Case 2 First Investment Inc
Case 2 First Investment Inc
Oleh:
IN MIN - 1506772271
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
FEBRUARI 2016
PENDAHULUAN
2. Analisa Rasio
Analisa rasio merupakan pengembangan dari analisis laporan keuangan. Analisa rasio
digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor didalam keputusannya melakukan
investasi maupun penyaluran dana. Keputusan tersebut dilakukan dengan membandingkan
antara rasio keuangan dengan industri. Keputusan dalam penyaluran kredit modal kerja dan
keputusan penyaluran kredit investasi akan memerlukan data dan rasio pendukung yang
berbeda. Jenis rasio yang akan dipergunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan
dipergunakan (Prihadi, 2011).
Beberapa analisis rasio yang sering dipergunakan untuk melakukan analisis rasio
keuangan. Klasifikasi dari analisis rasio tersebut terdiri atas:
2. Analisa rasio solvabilitas (Leverage Ratio), menunjukkan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang.Artinya, berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luar dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dilikuidasi.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur yang dihitung dengan
cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Secara sistematis dapat ditulis sebagai
perbandingan antara total utang dengan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang
tanpa menyulitkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan.
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 (𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒)
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
f. Debt to Equity Ratios, menggambarkan hubungan antara equitas dan ratio utang.
Ratio ini mengukur seberapa besar leverage, yang dipergunakan oleh perusahaan.
Rasio ini juga mengukur seberapa banyak modal shareholder yang dileverage-kan
melalui penggunaan utang. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi akan
memanfaatkan utang sebanyak-banyaknya dan membatasi pengunaan ekuitas.
Investor cenderung lebih memilih debt to equity ratio yang tinggi. Sedangkan
kreditor lebih memilih yang rendah. Rasio ini menggambarkan risiko kreditor,
Secara umum, semakin tinggi jumlah utang pada struktur modal perusahaan, maka
akan menghasilkan volatilitas yang tinggi pada perolehan bersih (“Analysis and
Uses of Financial Statement”, 2006)
Semakin tinggi DER, kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba akan
menjadi lebih rendah. Beberapa Klasifikasi dari debt-to-equity rasio, diantaranya:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Rasio yang menunjukan proporsi dari total aset keuangan perusahaan berdasarkan
sumber kredit jangka pendek dan jangka panjang
𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑧𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Perhitungan ini diluar dari current liabilities.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 ′ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Rasio ini adalah cara lain dalam menghitung relative mix of funds yang disediakan
oleh owner atau kreditor.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
3. Analisa Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), profitabilitas adalah hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio
profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva,
dan utang pada hasil hasil operasi.
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan
laba. Monea (2009) menjelaskan bahwa rasio profitabilitas mengukur hubungan
antara income dengan penjualan (sales) dan sumber daya. Rasio profitabilitas juga
menunjukan kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan earning dan sumber daya
dari karyawan secara efektif. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan dalam
kondisi baik, ketika rasio profitabilitas memiliki nilai yang lebih tinggi, jika
dibandingkan dengan rasio pada tahun sebelumnya.
Menurut Anthony, Hawkins & Merchants (2011) rasio profitabilitas
berhubungan dengan bagaimana perusahaan dapat mengefisienkan penggunaan
asetnya dan bagaimana perusahaan dapat mengefisienkan operasinya.
a. Gross profit margin
Menunjukkan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor.
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
b. Operating margin
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
d. Pretax margin
e. Profit margin
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
f. Contribution margin
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = ;
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐸 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Atau
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐸 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
a. Earning per share, menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑟𝑒𝑑 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑠
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
b. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham.
Jika rasio ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi
bahwa investasi pada saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri.
Rasio harga pasar pada umumnya digunakan untuk melihat saham perusahaan dan
mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar untuk setiap rupiah
pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan tingkat kepercayaan
investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
c. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku
saham, juga merupakan indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio
harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap
kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap
nilai buku atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai
buku per lembar saham biasa.
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝑁𝑒𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
PERMASALAHAN
First Investment Inc telah memegang saham perusahaan Basic Industries sejak awal
tahun 1980-an. Laba perusahaan dan Return on Owners Equity (ROE) menjadi fokus utama
First Investment dalam melakukan pemilihan saham. Namun, kini mereka mengkhawatirkan
penurunan ROE perusahaan Basic Industries yang ditunjukkan dalam laporan keuangan tahun
1994. Oleh karenanya, tim analisis investasi diminta untuk menganalisis bagaimana Basic
Industries mencapai ROE nya selama 10 tahun terakhir dengan didukung data laporan
keuangan antara tahun 1985-1994. Analisis difokuskan pada periode 1993-1994 dan
melakukan perbandingan langsung kualitas return tahun 1985 dan 1994 dengan mengabaikan
tahun 1989 – 1990.
PEMBAHASAN
Hasil perhitungan ROE di atas menunjukkan bahwa di tahun 1994 terjadi penurunan
ROE sebesar hampir 1% dibandingkan tahun sebelumnya. ROE tahun 1994 sebesar 16,42%
menurun dibandingkan tahun 1993 sebesar 17,35% dan juga lebih rendah jika dibandingkan
dengan tahun 1985 yang mencatat ROE sebesar 16,85%. Secara umum, hal ini menunjukkan
penurunan efisiensi perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan penurunan ROE sehingga perlu analisis yang
lebih mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendetail terhadap penyebab
menurunnya ROE ini. Hal ini bisa dikarenakan menurunnya margin laba, menurunnya asset
turnover, atau faktor lain. ROE bisa saja dibuat lebih tinggi dengan memperbesar pemakaian
hutang. Penambahan modal dalam jumlah besar juga bisa menyebabkan nilai ROE terkadang
menjadi bias.
ROE dihitung dengan membagi laba bersih (return) dengan total modal pemilik
(equity). Rumus turunan lain yang bisa digunakan adalah:
Dari rumus di atas, bisa disimpulkan bahwa nilai ROE dapat dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu:
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih yang ditunjukkan oleh rasio Net
Profit Margin
2. Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset yang ditunjukkan oleh rasio Asset
Turnover
3. Penggunaan hutang yang dipakai untuk pembiayaan yang ditunjukkan oleh Equity
Multiplier
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa margin laba perusahaan terus mengalami
peningkatan sejak tahun 1989 hingga tahun 1993 namun menurun kembali di tahun 1994.
Sementara itu, rasio hutang perusahaan juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun seperti yang ditunjukkan oleh rasio Equity Multiplier.
Jika difokuskan pada tahun 1985, 1993, dan 1994, maka perbandingan rasio adalah
sebagai berikut:
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh terbesar yang menyebabkan
menurunnya ROE di tahun 1994 adalah menurunnya margin laba. Padahal, rasio equity
multiplier telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang menunjukkan penggunaan
hutang yang semakin besar dan seharusnya mampu meningkatkan ROE. Namun, hal ini tidak
terjadi karena menurunnya margin laba secara signifikan. Sementara itu, efisiensi
pengelolaan aset yang ditunjukkan oleh asset turnover cenderung stabil dan tidak terlalu
berkontribusi dalam penurunan ROE.
Menurunnya margin laba juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Jika diturunkan
lebih lanjut, maka penurunan margin laba ini bisa dikarenakan meningkatnya pajak yang
harus dibayar (tax burden), meningkatnya bunga (interest burden), dan menurunnya margin
keuntungan operasional (EBIT margin). Untuk mengetahui faktor penyebab utama
menurunnya margin laba perusahaan, dilakukan perhitungan tax burden, interest burden, dan
EBIT margin sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
Tax burden = 𝐸𝐵𝑇
𝐸𝐵𝑇
Interest burden = 𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐸𝐵𝐼𝑇
EBIT margin = 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rasio tax mengalami peningkatan yang
menandakan bahwa pajak yang harus ditanggung semakin menurun sehingga seharusnya
berkontribusi terhadap peningkatan margin laba. Akan tetapi, secara keseluruhan margin laba
justru mengalami penurunan dikarenakan terus menurunnya rasio interest yang menunjukkan
pembayaran bunga yang semakin besar (dikarenakan peningkatan hutang) dan juga margin
EBIT yang turun di tahun 1994. EBIT margin di tahun 1994 hanya sebesar 8,8% sementara di
tahun 1993 masih tercatat 9,84% dan di tahun 1985 sebesar 11,55%. Hal ini menunjukkan
bahwa laba kotor yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasional mengalami
penurunan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan menurunnya ROE Basic Industries di
tahun 1994.
KESIMPULAN
Penurunan ROE Basic Industries di tahun 1994 menyebabkan kekhawatiran bagi First
Investment selaku investor di perusahaan tersebut. Dibandingkan tahun sebelumnya, di tahun
1994 terjadi penurunan ROE hampir 1%. Padahal, rasio hutang justru meningkat di tahun
1994 dimana seharusnya hal ini berkontribusi terhadap peningkatan ROE. Analisis lebih
mendalam menunjukkan bahwa hal ini terjadi karena menurunnya margin laba bersih Basic
Industries di tahun 1994.
Perhitungan lebih mendetail mengenai pengaruh pajak, bunga, dan margin EBIT
terhadap net profit margin menunjukkan bahwa beban pajak cenderung berkurang sehingga
pajak tidak berkontribusi terhadap menurunnya margin laba. Penurunan margin laba bersih
ini cenderung disebabkan oleh meningkatnya bunga yang harus dibayar perusahaan serta
semakin berkurangnya margin EBIT yang mampu dicapai perusahaan melalui kegiatan
operasinya.
REFERENSI
Anthony, Robert N., Hawkins, David F & Merchant, Kenneth A. (2011). Accounting Text
and Cases. (13th Edition). Interntional Edition, Mc. Graw-Hill
Bodie, ZVI., Kane, Alex & Marcus, Alan J. (2011), Investment and Portfolio Management.
(9th Edition). Global Edition, Mc. Graw-Hill
Prihadi, Toto. (2011), Analisa Laporan Keuangan. (Cetakan kedua). Penerbit PPM
White, Sondhi, and Fried, (2003). The Analysis of Use Financial Statements, Third Edition:
John Wiley