SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat dan tembaga (II)
tetra amin sulfat berhidrat.
II. TEORI
Senyawa kompleks dapat merupakan senyawa kompleks netral atau senyawa
kompleks ionik. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Dalam senyawa kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau
keduanya dapat merupakan ion kompleks[1].
Dalam senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks ionik, atom logam
atau ion logam disebut sebagai atom pusat, sedangkan atom yang dapat
mendonorkan elektronnya ke atom pusat disebut atom donor. Atom donor terdapat
pada suatu ion atau molekul netral. Ion dan molekul netral yang memiliki atom-
atom donor yang dikoordinasikan pada atom pusat disebut ligan[1].
Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah
ligan yang terikat erat dengan atom pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh
bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan yang
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Pada umumnya
ion logam pada ion kompleks mempunyai orbital d yang masih kosong, maka
ikatan antara ion logam dan ligan adalah ikatan kovalen koordinasi[1].
Senyawa logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa
kompleks. Sebagian besar ligan adalah zat netral atau anionik, seperti kation
tropilium juga dikenal[2].
Ligan yang terikat pada atom pusat dibagi berdasarkan kekuatannya, yaitu :
1. Ligan kuat
Ligan kuat adalah ligan yang memiliki high splitting energy sehingga jarak
tingkatan energy t2g dan eg terlalu jauh dan menyebabkan elektron tidak dapat
eksitasi ke tingkat yang lebih tinggi dan cendrung untuk berpasangan pada
level yang lebih rendah.
Contoh : CN-, CO dan en.
2. Ligan lemah
1 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
Ligan lemah adalah ligan yang memiliki low splitting energy sehingga
menyebabkan jarak tingkatan energy t2g dan eg kecil dan ligan
memilikikecendrungan untuk tidak berpasangan (paramagnetik), sehingga
disebut denganhigh spin electron.
Contoh : Cl-, I-, Br-, H2O dan F-.
Sedangkan ligan yang dibagi berdasarkan jumlah pasangan elektron yang
didonorkannya yaitu :
1. Monodentat
Ligan monodentat merupakan ligan yang mendonorkan satu pasang elektron
bebas pada atom pusat.
Contoh : NH3, H2O dan CN-.
2. Bidentat
Ligan bidentat merupakan ligan yang mendonorkan dua pasangan elektron
bebas pada atom pusat.
Contoh : etilendiamin dan asetilasetonat.
3. Polidentat
Ligan polidentat adalah ligan yang mendonorkan banyak pasangan elektron
bebas kepada atom pusat.
Contoh : EDTA[2].
Tembaga merupakan logam yang berwarna merah muda, lunak, mudah
ditempa, penghantar listrik yang baik dan tidak mudah teroksidasi. Larutan logam
CU2+ membentuk endapan berwarna biru dan larut dalam NH4OH. Selain itu juga
membentuk kompleks yang berwarna biru, tembaga (II) ammonium sulfat
berhidrat dan tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat yang juga merupakan garam
kompleks[4].
Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Kulit d
yang terisi jauh lebih efektif daripada kulit gas mulia dalam melindungi elektron s
dari muatan inti, sehingga potensial pengionan pertaman Cu lebih tinggi dari
golongan alkali. Karena elektron-elektron pada kulit d juga dilibatkan dalam
ikatan logam, panas penyubliman dan titik leleh tembaga jauh lebih tinggi dari
alkali[4].
Tembaga merupakan logam yang aktif dalam deretnya , membentuk warna
biru pada kompleks Cu(NH3)42+ berada pada daerah IR, tetapi serapannya
memanjang ke arah merah dan hingga medan yang lebih kuat. Salah satu garam
2 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
3 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
kristal yang terikat lemah pada Cu2+, sedangkan ligan bidentat etilendiamin juga
membentuk chelat Cu(CN)22+ dalam kristal biru muda dari CuSO 4.5H2O, ion
Cu(H2O)42+ adalah sebanding dan oksigen dari ion sulfat lemah, dalam hal ini
bilangan koordinasinya lemah[4].
Tembaga merupakan logam yang sudah lama digunakan . Beberapa bentuk
dari biji tembaga adalah sulfida kalkopirit (CuFeS 2), kalkosit (Cu2S), malakit
[CuCO3.Cu(OH)3] dan azurit [2CuCO3.Cu(OH)2]. Aliansi dari tembaga adalah Cu-
Sn, kuningan (Cu-Zn)[3].
Molekul air yang ke lima adalah berikatan hidrogen dengan ion sulfat dan
pada molekul air yang dikoordinasikan. Dalam garam tetra amin yang
dikoordinasikan terkristalisasi dari larutan amonium pekat, dimana 4 molekul NH 3
akan menggantikan molekul H2O pada ion tembaga(II) yang kristalnya juga
mengandung Cu(NH3)42+ dan SO42- dengan rumus Cu(NH3)4SO4.H2O,(garam tetra
amin ini mempunyai rumus yang sama dengan CuSO4.5H2O)[5].
Tembaga digunakan dalam aliasi seperti kuningan dan bercampur sempurna
dengan emas. Ia sangat lambat teroksidasi superfisial dalam uap udara, kadang-
kadang menghasilkan lapisan hijau hidrokso karbonat dan hidrokso sulfat[4].
III. PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 ALAT DAN BAHAN
III.1.1 Alat dan fungsinya
No Alat Fungsi
1 Gelas piala 250 ml Untuk wadah sampel
2 Corong Buchner Untuk penyaring larutan
3 Kaca arloji Untuk penutup gelas piala
4 Corong Untuk memasukkan larutan
5 Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan
6 Gelas ukur Untuk mengukur volume sampel
7 Lumpang Untuk menghaluskan sampel
4 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
5 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
6 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
CuSO4.5H2O-dan
ditimbang masing-masing
(NH4)2SO4
10 gram
- dilarutkan dalam 16 ml air panas dalam gelas piala
- ditutup dengan kaca arloji
Hitung
III.3.2 Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat
rendem
- 2O
CuSO4.5H ditimbang sebanyak 6,25 gram
- dihaluskan dengan lumpang
- dilarutkan dengan 6 ml H2O dan 10 ml amoniak p.a
- ditambahkan dengan 10 ml alkohol 96 % sambil
diaduk
- diamkan sebentar
- dinginkan dengan mencelupkan gelas piala kedalam
air es
Endapan
- disaring dengan kertas saring
- dicuci kristal dengan campuran amoniak p.a dan
alcohol 96 %
- dikeringkan
Hitung
rendem
7 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
1
2
4
Keterangan :
1. Kertas saring
2. Corong
3. Gelas piala
4. Gelas ukur
8 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
9 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
III.2 Perhitungan
A. Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat
Reaksi :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O → Cu(NH4)2(SO4)2.. 6H2O
massa 5 gram
Mol CuSO4.5H2O = =
Mr 249,69 gram/mol
= 0,02 mol
Mol CuSO4.5H2O ~ mol Cu(NH4)2(SO4)2.. 6H2O
Massa teori Cu(NH4)2(SO4)2.. 6H2O = mol x Mr
= 0,02 mol x 399,54 gram/mol
= 7,99 gram
massa percobaan
Rendemen = x 100 %
massa teori
7, 78 gram
= x 100 %
7, 99 gram
= 97,36 %
massateori−mass percobaan
% kesalahan = x 100 %
massa teori
7, 78−7 , 99 gram
= x 100 %
7, 99 gram
= 2,6 %
massateori−mass percobaan
% kesalahan = x 100 %
massa teori
3, 069−2,79 gram
= x 100 %
3, 069 gram
=9%
10 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
11 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
12 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
3 Endapan disaring dan dikeringkan Kristal biru muda Penyaringan dilakukan untuk
memisahkan antara endapan dengan filrat
dan dikeringkan agar air yang masih ada
pada Kristal menguap
13 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
3. Larutan disaring dan dicuci Kristal berwarna biru tua Penyaringan dilakukan untuk
dengan campuran NH4OH dan memisahkan endapan dengan filrat.
alkohol 1:1. Kemudian endapan Kemudian dicuci untuk memurnikan
dikeringkan endapan
14 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
2+
NH4 dengan rendemen sebesar 97,36%.
Cu O Hasil yang didapatkan cukup
NH4 O S O .SO42-.6H2O
memuaskan. Kesalahan yang terjadi
O pada saat praktikum yaitu
Hibridisasi terjadinya penguapan saat
Cu: [Ar] 3d9 4S2 4P0
29
Cu2+: [Ar] 3d9 4S0 4P0 pendinginan.
3d 4s 4p
Hibridisasi Setelah Pengikatan Ligan
15 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
16 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
5.2 Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan mengenai pembuatan tembaga (II)
ammonium sulfat berhidrat yang merupakan garam sederhana dan tembaga (II)
tetra amin sulfat berhidrat yang merupakan garam kompleks. Bahan dasar yang
digunakan untuk pembuatan kedua garam adalah CuSO4.5H2O sebagai sumber
dari Cu2+ yang merupakan kation dari garam sederhana dan sebagai atom pusat
pada garam kompleks.
Pada proses pembuatan tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat,
CuSO4.5H2O berperan sebagai sumber atom pusat Cu2+ dan sumber pasangan
elektron bebas adalah (NH4)2SO4. Dalam pembuatan garam tembaga ini,
CuSO4.5H2O (padat) dan (NH4)2SO4 dilarutkan dengan air panas yang tujuannya
adalah untuk mempercepat larutnya kedua zat. Pada saat proses pelarutan larutan
ditutup dengan kaca arloji untuk menghindari penguapan NH4+ dari (NH4)2SO4
yang bersifat volatil sehingga tembaga (II) ammonium sulfat hidrat yang
terbentuk maksimal. Kemudian dilakukan pendinginan agar kristal tembaga (II)
ammonium sulfat berhidrat cepat terbentuk, proses ini disebut dengan
rekristalisasi. Sedangkan proses pengeringan bertujuan agar senyawa yang tidak
diinginkan menguap.
Pada proses pembuatan tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat, bahan dasar
CuSO4.5H2O (padat) digerus terlebih dahulu hingga menjadi serbuk yang halus,
tujuannya adalah untuk memperbesar luas permukaan senyawa sehingga
mempermudah terjadinya reaksi dan memudahkan tembaga larut. CuSO 4.5H2O
dilarutkan dengan campuran akuades dan amonial p.a, karena NH 3 akan menjadi
sumber ligan pada pembuatan garam kompleks tembaga (II) tetra amin sulfat
berhidrat. Larutan ditambahkan alkohol 96 % untuk menarik air. Pada saat
penambahan amoniak p.a, larutan ditutup alumunium voil atau kaca arloji untuk
menghindari penguapan NH3 dari amoniak p.a. Dan kemudian dilakukan proses
rekristalisasi setelah terbentuk endapan pada saat penambahan alkohol, dimana
proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan air es agar kristal tembaga
(II) tetra amin sulfat berhidrat cepat terbentuk. Pada pembuatan garam kompleks
tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat dilakukan pencucian dengan amoniak p.a
17 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
karena alkohol untuk menguji apakah masih ada Cu2+ yang belum berikatan
dengan NH3.
Berdasarkan dari hasil perhitungan rendemen yang didapatkan pada
pembuatan tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat adalah 92,88 % dengan berat
kristalnya 14,88 gram dan persen kesalahannya adalah 7,119 %, sedangkan
rendemen dari pembuatan tembaga (II) tetra amin sulfat berhidrat adalah 76,16 %
dengan berat kristalnya 4,675 gram dan persen kesalahan adalah 23,83 %.
Rendemen yang didapatkan lebih dari 50 %, percobaan ini dapat dikatakan
berhasil.
18 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
VI.2 Saran
Agar pada praktikum selanjutnya hasil yang didapatkan lebih baik maka untuk
praktikan selanjutnya isarankan agar :
a. Lebih teliti dalam penimbangan/pengambilan bahan-
bahan yang digunakan
b. Lakukan proses pelarutan dan pengenceran dengan
baik/sempurna
c. Pahami prinsip dan prosedur kerja sebelum melakukan
percobaan dan lain-lain
19 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
+2
H4N O O
Cu S
b. Cu(NH3)4SO4.H2O
+2
H3N NH3
Cu
H3N NH3 SO42- . H2O
20 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
DAFTAR PUSTAKA
1. Vogel. 1985. Analisis Kimia Anorganik Makro Dan Semimikro.PT.
Kalmirin Media Pustaka :Jakarta.
21 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
Larutan
Kristal
22 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
23 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016
24 OBJEK III
TEMBAGA (II) AMMONIUM SULFAT BERHIDRAT
DAN TEMBAGA (II) TETRA AMIN SULFAT BERHIDRAT