tertentu, seperti : neonatus, bayi prematur, luka bakar luas, gemuk, pasien
dengan kecenderungan trombosis dan pasien dengan gangguan darah
perifer.

Alat dan Reagensia


1. Blood lancet atau Autoclix dan sebaiknya disposable pemakaiannya
(single use only) untuk menghindari penularan penyakit dan ketajaman
mata lancet tetap baik dan tajam. Kedua jenis alat ini cukup untuk
menembus kulit dengan kedalaman antara 1 – 3 mm.
2. Kapas atau tissue kering
3. Kapas Alkohol 70%

Lokalisasi
Tempat penusukan bisa dipilih dari ujung jari tangan, cuping
telinga, dan untuk bayi biasanya dari ujung jari kaki atau sisi lateral tumit.
Jangan menusuk pada bagian tangan bayi karena akan tertusuk tembus
hingga ke tulang sehingga akan menyebabkan kerusakan jaringan tulang
pada bayi. Dalamnya tusukkan maksimal 2,5 mm, karena bila melebihi
pada bayi akan terkena tulang kalkaneus. Tempat yang dipilih tidak boleh

Flebotomi sederhana
4

terlihat adanya gangguan peredaran darah seperti cyanosis (kebiruan)


atau pucat.

Teknik kerja
1. Tempat yang akan ditusuk harus diberi dengan antiseptik Alkohol 70%,
lalu dibiarkan kering. Dapat juga menggunakan antiseptik Tincture Iodium
1%
2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antara dua jari
3. Penusukkan dilakukan dengan gerakkan yang cepat dan tepat sehingga
terjadi luka yang dalamnya 3 mm. Pada jari tusuklah dengan arah tegak
lurus pada garis – garis sidik jari kulit dan jangan sejajar. Bila memakai
anak daun telinga (cuping telinga), tusuklah pinggirnya, bukan sisinya.
Tusukkan harus cukup dalam supaya darah mengalir keluar dengan
mudah.
4. Tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas atau tissue bersih
dan kering karena ini mungkin tercampur dengan alkohol.
5. Tetesan darah yang keluar selanjutnya dapat digunakan untuk
pemeriksaan hematologi.

Kesulitan
Bila kulit sekitar luka tak kering karena alkohol atau keringat, maka
tetesan darah yang keluar tak dapat mengumpul pada tempat itu,
melainkan segera menyebar disekitarnya, sehingga darah tidak dapat
diperoleh secara sempurna.

Pengambilan darah vena


Darah vena diperoleh dengan jalan punksi vena. Jarum yang
digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan
ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai
jarum dan semprit yang disposable; semprit semacam itu biasanya dibuat
dari semacam plastik. Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang
setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna pemakaian berulang.

Flebotomi sederhana
5

Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan hematologi ialah yang


mempunyai volume 2 dan 5 ml. Dianjurkan pula menggunakan “jarum –
jarum steril“. Teknik pengambilan menggunakan tabung hampa
(vacutainer, venoject) yakni jarum yang diperlengkapi dengan tabung
gelas hampa udara; pada waktu melakukan pungsi vena, darah terisap ke
dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1 kali saja. Memakai jarum –
tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang diperoleh dalam
keadaan tidak terkontaminasi.

Alat dan Reagensia :


1. Jarum dan semprit atau tabung vakum dilengkapi jarum dan holder.
Jarum harus cukup besar, ujungnya runcing, tajam dan lurus dan
hendaknya dibuang setelah dipakai (dispossible).
2. Tourniquet
Bila tidak ada tourniquet dapat digunakan pembalut dari tensimeter atau
selang karet yang lunak (lebar ± 5 cm).
3. Botol penampung darah
Kering dan tertutup, untuk keperluan mikrobiologi harus steril. Volumenya
tidak terlalu besar untuk jumlah darah yang akan ditampung dan diberi
label.
4. Kapas bersih beralkohol 70 % sebagai antiseptik
5. Bantalan
Sebagai pengganjal atau penopang tangan (jika diperlukan)

Lokalisasi
Vena yang cukup besar dan letaknya superficial (permukaan) merupakan
yang ideal sebagai vena yang akan ditusuk. Pada orang dewasa dapat
menggunakan : vena diffosa cubiti, vena cephalica, vena cephalica
mediana, vena basilica atau vena basilica mediana. Pada kondisi lain
dapat juga menggunakan vena pada tangan, dimana biasanya perawat
memasang infus, namun harus berhati – hati karena resiko tertusuk tulang
sangat besar. Anak-anak dan bayi bila mengalami kesulitan dapat
menggunakan vena Jugularis Externa (lebar), vena Femoralis (paha) dan

Flebotomi sederhana
6

atau vena Sinus sagitalis Superior (kepala), namun harus berpengalaman


dan ahli dalam pengambilan darah.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya
diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan
tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena
chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture
pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

Teknik Kerja
1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan di meja kerja.
2. Keadaan pasien diperiksa, diiusahakan pasien tenang begitu pula
petugas pengambil darah (phlebotomis).
3. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena
yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi (perabaan).

Flebotomi sederhana
7

4. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap


adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
5. Tempat penusukan beri antiseptik dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan
kering
6. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm
dari lipatan tangan.
7. Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak
bergerak.
8. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45 o
– 60o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan
berkurangnya tekanan dan masuknya darah ke ujung plastik jarum.
9. Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan
apabila menggunakan syringe. Apabila menggunakan tabung vakum,
tabung diambil dan ditusukkan pada ujung lain dari jarum tadi, maka darah
akan masuk dengan sendirinya.
10. Torniquet dilepas pada lengan.
11. Kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu
jarum ditarik.
12. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 menit pada tempat
tusukan. Setelah itu direkatkan kapas menggunakan plester.
13. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan
kedalam botol penampung melalui dinding secara perlahan. Bila
menggunakan antikoagulan, segera perlahan-lahan dicampur. Untuk
tabung vakum segera dikocok perlahan untuk mencampurkan darah
dengan zat aditif didalamnya.

Hal – hal yang perlu diperhatikan


1. Pastikan petugas telah menggunakan alat pelindung diri (APD) : jas
laboratorium, masker, sarung tangan karet dan penutup kepala.
2. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan
mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya.
3. Pada pasien anak, perlu di fiksasi tangannya dengan petugas lain agar
tidak bergerak pada saat penusukan.
Flebotomi sederhana
8

4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar


digunakan
5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam,
usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat
mengakibatkan hemokonsentrasi setempat.
7. Hematoma, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit
disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri,
perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa
menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang.

PERALATAN PENGAMBILAN DARAH


1. Kapas Alkohol 70%
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas
alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar
resiko infeksi bisa ditekan.

2. Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari
karet sintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau
pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan
penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk
fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah

Flebotomi sederhana
9

tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses


penyedotan darah kedalam spuit.

3. Wing Needle
Wing Needle adalah jarum yang pada bagian belakang terdapat
selang dan pada sisi kanan dan kiri jarum terdapat sayap yang digunakan
untuk mencegah jarum tergeser saat jarum ditusuk dan difiksasi pada kulit
pasien. Jarum wing ini dapat digunakan pada pasien anak dan juga
pasien bayi.

4. Plester dan Hipafix


Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi,
sehingga membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya
infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.

Flebotomi sederhana
10

5. Lancet
Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa
berupa classic lancet yang terpisah dari pemantiknya. Atau bisa berupa
automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa pemantik lagi.

6. Objek Glass
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan
sediaan darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan
mikroskop. Digunakan untuk sediaan langsung hapusan darah, sediaan
malaria atau pembekuan darah cara slide. Selain itu digunakan untuk
pemeriksaan golongan darah.

7. Deck Glass
Gelas penghapus yang digunakan untuk sediaan hapusan darah
pada objek gelas. Digunakan juga untuk cover/penutup sediaan objek
glass.

8. Spigmomanometer
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan Bleeding Time dan
Rumple leede test pada kelainan hemostasis. Fungsi lainnya untuk
mengukur tensi pada pasien.

9. Kertas Saring
Kertas saring dipotong, digunakan untuk pemeriksaan Bleeding
Time (BT) untuk menyerap darah yang keluar pada lengan pasien.

10. Tabung Kapiler


Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki
daya kapilaritas atau menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga
cukup dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah akan
mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan antikoagulan
bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.

Flebotomi sederhana
11

11. Kode Warna Jarum


Jarum yang digunakan untuk pengambilan darah bermacam -
macam ukurannya. Untuk itu perlu diketahui dan dipilih jenis jarum yang
akan digunakan serta disesuaikan dengan volume yang akan diambil dan
pasien yang akan diambil darah. Semakin besar nomor jarum, maka
semakin kecil diameter lubang jarum. Kode warna jarum dapat dilihat
pada plastik holder jarum yang akan disambungkan dengan
spuit/semprit/syringe atau tabung vakum.
Jarum no. 27 G dengan warna merah jambu berukuran paling kecil,
diikuti jarum No. 25 G warna kuning, jarum no. 24 G berwarna ungu, jarum
no. 23 G biru, jarum no. 22 berwarna hitam, jarum no. 21 berwarna hijau,
jarum no.20 kuning krim, jarum no.18 putih dan lainnya.Untuk
pemeriksaan hematologi biasanya digunakan jarum no. 21, 22 dan 23
pada orang dewasa dan anak, sedangkan pada bayi digunakan no.27 dan
25 G.

12. Ukuran Syringe (Spuit/Semprit)


Syringe yang tersedia dipasaran beragam ukuran mulai 1 ml, 3 ml,
5 ml, 10 ml, hingga 20 ml. Untuk pemeriksaan hematologi idealnya
menggunakan syringe ukuran 1 ml, 3 ml dan 5 ml. Hal ini karena dalam
pemeriksaan hematologi tidak terlalu banyak menggunakan darah untuk
pemeriksaan di laboratorium. Syringe ukuran 3 ml sangat sering
digunakan di laboratorium sehari-hari, hal ini selain mudah didapat juga
menggunakan jarum no.23G sehingga cocok dengan hampir semua umur
pasien. Namun pada kondisi dengan keperluan darah yang lebih banyak
maka syringe dapat digunakan ukuran 5 ml dengan nomor jarum 22G.

13. Kode Warna Tabung vakum


Tabung vakum merupakan tabung yang telah hampa udara yang
diproduksi oleh perusahaan, sehingga saat pengambilan darah maka
akan tersedot sendiri dengan gaya vakum tabung ini. Tabung vakum rata-
rata terbuat dari kaca antipecah atau plastik bening dengan berbagai
ukuran volume yang berisi zat additif didalamnya. Tabung vakum

Flebotomi sederhana
12

dibedakan jenisnya berdasarkan warna tutup dan etiketnya, berikut kode


warna untuk tiap tabung vakum :
1. Tutup dan Etiket Merah (Red Top)
Tabung jenis ini telah berisi reagent Clot Activator yang akan
mempercepat pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk Kimia
darah, Serologi dan Bank Darah. Waktu pembekuan ideal 60 menit
(sesuai standart NCCLS/National Committee Clinical Laboratory System)
tetapi bisa di sentrifuge dibawah 60 menit asalkan sampel sudah
mengental. Sample harus segera di sentrifuge dalam waktu maksimal 2
jam (dari pengambilan sampel). Di sentrifuge 1300-2000 rpm selama 10
menit.
Penyimpanan sampel : 22°C (dapat digunakan sampai 8 jam), 4°C
(dapat digunakan 8-48 jam), -20°C (dapat digunakan diatas 48 jam).
Ukuran tersedia 4 ml, 6 ml dan 10 ml.
2. Tutup dan Etiket Ungu muda (Lavender)
Berisi antikoagulan K3EDTA, sehingga darah diperoleh tidak beku.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan Hematologi. Ukuran tersedia 1
ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 6 ml dan 8 ml.
3. Tutup dan Etiket Ungu (Violet)
Berisi antikoagulan K2EDTA, untuk mencegah pembekuan darah.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan Hematologi. Yang membedakan
hanyalah isi dari antikoagulannya saja dibandingkan dengan K 3EDTA
lavender.
Dinding tabung bagian dalam dilapisi pengawet sehingga dapat
memperpanjang waktu hidup dan metabolisme Sel darah Merah setelah
proses pengambilan darah. Berisi antikoagulan K2EDTA (Ethylene Tetra
Acetic Acid) yang berbentuk Spray dry. Setelah darah masuk penuh ke
tabung ‘segera mungkin’ lakukan homogenisasi sebanyak 6x untuk
menghindari penggumpalan thrombosit karena pada situasi thrombosit
sangat bagus darah cepat sekali menggumpal. Agar mesin dapat
membaca leukositenya disarankan sample darah yang masuk ketabung
minimal 75% dari ml tabung yang dipakai. Ukuran tersedia 1 ml, 2 ml, 3
ml, 4 ml, 6 ml dan 8 ml.
4. Tutup dan Etiket Biru (Blue)
Flebotomi sederhana
13

Berisi Trisodium sitrat 3,2% sesuai standart NCCLS dengan rasio sample
darah : citrate = 9 : 1 (rasio yang selalu konstan akurasinya). Didesign
khusus untuk tes koagulasi dan agregasi thrombosit. Dilapisi oleh double
cover, yaitu : Poly Propylene (bagian dalam) agar tidak ada penguapan
aditive, terjaga kevakuman. Poly Ethyline (bagian luar) mampu
mengurangi insiden aktivasi platelet. Tersedia ukuran 1,8 ml, 2,7 ml dan
4,5 ml (Full Draw).
5. Tutup dan Etiket Hijau (Green)
Berisi Lithium Heparin dengan gel (PGS), baik digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion
yang ada dalam darah. Direkomendasikan untuk pemeriksaan Kimia
Darah, Kreatinin dan BUN, elektrolit dan enzim. Dihomogenisasi 6x dan di
sentrifuge pada 1300 - 2000 rpm selama 10 menit dan kemudian plasma
siap untuk dianalisa. Tersedia ukuran 1 ml, 2 ml, 3,5 ml, 5 ml dan 8 ml.
6. Tutup dan Etiket Abu-abu (Grey)
Berisi Kalium Oxalate berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF yang
berfungsi sebagai pengawet sehingga dapat menstabilkan kadar gula
darah selama 24 jam pada suhu ruangan dan selama 48 jam jika disimpan
pada suhu 4°C. NaF menghambat enzim Phosphoenol Pyruvate dan kerja
urease (mencegah Glycolysis). Ukuran tersedia 2 ml, dan 3 ml.
7. Tutup dan Etiket Kuning (Yellow)
Disebut juga SST II/Serum Separator Tube. Berisi Silica sebagai Clot
Activator dan Polymer Gel Innert sebagai pemisah serum sehingga
diperoleh kualitas serum yang bagus dan mengurangi resiko timbulnya
fibrin yang bisa menyumbat instrument.
Waktu mendapatkan serum hanya separuh dari Clot Activator/Red Top
maka lebih menghemat waktu dan biaya. SST II / Serum Separator Tube.
Sebagai pilihan terbaik untuk pemeriksaan kimia darah cito. Serum yang
diperoleh lebih banyak jika dibanding dengan Clot Activator/Red Top
sehingga efisien dalam pengambilan darah.
Memungkinkan untuk penundaan analisa specimen (diambil malam hari
dan diproses/dianalisa esok hari). Satu tabung berfungsi sebagai
penyimpan sekaligus analisa tube sehingga mengurangi kesalahan
identifikasi. Setelah specimen masuk tabung dihomogenisasi 6x kemudian
Flebotomi sederhana
14

diamkan 15-30 menit (mengurangi resiko fibrin).Dicentrifuge pada 4000


rpm selama 10 menit (swing head) atau 15 menit (fixed angle). Ukuran
tersedia 3,5 ml, 5 ml dan 8,5 ml
8. Tutup dan Etiket Hijau muda (Citrus)
Berisi Lithium Heparin sangat banyak digunakan sebagai antikoagulan
karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion yang ada dalam
darah. Direkomendasikan untuk pemeriksaan Kimia Darah, Kreatinin dan
BUN, elektrolit dan enzim.
9. Tutup dan Etiket Jingga (Orange)
Tabung tidak hampa/vakum, berisi Clot Activator yang berisi gel.
Digunakan untuk laboratorium yang tidak memerlukan tabung vakum
untuk mengumpulkan darah. Dapat digunakan pemeriksaan Kimia darah
dan Serologi. Ukuran tabung 5 ml.
10. Tutup dan Etiket Hitam (Black)
Berisi Trisodium sitrat 3,8% untuk pemeriksaan LED/ESR metode
Westergren. Ukuran tabung dengan isi 2,4 ml volume cairan.

14. Urutan Pengambilan Darah denganTabung Vakum


Untuk mendapatkan spesimen darah yang baik, maka pengambilan
darah dengan tabung vakum dengan urutan sebagai berikut :
1. Pertama menggunakan tabung tutup biru berisi sitrat 3,2% untuk faal
hemostasis.
2. Kedua menggunakan tabung tutup kuning berisi SST II Gel clot activator
untuk kimia darah rutin, serologi, bank darah, TDM.
3. Ketiga menggunakan tabung tutup hijau berisi lithium heparin untuk kimia
darah rutin, elektrolit, enzim, urea dan kreatinin.
4. Keempat menggunakan tabung tutup ungu/lavender berisi EDTA untuk
hematologi.
5. Kelima menggunakan tabung tutup abu-abu berisi NaFKalium oxalat
untuk pemeriksaan glukosa (terutama).

http://ripanimusyaffalab.blogspot.co.id/2014/02/pengambilan-darah-flebotomi-
sederhana.html

Flebotomi sederhana
15

BIODATA

Nama : FAIZATUL ULYA

Tempat,tanggal lahir : Demak, 15 Agustus 1997

Pendidikan :

SD : SDN JUNGPASIR

SMP : MTs I’ANATUTH THULAB

SMA : MAN DEMAK

HOBI : Futsal

Nama Ayah : ALI FAHMI

Nama Ibu : ZARIATUL JANNAH

Semarang, 01 Maret 2016

Hormat saya

FAIZATUL ULYA

Flebotomi sederhana

Anda mungkin juga menyukai