Manajemen Keuangan Persiapan Persalinan Oleh Naila M Tazkiyyah PDF
Manajemen Keuangan Persiapan Persalinan Oleh Naila M Tazkiyyah PDF
Fb : Naila M Tazkiyyah
IG : @nailatazkiyyah
Motto Hidup :
Jadikan setiap desah nafas dan jejak langkah sebagai ibadah dengan selalu menelurkan kebaikan dan
meniatkannya untuk mencapai ridho Ilahi.
Resume Kuliah Whatsapp
Jurnal Kehamilan Muslim Follow us : @jurnalkehamilanmuslim
MATERI KULWAP
Tema : Manajemen Keuangan Persiapan Persalinan
Oleh : Naila M Tazkiyyah
Bismillahirrahmanirrahiim
Bunda-bunda cantik dan kece, kehamilan dan persalinan bagi setiap bunda seperti 2 sisi mata uang, 1
sisi sangat membahagiakan pastinya, namun kadang terselip 1 sisi yang dihinggapi kekhawatiran. Bisa
berupa kekhawatiran akan kondisi janin, kesiapan sebagai bunda, bahkan juga termasuk kesiapan
anggaran. Insya Allah hari selasa akan kita diskusikan bersama dengan prinsip Semua Murid Semua
Guru, saya mencoba berbagi dari sedikit pengalaman yang saya miliki setelah melalui 3 kali proses
persalinan.
Selamat membaca materi tersebut sebagai prolog, untuk diskusi lanjutan bisa melalui sesi tanya jawab
yang pertanyaan bs dikumpulkan via fasilitator dan sesi diskusi di waktu kulwap.
Orangtua mana yang tidak excited menyambut kehadiran buah hati? Bahkan banyak yang membuat
countdown pribadi dalam rangka menanti hari H si jabang bayi lahir.
Nah, salah satu perasaan yang terselip saat menantikannya adalah dag dig dug bagaimana menyiapkan
dana dan anggaran untuk melahirkan nantinya. Mengapa demikian? Selama hamil, calon Ibu masih bisa
mengatur bidan atau dokter kandungan yang cocok secara personal bagaimana mereka menjelaskan
dan memeriksa kondisi kehamilan, termasuk bidan atau dokter mana yang masih masuk di budget
mereka. Karena, banyak juga instansi tempat bekerja yang tidak mengcover biaya pemeriksaan
kehamilan, sehingga perlu pintar-pintar memilih bidan atau dokter yang sesuai dengan preferensi dan
budget yang ada.
Untuk proses persalinan nanti bagaimana? Jika kondisi pra persalinan si Ibu baik-baik saja, tidak ada
kendala serius maka masih bisa juga untuk mencari tempat persalinan dengan tenaga medis yang
profesional namun memberikan tarif terjangkau. Tapi, jika naudzubillahi min dzalik terjadi hal-hal di luar
kebiasaan dan butuh penanganan lebih serius, maka budget yang berlebih sudah menjadi keniscayaan.
Sekarang kita coba membedah beberapa skenario persiapan persalinan, yang pertama saya akan coba
membagi dengan 2 kondisi yaitu persalinan yang ditanggung oleh instansi tempat bekerja dan yang
tidak.
Sejak USG sudah ada tanda-tanda kelainan pada bayi di kandungan, selain mempersiapkan mental ortu,
cari beberapa alternatif RS yang dapat menangani kondisi darurat atas bayi dan persiapan dana darurat
yang lebih besar bagi ortu yang tidak memiliki jaminan.
TANYA – JAWAB
Pertanyaan ke-1 : Wulan – Bogor
Dalam artikel belum begitu rinci apa saja hal (barang standard) yang perlu disiapkan sebelum proses
persalinan dan brp budget minimum yg harus dipegang serta peruntukannya? Jenis investasi yang paling
memudahkan dalam persiapan persalinan berupa apa? Deposito/tabungan berjangka/ tabungan
biasa/emas dsb?
Jawab : Mbak Wulan yang baik, terima kasih sudah bertanya, hal ini memang bisa jd sangat variatif bagi
1 pasangan atau ibu dengan lainnya. Saya akan coba sampaikan item minimalis yang biasanya harus
disiapkan terlebih dahulu, karena sisanya insya Allah tercover dari kado-kado sahabat dan kerabat.
Baju bayi min 6 stel
Alat untuk memandikan bayi
Selimut, jaket, perlak, kain bedong (bisa digantikan kain jenis lain sebagai alas perlak)
Clodi atau diapers (jika memutuskan pakai clodi siapkan minimal 1 lusin, karena harus gantian
dicuci)
Alat perawatan tali pusar (biasanya juga dibantu siapkan pihak RS)
Botol atau plastik asip (sebagai jaga2 jika anak perlu perawatan ruang khusus atau untuk saat
ibu bepergian)
Ini jika ditotal membutuhkan kurleb 650rb-1,5jt tergantung kualitas dan tempat membeli
Opsional untuk dimiliki (biasanya bisa menjadi gift list ke teman atau saudara supaya ga double2)
Stroller
Car seat (terutama utk yg hrs ke mana2 nyetir sendiri)
Alat pumping (saya sendiri utk 3 anak saya semua lbh nyaman dg tangan)
Bantal menyusui
Dan masih banyak lagi yang opsional namun saya pilih beberapa yang paling urgent di atas. Budgetnya
pun bisa sangat flexible tergantung merk dan kualitas serta kecocokan saat menggunakan.
Oia, saat ini saya juga sedang berjualan online, walau keuntungan yang didapat hanya berkisar 15-20
rb/item yg terjual. Sekian. Jazakumullah khairan khatsiran Mba Naila dan Admin.
Jawab : Mbak "Sholihah", Alhamdulillah sudah menjadi calon ibu. Sebelumnya, bismillah coba ikhlaskan
hati untuk mengikuti permintaan suami agar tidak bekerja lagi. Mbak harus bersyukur berarti suami
mbak sudah berusaha semaksimal mungkin menjadi qawwam yang baik. Perbanyak doa setiap selesai
shalat untuk keberkahan rizqi yang Allah titipkan pada suami.
1. Alokasi ideal yang normal adalah cicilan max 35%, ZIS (Zakat infaq shadaqah) 5%, Tabungan 10%,
pendidikan 10%, rutin rumah tangga 40%. Karena ini biasanya presentase normal, bagi pasangan
yang baru akan mempunyai anak sangat bisa dimodifikasi, misalnya karena tiap bulan ada cicilan
baru kontrak maka sisa alokasi cicilan dan pendidikan bisa ditabung utk DP rumah. Pengeluaran
rutin rumah tangga untuk makan dll sebisa mungkin dihemat dengan menu yang sederhana tapi
bergizi sehingga bisa digunakan sebagian untuk alokasi pemeriksaan rutin kandungan. Oh iya, ini
asumsinya Mbak tidak ada jaminan sama sekali ya untuk kehamilan dan persalinan?
2. Sudah dijawab di atas ya Mbak, tabungan DP rumah bisa diambil dari pos cicilan dan pendidikan.
Tabungan persalinan bisa diambil dari tabungan dan sisa alokasi kebutuhan rumah tangga. Jika ada
keuntungan jualan online bisa dibagi 2 untuk kedua pos tabungan DP Rumah dan persalinan.
3. Miliki tabungan dana darurat yang besarnya min 6x kebutuhan rutin bulanan. Jadi jika belum
memiliki dana darurat ini, coba alokasikan tabungan keluarga untuk pos ini.
Pertanyaan saya, mohon diterangkan lebih lanjut tentang biaya kontrol rutin dan persalinan
menggunakan bpjs. Dan Apakah dengan bpjs kami bisa datang ke RS (penerima bpjs) tanpa harus ke
puskesmas dulu?
Jawab: Mbak Nurul Esti, Bismillah, walaupun saya belum berpengalaman menggunakan BPJS sebagai
jaminan saat hamil dan melahirkan, saya mencoba menjawab berdasarkan info yang saya dapat dari
media dan pengalaman teman.
Langkah awal yang bisa dilakukan mungkin dimulai dari membaca ketentuan BPJS tersebut terkait
prosedur pemeriksaan kandungan dan persalinan sehingga sejak dini sudah bisa direncanakan
bagaimana skenario persalinan kelak.
Terkait puskesmas sbg faskes 1 yang agak jauh, beberapa sahabat saya bisa mengganti faskes
pertamanya dari puskesmas X ke puskesmas atau klinik lain yang secara jarak lebih dekat tentunya juga
mempertimbangkan kelengkapan fasilitas kesehatan di faskes 1 tersebut.
Secara prosedural memang tanpa indikasi serius peserta BPJS hanya bisa menggunakan faskes 1.
Kalaupun bisa ke RS penerima BPJS harus berdasarkan rujukan dari faskes 1 (menurut pengalaman
teman juga tidak bisa memilih dokter yang diinginkan).
Tanggapan : Setahu saya dalam Islam tentang pengelolaan keuangan ada konsep sepertiga. Bagaimana
dengan itu dikaitkan keperluan untuk kebutuhan rumah tangga dan persiapan kelahiran? Investasi/
tabungan, konsumsi dan infaq mbak, masing-masing sepertiga.
Jawab : Saya coba jelaskan dari sedikit ilmu yg saya miliki ya Mbak. Setahu saya dalam Islam tidak ada
dasar penegasan presentase atas pembagian nafkah tersebut (mohon dikoreksi jika mbak2 mungkin ada
yang tahu dasar dalilnya). Angka sepertiga biasanya muncul pada saat perhitungan warisan karena
jumlah harta yang diwasiatkan untuk hibah tidak boleh lebih dari sepertiga. Adapun presentase
pembagian nafkah atau penghasilan tidak diatur rinci karena mungkin kondisi masing2 keluarga
berbeda. Ada yg bs mengalokasikan tabungan lebih banyak entah karena sudah tidak ada cicilan atau
bisa lebih hemat di pos konsumsi. Ada yang pos pendidikan sangat tinggi karena menganggap
pendidikan adalah bagian dari investasi otak.
Dari Abu Hurairah RA, dari nabi SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan-jalan
di tanah lapang, lantas mendengar suara dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.” (suara tersebut bukan
dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas awan itu berjalan di ufuk langit, lantas
menuangkan airnya di tanah yang berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu
meneliti air (dia ikuti ke mana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang sedang berdiri di
kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki (yang berjalan tadi) bertanya kepada
pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan-
yaitu nama yang dia dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai hambah Allah, mengapa
engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar suara di awan
yang inilah airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan – namamu-. Apa yang engkau lakukan
terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab :”Bila kemu berkata demikian, sesungguhnya aku
menggunakan hasilnya untuk bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan daripadanya
Betul Mbak, hadits tersebut memang tercantum di Riyadusshalihin dalam konteks keutamaan
bersedekah. Pengaturan yang sepertiga ini tidak salah sama sekali bahkan dianjurkan karena saat si
fulan tersebut bersedekah maka karamah Allah pun menaunginya. Yang saya pahami, pada konteks
tersebut, pengaturan sepertiga bisa menjadi acuan yang sangat baik, tabungan akan masuk di area
investasi (investasi bagi petani tersebut adalah modal untuk menanami lahannnya kembali). Pun
demikian jika merujuk panduan pengelolaan keuangan lainnya, pendidikan bisa dimasukkan ke area
investasi. Adapun besaran sedekah jika bisa minimal 33% atau lebih tentu tidak salah mbak. Namun
pengaturan tersebut setahu saya tidak rigid harus demikian. Masing-masing keluarga punya porsi
pengeluaran rumah tangga, sedekah, dan tabungan. Persentase nya berapa, bisa masing-masing sendiri
yang tentukan. Asalkan tetap dengan asas tidak boros dan sesuai kebutuhan.
Jawab: Terima kasih Mbak Dyah. Pendapatan yang lebih rendah dari UMR memang makin menantang
untuk bisa mengelolanya dengan baik. Cara menyiasati kebutuhan pasca persalinan diantaranya dengan
meminjam beberapa perlengkapan bayi dari sahabat atau kerabat, seperti baju2 bayi, clodi, dan
peralatan lain. Usahakan sebisa mungkin menyusui sendiri bayi karena anggaran susu formula untuk
bayi usia kurang dari 6bln sangat siginifikan. Untuk vaksin atau imunisasi cari faskes yang menyediakan
gratis atau di rumah vaksinasi. Bagi yang sama sekali tidak mendapat jaminan untuk persalinan bisa
mempertimbangkan lebih hati-hati klinik tempat memeriksa dan review dari pasien lainnya, pastikan
bidan atau dokter tersebut bukan tipe yang mudah memutuskan SC tanpa alasan yang bisa
dipertanggung jawabkan karena sangat signifikan perbedaan budget persalinan normal dan SC.
Tanggapan : Bismillah. Telah kita ketahui bersama, di dalam Islam anak yang baru lahir sekitar umur 7 -
14 hari disunnahkan untuk diaqiqahkan, nah pengeluaran yang seperti ini baiknya menggunakan
tabungan, konsumsi, atau infaq? dan mungkin ada penjelasan lain dari mba Naila bagaimana kita
menyikapi pengeluaran yang sangat dianjurkan dalam Islam ini? Syukran.
Jawab : Untuk aqiqah fleksibel mbak menggunakan porsi yang mana, jika dari bagian konsumsi yang
masih ada sisa di bulan tersebut kemudian diambil dan diniatkan aqiqah boleh, dari porsi sedekah juga
bisa, pun demikian dari tabungan. Lebih baik jika sudah dianggarkan sebelumnya senilai 1-2 kambing
sesuai syarat hewan aqiqah kecuali jika diketahui anaknya kembar maka bisa lebih dari 2 kambing.
Jawab : Mbak A, usia kandungan berapa minggu ya? Jika masih cukup lama sebelum HPL insya Allah
masih lebih leluasa dalam persiapannya. Untuk keluarga yang berusaha atau bekerja dengan
penghasilan tidak tetap setiap bulan memang harus lebih bijak dalam mengalokasikan penghasilannya.
Saat menerima penghasilan lebih tinggi dari biasanya harus langsung dialokasikan untuk dana darurat
dan setelah dana darurat mencukupi harus memiliki alokasi tabungan yang lebih tinggi dari 10%.
Usahakan membeli perlengkapan bayi dan balita yang warnanya tidak menjurus ke gender tertentu
sehingga bisa digunakan untuk adiknya nanti. Begitupun buku2 dan permainan atau perlengkapan
lainnya.
Jawab :
1. Berbeda-beda tergantung apakah sudah memiliki jaminan kesehatan atau belum? Jika diasumsikan
belum ada, maka perlu disiapkan minimal sebagai berikut:
Pemeriksaan kandungan bidan 100.000 x 12 kali = 1.200.000
Vitamin dan obat-obatan selama hamil Rp 750.000
USG 300.000 x 3 kali = 1.200.000
Bersalin normal 1.500.000
Totalnya sekitar 5juta itu budget optimis dan paling minimal insya Allah jadi tinggal dibagi berapa jumlah
bulan yang ada untuk persiapan. Bisa kurang bisa juga lebih tergantung kondisi bumil dan Klinik atau RS
yang dijadikan tempat konsultasi. Jika merujuk pada komposisi presentase tabungan minimal 10% dari
penghasilan. Nantinya tabungan tersebut bisa dibagi-bagi lagi peruntukannya.
3. Mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Untuk persalinan normal minimal sekitar 1,5juta sedangkan
SC dimulai dari 8jutaan kalau tidak salah. Siapkan juga dana untuk pemeriksaan kehamilan.
Jawab : Persiapan tabungan lebih baik jika disiapkan sedini mungkin. Kalaupun qadarullah, kondisi janin
ternyata tidak bisa dilahirkan krn keguguran atau sebab lainnya, tabungan tersebut bisa digunakan
untuk memperlancar program kehamilan berikutnya. Bagi wiraswasta dan pekerja lainnya minimal
tabungan 10%, namun mungkin yang membedakan untuk wiraswasta jumlah penghasilan bervariasi
sehingga presentase tabungan sebaiknya ditingkatkan juga saat mendapat penghasilan yang lebih tinggi
dari biasanya.
Jawab :
1. Dalam bentuk tabungan tapi tanpa ATM bs dipertimbangkan (cemilan diusahakan buah-buahan yang
murah tp bergizi). Bisa juga dengan logam mulia namun saat masuk trimester 3 harus sudah dicairkan
dulu jadi tabungan yang mudah diambil, atau pastikan mudah menemukan pasar untuk menjual
logam mulia tersebut.
2. Rekeningnya boleh sama tapi dicatat dengan pos yang berbeda. Jika khawatir tercampur
pencatatannya bisa memisahkan rekening, pilih rekening seperti jenis TabunganKu yang tidak men-
charge biaya admin bulanan. Pemisahan berbeda hal dengan masalah gaji yang tidak terlalu besar,
untuk gaji yang tidak terlalu besar kuncinya adalah mencari sumber rizki lain atau mengurangi biaya
yang bukan primer.
3. Tips dan trik khusus sebenarnya tidak ada, namun seorang istri wajib memiliki catatan keuangan
keluarga untuk memudahkan evaluasi dan Pilah Needs vs Wants.
Jawab : Tips dari saya kerja bareng dengan suami mbak. Maksudnya minta suami meremind setiap akhir
bulan. Saya ga saklek mencatat semua detail tapi sudah saya buat pos masing-masing seperti catatan di
atas, sehingga ketika ada pengeluaran tambahan seperti service mobil, beli madu propolis dll saya bisa
masukkan ke pos-pos terkait. Bagi yang sudah berkeluarga, pencatatan semacam ini sangat bermanfaat
bagi kita sebagai manajer keuangan keluarga. Di akhir tahun saya jadi bisa tahu, habis untuk apa saja gaji
dan penghasilan lainnya selama setahun tersebut.
Jawab : Dear Bunda, antara beli dan sewa bisa dipertimbangkan beberapa kriteria berikut ini bunda:
1. Durasi pemakaian
2. Merk dan kualitas yang diinginkan
3. Tempat penyimpanan di rumah
Jika untuk ketiga hal tersebut budget pembelian kita masih masuk maka beli bisa menjadi opsi yang baik,
karena setelah pemakaian anak terakhir biasanya masih bisa juga dijual sesuai harga pasar untuk barang
second dan kondisi tertentu.
Sebelum kulwap ini ditutup, saya (pemateri) ingin sedikit menambahkan terkait hadits shahih tentang
konsep sepertiga tadi.
Ketiga gambar ini untuk memperjelas konteks hadits tersebut adalah dalam hal berinfaq bahkan di
hadits sebelumnya tertulis bahwa untuk sedekah dan nafkah jangan dihitung-hitung (maksudnya jangan
perhitungan) sehingga insya Allah memang konteksnya bukan sebagai satu-satunya aturan pembagian
harta. Saya mencoba mencari buku tentang asbabul wurud hadits tersebut belum dapat, insya Allah jadi
pe-er yang sangat menarik juga bagi saya untuk memperdalam hal tersebut. Semoga ilmu yang
diberikan bermanfaat bagi semua.