METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan kegiatan observasi dengan cross sectional dimana data akan
diperoleh dari pengisisan kuesioner PSQI dan pengujian serum darah mahasiswa shift B1
angkatan 2013 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Kriteria inklusi:
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa shift B1 angkatan 2013 Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran yang sampel ujinya dapat diambil guna penelitian.
Kriteria eksklusi:
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa shift B1 angkatan 2013 Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran, mahasiswa yang sampel ujinya tidak dapat diambil
misalnya karena konsumsi obat secara rutin dan konsumsi obat 1-3 hari sebelum
pengambilan sampel, dan mahasiswa yang menderita penyakit hepatitis.
SGOT
SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase) adalah suatu enzim yang terdapat
di dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati. SGOT adalah salah satu enzim lainnya yang
memberikan pertanda pada kerusakan hati, karena adanya peningkatan aktivitas enzim-enzim
dalam serum. Nilai normal SGOT (370C) dalam serum adalah sebagai berikut (International
Federation of Clinical Chemistry, 1986):
Laki-laki : < 37 U/1
Perempuan : < 31 U/1
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet piston
3. Beaker glass
4. Spektrofotometer
5. Sentrifuga
6. Spuit 3ml
b. Bahan
1. Bahan pemeriksaan (sampel): serum, heparin atau EDTA Plasma
2. Alkohol 70%
3. Reagen:
Kit yang digunakan ialah LiquiMAX SGPT (ALT) IFCC Method dibuat oleh
Avecon Healthcare Pvt, Ltd.
Reagen 1
a. L-alanine 500 mmol/L
b. TRIS buffer pH 7,5 250 mmol/L
c. LDH > 5000 U/L
Reagen 2
a. 2-oxoglutarate 20 mmol/L
b. NADH 0,25 mmol/L
c. Azide 0,1 %
3.8.1.2. Prosedur
a. Preparasi
4 bagian Reagen 1(800 μL) dicampurkan dengan 1 bagian Reagen 2 (200 μL),
total menjadi 1 mL. Selanjutnya disebut Monoreagen, inkubasi selama 1 menit.
b. Pengujian
Blangko Pengujian
Monoreagen 1 mL 1 mL
Serum - 100 μL
Aquades 100 μL -
Pengujian dilakukan selama 4 menit pada suhu 37 oC dengan rincian :
A0 : setelah inkubasi 1 menit, pembacaan spektrofotometer menit ke 0
A1 : pembacaan spektrofotometer setelah 1 menit
A2 : pembacaan spektrofotometer setelah 2 menit
A3 : pembacaan spektrofotometer setelah 3 menit
Seluruh pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 340 nm.
c. Perhitungan Kadar SGPT
Aktivitas SGPT diukur dengan rumus :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝐺𝑃𝑇 (𝑈⁄𝐿) = ∆𝐴⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 × 𝑇𝑓
Keterangan:
A = Absorbansi
Faktor = 1746 untuk panjang gelombang 340 nm
Tf = factor temperature 1 untuk suhu 37 0C
b. Bahan
1. Bahan pemeriksaan (sampel): serum, heparin atau EDTA Plasma
2. Alkohol 70%
3. Reagen :
Kit yang digunakan ialah LiquiMAX SGOT (AST) IFCC Method dibuat oleh
Avecon Healthcare Pvt, Ltd.
Reagen 1
a. L-aspartate 250 mmol/L
b. TRIS buffer pH 7,65 100 mmol/L
c. MDH > 550 U/L
d. LDH > 700 U/L
Reagen 2
a. 2-oxoglutarate 10 mmol/L
b. NADH 0,2 mmol/L
3.8.2.2. Prosedur
a. Preparasi
4 bagian Reagen 1(800 μL) dicampurkan dengan 1 bagian Reagen 2 (200 μL),
total menjadi 1 mL. Selanjutnya disebut Monoreagen, inkubasi selama 1 menit.
b. Pengujian
Blangko Pengujian
Monoreagen 1 mL 1 mL
Serum - 100 μL
Aquades 100 μL -
Pengujian dilakukan selama 4 menit pada suhu 37 oC dengan rincian :
A0 : setelah inkubasi 1 menit, pembacaan spektrofotometer menit ke 0
A1 : pembacaan spektrofotometer setelah 1 menit
A2 : pembacaan spektrofotometer setelah 2 menit
A3 : pembacaan spektrofotometer setelah 3 menit
Seluruh pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 340 nm.
e. Bahan
Bahan penelitian berupa data primer yang diperoleh dari responden.
3.8.3.2. Prosedur
Data dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner PSQI kepada responden.
Kuesioner tersebut akan diisi sendiri oleh responden berdasarkan petunjuk yang ada dan panduan
dari peneliti.
Kemudian hasil dari 7 komponen penilaian di jumlahkan dan apabila < 5 dikategorikan
kualitas tidur baik, dan apabila > 5 dikategorikan kualitas tidur buruk.
Analisis korelasi dilakukan dengan tujuan untuk mencapai derajat hubungan antara variable
bebas dengan variable terikat. Dalam penelitian ini digunakan analisiskorelasi Jaspen.
Korelasi Jaspen digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variable X dan variable
Y, dimana salah satu skala pengukurannya mempunyai tingkat pengukuran ordinal dan satu lagi
interval. Derajat hubungan tersebut dinyatakan dengan koefisien dengan rumus sebagai berikut:
𝑘
(𝑂𝑏 − 𝑂𝑎 )2
𝑟 = 𝑟𝑀 √∑[ ]
𝑝
𝑖=1
(Nirwana, 1994).
Keterangan:
𝑟𝑀 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐽𝑎𝑠𝑝𝑒𝑛
P = proporsi atau persentase
𝑂𝑏 = 𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝑂𝑎 = 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑂𝑏
Terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi Jaspen dengan rumus:
̅𝑖 (𝑂𝑏 − 𝑂𝑎 )
∑𝑘𝑖=1 𝑌
𝑟𝑀 =
𝑂 −𝑂 )
𝑆𝑌 ∑𝑘𝑖=1 [ 𝑏 𝑝 𝑎 ]
Keterangan:
𝑟𝑀 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐽𝑎𝑠𝑝𝑒𝑛
P = proporsi atau persentase
𝑂𝑏 = 𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝑂𝑎 = 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑂𝑏
̅𝑖 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑌
K = banyaknya butir pertanyaan
𝑆𝑦 = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
Koefisien korelasi r menunjukan derajat korelasi antara variable bebas dengan variael
terikat adalah:
−1 ≤ 𝑟 ≤ 1
Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada di antara -1 dan +1. Untuk
bentuk/arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam positif (+) dan negatif (-).
Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. artinya
jika variabel yang satu naik/turun maka variabel yang lainnya juga naik/turun. Semakin
dekat nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat korelasi positifnya (hubungan searah).
Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif, artinya
jika variabel yang satu naik/turun maka variabel yang lainnya akan naik/turun. Semakin
dekat nilai koefisien korelasi ke -1. semakin kuat korelasi negatifnya (hubungan tidak
searah).
Jika koefisien korelasi bemilai 0 (nol) maka variabel tidak menunjukkan korelasi.
Untuk menentukan keeratan hubungan/korelasi antarvariabel tersebut, berikut ini
diberikan nilai-nilai dari KK sebagai patokan.
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya koefisien Klasifikasi
0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0.299 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.70-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangtat kuat
Sumber: Sugiyono (2005)
3.10. Alur penelitian
Alur penelitian
Sentrifugasi
Analisis data
Simpan pada suhu 4°C
Kualitas tidur
Ambil ¼ sampel
Uji statistika
Analisis Data
Interpretasi hasil
Daftar pustaka
International Federation of Clinical Chemistry (IFCC). 1986. IFCC Methods For The
Measurement Of Catalytic Concentrations Of Enzymes. J. Clin. Chem. Clin Biochem. 24:
497.
Kuntz, E., and Kuntz, H.D. 2008. Hepatology, Principles and Practice 3rd Edition. Berlin:
Springer Medizin Verlag.
Nirwana SK. Sitepu, 1994, Analisis Jalur (Path Analysis),Unit Pelayanan Statitika Jurusan
Statistika, Bandung : FMIPA UNPAD.
Prodia. 2013. Pengambilan Darah – Laboratorium Klinik Prodia. Tersedia di prodia.co.id/tips-
kesehatan/pengambilan-darah/pdf [Di akses tanggal 6 Maret 2016].
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kelima. Bandung : CV. Alfabeta.
LAMPIRAN
Petunjuk:
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kebiasaan tidur anda hanya pada
bulan yang lalu.
Isi setiap pertanyaan dengan lengkap dan jelas
Untuk soal pilihan, berilah ( √ ) pada kolom yang disediakan
Untuk soal isian, jawablah pertanyaan pada tempat yang disediakan
Jika ada yang kurang jelas, saudara bisa menanyakannya kepada peneliti
Nama :
NPM :
Umur :
Jenis kelamin :