Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA ACUAN KERJA

STUDI PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI

1. LATAR BELAKANG

Sungai merupakan salah satu air permukaan yang sangat penting untuk
kebutuhan manusia baik sebagai sumber air minum maupun kegunaan lainnya
seperti pemanfaatannya terhadap irigasi, industri, sumber energi dan
kegunaan lainnya. Namun demikian, keberadaan sungai pada suatu daerah
aliran juga dapat menimbulkan bencana banjir yang dapat merugikan
kehidupan manusia.

Hal tersebut diatas terkait erat dengan kondisi sungai yang ada saat ini.
Terdapat beberapa sungai di Kabupaten yang melintasi permukiman
penduduk. Kondisi sungai saat ini mulai memprihatinkan, hal ini terlihat dari
rusak atau runtuhnya tebing sungai sehingga dikhawatirkan pada saat
datangnya musim hujan dapat mengakibatkan banjir yang berdampak pada
kerusakan lahan pertanian, permukiman maupun sarana dan prasarana umum
masyarakat bahkan dapat menelan korban jiwa dan harta benda. Selain itu,
sedimentasi sungai juga menyebabkan tidak optimalnya pemanfaatan sungai
bagi kehidupan manusia.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Pemerintah Kabupaten melalui


Dinas Pekerjaan Umum pada tahun 2015 ini melaksanakan kegiatan Studi
Perencanaan Normalisasi Sungai Kabupaten untuk meminimalisasi dampak
akibat kerusakan aliran sungai yang ada di kabupaten .

1
Kerangka Acuan Kerja

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan adalah ini untuk memperoleh gambaran teknis mengenai
kondisi sungai – sungai yang ada di wilayah kabupaten sehingga dapat
diketahui permasalahan yang ada di lapangan. selain itu studi ini
dimaksudkan agar pemerintah daerah mendapat masukan teknis dalam
penanganan permasalahan sungai tersebut.

Tujuan dari studi perencanaan normalisasi sungai di kabupaten ini


diantaranya:
1. Mengetahui kondisi dan permasalahan menyangkut sungai di .
2. Menyusun rencana program penanganan masalah normalisasi sungai di
kabupaten .
3. Mengurangi resiko dan melindungi infrastruktur dan sarana umum dari
bahaya bencana yang diakibatkan oleh kerusakan sungai.
4. Melakukan perencanaan konprehensive normalisasi sungai.

3. SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai dalam menyelesaikan Studi Perencanaan


Normalisasi Saluran Sungai di ini adalah kajian secara komprehensif dan
rencana desain untuk pekerjaan normalisasi sungai.

4. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Studi Perencanaan Normalisasi Sungai adalah:

1. Orientasi lapangan, survey dan identifikasi kondisi sungai – sungai yang ada
di .
a. Inventarisasi literatur dan studi terdahulu berkaiatan dengan pekerjaan
b. Inventarisasi data sekunder (curah hujan, data debit sungai, tata guna
lahan, dan data pendukung lainnya)
c. Identifikasi dan inventarisasi kerusakan

2. Melakukan analisis kondisi kerusakan sungai di wilayah .

3. Menyusun rencana penanganan prioritas normalisasi sungai di kabupaten .

4. Melakukan perencanaan detail normalisasi sungai terpilih (percontohan


penanganan normalisasi sungai)

2
Kerangka Acuan Kerja

5. Survey dan Pengukuran Topografi

a. Kegiatan pemasangan Bench Mark


 Spesifikasi Bench Mark
Berukuran 20 x 20 x 100 cm terbuat dari beton campuran 1 : 2 : 3
dengan memakai tulangan besi. Titik referensi yang dipergunakan
adalah koordinat dan elevasi dari Bench Mark yang ada di sekitar
lokasi pengukuran atas persetujuan direksi/tim teknis. Pemasangan
BM dan CP baru dipasang setiap ± 1 km ditempat aman, stabil serta
mudah dicari, BM dan CP harus diberi no/kode yang jelas dan tahan
lama.
 Penetapan Bench Mark
 Penetapan Bench Mark harus terlewati oleh ukuran kerangka
herisontal maupun vertikal sehingga ketelitian titik-titik tersebut
sesuai dengan hasil pengukuran
 BM yang dipasang harus mempunyai ikatan dengan titik referensi
lain (misalnya CP)
b. Kegiatan pengukuran kerangka herisontal
 Titik referensi
 Titik koordinat x ; y harus menggunakan BM lainnya atas
persetujuan direksi/tim teknis
 Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup (mulai dari
kiri sungai kembali dari kanan sungai atau sebaliknya)
 Pengukuran sudut
 Alat yang digunakan teodolit fraksi 1 second (Wild T2 atau
sederajat)
 Salah penutup yang dijinkan 10 second √n, dimana n adalah
jumlah titik pengamatan
 Pengukuran jarak
 Pengukuran jarak pada setiap profil dapat menggunakan EDM,
atau meteran yang dibantu dengan jarak optis
 Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 :
5.000

c. Kegiatan pengukuran kerangka vertikal

3
Kerangka Acuan Kerja

 Alat yang digunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,


Sokkisha B2 atau sederajat)
 Salah penutup beda tinggi diharapkan tidak lebih besar dari 10 mm
√D, dimana D adalah jarak ukur dalam km
 Pengukuran melewati seluruh titik poligon dan BM
 Referensi/elevasi yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk atau
ditetapkan oleh direksi/tim teknis

d. Kegiatan pengukuran situasi detail


 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah Theodolite Wild T0 atau sederajat agar
bisa melakukan pengukuran secara tachimetris dari titik kerangka
yang telah diukur
 Metode pengukuran
 Pengambilan detail dilakukan secara tachimetris dari poligon
utama ataupun poligon sepanjang 2 km ke hilir dan 2 km ke hulu
sungai dimulai dari rencana rehabilitasi/normalisasi sungai
dengan lebar dari as sungai 150 meter ke kiri dan ke kanan
sungai
 Detail yang diambil meliputi setiap perubahan bentuk morfologi
serta kenampakan yang ada dengan memperhatikan kerapatan
detail untuk mencukupi kebutuhan skala 1 : 500 atau rata-rata
setiap kerapatan 10 m di lapangan dilakukan pengukuran
 Tidak diperkenankan melakukan pengukuran tachimetris
(pengambilan detailnya) dari titik yang bukan termasuk kerangka
ukur.

e. Kegiatan Pengukuran Penampang Memanjang & Melintang


 Alat yang dipergunakan
Alat yang dipergunakan adalah automatic level orde 2 (Wild NAK 2,
Sokkisha B2 atau yang sederajat).
 Metode Pengukuran
 Pengukuran potongan melintang dilakukan setiap 50 meter
dengan lebar koridor 150 m ke kin dan 150 m ke kanan dari As
Sungai.
 Untuk setiap lokasi Normalisasi Sungai dilakukan pengukuran

4
Kerangka Acuan Kerja

memanjang 2 km kearah hulu dan 2 km ke arah hilir.


 Tempat melakukan pengukuran potongan melintang harus diukur
posisi vertikalnya dengan Automatik Level dan posisi
horizontalnya harus terikat pada Jalur polygon disisi Sungai.

f. Penggambaran
 Gambar yang akan diserahkan antara lain :
 Peta situasi 1 : 500 untuk lokasi rencana design Normalisasi
Sungai dan bangunan- pelengkapnya di atas kertas kalkir dengan
ukuran standar A3.
 Peta situasi 1 : 500 untuk lokasi rencana masing-masing desain
fasilitas Normalisasi Sungai di atas kertas kalkir dengan ukuran
standart A3.
 Peta situasi skala 1 : 1000 atau atas Petunjuk Direksi sepaniang
sungai serta potongan memanjang saluran dengan skala panjang
1 : 1000 dan skala tinggi 1 : 100.
 Potongan melintang sungai setiap 50 meter dengan skala tinggi 1
: 100 dan panjang 1 : 100
 Peta situasi 1 : 500 yang berisi gambar Denah Normalisasi Sungai
dan bangunan pelengkapnya di atas kertas kalkir dengan ukuran
standar A3.
 Gambar Potongan dan Detail Normalisasi Sungai dan bangunan
pelengkapnya dengan skala 1 : 100 di atas kertas kalkir dengan
ukuran standar A3

 Metode Penggambaran
 Penggambaran Draft dilakukan dengan komputer "CAD" dan
dicetak pada kertas ukuran (A3) untuk diperiksa oleh Direksi dan
mendapatkan persetujuan sebelum melakukan pencetakan pada
kertas kalkir.
 Pencetakan akhir dilakukan pada kertas kalkir ukuran 80 - 85
gram.
 Kriteria penggambaran mengikuti standar penggambaran yang
telah clitetapkan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pengairan No. 185/KPTS/A/1986, tanggal 1 Desember 1986
tentang Standar Perencanaan Irigasi yaitu Kriteria Perencanaan -

5
Kerangka Acuan Kerja

Bagian Standar Penggambaran KP.07.

6. Survey & Analisa Hidrologi

Kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan analisa ini terdiri dari 3
(tiga) kegiatan yaitu:

a. Kegiatan Pengumpulan Data Sekunder


 Data curah hujan dari lebih dari 3 (tiga) stasiun yang berpengaruh
terhadap lokasi kegiatan, data yang didapat harus lebih dari 10
tahun.
 Data catatan debit sungai
 Data dan peta tata guna lahan
 Peta - Peta pendukung lainnya

b. Kegiatan Analisa Hidrologi


 Mengolah data hidrologi berupa data curah hujan dan stasiun curah
hujan untuk setiap lokasi Normalisasi Sungai yang berpengaruh.
 Melakukan uji validasi, kompilasi dan Completeness Data Curah
Hujan.
 Melakukan pengamatan karakteristik DAS (catchment area) untuk
menentukan komponen persamaan dan metode yang digunakan
 Analisa banjir rencana untuk menentuan dimensi Normalisasi Sungai.
 Melakukan routing banjir sungai saat ada sabodam dan mengukur
tinggi muka air ke arah hilir sehingga bisa ditentukan kapasitas aliran
baliknya.

7. Rencana Anggaran Biaya

Dalam melakukan pekerjaan pengukuran dan design Normalisasi Sungai


dan untuk menjamin tingkat akurasi perencanaan anggaran biaya yang
pekerjaan pembangunan fisiknya akan dilakukan setelah pekerjaan
pengukuran dan design Normalisasi Sungai selesai, maka hal yang perlu
dibuat dalam RAB adalah:
 Metode Pelaksanaan
 Gambar Desain & detailnya
 Spesifikasi Teknik
 Bill of Quantity

6
Kerangka Acuan Kerja

 Rencana Anggaran Biaya & Jadual Waktu Pelaksanaan


Spesifikasi teknik harus berdasarkan Standar Peraturan yang dikeluarkan
oleh Departemen Kimpraswil atau NSP (Norma, Standar, Pedoman Manual)
bidang konstruksi dan bangunan.

8. Draft Dokumen Tender

Dokumen Tender diperlukan untuk melakukan pelaksanaan kegiatan


pembangunan fisik yang akan dilakukan oleh pihak pemberi pekerjaan
kepada pelaksana pekerjaan, untuk itu diperlukan suatu draft dokumen
tender sebagai pelengkap dari pekerjaan pengukuran dan design
Normalisasi Sungai ini. Draft Dokumen Tender harus mengacu pada
Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 2015, tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

5. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu yang dibutuhkan dalam rangka menyelesaikan seluruh kegiatan Studi


Perencanaan Normalisasi Saluran Kabupaten adalah 60 (enam puluh) hari
kalender.

6. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:


1. Pemerintah : Pemerintah Kabupaten
2. Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

7. SISTEMATIKA PELAPORAN DAN RAPAT PEMBAHASAN

Bentuk pelaporan dalam Studi Perencanaan Normalisasi Sungai Kabupaten


dilakukan secara bertahap, yang terdiri dari:

1. Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku, yang diserahkan kepada


pihak pemberi pekerjaan paling lambat 2 (dua) minggu kalender setelah
diterbitkannya Surat perintah Mulai Kerja (SPMK).

2. Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku, diserahkan kepada pemberi


pekerjaan sebelum berakhirnya waktu pelaksanaan pekerjaan.

3. Dokumen Lelang, dokumen lelang terdiri dari Dokumen Tender, Engineer

7
Kerangka Acuan Kerja

Estimate (EE) dan Gambar Desain (A3) masing-masing sebanyak 5 (lima)


buku, diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan bersamaan dengan
penyerahan Laporan Akhir.

8. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan Studi Perencanaan Normalisasi


Sungai Kabupaten adalah sebagai berikut:

1. Ahli Teknik Sungai (Team Leader)


Ketua Tim (Team Leader) disyaratkan adalah seorang Sarjana (S1) Teknik
Sipil dengan pengalaman kerja profesional lebih dari 5 (lima) tahun dalam
pekerjaan perencanaan irigasi/sungai. Personil Ketua Tim yang diusulkan
memiliki kemampuan teknis perencanaan irigasi/sungai dan kemampuan
manajerial dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Sungai
/ Sumber Daya Air.

2. Ahli Sumber Daya Air


Ahli Sumber Daya Air disyaratkan adalah seorang Sarjana (S1) Teknik Sipil
dengan pengalaman kerja profesional lebih dari 3 (tiga) tahun dalam
pekerjaan perencanaan irigasi/sungai dan memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) Ahli Muda Teknik Sungai / Sumber Daya Air.

3. Cost Estimator
Ahli Sumber Daya Air disyaratkan adalah seorang Sarjana (S1) Teknik Sipil
dengan pengalaman kerja profesional lebih dari 3 (tiga) tahun dalam
pekerjaan perencanaan irigasi/sungai dan memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) Ahli Muda Teknik Sungai / Sumber Daya Air.

4. CAD Drafter
CAD Drafter disyaratkan adalah lulusan STM/SMK atau sederajat dengan
pengalaman kerja professional lebih dari 2 (dua) tahun dalam bidang
penggambaran.

5. Surveyor
Surveyor disyaratkan adalah lulusan STM/SMK atau sederajat dengan
pengalaman kerja professional lebih dari 2 (dua) tahun dalam bidang
pengukuran topografi.

9. LAIN-LAIN

8
Kerangka Acuan Kerja

Kerangka acuan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan


sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan, namun demikian untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dimungkinkan adanya perubahan berdasarkan
masukan dan hasil pembahasan pada saat proses pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai