Anda di halaman 1dari 3

Persahabatan yang Tiada Akhir

Nama aku adalah Cindy Claudya Saragih,saat ini aku kuliah di International Woman
University yang ada di kota Bandung. Bisa dikatakan kota Bandung itu sangat indahdan kota
yang sangat bersejarah bagi kita,dan kota Bandung juga mudah kita kenal dengan sebutan Lautan
Api.

Disetiap harinya aku selalu melihat jalanan yang dipenuhi dengan banyaknya kendaraan.
Jarang sekali aku melihat jalanan di kota Bandung itu sepi. Aku hanya bias melihatnya saat
malam hari. Aku selalu bberusaha pulang dari kampus itu agak malam,agar bias menghindar dari
yang namanya macet. Memang agak lucu sih kalau kita mencoba menghindar dari macet,karena
akan sulit untuk menghindarinya.

Kebetulan nih,aku ingin berbagi sedikit cerita kepada teman-teman semua. Aku ingin
berbagi cerita tentang kejadian sekitar 4 tahun yang lalu. Wahh, “kejadian” kedengarannya
horror banget yah,sebenarnya nggak kejadian sihh. Bias dikatakan pengalaman dimana aku bias
bertemu sama seseorang yang aku sayang,yang sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri.

Jadi gini ceritanya teman-teman… serius amat sihh… heheheh

Jadi pada saat itu,saat dimana aku memulai hal yang baru,hal yang memang belom
pernah aku rasakan. Hal itu adalah jauh dari orang tua. Aku bilang hal yang baru,karena dari SD
sampai SMP aku selalu tinggal bersama orang tua,yang intinya baru saat itu aku mulai ngekos.
Sebenarnya bukan kos sih,karena aku tinggal di Asrama. Nama asramanya adalah Asrama Desri
Terpadu. Asrama ini sering kami kasih nama “Penjara Kudus”,karena semua aktivitas ada hukum
dan aturannya.

Awal aku masuk asrama,aku merasa kesepian banget,karena aku nggak punya teman atau
seseorang yang aku kenal. Hal yang bias aku lakukan pada saat itu adalah duduk,diam dan
melamun sendiri. Tapi tidak lama kemudia aku melihat seseorang yang mungkin masih anak
baru juga di asrama itu. Dia sedang melamun dan mukanya kelihatan lagi sedih. Aku berpikir
bahwa aku dan dia sama anak baru juga di asrama itu.

Saat aku melihat dia melamun,aku langsung nyamperin dia dan mencoba nenangin
hatinya.

“hy..”sapaku dengan penuh keraguan

“hy juga..” balas dia

“kamu anak baru juga ya disini?”

“iya,aku anak baru.. kalo kamu?”


“sama,aku juga anak baru disini.. nama kamu siapa?”

“nama aku Rina,kalo kamu?”

“ohh Rina,aku Cindy”

“ohh iya”

“kenapa kamu sedih?apakah karna kamu baru kali ini ya jauh dari orang tua kamu?”

“iya cinn… aku baru kali ini jauh dari orang tua aku.. jadi aku merasa kesepian
banget,karena disini juga aku nggak punya teman atau belom banyak kenal sama orang
yang ti nggal disini”

“kamu kamu nggak usah sedih lagi ya,kita sama kok baru jauh dari orang tua. Kalau
kamu nggak keberatan aku mau kok jadi teman kamu,jadi kita bisa saling berbagi cerita
dan saling kenal sama yang lainnya”

“ohh iyaa makasi ya cin,karena kamu mau jadi teman aku”

“santai aja kali rin,kita sama kok anak baru disini,jadi nggak ada salahnya kan kalo kita
jadi teman…. Heheheheh” kataku sambil tersenyum

“iya yaa cinn… heheheh”balasnya dengan senyuman.

Mulai pada hari itu juga,aku dan Rina jadi teman dekat bahkan kita juga kemana-mana
selalu berdua bagaikan prangko. Kita juga selalu berbagi cerita,pengalaman,saling curhat,dan
seakan-akan kita itu udah seperti saudaraan. Banyak juga teman-teman satu sekolah yang
mengatakan kalo kami itu mirip,alasannya sih karena rambutnya sama-sama keriting,hidungnya
juga pesek dan kemana-mana kita juga selalu bersama. Agak lucu sih dengarnya,karena kita
dilahirkan oleh ibu yang berbeda. Tapi masa mereka bilang kami mirip seperti itu ya…. Lucu sih
dengarnya.. heeheheh

Tapi hari-hari yang kami jalani bersama itu nggak selamanya dipenuhi dengan tawa.
Terkadang dalam satu hari kami nggak ada komunikasian sedikitpun. Hal itu terjadi karena
adanya kesalahpahaman satu sama lain. Tapi kami diamannya tidak begitu lama. Bisa dikatakan
kita nggak komunikasian itu hanya beberapa hari saja. Yang namanya sahabatan pasti nggak
akan berangsur lama musuhannya.

Kami sahabatan sudah hampir 4 tahun,dari saat kami masuk SMK sampe saat jenjang
kuliah sekarang ini. Tapi saat kami sudah tamat dari SMK dan melanjut ke Universitas yang
berbeda,aku merasa kesepian,karena kita nggak bisa lagi bertatap muka dan bercanda tawa
bersama lagi seperti dulu. Kedekatan kami juga sudah nggak seperti dulu lagi,karena kami sudah
sibuk dengan aktivitas masing-masing,focus sama kuliah masing-masing,dan akan lebih sering
sama dengan orang-orang yang ada disekitar masing-masing.
Tapi hal yang nggak akan kami lupa adalah selalu beri kabar,meskipun hanya sekali
seminggu,hanya untuk melepas rindu dan berbagi sedikit cerita. Bisa dikatakan handphone
menjadi saksi bisu dalam kerinduan kami.

Sampai saat ini aku merasa hanya rina yang bisa menjadi seorang sahabat,karena hanya
rina yang selalu ada buat aku baik itu suka maupun duka,karena sahabat sejati itu selalu ada
dalam suka maupun duka yang kita rasakan. Melupakan seseorang yang kita sayangi itu tidak
tidak semudah laksana busur yang lepas dari panahnya.

Seperti itulah cerita persahabatan kami yang aku rasa sangat menyenangkan. Aku
berharap teman-teman semua memiliki sahabat yang baik dan yang selalu hadir disaat kamu
membutuhkannya,dan yang akan merasa bahagia ketika melihat sahabatnya bahagia.
Terimakasih teman-teman.

Anda mungkin juga menyukai