Anda di halaman 1dari 15

Kuliah Whatsapp ke - 2

Tema : Manajemen Keuangan Persiapan Persalinan


Pemateri : Naila Mundjichatut Tazkiyyah
Tanggal : Selasa, 13 Februari 2018

Jam : 12.30-14.00 wib

Tempat : Grup WA Jurnal Kehamilan Muslim


BIODATA PEMATERI
Nama Lengkap Naila Mundjichatut Tazkiyyah. Istri dari M Iffan Fanani. Bunda dari Qonita Maylaffaizza
Fanani (9y), Ahmad Haidar Mumtaz (6y), dan Muhammad Mush'ab Albanna (3y). Domisili di Sangatta,
Kutai Timur, Kaltim. Passion dan Minat: Pendidikan Anak, Keuangan UKM, dan Pemberdayaan
Masyarakat.

Background Pendidikan, Pengalaman & Aktifitas:


 Pernah menuntut ilmu di Fak Ekonomi UI Jurusan Akuntansi hingga jenjang profesi
 Melanjutkan belajar Strategic Finance di jenjang S2
 Penulis Buku Harian Anak Cermat (Pengenalan Financial Literacy utk Anak)
 Penulis Catatan Seru Ramadhan Kami (Buku Panduan Kegiatan dan Jurnal Ramadhan utk Anak)
 Penulis Productive Journal for Smart Mom (Jurnal Muslimah yang memandu target hidup,
tahunan, bulanan, mingguan, hingga manajemen keuangan keluarga) - saat ini dicetak ulang dg
format utk segmen wanita umum dg bonus buku saku mutaba'ah yaumiyah utk yg muslim
 Penulis berbagai Modul Keuangan untuk UKM
 Alumni Workshop Talents Mapping Abah Rama Royani
 Alumni Workshop Fitrah Based Eduction
 Koordinator Bidang Pendidikan Komite Sekolah SDIT Darussalaam Sangatta
 Member IIP (Institut Ibu Professional) Kaltim Kaltara
 Koordinator Pembinaan Anak dan Remaja Masjid Bahrul Ulum
 Fasilitator Fun Learning Center dan Fun Halaqah for Kids Tj Bara
 Fasilitator HEbAT (Home Education based on Akhlaq Talents) Kalimantan Timur dan Utara
 Volunteer dan Pengajar Literasi di Pesantren Qur'an Sangatta

Fb : Naila M Tazkiyyah
IG : @nailatazkiyyah

Motto Hidup :
Jadikan setiap desah nafas dan jejak langkah sebagai ibadah dengan selalu menelurkan kebaikan dan
meniatkannya untuk mencapai ridho Ilahi.
Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

MATERI KULWAP
Tema : Manajemen Keuangan Persiapan Persalinan
Oleh : Naila M Tazkiyyah

Bismillahirrahmanirrahiim

Bunda-bunda cantik dan kece, kehamilan dan persalinan bagi setiap bunda seperti 2 sisi mata uang, 1
sisi sangat membahagiakan pastinya, namun kadang terselip 1 sisi yang dihinggapi kekhawatiran. Bisa
berupa kekhawatiran akan kondisi janin, kesiapan sebagai bunda, bahkan juga termasuk kesiapan
anggaran. Insya Allah hari selasa akan kita diskusikan bersama dengan prinsip Semua Murid Semua
Guru, saya mencoba berbagi dari sedikit pengalaman yang saya miliki setelah melalui 3 kali proses
persalinan.

Untuk bahan bacaan awal bisa dibaca di bit.ly/KeuanganPersalinan

Selamat membaca materi tersebut sebagai prolog, untuk diskusi lanjutan bisa melalui sesi tanya jawab
yang pertanyaan bs dikumpulkan via fasilitator dan sesi diskusi di waktu kulwap.

Berikut materi yang ditulis pada link:

MANAJEMEN KEUANGAN PERSIAPAN PERSALINAN

Orangtua mana yang tidak excited menyambut kehadiran buah hati? Bahkan banyak yang membuat
countdown pribadi dalam rangka menanti hari H si jabang bayi lahir.

Nah, salah satu perasaan yang terselip saat menantikannya adalah dag dig dug bagaimana menyiapkan
dana dan anggaran untuk melahirkan nantinya. Mengapa demikian? Selama hamil, calon Ibu masih bisa
mengatur bidan atau dokter kandungan yang cocok secara personal bagaimana mereka menjelaskan
dan memeriksa kondisi kehamilan, termasuk bidan atau dokter mana yang masih masuk di budget
mereka. Karena, banyak juga instansi tempat bekerja yang tidak mengcover biaya pemeriksaan
kehamilan, sehingga perlu pintar-pintar memilih bidan atau dokter yang sesuai dengan preferensi dan
budget yang ada.

Untuk proses persalinan nanti bagaimana? Jika kondisi pra persalinan si Ibu baik-baik saja, tidak ada
kendala serius maka masih bisa juga untuk mencari tempat persalinan dengan tenaga medis yang
profesional namun memberikan tarif terjangkau. Tapi, jika naudzubillahi min dzalik terjadi hal-hal di luar
kebiasaan dan butuh penanganan lebih serius, maka budget yang berlebih sudah menjadi keniscayaan.
Sekarang kita coba membedah beberapa skenario persiapan persalinan, yang pertama saya akan coba
membagi dengan 2 kondisi yaitu persalinan yang ditanggung oleh instansi tempat bekerja dan yang
tidak.

 Calon orangtua memiliki jaminan yang menanggung biaya persalinan (Non-BPJS)


Pada kondisi seperti ini, calon ortu perlu tetap membaca dengan seksama ketentuan dan kondisi yang
dicover oleh instansi penjamin. Apakah semua skema persalinan bisa dicover atau ada persyaratan

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim
khusus? Pada kamar kelas berapa persalinan itu dibatasi? Sesuaikan RS atau Klinik Bidan yang dituju
dengan syarat dan ketentuan yang dimiliki oleh instansi penjamin. Cari tahu apakah klinik atau RS yang
dituju seringkali full di kelas kamar yang diinginkan, jika iya cari beberapa alternatif RS atau Klinik,
sesuaikan juga dengan preferensi tenaga medis yang nantinya membantu proses persalinan.

 Calon orangtua memiliki jaminan yang menanggung biaya persalinan (BPJS)


Untuk jaminan dengan skema BPJS, pastikan juga syarat-syarat dan dokumen yang harus disiapkan
untuk BPJS. Pastikan RS dan dokter atau tenaga kesehatan serta prasyarat lainnya telah terpenuhi. Cari
tahu beberapa alternatif, karena biasanya RS dengan skema BPJS memiliki cukup banyak antrian pasien.
Catat kondisi – kondisi khusus yang tidah termasuk dalam jaminan BPJS agar lebih hati-hati saat diminta
persetujuan tindakan atau obata-obatan nantinya.

 Calon orangtua tidak memiliki jaminan yang menanggung biaya persalinan


Pada kondisi seperti ini, ortu harus memiliki perencanaan yang benar-benar matang dengan
mempertimbangkan berbagai skenario yang mungkin terjadi saat persalinan. Cari RS atau klinik yang
sesuai preferensi dan budget juga catat seluruh skema biaya yang biasanya tersedia di front desk RS
atau klinik. Miliki dana darurat yang mumpuni jikalau ada kondisi emergency saat proses persalinan.
Siapkan pula dana tunai untuk DP saat persiapan tindakan persalinan.

Hal lain yang perlu dijadikan pertimbangan adalah:


 Apakah ini persalinan pertama atau sudah yang ke-sekian kali
 Apakah selama pemeriksaan kehamilan ditemukan kejanggalan kondisi Ibu atau bayi?
 Apakah persalinan sebelumnya SC atau normal, bagi yang bukan pertama kali?
Secara umum, biaya persalinan normal berkisar pada angka 1.000.000 hingga belasan juta
rupiah di kelas dan RS tertentu. Sedangkan biaya persalinan SC berkisar pada angka 10.000.000
– 50.000.000 tergantung RS dan kelas yang dipilih, hal lain yang berpengaruh dapat
mempertinggi biaya tersebut adalah kondisi Ibu dan bayi pasca persalinan, lama perawatan
pasca persalinan, dll.
 Biaya non-medis tapi masih terkait dengan proses persalinan misalnya belanja kebutuhan bayi,
kebutuhan ibu pasca melahirkan, pemeriksaan dan vaksinasi pasca lahir.

Kondisi khusus seperti di bawah ini juga patut menjadi perhatian


Water birth, persalinan di rumah, kadangkala menjadi preferensi. Bagi yang memiliki jaminan coba
pastikan preferensi apakah bisa dicover oleh jaminan. Bagi yang tanpa jaminan coba cari alternatif yang
memiliki budget terjangkau dengan kualitas layanan cukup baik.

Sejak USG sudah ada tanda-tanda kelainan pada bayi di kandungan, selain mempersiapkan mental ortu,
cari beberapa alternatif RS yang dapat menangani kondisi darurat atas bayi dan persiapan dana darurat
yang lebih besar bagi ortu yang tidak memiliki jaminan.

Persiapan keuangan yang dapat dilakukan:


 Menabung biaya persalinan
 Mencari asuransi atau takaful yang sesuai
 Menghemat biaya non-medis dengan mencari sumber pinjam perlengkapan bayi dan ibu
menyusui
 Menjaga kesehatan dengan optimal untuk menghindari risiko-risiko yang dapat diminimalisir
dengan upaya awal

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

TANYA – JAWAB
Pertanyaan ke-1 : Wulan – Bogor
Dalam artikel belum begitu rinci apa saja hal (barang standard) yang perlu disiapkan sebelum proses
persalinan dan brp budget minimum yg harus dipegang serta peruntukannya? Jenis investasi yang paling
memudahkan dalam persiapan persalinan berupa apa? Deposito/tabungan berjangka/ tabungan
biasa/emas dsb?

Jawab : Mbak Wulan yang baik, terima kasih sudah bertanya, hal ini memang bisa jd sangat variatif bagi
1 pasangan atau ibu dengan lainnya. Saya akan coba sampaikan item minimalis yang biasanya harus
disiapkan terlebih dahulu, karena sisanya insya Allah tercover dari kado-kado sahabat dan kerabat.
 Baju bayi min 6 stel
 Alat untuk memandikan bayi
 Selimut, jaket, perlak, kain bedong (bisa digantikan kain jenis lain sebagai alas perlak)
 Clodi atau diapers (jika memutuskan pakai clodi siapkan minimal 1 lusin, karena harus gantian
dicuci)
 Alat perawatan tali pusar (biasanya juga dibantu siapkan pihak RS)
 Botol atau plastik asip (sebagai jaga2 jika anak perlu perawatan ruang khusus atau untuk saat
ibu bepergian)
Ini jika ditotal membutuhkan kurleb 650rb-1,5jt tergantung kualitas dan tempat membeli

Opsional untuk dimiliki (biasanya bisa menjadi gift list ke teman atau saudara supaya ga double2)
 Stroller
 Car seat (terutama utk yg hrs ke mana2 nyetir sendiri)
 Alat pumping (saya sendiri utk 3 anak saya semua lbh nyaman dg tangan)
 Bantal menyusui
Dan masih banyak lagi yang opsional namun saya pilih beberapa yang paling urgent di atas. Budgetnya
pun bisa sangat flexible tergantung merk dan kualitas serta kecocokan saat menggunakan.

Investasi pra persalinan


Karena sifatnya jangka pendek, (kecuali bagi yang sudah well-prepared sejak sebelum menikah bahkan
sudah punya pos tertentu) maka biasanya dana persiapan persalinan tersebut disimpan dalam bentuk
tabungan. Deposito, tabungan berjangka, logam mulia bisa juga jadi alternatif namun sebisanya di usia
kandungan masuk trimester ketiga sudah dipindahkan ke tabungan biasa untuk memudahkan pencairan
saat terjadi keadaan darurat seperti anak lahir prematur dll.



Pertanyaan ke-2 : No Name


Assalammu'alaikum Wr. Wb. Dear, Mba Naila dan Admin. Saya wanita usia 27 tahun. Sudah menikah
kurang lebih 6 bulan lalu dan sekarang sedang mengandung janin berusia 14 w 2d. InshaAllah HPL saya
adalah awal atau pertengahan bulan Agustus 2018. Per desember kemarin, saya resign dari kantor,
karena alasan kesehatan janin yang saya kandung, saya sangat ingin bekerja kembali, tapi suami belim
menginzinkan, otomatis pemasukan finansial kami hanya dari suami. Tapi tidak menutup kemungkinan
rejeki dari Allah dari sisi manapun, aaminn.

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim
Sebagai pengantin baru, bisa dibilang juga, Ibu hamil, bisa dibilang juga Mom To Be, hehe rasanya
banyak sekali yang saya fikirkan, butuhkan, bahkan saya inginkan disaat seperti ini.
Kami masih mengontrak kamar include dapur dan wc dengan biaya 600rb/bulan. Gaji suami saya saat
ini berkisar 2,5 sd 3 jt.

Saya ingin menanyakan ;


1. Berapa alokasi ideal yang bisa kami bagi untuk keperluan kami per bulan (mungkin dalam bentuk
%), untuk sedekah, menabung persalinan, persiapan perlengkapan bayi, makan sehari2, dll?
2. Saat ini kami memiliki keinginan untuk menabung biaya persalinan dan mencicil/membeli rumah.
Adakah saran hal2 yang mesti kami prioritaskan terlebih dahulu saat ini?
3. Setiap bulan pun kami perlu kontrol kandungan, bagaimana sebaiknya kami mengalokasikan dana
yang kadang tak terduga saat kontrol? (Misal. Biaya kontrol+usg yg berbeda2)

Oia, saat ini saya juga sedang berjualan online, walau keuntungan yang didapat hanya berkisar 15-20
rb/item yg terjual. Sekian. Jazakumullah khairan khatsiran Mba Naila dan Admin.

Jawab : Mbak "Sholihah", Alhamdulillah sudah menjadi calon ibu. Sebelumnya, bismillah coba ikhlaskan
hati untuk mengikuti permintaan suami agar tidak bekerja lagi. Mbak harus bersyukur berarti suami
mbak sudah berusaha semaksimal mungkin menjadi qawwam yang baik. Perbanyak doa setiap selesai
shalat untuk keberkahan rizqi yang Allah titipkan pada suami.

1. Alokasi ideal yang normal adalah cicilan max 35%, ZIS (Zakat infaq shadaqah) 5%, Tabungan 10%,
pendidikan 10%, rutin rumah tangga 40%. Karena ini biasanya presentase normal, bagi pasangan
yang baru akan mempunyai anak sangat bisa dimodifikasi, misalnya karena tiap bulan ada cicilan
baru kontrak maka sisa alokasi cicilan dan pendidikan bisa ditabung utk DP rumah. Pengeluaran
rutin rumah tangga untuk makan dll sebisa mungkin dihemat dengan menu yang sederhana tapi
bergizi sehingga bisa digunakan sebagian untuk alokasi pemeriksaan rutin kandungan. Oh iya, ini
asumsinya Mbak tidak ada jaminan sama sekali ya untuk kehamilan dan persalinan?

2. Sudah dijawab di atas ya Mbak, tabungan DP rumah bisa diambil dari pos cicilan dan pendidikan.
Tabungan persalinan bisa diambil dari tabungan dan sisa alokasi kebutuhan rumah tangga. Jika ada
keuntungan jualan online bisa dibagi 2 untuk kedua pos tabungan DP Rumah dan persalinan.

3. Miliki tabungan dana darurat yang besarnya min 6x kebutuhan rutin bulanan. Jadi jika belum
memiliki dana darurat ini, coba alokasikan tabungan keluarga untuk pos ini.



Pertanyaan ke-3 : No name


Assalamualaikum. Mba Naila, saya pengguna bpjs. Tapi masih baru2 ini saja. Soalnya kantor suami
sebelumnya pakai asuransi lain. Dan sekarang beralih ke bpjs. Dan ini adalah kehamilan pertama saya,
usia kandungan saat ini kurang lebih 6 minggu. Waktu awal positif hamil kami datang ke dokter
kandungan (umum tanpa pakai bpjs kami). Dan sekarang untuk kontrol selanjutnya kami ingin pindah ke
dokter yang menerima bpjs. Tapi kami masih bingung karena belum paham betul skema bpjs.
Ada kawan yang bilang kalau bpjs harus ke faskes 1. Sementara faskes 1 kami di puskesmas dekat
kantor suami saya. Dan itu lumayan jauh tempatnya.

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Pertanyaan saya, mohon diterangkan lebih lanjut tentang biaya kontrol rutin dan persalinan
menggunakan bpjs. Dan Apakah dengan bpjs kami bisa datang ke RS (penerima bpjs) tanpa harus ke
puskesmas dulu?

Jawab: Mbak Nurul Esti, Bismillah, walaupun saya belum berpengalaman menggunakan BPJS sebagai
jaminan saat hamil dan melahirkan, saya mencoba menjawab berdasarkan info yang saya dapat dari
media dan pengalaman teman.

Langkah awal yang bisa dilakukan mungkin dimulai dari membaca ketentuan BPJS tersebut terkait
prosedur pemeriksaan kandungan dan persalinan sehingga sejak dini sudah bisa direncanakan
bagaimana skenario persalinan kelak.

Terkait puskesmas sbg faskes 1 yang agak jauh, beberapa sahabat saya bisa mengganti faskes
pertamanya dari puskesmas X ke puskesmas atau klinik lain yang secara jarak lebih dekat tentunya juga
mempertimbangkan kelengkapan fasilitas kesehatan di faskes 1 tersebut.

Secara prosedural memang tanpa indikasi serius peserta BPJS hanya bisa menggunakan faskes 1.
Kalaupun bisa ke RS penerima BPJS harus berdasarkan rujukan dari faskes 1 (menurut pengalaman
teman juga tidak bisa memilih dokter yang diinginkan).

Tanggapan : Setahu saya dalam Islam tentang pengelolaan keuangan ada konsep sepertiga. Bagaimana
dengan itu dikaitkan keperluan untuk kebutuhan rumah tangga dan persiapan kelahiran? Investasi/
tabungan, konsumsi dan infaq mbak, masing-masing sepertiga.

Jawab : Saya coba jelaskan dari sedikit ilmu yg saya miliki ya Mbak. Setahu saya dalam Islam tidak ada
dasar penegasan presentase atas pembagian nafkah tersebut (mohon dikoreksi jika mbak2 mungkin ada
yang tahu dasar dalilnya). Angka sepertiga biasanya muncul pada saat perhitungan warisan karena
jumlah harta yang diwasiatkan untuk hibah tidak boleh lebih dari sepertiga. Adapun presentase
pembagian nafkah atau penghasilan tidak diatur rinci karena mungkin kondisi masing2 keluarga
berbeda. Ada yg bs mengalokasikan tabungan lebih banyak entah karena sudah tidak ada cicilan atau
bisa lebih hemat di pos konsumsi. Ada yang pos pendidikan sangat tinggi karena menganggap
pendidikan adalah bagian dari investasi otak.

Dari Abu Hurairah RA, dari nabi SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan-jalan
di tanah lapang, lantas mendengar suara dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.” (suara tersebut bukan
dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas awan itu berjalan di ufuk langit, lantas
menuangkan airnya di tanah yang berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu
meneliti air (dia ikuti ke mana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang sedang berdiri di
kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki (yang berjalan tadi) bertanya kepada
pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan-
yaitu nama yang dia dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai hambah Allah, mengapa
engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar suara di awan
yang inilah airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan – namamu-. Apa yang engkau lakukan
terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab :”Bila kemu berkata demikian, sesungguhnya aku
menggunakan hasilnya untuk bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan daripadanya

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim
sepertiganya, dan yang sepertiganya kukembalikan ke sini (sebagai modal penanamannya)”. (HR.
Muslim).

Betul Mbak, hadits tersebut memang tercantum di Riyadusshalihin dalam konteks keutamaan
bersedekah. Pengaturan yang sepertiga ini tidak salah sama sekali bahkan dianjurkan karena saat si
fulan tersebut bersedekah maka karamah Allah pun menaunginya. Yang saya pahami, pada konteks
tersebut, pengaturan sepertiga bisa menjadi acuan yang sangat baik, tabungan akan masuk di area
investasi (investasi bagi petani tersebut adalah modal untuk menanami lahannnya kembali). Pun
demikian jika merujuk panduan pengelolaan keuangan lainnya, pendidikan bisa dimasukkan ke area
investasi. Adapun besaran sedekah jika bisa minimal 33% atau lebih tentu tidak salah mbak. Namun
pengaturan tersebut setahu saya tidak rigid harus demikian. Masing-masing keluarga punya porsi
pengeluaran rumah tangga, sedekah, dan tabungan. Persentase nya berapa, bisa masing-masing sendiri
yang tentukan. Asalkan tetap dengan asas tidak boros dan sesuai kebutuhan.



Pertanyaan ke-4 : Dyah – Jogja


Jika penghasilan sebuah keluarga melebihi UMR dan lebih dari cukup untuk biaya hidup bahkan masih
ada sisa untuk ditabung maka akan lebih mudah untuk mengatur sedemikian ideal nya. Namun jika
penghasilan sebuah keluarga jauh dari UMR atau dibawah satu juta per bulan, Bagaimana menyiasati
kebutuhan persalinan dan pasca kelahiran tanpa mengurangi biaya untuk kebutuhan pokok sehari-hari?
Semisal untuk kasus yang biaya persalinannya sudah ditanggung oleh pihak asuransi BPJS misalnya
(dimungkinkan tidak ada biaya tambahan). Atau bisa juga dijelaskan untuk kasus lain yang tanpa
ditanggung oleh asuransi apapun. Terima kasih.

Jawab: Terima kasih Mbak Dyah. Pendapatan yang lebih rendah dari UMR memang makin menantang
untuk bisa mengelolanya dengan baik. Cara menyiasati kebutuhan pasca persalinan diantaranya dengan
meminjam beberapa perlengkapan bayi dari sahabat atau kerabat, seperti baju2 bayi, clodi, dan
peralatan lain. Usahakan sebisa mungkin menyusui sendiri bayi karena anggaran susu formula untuk
bayi usia kurang dari 6bln sangat siginifikan. Untuk vaksin atau imunisasi cari faskes yang menyediakan
gratis atau di rumah vaksinasi. Bagi yang sama sekali tidak mendapat jaminan untuk persalinan bisa
mempertimbangkan lebih hati-hati klinik tempat memeriksa dan review dari pasien lainnya, pastikan
bidan atau dokter tersebut bukan tipe yang mudah memutuskan SC tanpa alasan yang bisa
dipertanggung jawabkan karena sangat signifikan perbedaan budget persalinan normal dan SC.

Tanggapan : Bismillah. Telah kita ketahui bersama, di dalam Islam anak yang baru lahir sekitar umur 7 -
14 hari disunnahkan untuk diaqiqahkan, nah pengeluaran yang seperti ini baiknya menggunakan
tabungan, konsumsi, atau infaq? dan mungkin ada penjelasan lain dari mba Naila bagaimana kita
menyikapi pengeluaran yang sangat dianjurkan dalam Islam ini? Syukran.

Jawab : Untuk aqiqah fleksibel mbak menggunakan porsi yang mana, jika dari bagian konsumsi yang
masih ada sisa di bulan tersebut kemudian diambil dan diniatkan aqiqah boleh, dari porsi sedekah juga
bisa, pun demikian dari tabungan. Lebih baik jika sudah dianggarkan sebelumnya senilai 1-2 kambing
sesuai syarat hewan aqiqah kecuali jika diketahui anaknya kembar maka bisa lebih dari 2 kambing.



© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Pertanyaan ke-5 : Bunda A – Jakarta


Bagaimana mempersiapkan biaya kelahiran dengan kondisi masih ada batita umur 13bln & kondisi
suami yang jumlah penghasilan perbulannya tidak tetap ? Terima kasih.

Jawab : Mbak A, usia kandungan berapa minggu ya? Jika masih cukup lama sebelum HPL insya Allah
masih lebih leluasa dalam persiapannya. Untuk keluarga yang berusaha atau bekerja dengan
penghasilan tidak tetap setiap bulan memang harus lebih bijak dalam mengalokasikan penghasilannya.
Saat menerima penghasilan lebih tinggi dari biasanya harus langsung dialokasikan untuk dana darurat
dan setelah dana darurat mencukupi harus memiliki alokasi tabungan yang lebih tinggi dari 10%.
Usahakan membeli perlengkapan bayi dan balita yang warnanya tidak menjurus ke gender tertentu
sehingga bisa digunakan untuk adiknya nanti. Begitupun buku2 dan permainan atau perlengkapan
lainnya.



Pertanyaan ke-6 : Inne – Depok


1. Berapa persen baiknya kita sisihkan dari gaji untuk persiapan persalinan?
2. Kapan waktu yang tepat untuk memulai mempersiapkan keuangan untuk persalinan?
3. Jika tidak punya asuransi kisaran berapa minimal uang yang harus dipersiapkan?

Jawab :
1. Berbeda-beda tergantung apakah sudah memiliki jaminan kesehatan atau belum? Jika diasumsikan
belum ada, maka perlu disiapkan minimal sebagai berikut:
 Pemeriksaan kandungan bidan 100.000 x 12 kali = 1.200.000
 Vitamin dan obat-obatan selama hamil Rp 750.000
 USG 300.000 x 3 kali = 1.200.000
 Bersalin normal 1.500.000

Totalnya sekitar 5juta itu budget optimis dan paling minimal insya Allah jadi tinggal dibagi berapa jumlah
bulan yang ada untuk persiapan. Bisa kurang bisa juga lebih tergantung kondisi bumil dan Klinik atau RS
yang dijadikan tempat konsultasi. Jika merujuk pada komposisi presentase tabungan minimal 10% dari
penghasilan. Nantinya tabungan tersebut bisa dibagi-bagi lagi peruntukannya.

2. Sedini mungkin, sehingga tidak grusa grusu saat menjelang hari H

3. Mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Untuk persalinan normal minimal sekitar 1,5juta sedangkan
SC dimulai dari 8jutaan kalau tidak salah. Siapkan juga dana untuk pemeriksaan kehamilan.



Pertanyaan ke-7 : No name


Assalamualaikum bunda, setiap bunda pasti menginginkan kelahiran yang normal tapi qoddarullah jika
Allah berkehendak lain untuk melahirkan secar. Yang ingin saya tanyakan, mulai dari bulan berapa
sebaiknya kita persiapkan tabungan untuk persalinan? Kalau kita wiraswasta berapa persen dari hasil
penjualan kita yang harus ditabungkan? Terima kasih.

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Jawab : Persiapan tabungan lebih baik jika disiapkan sedini mungkin. Kalaupun qadarullah, kondisi janin
ternyata tidak bisa dilahirkan krn keguguran atau sebab lainnya, tabungan tersebut bisa digunakan
untuk memperlancar program kehamilan berikutnya. Bagi wiraswasta dan pekerja lainnya minimal
tabungan 10%, namun mungkin yang membedakan untuk wiraswasta jumlah penghasilan bervariasi
sehingga presentase tabungan sebaiknya ditingkatkan juga saat mendapat penghasilan yang lebih tinggi
dari biasanya.



Pertanyaan ke-8 : Nisa – Bogor


1. Sebaiknya menabung dalam bentuk apa ya? Kalau uang, suka diambil-ambil lagi, apalagi bumil stok
cemilan harus banyak, tapi kalau emas bagaimana ya, karena kan untuk jangka pendek (misal untuk
persalinan)?
2. Apakah harus dipisahkan tabungannya, misal tabubgan persalinan, tabungan sekolah anak, dll dll,
sedangkan gaji ga begitu besar?
3. Tolong tips dan trik nya kita bisa mengatur keuangan

Jawab :
1. Dalam bentuk tabungan tapi tanpa ATM bs dipertimbangkan (cemilan diusahakan buah-buahan yang
murah tp bergizi). Bisa juga dengan logam mulia namun saat masuk trimester 3 harus sudah dicairkan
dulu jadi tabungan yang mudah diambil, atau pastikan mudah menemukan pasar untuk menjual
logam mulia tersebut.
2. Rekeningnya boleh sama tapi dicatat dengan pos yang berbeda. Jika khawatir tercampur
pencatatannya bisa memisahkan rekening, pilih rekening seperti jenis TabunganKu yang tidak men-
charge biaya admin bulanan. Pemisahan berbeda hal dengan masalah gaji yang tidak terlalu besar,
untuk gaji yang tidak terlalu besar kuncinya adalah mencari sumber rizki lain atau mengurangi biaya
yang bukan primer.
3. Tips dan trik khusus sebenarnya tidak ada, namun seorang istri wajib memiliki catatan keuangan
keluarga untuk memudahkan evaluasi dan Pilah Needs vs Wants.

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Tanggapan : Bagaimana caranya bisa istiqomah mencatat keuangan rumah tangga?

Jawab : Tips dari saya kerja bareng dengan suami mbak. Maksudnya minta suami meremind setiap akhir
bulan. Saya ga saklek mencatat semua detail tapi sudah saya buat pos masing-masing seperti catatan di
atas, sehingga ketika ada pengeluaran tambahan seperti service mobil, beli madu propolis dll saya bisa
masukkan ke pos-pos terkait. Bagi yang sudah berkeluarga, pencatatan semacam ini sangat bermanfaat
bagi kita sebagai manajer keuangan keluarga. Di akhir tahun saya jadi bisa tahu, habis untuk apa saja gaji
dan penghasilan lainnya selama setahun tersebut.



Pertanyaan ke-9 : No name


Pertimbangan membeli perlengkapan bayi atau menyewa bagaimana ya? semisal target memiliki anak
lebih dari 1, apakah tetap lebih menguntungkan menyewa (semisal budgetnya ada untuk membeli)?

Jawab : Dear Bunda, antara beli dan sewa bisa dipertimbangkan beberapa kriteria berikut ini bunda:
1. Durasi pemakaian
2. Merk dan kualitas yang diinginkan
3. Tempat penyimpanan di rumah

Jika untuk ketiga hal tersebut budget pembelian kita masih masuk maka beli bisa menjadi opsi yang baik,
karena setelah pemakaian anak terakhir biasanya masih bisa juga dijual sesuai harga pasar untuk barang
second dan kondisi tertentu.



Sebelum kulwap ini ditutup, saya (pemateri) ingin sedikit menambahkan terkait hadits shahih tentang
konsep sepertiga tadi.

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Ini hadits yang tertulis sebelum hadits tersebut

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Dan ini judul tema terkait kedua hadits di atas

© Jurnal Kehamilan Muslim


Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim

Ketiga gambar ini untuk memperjelas konteks hadits tersebut adalah dalam hal berinfaq bahkan di
hadits sebelumnya tertulis bahwa untuk sedekah dan nafkah jangan dihitung-hitung (maksudnya jangan
perhitungan) sehingga insya Allah memang konteksnya bukan sebagai satu-satunya aturan pembagian
harta. Saya mencoba mencari buku tentang asbabul wurud hadits tersebut belum dapat, insya Allah jadi
pe-er yang sangat menarik juga bagi saya untuk memperdalam hal tersebut. Semoga ilmu yang
diberikan bermanfaat bagi semua.



© Jurnal Kehamilan Muslim

Anda mungkin juga menyukai