Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TRANSMISI

MODULASI PAM (PULSE AMPLITUDO MODULATION )

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Nashrullah Riandani

NIM : 3.33.16.1.15

Kelas : TK-2B

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
DASAR TEORI :

Pulse Amplitude Modulation

Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara,


misalnya dalam jalur telepon dan informasi lainnya.Tetapi system analog semakin
hari semakin terasa kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan
sambungan serta jauhnya jarak antara pemancar dan penerima.

Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting yaitu:
1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses.
Frekuensi sinyal sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan
fm adalah sinyal informasi yang akan disampling
2. Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan
membawa sinyal tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.
3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu
sesuai dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud
Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis
sinyal yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan
proses pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa.
Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan
langkah pertama dengan cara membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator
dengan mengatur lebar pulse (To) secara diskret. Namun selanjutnya perlu dipahami
bahwa ternyata bentuk sinyal PAM yang dihasilkan adalah:
 Sinyal PAM adalah berbentuk diskrete pada kawasan waktu dan kontinue
Levelnya
 Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni
berbentuk sinyal digital

Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai karena
bentuk karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan terhadap error
karena faktor kekontinuitasanya. Pada dasarnya, bentuk umum dari sebuah sinyal
PAM adalah merupakan perkalian dari sebuah sinyal sinus kontinue S(t) dengan
sebuah sinyal pulsa diskrit Sp(t) dengan:
S(t) = A cos (2?fs t)
SPAM (t) = k s(t) sp (t) di mana:
K = konstanta pengali
S(t) = sinyal informasi kontinue
Sp(t) = sinyal pulse diskret
Pada sebuah blok diagram PAM Modulator, akan terdiri dari bagian Low Pass
Filter yang akan melewatkan frekuensi di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang
akan menjumlahkan sinyal informasi hasil pemfilteran dengan sinyal pulsa yang
dibangkitkan dari generator pembangkit pulsa (G) yang ada di bagian bawah. Bagian
lain yang ada pada sebuah PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan memproses
sinyal hasil sampling menjadi sinyal tercuplik yang dimemory serta bagian
sinkronisasi clock yang terhubung ke masing-masing bagian trainer.
Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator sinyal pulsa akan dibangkitkan
dengan mengatur frekuensi sampling dan nilai . Nilai merupakan perbandingan antara
periode sinyal bagian atas dengan periode sinyal keseluruhan bagian bawah. Jika nilai
frekuensi sampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya sinyal informasi yang
akan disampling tidak terwakili semuanya, akibatnya hasil keluaran sinyal PAM
menjadi cacat.

Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi continue f(t) tidak
mengandung frekuensi lebih besar daripada f (Hz), maka level-level dari fungsi itu
dapat digambarkan dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang dari
f/2detik. Berarti jika spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensinya
sebesar f/Hz dan jika frekuensi sampling sekurang-kurangnya 2f, tidak ada informasi
yang hilang dalam proses sampling itu
Dalam prakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF sehingga
frekuensi tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analog yang telah difilter ini
kemudian disampel oleh pulsa periodic dengan frekuensi sample sebesar 2 f.
Hasilnya adalah sinyal PAM.

I. ALAT DAN BAHAN


a. Power Supply 15 Volt
b. Modulator PAM, Delta
c. Function Generator
d. Osciloscop
e. Kabel BNC to buaya
f. Kabel buaya
g. Kabel power
h. Multimeter Digital
i. Kabel jumper
II. GAMBAR RANGKAIAN
III. LANGKAH KERJA
1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar rangkaian 1.
2. Mengeset Fungction Generator pada gelombang sinus 1Khz, 5 Vpp.
3. Amatilah bentuk sinyal pada
a. Titik 1
b. Titik 2
c. Titik 3
d. Titik 4
e. Titik 5
4. Amati bentuksinyal – sinyal tersebut pada Oscilloscope.

IV. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1.Hasil dari percobaan rangkaian Modulasi PAM

GAMBAR KETERANGAN OSCILOSCOPE


Sinyal di titik 1 Frekuensi = 3,8 KHz
Vpp =5V

Sinyal di titik 2 Frekuensi = 3,4 KHz


Vpp =5V
Sinyal di titik 3 Frekuensi = 3,12 KHz
Vpp =5V

Sinyal di titik 4 Frekuensi = 3,4 KHz


Vpp =5V

Sinyal di titik 5 Frekuensi = 3,8 KHz


Vpp =5V

V. ANALISIS
Pada praktikum kali ini adalah tentang praktikum modulasi PAM. Function generator
diatur untuk menghasilkan sinyal frekuensi 1Khz dengan sinyal berbentuk pulsa.Sinyal ini
digunakan sebagai sinyal informasi. Untuk power supply diatur pada tegangan 15 volt.

Pada percobaan pertama, yaitu dengan rangkaian filter sebagai output yang
dibandingkan dengan sinyal input dari sinyal function generator. Filter ini hanya melewatkan
sinyal yang berada di bawah frekuensi 3,4 kHz. Dikarenakan filter ini merupakan filter aktif
maka bersifat menguatkan sinyal input. Berdasarkan pengamatan, sinyal input sebesar 5 Volt
dengan frekuensi 1KHz. Penguatan amplitudonya mencapai dua kali lipat dari sinyal input,
sinyal input dan outputnya berbentuk sinyal sinusoidal ,gambar sinyal input ini terlihat pada
Sinyal di titik1. Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi

Pada percobaan kedua yaitu dengan rangkaian sampling sebagai output yang
dibandingkan dengan sinyal input dari sinyal function generator. Sampling menghasilkan
sinyal output yang dikalikan antara sinyal dari filter dan sinyal input dan sinyal clock
generator PAM sebesar 1 kHz. Sehingga disebabkan sinyal yang tampak berbentuk sinyal
filter yang dipotong berdasarkan sinyal dari clock generator dengan besar amplitudo seperti
sinyal output filter.

Pada percobaan ketiga yaitu dengan rangkaian clock generator PAM. Rangkaian ini
digunakan untuk mengalikan sinyal output filter sehingga menghasilkan sinyal output
sampling. Kualitas sinyal dari rangkaian PAM ditentukan oleh frekuensi clock generator ini.
Semakin tinggi nilai frekuensi clock generatornya maka kualitas sinyal akan semakin baik.
Dikarekanan sample yang diambil semakin banyak maka hasilnya akan semakin akurat dan
baik.

Pada Gambar Sinyal di titik 4 amplitudonya menjadi lebih besar. Ketika sinyal tersebut
sudah ditahan oleh Hold, kemudian sinyal tersebut akan di Stop oleh Pulse Stopper pada titik
5 terlihat.

VI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. PAM adalah merubah amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa (diskrit) yang
perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan dikirimkan
2. Sinyal yang dikirim oleh PAM ke tujuan adalah sinyal sampling.
3. Merubah amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa (diskrit) yang
perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan
dikirimkan ketempat tujuan

Anda mungkin juga menyukai