Anda di halaman 1dari 7

Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Hipertensi dan diabetes


Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan riwayat DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan
asma datang ke klinik untuk kontrol rutinnya. Hasil pemeriksaan tekanan darah diketahui
150/95 mmHg. Pasien sedang menggunakan obat metformin 2x1, glibenklamid 2x1
untuk mengontrol gula darahnya. Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi,
faktor resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi). Bagaiman tatalaksana dan
rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

Jawab
Obat first line untuk hipertensi ACEI / ARB untuk indikasi asma
ACEI / ARB dapat menyebabkan hyperplasia prostat pada pria.
Maka menggunakan CCB

Obat ACEI : captopril, lisinopril.


Obat ARB : losartan, candesartan, valsartan.
Obat CCB : amlodipine, nifedipine.

2. Gagal jantung dan stroke


Seorang laki-laki 68 tahun dengan riwayat penyakit jantung koroner dan DM tipe 2
datang ke klinik dengan keluhan sesak napas bila tidur telentang harus dengan 3 bantal
agar bisa tidur namun kadang tetap sesak napas dan sulit tidur. Selain itu, mengeluh
mudah capek dan sulit bernapas bila menaiki 3 tangga. Pasien menyebutkan
pembengkakan sehingga sepatunya tidak muat lagi, pasien tidak nafsu makan karena
merasa mual saat makan. Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi, faktor
resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi). Bagaimana tatalaksana dan
rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

Rekomendasi terapi :

Pasien memiliki riwayat DM, orang yang DM pembuluh darah tidak elastis karena sel
darah menempel pada pembuluh darah dan terbawa ke aliran darah hingga membentuk
trombus dan menyumbat di organ jika di jantung menyebabkan gagal jantung & jika di
otak menyebabkan stroke.

Gejala tersebut merupakan gejala dari gagal jantung, pasien mengalami gagal jantung
stadium 4 karena ia sdh tidak bisa beraktifitas dengan baik.

Menurut guide line rekomendasi terapi :


acei/arb (captopril) + beta blocker kardio selektif (bisoprolol) + diuretik hemat kalium
(spironolactone) + digoksin

digoksin memiliki indeks terapi sempit sehingga perlu dimonitor interaksinya dengan
diuretik hemat kalium.
Rekomendasi terapi stroke :
- Antikoagulan : warfarin
- Antiplatelet : mencegah pembentukan trombus contoh obat clopidogrel

Stroke

3. Tromboemboli

Seorang perempuan 65 tahun dengan riwayat gagal jantung datang ke klinik dengan
keluhan nyeri dan pembengkakan bagian kaki. 2 minggu lalu pasien baru pulang dari RS
untuk rawat inap 3 hari karena gagal jantung nya. Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi,
patofisiologi, faktor resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi).
Bagaimanatatalaksana dan rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

Jawab
Heparin injeksi  jika ada gagal jantung  warfarin ( terapi pemeliharaan ) dimonitor
dengan warfarin indeks terapi sempit, banyak interaksi dengan obat lain, dan jika
warfarin meningkat menyebabkan pendarahan.
Jika keracunan obat anti koagulan dpat diberikan  asam traneksamat, asam amino
kaproat, aprotinin.

Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Exercise induced Asma

Seorang remaja laki-laki 15 tahun dibawa ke klinik oleh ibunya karena mengalami sesak
napas, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil.
Keluhan terjadi setelah pasien mengikuti turnamen olahraga di sekolahnya. Pasien
didiagnosis asma akut. Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi, faktor
resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi). Bagaimana tatalaksana dan
rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

Asma radang  penyempitan paru2 (bronkokontriksi)

First line asma : SABA (bronkodilator) (salbutamol / albuterol)  LABA (salmeterol)


 kortikosteroid (budesonid) 

Metil xantin : dapat menyebabkan takikardia, hanya digunakan ketika asma akut
(teofillin)

Efek samping kortikosteroid : kandidiasis oral


Efek samping Salbutamol/albuterol : tremor
Kekambuhan : SABA
Akut : kortikosteroid

2. COPD

Seorang laki-laki 63 tahun dengan riwayat hipertensi, asma dan perokok berat datang ke
klinik dengan keluhan sesak napas, napas pendek bila beraktivitas, sulit bernapas jika
tidur telentang. Pasien didiagnosis COPD. Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi,
patofisiologi, faktor resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi). Bagaimana
tatalaksana dan rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

COPD/PPOK  penyakit paru obstruktif kronik (genetik)


First line : LABA (salmeterol, terbutalin sulfat)

3. Asma
Seorang anak perempuan 5 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan kekampuhan
asmanya. Pasien belum pernah kontrol sejak 1 tahun lalu dan tidak minum obat asma.
Pasien didiagnosis asma exacerbasi sedang. Saat ini pasien sudah membaik dan akan
keluar dari RS. Bagaimana tatalaksana asma pada pasien tersebut?

Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Diare dan konstipasi


Seorang laki - laki 45 tahun datang ke apotek dengan keluhan konstipasi dan meminta
obat untuk mengatasi keluhannya. Riwayat pengobatan pasien:
hidrokodon/asetaminofen 10 mg/325 mg setiap 4-6 jam jika perlu untuk nyerinya,
clonidine 0,2 mg 3x1 dan HCT 25 mg 1x1 untuk hipertensinya, simvastatin 20 mg
setiap malam untuk dislipidemia, omeprazol 20 mg setiap hari untuk GERD dan
bupropion-SR 150 mg 2x1 untuk menghentikan merokoknya.
Apakah penyebab konstipasinya? = simvastatin, omeprazol Terapi nonfarmakologi
dan terapi obat apa yang tepat untuk pasien tersebut?

Terapi konstipasi  docusate, bisacodyl


Konstipasi untuk anak – anak  laktulosa ( osmosis, mengikat air)

2. Tukak lambung dan GERD


Seorang laki-laki 62 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri perut dan panas di
dada yang sering terjadi 2-3 kali dalam seminggu. Pasien mengalami penurunan
bobot badan 4,5 kg padahal tidak menjalani diet tertentu. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 5 tahun lalu, kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Pasien sedang
menggunakan obat lisinoprin/HCT 20/25 mg setiap hari, asetaminofen 500 mg jika
sakit kepala.
a. Bagaimana terapi yang tepat untuk pasien tersebut?
b. Pasien didiagnosis infeksi H pylori, bagaimana terapinya?
c. Setelah selesai terapi eradikasi H. Pylori, namun begitu selesai obatnya pasien
mengalami gatal dan bintik merah di kulitnya dan sulit bernapas. Diduga
mengalami alergi penisilin.
d. 3 bulan kemudian pasien kembali dengan gejala yang sama. Regimen terapi
apakah yang direkomendasikan untuk eradikasi H. Pylori.

GERD  katup lambung sudah longgar sehingga naik sampai ke kerongkongan

first line  antasida  H2RA (ranitidin)  PPI (omeprazole)

Jika disebabkan oleh H.pylori  ditambah antibiotik claritromycin+ metronidazole

Tukak lambung  PPI (omeprazole) untuk yang sudah akut

3. Mual dan muntah (selain post operasi atau kanker)


Seorang perempuan 27 tahun hamil trimester 1 datang ke klinik dengan keluhan
sering mengalami mual dan muntah, dan BB turun. Pasien tidak merokok. Pasien
telah menggunakan vitamin prenatal sejak sebelum hamil dan menghindari pemicu
keluhannya, makan sedikit dan sering serta menghindari makanan pedas, dan
berlemak. Namun keluhan masih sering terjadi.
a. Termasuk tipe mual dan muntah apakah pada pasien tsb
b. Terapi apakah yang direkomendasikan untuk pasien tersebut? (non farmakologi
dan farmakologi)
c. Perlukah pasien melakukan pemeriksaan medis lainnya untuk mengatasi
gejalanya?

First line ibu hamil  pyridoxine  kombinasi doxylamine / ondansentron


Kanker  ondansentron

Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Anemia
Seorang perempuan 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan letih, lemah dan
mudah lelah bila beraktivitas, pasien terlihat pucat. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit kronis, seminggu sebelumnya pasien mendapat obat antibiotik trimetoprim
untuk diarenya. Pasien didiagnosis anemia.
a. apakah penyebab anemianya?
b. Jelaskan pilihan terapinya? Non farmakologi dan farmakologi
Tergantung pasien kekurangannya apa ...

Jika pasien mens dia kekurangan zat besi

2. Gangguan koagulasi

Seorang perempuan 30 tahun dengan riwayat asma intermitten ringan, datang ke klinik
dengan keluhan pendarahan di bagian mulutnya dan mulai berkurang dengan pemberian
es batu dan air dingin di bagian mulutnya. Hasil pemeriksaan platelet 8x103/mm3.
Riwayat pengobatan saat ini albuterol inhalasi. Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.
Pasien didiagnosis ITP (immune trombositopenia purpura). Jelaskan aspek farmakoterapi
(etiologi, patofisiologi, faktor resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi).
Bagaimanatatalaksana dan rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

3. Alergi dan pseudoalergi


seorang perempuan 20 tahun dibawa ke klinik dengan keluhan luka infeksi dan nyeri
pada bagian pahanya. Riwayat penyakit pasien: hipertensi terkontrol dengan
lisinopril, insomnia diterapi dengan obat otc. Sebelum mendapat antibiotik, pasien
menyampaikan riwayat alerginya. Pasien alergi dengan penisilin, vankomisin,
clindamisin dan kodein. Reaksi alerginya sebagai berikut:
Penisilin: saat remaja menerima penisilin untuk radang tenggorokan, mengalami
kesulitan bernapas dan mendapat injeksi epinefrin dari dokternya.
Vankomisin: saat menerima obat untuk infeksi luka beberapa tahun lalu, pasien
mengalami pemerahan dan bintik merah di bagian atas tubuhnya (sekitar leher dan
bahu) yang menghilang beberapa jam kemudian namun muncul kembali ketika obat
diberikan dalam infus. Namun dengan kecepatan infus obat lebih lambat pada dosis
berikutnya, bintik merah tidak muncul.
Klindamisin: beberapa tahun lalu pasien mendapat resep sirup klindamisin. Pasien
melaporkan rasa obat yang tidak enak menyebabkan pasien muntah. Pasien
menyimpulkan dia alergi terhadap klindamisin.
Kodein: pasien menerima resep asetaminofen/kodein tahun lalu. Nyerinya berkurang.
Namun, pasien mengalami konstipasi dan harus minum laksatif seminggu.

Berdasarkan riwayat alergi pasien, apakah ada antibiotik tersebut di atas masih dapat
diberikan dengan aman untuk pasien tersebut?
Bolehkah pasien mendapat analgesik opiat untuk nyeri pada lukanya?
Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Gout artritis
Seorang laki-laki 50 tahun dengan riwayat hipertensi, hiperlipidemia dan rhinitis
alergi datang ke klinik dengan keluhan nyeri hebat pada bagian ibu jari kaki kirinya.
Keluhan ini pernah terjadi beberapa bulan lalu. Riwayat pengobatan pasien: HCT 25
mg 1x1 (patuh), amlodipin 10 mg 1x1,simetidin 300 mg saat tidur malam (self-
prescribed), loratadin 10 mg jika perlu (saat musim alergi), aspirin 325 mg 2x1 jika
perlu untuk sakit kepala (self-prescribed). Pasien didiagnosis mengalami gout akut.
a. Apakah pemicu keluhan pasien?
b. Bagaimana tatalaksana terapi keluhan pasien?
c. Terapi apakah yang direkomendasikan untuk mencegah kekambuhan gout pasien
tersebut?
2. Osteoporosis
Seorang perempuan 65 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada bagian
panggul. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan kepadatan massa
tulang. Riwayat penyakit pasien adalah rheumatoid arthritis yang terkontrol dengan
obat deksametason 5 mg 1x1., hipertensi yang terkontrol dengan amlodipin dan HCT.
Pasien didiagnosis mengalami osteoporosis.
a. apakah pemicu keluhan pasien?
b. Bagaimana tatalaksana penyakit pasien?
3. Rheumatoid artritis
Seorang perempuan 50 tahun dengan riwayat rheumatoid artritis sejak 5 tahun lalu,
yang terkontrol dengan obat Natrium diklofenak 25 mg 1x1. Datang ke klinik dengan
keluhan nyeri perut, mual, perih. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya.
pasien didiagnosis tukak lambung.
a. Apa pemicu keluhan pasien?
b. Rekomendasi terapi untuk pasien?
c. Bagaiman pilihan terapi rheumatoid artritis untuk pasien tersebut?

Menguasai tatalaksana penyakit:

1. Diabetes mellitus tipe 2


Seorang laki-laki obesitas (BMI=32) 45 tahun, dengan riwayat hiperlipidemia dan
obat rosuvastatin datang ke klinik dengan keluhan sering kesemutan, urinasi malam
hari, dan mudah lelah. Hasil pemeriksaan glukosa sewaktu 300 mg/dL. Jelaskan
aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi, faktor resiko, algoritma terapi,
monitoring dan evaluasi terapi). Bagaiman tatalaksana dan rekomendasi terapi untuk
pasien tersebut.
2. Diabetes mellitus tipe 1
Seorang anak laki-laki 10 tahun dibawa ke UGD oleh orangtuanya dengan gejala
lemah, letih, mual dan muntah, pandangan kabur. Sebelumnya pasien mengeluh
sering terbangun malam hari untuk urinasi, pasien sering makan dengan porsi lebih
banyak karena mudah lapar namun bobot badannya tidak bertambah bahkan
menurun. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu 500 mg/dL.
Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi, faktor resiko, algoritma terapi,
monitoring dan evaluasi terapi). Bagaiman tatalaksana dan rekomendasi terapi untuk
pasien tersebut.

DM 1  pankreas rusak sehingga insulin sedikit hanya bisa diobati oleh insulin

Long acting , short acting , rapid acting (sebelum makan)

DM 2  insulin resisten banyak dihasilkan tetapi tidak berfungsi

Fisrt line DM tipe 2 metformin golongan sulfonil urea

3. Gangguan tiroid
Seorang perempuan 36 tahun datang ke klinik dengan keluhan lemah, letih,
menstruasi yang lama dan banyak mengeluarkan darah, kulit kering, dan konstipasi
sejak 6 bulan lalu. Pasien menganggap keluhannya disebabkan terlalu banyak
pekerjaan dan asupan makan yang kurang baik. Namun keluhannya tidak berkurang
walaupun sudah mengkonsumsi vitamin yang mengandung zat besi. Saat ini pasien
sedang menggunakan kontrasepsi hormonal, dan kadang-kadang asetaminofen untuk
sakit kepalanya. Hasil pemeriksaan kadar TSH 12.8 mIU/L (nilai rujukan TSH: 0.5–
4.5 mIU/L or μIU/mL).Jelaskan aspek farmakoterapi (etiologi, patofisiologi, faktor
resiko, algoritma terapi, monitoring dan evaluasi terapi). Bagaimana tatalaksana dan
rekomendasi terapi untuk pasien tersebut.

Jika hipertyroid ( metabolisme cepat) intoleran dengan panas dan memerlukan PTU
dan dapat menyebabkan iskemia

Jika hipotiroid (metabolisme lambat) intoleran dengan dingin dan memerlukan


levotyroksin.  jika menggunakan levotyroxin dapat menyebabkan kehamilan jika
pasien sedang menggunakan obat kontrasepsi karena berinteraksi dengan obat KB
hormonal.

Anda mungkin juga menyukai