JENIS Alterasi
JENIS Alterasi
HIDROTHERMAL
Alterasi adalah perubahan mineralogi maupun komposisi kimia karena batuan berinteraksi
dengan fluida hidrothermal. Alterasi ini akan menghasilkan berbagai jenis mineral baru yang
kemungkinan bernilai ekonomis.
2. Propilitik
Alterasi tipe ini menghasilkan mineral-mineral seperti epidot, klorit dan karbonat yang
menggantikan komposisi mineral plagioklas serta hornblenda-biotit pada batuan. Terbentuk
pada temperatur 200°-300°C pada pH mendekati netral, dengan salinitas beragam, umumnya
pada daerah yang mempunyai permeabilitas rendah. Terjadi juga proses metasomatisme pada
alkali tanah atau proses leaching yang tidak berpengaruh. Menurut Creasey (1966, dalam
Sutarto, 2004), terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir pada tipe
propilitik, yaitu :
Klorit-kalsit-kaolinit
Klorit-kalsit-talk
Klorit-epidot-kalsit
Klorit-epidot
5. Argilik Lanjut
Alterasi ini ditunjukkan adanya perbandingan rasio K+/H- dan Na+/H- yang rendah. Terjadi
peluluhan semua kandungan alkali. Pada suhu 300oC terbentuk mineral-mineral pyrofilit,
pyrofilit-andalusit sedangkan pada suhu yang lebih rendah terbentuk kaolin dan dickit dalam
jumlah besar.Dijumpai juga kuarsa, alunit, topaz, zunyite, turmalin, dan hidro-kloro-fluor-boro-
aluminosilikat lainnya.
Gambar 5. Batuan dengan alterasi tipe argilik lanjut
Sumber : www.ppmpng.com
6. Greisen
Alterasi tipe ini mirip dengan alterasi tipe argilik lanjut atau filik namun jumlah serisit yang
dijumpai lebih banyak dan tidak dijumpai pyrofilit. Banyak dijumpai kuarsa, muskovit dan topas
namun sedikit dijumpai turmalin, rutil, flourit, kasiterit, wolframit dan magnetit.
7. Skarn
Skarn merupakan asosiasi dari kandungan silika yang kaya akan besi dan mempunyai
kandungan kalsium. Alterasi ini mengandung amfibol, piroksen, garnet, epidot-zoisit dan
piroksenoid menggantikan batugamping atau dolomit. Terdapat kandungan magnesium, besi,
silika, alumunium dalam jumlah banyak. Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan
sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya
akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh
pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah
yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral
klorit,tremolit – aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Alterasi skarn terbentuk pada fluida
yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300°-700°C). Proses
pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme – retrogradasi.
Sumber : Dosen dan Staf Asisten GSDM. 2013. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya
Mineral. Yogyakarta: Teknik Geologi UGM